Destiny Line [END]

By Harefa_Halu

714K 65.7K 970

Cup Dari sanalah awal semua kehidupan gadis itu berubah... Dimana Sesha berciuman dengan mumi FIRAUN. More

🔹INTRO🔹
01🔹 KISS
02🔹 SESHA
03 🔹PERTEMUAN
04🔹 MAGANG
05🔹ASISTEN
06🔹 Halu or Real?
07🔹TEROR
08🔹CLUB
09🔹TERTINGGAL
10🔹LUKISAN
11🔹MIMPI?
12🔹BERTAMU
13🔹ARES
14🔹RATU
15🔹LUKA
16🔹KESAL
17🔹MEET
18🔹INSIDEN
19🔹KEPERGOK
20🔹BOOK
21🔹Expression
22 🔹Dinner
23 🔹Esterlla
24 🔹Jenguk
25 🔹Punishment
26 🔹Shocked
27 🔹Dream
28 🔹Puzzle
30 🔹Kingdom
31 🔹Satire
32 🔹Candidate
33 🔹Amazement
34 🔹Tale
35 🔹Call
36 🔹Like?
37 🔹Disappear
38 🔹Found
39 🔹Destiny
40 🔹Acquaintance
41 🔹Leave
42 🔹Improve
43 🔹Memory
44🔹Reject
45🔹Fail
46 🔹Before.....
47 🔹Past
48 🔹Tandem
49 🔹Forget about
50 🔹Friend
51 🔹Incident
52 🔹END

29 🔹Something

8.1K 932 8
By Harefa_Halu

Always Enjoy
Happy Reading
_____________________________




Ting

Sesha menghentikan kegiatannya yang sedang menulis. Untung saja ia sempat mengecilkan nada dering notif di ponselnya, sehingga guru yang sedang menerangkan di depan sana tidak mendengar. Jika tidak, mungkin ponsel hasil tabungannya itu disita sampai tamat.

Ia menatap sekeliling. Saat merasa aman, ia mengeluarkan benda persegi itu dari saku seragamnya. Sophia di sampingnya hanya diam dan masih fokus mendengarkan penjelasan sang guru, sambil menulis inti-inti penting ke dalam buku catatannya. Maklum, Sophia adalah murid berprestasi seangkatan setelah Esterlla.


Bos Kamvret

Plg nti sy jpt



Sesha mengucek matanya, lalu menyipitkan matanya agar bisa memutar otak, memecahkan isi pesan singkat di depannya.



Me

Emm hehehe? Gue nggak ngerti :(
Pesannya gk boleh di singkat pliss?

Bos Kamvret

Sya jemput




Oke, Sesha baru konek sekarang. Gadis itu langsung memasukan ponselnya kembali, saat guru di depan sana berjalan mengelilingi meja murid-muridnya.

Sesha menyenggol lengan Sophia yang sedang menulis dengan serius.

"Lo lagi ngapain?", bisik Sesha.

"Nohh di papan tulis ada tugas", ujar Sophia. Sesha menatap ke depan, lalu segara membuka buku latihannya, menyatat tugas sebanyak sepuluh poin.



Sudah satu minggu masa PKL mereka selesai yang artinya mereka kembali ke sekolah untuk belajar seperti biasa, dan selama satu minggu tersebut Sesha tidak pernah bertukar kabar lagi dengan bos menyebalkannya, yang juga menjabat sebagai pacar?


Setelah setelah bel berbunyi, siswa berhamburan keluar kelas menuju rumahnya masing-masing. Sesha mengemas buku-bukunya, memasukannya ke dalam tas. Sophia dengan setia menunggu gadis itu sambil sesekali menguap.


"Yukk", ujar Sesha menarik tangan temannya menuju keluar kelas, karena tinggal mereka berdua yang pulang paling lambat.

Langkah keduanya berhenti diambang pintu saat seorang lelaki berdiri di sana. Ares, lelaki itu menarik Sophia.

"Gue anter yaa", ujar Ares dengan senyum manisnya, membuat gadis si pencinta anime itu tersenyum canggung apalagi masih ada Sesha, yang memperhatikan mereka dengan pandangan intimidasi.


"Tap-"

"Lo udah janji kemarin", potong Ares sebelum Sophia melanjutkan kata-katanya.



"Tapi Sesha gimana?", tanya Sophia tak enak. Karena biasanya Ares selalu memberi tumpangan pada Sesha, karena Kevin sedang tour ke luar kota bersama tim volinya.


"Ehh nggak apa-apa, gue udah dijemput kok", ujar cepat Sesha.

