Beginning of the End | Attack...

Av CIA395

23.1K 3.4K 365

- End - . . . Budayakan baca deskripsi sebelum membaca! :) Biar nggk salah lapak :D •°•°• Ash yang sedang ber... Mer

| Prolog |
| 1 |
| 2 |
| 3 |
| 4 |
| 5 |
| 6 |
| 7 |
| 8 |
| 9 |
| 10 |
| 11 |
| 12 |
| 13 |
| 14 |
| 15 |
| 16 |
Not Up! Just Promotion New FF!✨
| 17 |
| 18 |
| 19 |
| 20 |
| 21 |
| 22 |
| 24 |
| 25 |
| Special Chap! |
Announce‼️

💤 23 💤

398 45 15
Av CIA395

Warn!! Panjang, GJ, TYPO, Gajelas, Semprawut, dsb

"Tangaku pegal, sampai kapan aku harus mengkabedon Heichou, na Cia san?"

"Na Cia sampai kapan aku harus seperti ini ne!" Rengek Ash, 'Tanganku pegal༼;'༎ຶ ۝ ༎ຶ༽' batinnya dengan tangan gemetar

'Apalagi sesekali terdengar bisikan aneh seperti, nanggung amat dah dorong ae dorong, kalau pegal lepaskan saja jangan ditahan🌚' batin Ash sedikit begidik dan bingung

"Nee!! Cia sann!!༼;'༎ຶ ۝ ༎ຶ༽"

"E- etto.."

Uhum!

"Sampai kapan juga aku harus begini..

"Wajahku mulai kaku, ne Cia sampai kapan aku harus begini hm?"

Gulp-

"K- khun.."

"Gome--"

"Oy, bagaimana denganku?"

"Sampai kapan aku harus bertengger dipundaknya.."

"Etto Kuro chan aku tidak keberatan ko--"

"Diam Satoru"

"..."

"Cia chan?" Tanya Kuro dengan senyuman 'manis'nya

"Gehh kowai yoo, kemana kuro chan yang imut pergi.."


"Zzz"

"Dan sampai kapan juga dia akan kau buat 'tertidur' ?" Ucap Ash, Khun, dan Kuro bersamaan

"..."

💤

Gomen, padahal niatnya 'niat' pengen up masing masing book setidaknya seminggu 1x tapi ujungnya.. hehe

Plak!

"Hehe pala kau"

"Kuro hidoi na"

"Kuro chan kau tidak boleh seperti itu loh, bagaimana kalau nanti Cia memotong gajimu?" Bisik Gojo

"Betul betul betul bagaimana kalau aku memotong gajimu Kuro cha-- gomen" //hiks dipelototin Kuro ༎ຶ‿༎ຶ

Yah, intinya maaf banget suka php mau update cepet tapi kadang ngetik juga butuh mood, kalo nggak mood alur yang amburadul jadi tambah amburadul kan bahaya mending unpub sekalian dari pada ntar malah ujungnya ngecewain kalian nggak sesuai atau alurnya gajelas dll

"Alurnya emang pada gak jel- hmmp ump!"

"Kau bilang sesuatu Kuro?"

"Ump! Hmmp!"

"Lanjutkan saja Cia chan, sepertinya Kuro lapar haha" tawa Gojo membungkam mulut Kuro

Yah intinya maaf banget booknya pada gantung dan suka berenti ditengah jalan hehe jangan bosen bosen meski jarang up ya hehe dan makasih banyak yang udah baca vote and komen mood booster banget klo lagi cape abis banyak kegiatan lope sama kalian banyak banyak :3

"Yok perwakilan dari setiap book juga minta maaf ke reader dong"

"Lah kok--"

"..."

"Haik" jawab mereka bertiga serentak (-m/n)

"Maafkan autor sengklek kang php ini ya, reader san!" Ucap mereka bertiga serentak

"

Gomen minna san, Kuro chan sedang ngambek karena tubuhnya encok bertengger terus dipundakku.. padahal aku tidak keberatan psst Cia chan lebih lama lagi juga tidak apa apa"

"Roger"

"..." -Kuro

"Becanda elah"

"Gyaa! Cia san kenapa kau pakai foto itu aaaaaaa!!!!!! (>//o//< )"

"Zzz.."



























