Destiny Line [END]

By Harefa_Halu

721K 66.3K 974

Cup Dari sanalah awal semua kehidupan gadis itu berubah... Dimana Sesha berciuman dengan mumi FIRAUN. More

🔹INTRO🔹
01🔹 KISS
02🔹 SESHA
03 🔹PERTEMUAN
04🔹 MAGANG
05🔹ASISTEN
06🔹 Halu or Real?
07🔹TEROR
08🔹CLUB
09🔹TERTINGGAL
10🔹LUKISAN
11🔹MIMPI?
12🔹BERTAMU
13🔹ARES
14🔹RATU
15🔹LUKA
16🔹KESAL
17🔹MEET
18🔹INSIDEN
19🔹KEPERGOK
20🔹BOOK
21🔹Expression
22 🔹Dinner
23 🔹Esterlla
24 🔹Jenguk
25 🔹Punishment
26 🔹Shocked
27 🔹Dream
28 🔹Puzzle
29 🔹Something
30 🔹Kingdom
32 🔹Candidate
33 🔹Amazement
34 🔹Tale
35 🔹Call
36 🔹Like?
37 🔹Disappear
38 🔹Found
39 🔹Destiny
40 🔹Acquaintance
41 🔹Leave
42 🔹Improve
43 🔹Memory
44🔹Reject
45🔹Fail
46 🔹Before.....
47 🔹Past
48 🔹Tandem
49 🔹Forget about
50 🔹Friend
51 🔹Incident
52 🔹END

31 🔹Satire

8K 837 5
By Harefa_Halu

Always Enjoy
Happy Reading
__________________________




"Kenapa kamu cepat pergi? Tidak bisakah kamu tinggal lebih lama lagi Ares?"

Lelaki yang sedang mengemasi barang-barangnya ke dalam sebuah ransel besar menoleh ke samping. Ares membawa gadis manis itu ke dalam pelukannya, dengan tangan yang aktif mengelus surai hitam milik gadis itu.

"Maafkan aku Aludra, tapi inilah kehidupan kami sebagai prajurit. Kami hidup untuk kerajaan karena kami sudah mengambil sumpah setia semati. Tenang saja, seperti biasa aku akan kembali enam bulan kemudian", ujar Ares dengan senyum manisnya.

"Itu akan sangat lama", bisik Aludra namun masih bisa didengar oleh Ares.

"Itu tidak akan lama saat kamu melewatinya Aludra. Ayo, apa kamu tidak ingin mengantar pahlawanmu ini menuju perbatasan?", tanya Ares meraih tasnya, lalu merangkul Aludra dengan santai.

"Baiklah ayo aku antar", ujar lesu Aludra.

Setelah berpamitan dengan orang tua angkatnya, kini Ares yang ditemani oleh Aludra yang berjalan di sisinya mulai melangkah menuju perbatasan desa.

"Berjanjilah padaku nanti, kamu akan menjaga diri baik-baik. Kamu mengerti Aludra?", pesan Ares.

"Iya, kamu tenang saja", ujar gadis itu sambil menghela napas.

Setelah berjalan ditemani dengan dialog kedua teman itu, akhirnya mereka sampai di perbatasan desa. Di sana terlihat ramai dengan orang-orang desa yang juga turut mengantarkan keluarganya yang sudah menjadi prajurit kerajaan.

Di sana ada beberapa kereta kuda besar yang sudah sedia menampung para prajurit yang akan segera berangkat ke istana, setelah mereka dipulangkan dan diliburkan selama dua minggu lamanya. Para prajurit satu persatu mulai naik ke atas sana dengan tertib.

"Aku berangkat Aludra, ingat pesanku tadi", ujar Ares sambil mengelus puncak kepala Aludra dengan senyum lebarnya.

Aludra mengangguk, lalu mengambil sesuatu yang sedari tadi ia sembunyikan di balik genggaman tangannya. Gadis itu mengikat sebuah pernak-pernik sederhana yang tadi malam ia buat ke ransel Ares.

"Maaf aku hanya bisa memberi ini. Jaga diri baik-baik juga Ares, aku selalu menunggumu pulang", ujar malu Aludra sambil mengaruk pipinya.

Ares tertegun lalu memegang pemberian Aludra. Tak bisa ia elakan lagi senyum bahagia dari bibir tebalnya.

"Aku menyukainya, terima kasih", tutur Ares.

"Yasudah sana, teman-temanmu sudah naik", ujar Aludra.

"Baiklah, aku pergi. Sampai jumpa lagi Aludra"

Setelah mengatakan itu, Ares buru-buru berlari karena ia sudah terlambat naik. Lelaki itu duduk bergabung dengan yang lain, di atas kereta kuda tanpa atap itu. Matanya menatap tanpa berkedip pada Aludra yang sangat cantik dengan gaun putoh polos sederhana. Tangannya terangkat untuk melambaikan tangan.