"Beneran Ses? Lo nggak boong?", tanya ragu Sophia dibalas anggukan oleh gadis.

"Yukk", Ares langsung menarik Sophia meninggalkan Sesha yang masih berdiri di ambang pintu seorang diri, sambil memperhatikan keduanya.

"Duluan ya Ses!", ujar Sophia sambil melambaikan tangan dengan jarak yang sudah jauh.

Ares? Sesha sedikit heran dengan lelaki itu. Ares sekarang ini cuek padanya dan bersikap tidak saling kenal. Sesha hanya bisa bertanya-tanya di dalam hati saat teman kecilnya itu bersikap demikian padanya. Lihat sajalah nanti, jika Ares masih seperti itu, Sesha akan menanyakan apa kesalahannya.



Sesha berjalan keluar dari sekolah. Di sana dirinya dapat melihat mobil yang sangat familiar di matanya, sedang terparkir dengan baik. Gadis itu mengetuk kaca, hingga benda itu turun ke bawah.

"Masuk", ujar Sky dengan ekspresi tenang dan datar tentunya.

Sesha menurut. Ia segera masuk dan duduk di depan, di samping Sky yang sedang menatapnya dengan intens, membuat gadis itu gugup.

"Kenapa?", tanya Sesha.

"Lama"

Setelah mengatakan ucapan datar itu, Sky langsung menjalankan mobil mewah tersebut, membelah jalanan yang sedikit ramai namun tidak macet.

Sesha menatap bingung saat mobil yang mereka tumpangi berbelok ke persimpangan yang berbeda dari jalan arah rumahnya.

"Sky"

Masih diam.

"Sky"

"Hoii"

"Sky"

"Sky"

"Sky ck,  lo denger nggak sih?"

"Sky"

"Sky sayang"

"Kenapa?"

Sesha langsung melongo saat lelaki di sampingnya baru menyahut.

"Kita mau kemana?", tanya Sesha.

"Ada", ujar Sky.

"Hah? Apanya yang ada?", tanya Sesha.

"Ada pokoknya", sahut datar Sky.

"Dihh kalo ngomong yang lengkap", celetuk kesal gadis itu.

"Hm"

"Hm hm hm, iyain kek", tutur gemas Sesha.

"Ya"

Sesha mengerucutkan bibirnya dengan dongkol. Memang yaa bicara sama batu itu nggak bakalan ada benernya.

"Gue belum izin sama orang rumah", tutur Sesha memberitahu.

"Sudah".

"Hah? Apanya yang sudah?", ujar lemot gadis itu.

"Sudah izin", ucap Sky.

"Belum Sky! Gue belum izin. Kan gue udah bilang tadi kalo gue belum izin", decak kesal Sesha.

"Saya sudah izin", jawab Sky dengan mata yang masih terus fokus ke depan.

Sesha mendengus dengan gigi yang siap mencincang tubuh lelaki tampan itu.
"Itu kan lo yang udah izin sama ibunya lo! Guenya nggak!", ngegas Sesha.


"Maksud saya, saya sudah izin sama ibu kamu", ujar tenang Sky membuat Sesha bungkam.

"Lo sihh, kalo ngomong setengah-setengah", geram Sesha.



"Hm"


Dahlah, Sesha mendingan menutup mulut rapat-rapat sebelum emosinya meluap.

"Gini amat punya pacar, kek lagi ngomong sama manekin", gumam monolog Sesha sambil membuang pandangan ke depan.

"Gini-gini saya ganteng", ujar Sky tiba-tiba seperti mendengar gumaman dari Sesha.


"Dihh ganteng doang, hidupnya kek es batu gitu", sindir Sesha.



"Memangnya kamu mau saya seperti apa?", tanya tiba-tiba Sky membuat Sehsa keheranan.


"Kek cowok lain lahh! Masa nanya ke gue. Nggak gantle banget jadi batang", cibir Sesha.


"Ngomong apa barusan Lucyasesha?"

Sesha menutup mulutnya, lalu menatap Sky dengan gugup. Sumpah ia keceplosan tadi sampai-sampai mengeluarkan kata-kata ambigu.


"Nggak, gue tadi cuman bilang lo nggak gantle kek cokelat batangan. Tau aja kan? Kalo cokelat itu gampang meleleh", alibi Sesha dengan cepat sambil menggaruk kepalanya.




Sesha tidak mendapatkan balasan lagi dari lelaki itu. Sesha juga memilih diam tidak ingin membuka mulut. Mobil mereka berhenti di rumah Sky, ia rumah yang dulunya ia kunjungi bersama sang bunda.