💤 Happy reading 💤

••

|Key of the end|

°°°
Hajime Isayama © SnK
Akimi Yoshida © Ash [Banana Fish]

°°°
OOC, OC, Shounen Ai, GJ
Typo

°°°
|Story by me|

••

Brak!

"..apa yang sedang kalian berdua lakukan?" Shocknya melihat Ash yang sedang mengkabedon Levi dengan jarak wajah yang hanya berjarak beberapa cm

"..."

"Oh! Mike san..? Ada apa? Apa mereka sudah berhasil menemukan pelakunya?" Kejut Ash menoleh untuk melihat sosok yang menggebrak pintu

"Tidak, mereka belum menemukan prajurit yang menggunakan manuver gear tanpa ijin. Dan aku disini untuk memanggil kalian berdua karena Erwin ingin menjelaskan mengenai perekrutan prajurit baru juga misi yang akan kita lakukan setelahnya"

-

"Perhatian! Para kadet berbarislah didepan panggung!" Intruksi salah satu prajurit kepada para kadet yang sudah berkumpul ditempat dimana mereka memutuskan akan bergabung antara Survey Corps, Garnisun, atau Polisi Militer

Drap! Drap!

Tap! Tap! Tap!

"Berbarislah didepan panggung!"

"Namaku adalah Erwin Smith, Komandan dari Pasukan Survey Corps. Hari ini kalian akan memilih pasukan kalian, jujur saja aku ingin membujuk kalian agar mau bergabung dengan Survey Corps. Selama penyerangan Titan saat penutupan Trost, kalian sudah tahu betapa mengerikannya mereka dan betapa terbatasnya kekuatan kalian.. tapi pertarungan ini juga telah membawa umat manusia selangkangan lebih maju menuju kemenangan yang belum pernah kita impikan karena keberadaan Eren Jaeger, dengan mempertaruhkan nyawanya sendiri dia sudah membuktikan dan tidak diragukan lagi kalau dia berada dipihak umat manusia. Dengan bantuannya kita tidak hanya bisa menghentikan penjajahan Titan, tapi kita juga memungkinkan untuk dapat mengetahui mereka lebih jauh!"

"!?"
Cengang para kadet yang mendengar penjelasan Erwin

"Kami yakin ada ruang bawah tanah didalam rumah Eren Jaeger yang berada di Shiganshina yang mungkin memiliki jawaban mengenai keberadaan Titan yang meneror kita selama ini, jika kita bisa sampai keruang bawah tanah itu kita mungkin saja akan menemukan petunjuk untuk menghentikan penjajahan Titan sekaligus asal muasal mereka"

"Ruang bawah tanah..?"
"Kita.. sudah sampai sejauh ini?"
"Jika kita tahu siapa dan asal muasal mereka kita akan bisa mengakhiri semua teror ini!"
Ricuh gumam para kadet yang saling berbisik satu sama lain mengenai informasi yang baru saja mereka dengar dari komandan pasukan pengintai.

"Tujuan kita adalah ruang bawah tanah di Shiganshina, tapi untuk melakukannya kita harus merebut kembali Wall Maria yang artinya tujuan kita tidaklah berubah"

Petra dan Mike maju keatas panggung untuk memperlihatkan peta rincian rencana perebutan Wall Maria dan distrik Shiganshina

"Karena gerbang Trost tersegel, kita harus memutar melalui Karanes dari timur. 4 tahun perjalanan kami selama ini telah mengorbankan banyak nyawa, sudah lebih dari 60% anggota pasukan pengintai telah meninggal.. 60% dalam 4 tahun! Tidak bisa dibayangkan.. siapapun yang bergabung nantinya akan ikut bersama kami dalam ekspedisi diluar dinding yang akan dilakukan beberapa hari kedepan dan diperkirakan 30% pasukan nantinya mungkin tidak akan pulang dengan selamat" lanjut Erwin, para kadet yang mendengar perkataan terakhir Erwin mulai gusar, gaduh, dan takut beberapa dari mereka bahkan mengingat kembali bagaimana para menangkap dan memakan teman mereka.