Aludra ikut melambaikan tangan sambil tersenyum mengatarkan kereta kuda yang mulai berjalan. Hingga setelah kereta kuda sudah tidak terlihat dan semua orang mulai bubar, Aludra juga berbalik badan untuk pulang.


"Sampai jumpa lagi Ares", gumam Aludra.

***

Antares dengan gagahnya melewati lorong istana dengan wajah datar. Tidak ada yang berani menatap mata sang calon Firaun itu. Mereka yang berpas-pasan dengannya hanya bisa menunduk hormat.

Dirinya membuka sebuah pintu dengan sangat pelan, lalu kembali menutupnya. Matanya menatap sebuah punggung kecil yang sedang menatap ke luar jendela membelakanginya.

Dengan tanpa suara, ia berjalan mendekat kemudian melingkarkan tangannya di pinggang ramping itu, tak lupa dagunya di bahu yang dibalut pakaian mewah.

"Sedang memikirkan apa Thera?", tanya lembut Antares.

"Tidak ada", sahut perempuan itu tanpa mau berbalik.

"Apa ada sesuatu yang menganggu pikiranmu sayang?", tanya lagi Antares. Ya, seorang Antares hanya bisa luluh dengan perempuan itu, Thera namanya.

"Hanya memikirkan nasibku yang akan berpisah dengamu", lirih perempuan itu lalu menunduk dalam.

Antares menautkan alisnya, lalu segara membalikan tubuh perempuan itu hingga menghadapnya. Ia mengangkat dagu itu, membuat maniknya langsung bertatap dengan manik putus asa.

"Apa maksudmu Thera?", tanya bingung Antares.

"Kamu akan menikah tapi bukan dengaku, melainkan dengan gadis lain", ujar lirih Thera dengan mata sendunya.

"Shuttt", ujar menenangkan Antares sambil mengelus pipi tirus itu dengan penuh kasih sayang.

"Apa Ratu yang mengatakannya?", tanya pasti Antares.

Thera mengangguk lemah. Antares mengeraskan rahangnya. Dia sudah mengatakan pada wanita itu agar menyumbunyikannya untuk sementara dari kekasihnya. Sebegitu bencikah ibunya pada Thera, hingga membuat hati gadisnya sakit?


"Tenanglah Thera", ujar Antares.

"Bagaimana aku bisa tenang Antares,  kamu akan menjadi milik orang lain dan itu bukan aku", ujar Thera yang berhasil meloloskan sebutir air mata, yang langsung dihapus oleh Antares.

"Kumohon jangan menangis, aku tidak sanggup melihatnya. Aku hanya mencintaimu seorang Thera, bukan gadis itu. Aku akan mencoba menolak ini semua bagaimana pun caranya. Aku hanya menerima kamu sebagai Ratuku, bukan gadis manapun", ujar Antares.


"Tapi kamu tidak akan bisa melawan Firaun Antares", ujar Thera.


"Kamu tenang saja, aku akan mencari cara agar pernikahan kita terlaksanakan, seperti yang kamu impikan itu. Sekarang kamu tidur, aku harus menyambut para prajurit dari berbagai penjuru", ujar lembut Antares sambil mengusap lembut kepala kekasihnya.

"Aku tidak mengantuk, kamu pergi saja", ujar Thera dengan suasana hati yang mulai membaik.

"Baiklah, aku pergi dulu. Sophia!"

Seorang pelayan dari luar, yang ditugaskan langsung oleh Antares untuk menjadi pelalayan kekasihnya, segera masuk.

"Hormat Pangeran", ujar gadis yang masih remaja itu sambil membungkuk hormat.

"Jaga kekasihku selama aku tidak ada, apapun yang dia mau segela turuti. Mengerti?", ujar Antares dengan mimik wajah yang sudah berubah datar.

"Mengerti Pangeran", ujar gadis bernama Sophia itu dengan patuh.

"Bagus. Sayang, aku pergi dulu", pamit Antares sambil memberikan kecupan singkat di dahi kekasihnya. Thera hanya mengangguk dengan pipi memerah malu, apalagi Antares menunjukan sikap romantisnya di depan pelayan pribadinya.

Setelah Antares keluar, Thera pun beralih menatap Sophia.
"Aku ingin berjalan-jalan, temani aku Sophia", celetuk Thera.

"Baik nona", ujar sopan Sophia.

Thera berjalan mendahului Sophia, namun didetik berikutnya ia berbalik.
"Ada apa nona? Apa ada sesuatu yang bisa saya lakukan?", tanya Sophia.

"Emm ada", celetuk Thera.