Gadis itu dengan cepat turun, mengejar kaki panjang Sky yang memasuki rumah megah itu.

"Kok sepi? Tante sama om kemana?", tanya Sesha saat rumah besar itu tidak ada penghuninya.


"Lagi ke rumah lo", jawab Sky santai.

"Lohh terus kita ngapain di sini?", tabya gadis itu yang terus mengintili Sky yang terus berbelok-belok menuju kamarnya. Masih ingatkan? Kalau kamar lelaki itu sangat susah untuk digapai, dan Sesha untuk kedua kalinya menempuhnya bagaikan sedang mencari harta karun. Bedanya sekarang ada Sky yang menuntunnya.



Sky masuk ke dalam kamar. Dengan santainya ia membuka setelan jasnya serta kemejanya di depan Sesha yang melongo. Tidak seperti gadis yang sering  dijumpai di novel atau film yang dimana selalu menutup mata sata melihat adegan tersebut, Sesha malahan masih setia menatap perut kotak-kotak Sky.

Kapan lagi bisa cuci mata tanpa dipungut biaya bukan? Sungguh otot tubuh Sky benar-benar mengundang liur Sesha untuk keluar.

Saat lelaki itu ingin melepas celana kantornya, Sesha langsung membalikan tubuh dan pura-pura membaca buku yang ada di rak dinding Sky. Kalau di bagian atas Sesha masih tidak malu untuk melihat dengan terang-terangan, tetapi dikecualikan untuk bagian bawah. Gadis itu tentu tidak mau menambah dosanya yang sudah menggunung.

"Lapar?", tanya Sky. Lelaki itu melemparkan dirinya ke kasur dengan pakaian santai yang sudah ia ganti.

Sesha menggeleng lalu berbalik.
"Udah makan tadi di kantin"

Gadis itu setia berdiri menatap Sky yang sudah lengket dengan kasurnya.
"Emm terus gue ngapain di sini?", tanya Sesha.


"Sini kita tidur"

"Hah?", ujar ngelag Sesha.

"Nggak usah mikir macem-macem, cuman tidur nggak lebih", ujar Sky sambil menepuk kasur di sebelahnya.

"Nggak, gue pulang aja yaa", ujar tak enak Sesha.

"Tidur Ses", ujar datar Sky.

"Nggak. Gue nggak mau dicap jadi cewek nggak baik", ujar Sesha.

"Sesha", ujar rendah Sky.

"Nggak mau"

"Lo mau tahu semuanya kan? Tentang kejadian aneh di hidup lo?"

"Iya"

"Maka tidur di sini. Gue nggak bakalan ngapa-ngapain lo", ujar Sky.

"Tapi kenapa harus tidur?", ujar Sesha.

"Mau atau tidak?"

Sesha langsung bergegas menuruti semua perkataan Sky. Ia membaringkan tubuhnya dengan kaku di sana. Gadis itu menatap Sky yang tidur di sampingnya dengan posisi menyamping menghadapnya.

"Lo mau tahu siapa Aludra kan?"

"Iya", ujar mantap Sesha.

"Lo adalah Aludra"

"Bagai-"

"Shutt", Sky menutup bibir Sesha dengan telunjuknya.

"Saya akan membantumu mengingat semuanya, sekarang tutup matamu", ujar Sky.

"Buat?"

"Nurut Lucyasesha", ujar Sky membuat Sesha bungkam lalu segera memejamkan mata.



Sky menjetikan jarinya hingga waktu berhenti. Lelaki itu mengelus pipi Sesha dengan pandangan lembut sebelum bibirnya mendekat, menempelkannya di atas bibir merah muda milik gadis itu. Dalam detik itu juga, tubuh keduanya menghilang tanpa jejak.





Bersambung....

Continue Reading

You'll Also Like

2.3M 118K 74
Ini gila, benar-benar gila. Bagaimana mungkin jiwa seseorang yang tertidur setelah dipaksa mencari pasangan tiba-tiba sudah pindah ke raga orang lain...
2.8M 288K 42
Canaria Adelia atau kerap di sapa Kana harus menjalani sisa hidupnya dengan cara yang menyakitkan, saat berada diambang kematian Kana dikejutkan deng...
1M 96.7K 53
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
2.4M 202K 41
Kalisa sungguh tidak mengerti, seingatnya dia sedang merebahkan tubuhnya usai asam lambung menyerang. Namun ketika di pagi hari dia membuka mata, buk...