"Tapi mereka yang selamat akan menjadi seorang prajurit yang kuat dengan tingkat keselamatan tinggi. Dengan kenyataan seperti ini siapapun yang masih ingin mempertaruhkan nyawanya tetap disini, tanyakan pada diri kalian sendiri apakah kalian bersedia memberikan hidup kalian untuk umat manusia! Cukup sekian, siapa saja yang ingin bergabung dengan pasukan lain silahkan untuk pergi dari dari sini"

"Danchou, apa anda tidak terlalu menakut-nakuti mereka? Mereka semua bisa pergi.." gusar salah satu pasukan pengintai setelah Erwin menyelesaikan pidatonya, khawatir jika nanti tidak akan ada satu pasukan pun yang akan bergabung dengan pasukan pengintai

Dan yang dikhawatirkan prajurit tadipun terjadi, para kadet berbondong meninggalkan tempat mereka berdiri yang artinya mereka tidak ingin bergabung dengan pasukan pengintai.. hanya saja perkiraan prajurit tadi juga sedikit meleset karena beberapa kadet masih ada yang tidak bergerak pergi dari tempat mereka berdiri

"Apa kalian bersedia untuk mati?" Tanya Erwin pada para kadet yang sepertinya sudah memantapkan hati dengan berdiri diam ditempat yang berarti sudah memutuskan untuk bergabung dengan pasukan pengintai

"Saya tidak ingin mati!" Teriak salah satu kadet

"Begitu ya, aku suka ekspresi wajah kalian" gumam Erwin mengulas senyum tipis, "Selamat datang di Pasukan Pengintai! Ini adalah pengorbanan sejati, shinzo wo sasageo!!" Lanjut Erwin berteriak diakhir dengan sikap tegap dan hormat ala prajurit, yaitu tangan kanan mengepal dibagian dada (jantung) dan tangan kiri mengepal dibelakang punggung

"HA!" Teriak dan sikap hormat para kadet secara serentak

Deg deg deg
"Aku takut.."
"Ukh.."
Gumam beberapa kadet ketakutan hingga beberapa dari mereka tubuhnya sampai bergetar, meski sudah memantapkan hati untuk tinggal dan bergabung dengan pasukan pengintai mereka tetap khawatir, cemas, dan takut mengingat betapa mengerikannya para Titan yang sudah mereka lihat saat penutupan Trost.

Namun beberapa dari mereka juga ada yang berdiri dengan gagah berani tanpa gentar sedikitpun (yang kalian pasti tau siapa wkwk)

"Kalian hebat dapat menahan rasa takut kalian, kalian adalah prajurit yang gagah berani.. aku menghargai kalian semua" ucap Erwin tersenyum bangga

- Skip keesokan harinya -

"Bersiap!"

Zreg!

"Aku adalah ketua regu Ness dan ini adalah kudaku Shallot" ucap prajurit dengan kain putih yang diikat dijadikan topi dikepalanya yang bernama Ness sambil sesekali sengusap kuda coklat disampingnya yang bernama Shallot,

"Dia kadang senang mengunyah rambut, jadi berhati-hatilah jika kalian tidak mau menjadi gundul dan senang bertemu dengan kalian semua!"

Latihan para anggota baru dimulai keesokan harinya, dan dari pada latihan praktek mereka lebih diperuntukkan pada penjelasan untuk mengingat formasi jarak jauh yang telah disiapkan oleh Erwin pada ekspedisi yang akan datang.

'Anehnya, meski semua formasi itu sudah sangat jelas tetapi posisi Eren dan Ash tidak ada di manapun.. atau mungkin juga mereka berdua mendapat misi khusus..' batin Armin sambil sesekali mencatat penjelasan dari Ness yang sedang berdiri didepan dan menjelaskan strategi ekspedisi pada para anggota baru

- Skipeu -

"Eh Ash tidak ikut dalam ekspedisi kali ini?" Tanya Armin pada Eren yang tidak sengaja bertemu saat ia dan yang lain sedang pulang menuju asrama tempat para anggota baru tinggal

"Iya, kalian juga pasti tau kan saat penutupan Trost Ash terlalu memaksakan dirinya hingga salah satu kakinya terkilir, lengannya retak, dan kudengar tulang rusuknya juga beberapa ada yang retak" jelas Eren kembali mengingat saat Ash berada digenggaman titan abnormal, "Juga dengan banyaknya goresan yang hampir ada di seluruh tubuhnya, jadi Danchou dan Heichou memutuskan Ash tidak akan ikut untuk ekspedisi mendatang dan fokus dalam pemulihan meski dia sempat melawan.."