"Katakan lah nona", ujar ramah Sophia sambil menunggu perkataan yang keluar dari mulut majikannya itu.

"Sophia, bisakah kamu memanggilku Ratu jika kita hanya berdua saja? Ah maksudku emm, aku kan sebentar lagi menjadi Ratu, apa salahnya membiasakan diri kan?", ujar ragu Thera.

Sophia mengerutkan alis namun tak ayal mengangguk saja. Toh bukan urusannya juga, yang penting ia bekerja di sini untuk mendapatkan gaji yang lumayan besar, apalagi ia mendapatkan bonus gaji dari pengeran kerena bisa melayani kekasihnya dengan baik.

"Baik Ratu"

Thera tersenyum lebar. Lihatlah, suasana hati gadis itu sudah sangat baik.

"Bagus Sophia", ujar gadis itu dengan bahagia.

Keduanya berjalan dengan Thera di depan, sedangkan Sophia dari belakang setia mengekori kemana majikannya itu pergi. Beberapa kali mereka berpas-pasan dengan pekerja istana, namun tidak ada yang menyapanya apalagi memberinya hormat. Thera tersenyum miris, kenapa ia sama sekali tidak dianggap? Padahal dirinya adalah kekasih pangeran nomor satu di negeri ini.


Takut dengan Thera? Para pelayan sama sekali tidak takut dengan gadis itu. Karena apa? Karena Ratu Felicia sudah memberi perintah, bahwa yang dihormati di sini hanyalah keluarga kerajaan dan orang-orang yang memilik status yang jelas di dalam kerajaan seperti pejabat contohnya. Jika dengan orang lain, maka mereka bisa menganggap sebagai teman saja.


Perintah Sang Ratu benar-benar memberi kepuasan dari dalam diri para pekerja. Mereka merasakan namanya keadilan oleh petuah itu. Sebagian besar pekerja disini tidak menyukai kehadiran Thera, yang sangat seenaknya tinggal di istana. Padahal gadis itu berasal dari keluarga yang sudah mencorehkan sesuatu yang tidak bagus untuk kerajaan besar ini.


Thera buru-buru menunduk saat mereka berpas-pasan dengan Ratu Felicia di jembatan taman. Terlihat wanita itu sedang turun tangan memberi instruksi pada tukang kebun dalam merenovasi kembali tata taman istana.

Ratu Felicia seakan-akan tak melihat keberadaan Thera. Wanita itu masih terus menatap pekerja yang sedang semangat mengikuti perintahnya. Maklum saja karena Sang Ratu sangat baik pada mereka.


Thera masih tidak mau beranjak di belakang ratu, padahal Sophia sudah ketar-ketir mencoba mengkode gadis itu agar segera beranjak.

"Ratu"

Seorang gadis manis yang bekerja di sana menunduk hormat.

"Ada apa Lhia", ujar Ratu Felicia. Salah satu kelebihan Ratu Felicia, beliau dapat menghafal semua nama pekerja di istana tanpa terlewatkan. Hebat bukan?

"Bagaimana dengan labirin Yang Mulia Ratu? Tempat itu sudah tidak serapi dulu", tutur gadis muda itu.


"Jangan diganggu jika mengenai labirin Lhia. Sebentar lagi calon Ratu kita akan datang. Apa kamu lupa jika yang boleh memberi rancangan atau model baru tentang labirin hanya calon Ratu?", ujar Ratu Felicia dengan suara yang agak keras sambil tersenyum lebar. Ya, suara yang sengaja iya keraskan.

"Ahh hahaha saya lupa Ratu, kalau begitu saya undur diri", ujar malu gadis pelayan itu.

Ratu Felicia berbalik, dan langsung berhadapan dengan Thera yang terdiam.
"Oh, sejak kapan kamu di sini? Ratu ini tidak melihatmu. Sangat tidak sopan hahahaha, tapi saya hanya bercanda, bukan begitu Sophia?", ujar Ratu Felicia dengan ringan namun mampu membuat Thera bungkam. Sedangkan Sophia hanya bisa mengangguk ragu.






Bersambung....

Continue Reading

You'll Also Like

132K 6.1K 39
Tamat!! Sebelum baca wajib vote, comen, share, dan fallow Seorang wanita yang lelah akan hidupnya didunia yang kejam pada dirinya, tapi malah dipe...
2.7M 240K 59
Selebgram sekaligus Youtuber cantik Fabiollaella atau yang lebih sering di panggil Olla memiliki kisah cinta yang sangat menyedihkan. Olla yang harus...
1.4M 123K 60
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
1.3M 91.9K 34
Deolina Auristela adalah gadis cantik yang berambisi dekat dengan Adelia, adelia adalah primadona SMA Binar Berlian yang merupakan sekolah swasta Int...