Flashback

"Aku sudah baik-baik saja Danchou, Heichou jadi izinkan aku untuk ikut dalam ekspedisi

"Luka-lukamu belum sepenuhnya sembuh" ucap Levi menunjuk perban yang masih melilit dibeberapa bagian tubuh Ash dengan tatapan matanya

Ash yang mengerti maksud tatapan Levi langsung menimpali, "Ini hanya pajangan saja Heichou aku sudah sepenuhnya pulih!" Ash mengangkat dan memperlihatkan otot lengannya 💪 ingin menunjukkan bahwa dia sudah baik-baik saja namun Hanji dengan sengaja menyentuh tubuh bagian tulang rusuk Ash

"Ack, Hanji san?"

"Lihat, kau belum sepenuhnya pulih Ash berhenti memaksakan dirimu dan istirahatlah.. oh tunggu kalau kau tetap memaksa ingin ikut aku akan memberimu satu pekerjaan yang sangat penting" Hanji dengan perlahan memegang kedua pundak Ash mengarahkan pandangan Ash hingga mereka saling berhadapan dan menatap satu sama lain

Gulp-

'Entah mengapa firasatku tidak enak'

"Tugasmu hanya berdiri dan memancing pada titan, tenang saja aku akan mengikatmu diatas pohon yang cukup tinggi-!!" Ucap Hanji sedikit berteriak dengan muka sedikit memerah karena semangat saat membayangkan Ash akan memancing para titan dan mereka berhasil menangkap titan yang nantinya untuk menggantikan Sawney dan Bean yang sudah tidak ada

Plak!

"Berisik kuso megane" malas Levi menggelar kepala belakang Hanji

"Aku mengerti"

"..."

"Baguslah" ucap Erwin sambil tersenyum

'Tatapan itu.. haah.. benar-benar tidak berubah sedikitpun' batin Levi

Flashback off

"Begitu"

"Iya, dan entah mengapa dia tiba-tiba menurut diakhir tapi aku juga senang kalau Ash tidak ikut itu artinya dia tidak akan memaksakan dirinya lagi dan terluka" ucap Eren tersenyum lembut

"Yo, Eren"
"Lama tidak bertemu!"
Ucap Connie dan Krista bergantian

"Eh? Kalian juga disini? Tapi jika kalian disini bukan berarti kalian semua bergabung dengan pasukan pengintai kan?"

"Apa ada alasan lain kenapa kami disini?" Jawab Connie

"Jadi hanya Jean, Annie, dan Marco yang bergabung dengan polisi militer?"

Tap! Tap! Tap!

"Tidak mungkin.. kau juga?!"

"Marco sudah mati" ucap Jean

"Eh.. apa katamu..? Marco sudah mati?"

"Sepertinya tidak semua orang bisa mati dengan tenang, aku bahkan tidak tahu kenapa dia bisa mati.. dia mati tanpa ada yang menyaksikan saat-saat terakhirnya
"... Marco"

"Hoi anggota baru kemarilah! Seragam kalian sudah datang!" Teriak Ness mengintruksi
















- skip malam hari -

"Apa kalian benar-benar.." ucap Eren ragu

"Ya, kami juga akan bergabung dengan misi ini" jawab Mikasa

"Na Eren, aku dengar ketika kau berubah menjadi Titan kau sempat berusaha untuk membunuh Mikasa, apa maksudnya itu?"

"Tidak, Eren sebenarnya ingin memukul lalat--"

"Aku tidak bertanya padamu, Mikasa dan sepertinya goresan dipipimu juga cukup serius, kapan pipimu terluka?"

"Aku dengar memang begitu, ketika aku berubah menjadi Titan, aku berusaha membunuh Mikasa.."

"Jika mau hanya dengar, itu artinya apa kau tidak ingat? Dengan kata lain kau tidak tahu apa-apa tentang kekuatan Titan mu dan kau juga tidak bisa mengendalikannya"

"Ya, itu benar"

"Apa kalian sudah dengar? Inilah situasinya, umat manusia san nyawa kita bergantung padanya dan kita semua mungkin akan mati seperti Marco tanpa Eren menyadarinya"

"Jean, apa maksudmu menanyakan itu kepada Eren sekarang?" Ucap Mikasa sedikit tersinggung dengan ucapan Jean

"Dengarkan aku, Mikasa. Tidak semua orang sama sepertimu yang bersedia mati demi Eren apapun yang terjadi, kita harus tahu untuk siapa kita mempertahankan nyawa kita.. kita membutuhkan hasil yang memuaskan darinya, jadi biarkan aku tahu apa yang bisa dia tawarkan kepada kita dan apakah itu akan senilai dengan nyawa yang aku berikan" Jean berbalik berjalan kearah Eren dan memegang kedua bahunya, "Jadi Eren.. aku benar-benar mengandalkanmu"

Eren yang sempat terkejut dari tindakan Jean yang tiba-tiba dengan refleks menjawab "Ya" sekaligus terpaku dengan tatapan tekad Jean yang sepenuhnya benar-benar mengandalkan dirinya

Kriet!

"Eren aku mencarimu kemana-mana dan tenyata kau disi-- eh? Kalian.. kenapa kalian juga ada disini?"

"Ash.."

"Jangan bilang kalau kalian semua.. adalah anggota baru pasukan pengintai?"

"Lama tidak bertemu Ash dan memangnya untuk apa lagi kami ada disini" cengir Connie

"Kalian.. benar-benar serius?"

"Ya" jawab mereka serentak (-Mikasa, Armin, Eren)

"Kalian.. a- aku tahu kalau kalian cukup kuat untuk mengahadapi Titan tapi itu bukankah--" entah mengapa ucapan Ash mulai terbata-bata melihat senyuman mereka yang menuju padanya, ia ingin mencegah mereka untuk bergabung dan memikirkan kembali keputusan mereka, memilih kata-kata sebaik mungkin agar tidak menyakiti perasaan mereka namun disisi lain mereka juga sudah resmi menjadi anggota dari pasukan pengintai

"Ash"

"Y- ya aku sudah melihatnya sendiri saat kalian berhasil mengalahkan beberapa Titan ta- tapi untuk bergabung dengan pasukan pengintai--" ucap Ash antara panik, takut dan bingung

Grep!

!?

"Ash lukamu.. apa sudah baik-baik saja?"

"Jean.. oh, iya sudah hampir sembuh Heichou dan Danchou hanya khawatir berlebihan padahal aku seharusnya juga bisa untuk ikut ekspedisi besok"

"Haha tapi tangan, kaki, kepala, dan wajahmu masih terbalut perban dan beberapa plester lebih baik kau tidak usah memaksakan dirimu"

"I- ini hanya pajangan! Ka- kau tau aku sempet membaca beberapa buku disana tokoh utama membalut tangan dan kakinya dengan perban kemudian dengan beberapa plester diwajahnya a- aku hanya menirukannya!"

"Pfft- alasan konyol macam apa itu ahahaha!" Tawa Eren tidak lagi bisa menahan tawanya, sejak kemarin setiap ada orang yang menanyakan kondisi Ash dia selalu mencari alasan untuk perban dan plester yang masih melekan di beberapa bagian tubuhnya, "Kemarin kau bilang sedang trendi untuk memakai perban dan plester pada Petra san, dan sekarang tokoh utama buku dengan perban dan plester pfft- bhahahaha!"

'Ahaha alasan macam apa itu?' batin yang lain dengan badan gemetar menahan tawa, termasuk Jean yang tangannya masih memegang kedua bahu Ash juga gemetar menahan tawa namun jika dilihat dari raut wajahnya seperti orang yang sedang nahan boker

Blush!

Seketika wajah Ash mulai memerah malu dan dengan cepat menutupi muka dengan kedua tangannya

"Oh aku juga ingat apa lagi saat alasan yang kau ucapkan pada Heichou- PFFT--"

"Diamlah Eren!!"

"Ahahaha"

Beberapa saat kemudian ada ketua regu yang menghampiri dan memarahi mereka karena terlalu berisik, kemudian memerintahkan mereka bubar dan beristirahat untuk ekspedisi besok

"Hmm.. jadi hanya Annie dan Marco yang bergabung dengan polisi militer ya" gumam Ash berjalan paling belalang diantara mereka semua

Jean berjalan tepat didepan Ash tiba-tiba langsung berhenti berjalan saat samar-samar mendengar gumaman Ash hingga Ash menabrak punggungnya

"Jean?"

"Ash.."

"?"

"Marco sudah mati"

"Eh? B- bercandamu tidak lucu Jean" Ash dengan ragu sedikit mendongakkan kepalanya untuk melihat wajah Jean namun Jean dengan cepat membuang muka sambil menggigit bibirnya menahan tangis

"Marco.."

'Harusnya aku tidak meninggalkannya saat itu..'

(Chap 17)

"Aku harus pergi, kalian masing-masing bisa membawa mereka mundur kan?" Tanya Ash pada Rainer, Bertold, dan Marco pada para wanita (yang bersama Ash sebelumnya, wanita pingsan, dan Anne).

Marco ingin menggentikan dan mengatakan sesuatu yang sangat penting pada Ash, tentang kebenaran yang baru saja ia dengar namun terpotong oleh Ash yang tiba-tiba meminta maaf dan bilang padanya untuk membicarakannya setelah semua ini selesai.

Tidak menghiraukan raut wajah Marco yang sudah pucat dan merinding saat Ash mengatakan akan pergi, dan juga tidak menghiraukan tatapan Rainer, Bertold, dan Anne yang menatap Marco dengan raut wajah yang sulit untuk diartikan karena Ash terlalu fokus pada teriakan Titan Eren yang ia tahu sedang lepas kendali.

'Padahal saat itu Marco terlihat sangat ketakutan.. seharusnya aku mengantarnya dulu ketempat aman sebelum pergi menemui Eren.. ini semua salahku.. maafkan aku Marco'

"Ash..!?" Kaget Jean mendengar sesenggukan kecil dan dengan cepat langsung menarik Ash kedalam pelukannya

(Eren dkk udah pergi semua yaw)

"Hiks.. Jean itu salahku, seharusnya aku tidak meninggalkannya.. maafkan aku Marco.. maafkan aku.." lirih Ash dalam pelukan Jean

Jean yang mendengar lirihan putus asa Ash sambil terus meminta maaf pun tidak lagi bisa menahan tangaisnya

"Kh- itu bukan salahmu.. Ash" ucap Jean ikut menangis dalam diam sambil mempererat pelukannya, namun disatu sisi Jean juga sedikit kecewa ternyata orang terakhir yang melihat Marco adalah Ash dan sempat terbesit dipikiran Jean juga bila seandainya Ash memilih menolong Marco dan tidak meninggalkannya

Namun semua pikiran itu seketika lenyap saat Jean kembali mendengar Ash menyalahkan dirinya sendiri

Jean merasa marah, sedih dan juga kecewa pada dirinya sendiri, seandainya dia lebih kuat seperti Ash atau Levi pasti dia bisa menyelamatkan Marco dan Ash tidak akan menangis sambil terus menyalahkan dirinya sendiri seperti sekarang

"Itu bukan salahmu, Ash. Kumohon.. berhentilah menyalahkan dirimu sendiri.."

Keesokan harinya gerbang dibuka dan ekspedisi ke 57 pun dimulai

'Kuharap kalian semua kembali dengan selamat'

💤 *n* 💤










Lucukkk

Hmm..

Etto..

Aaargh Pinterest sesat༼;'༎ຶ ۝ ༎ຶ༽

Tapi tenang aja nggk aku publish kok hehe

Jana! And see u next!

Fortsätt läs

Du kommer också att gilla

64.5K 10.5K 15
Yang publik ketahui, kedua pemimpin perusahaan ini sudah menjadi musuh bebuyutan selama bertahun-tahun lamanya, bahkan sebelum orang tua mereka pensi...
39.6K 5.8K 21
Tentang Jennie Aruna, Si kakak kelas yang menyukai Alisa si adik kelas baru dengan brutal, ugal-ugalan, pokoknya trobos ajalah GXG
29.4K 2.8K 18
Plak!!! Lisa terdiam merasakan panas di pipinya, saat kekasihnya yang dia cintai menamparnya. Hatinya terasa begitu sakit. Apalagi, dia melihat sang...
101K 8.6K 84
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...