Destiny Line [END]

By Harefa_Halu

721K 66.3K 975

Cup Dari sanalah awal semua kehidupan gadis itu berubah... Dimana Sesha berciuman dengan mumi FIRAUN. More

🔹INTRO🔹
01🔹 KISS
02🔹 SESHA
03 🔹PERTEMUAN
04🔹 MAGANG
05🔹ASISTEN
06🔹 Halu or Real?
07🔹TEROR
08🔹CLUB
09🔹TERTINGGAL
10🔹LUKISAN
11🔹MIMPI?
12🔹BERTAMU
13🔹ARES
14🔹RATU
15🔹LUKA
16🔹KESAL
17🔹MEET
18🔹INSIDEN
19🔹KEPERGOK
20🔹BOOK
22 🔹Dinner
23 🔹Esterlla
24 🔹Jenguk
25 🔹Punishment
26 🔹Shocked
27 🔹Dream
28 🔹Puzzle
29 🔹Something
30 🔹Kingdom
31 🔹Satire
32 🔹Candidate
33 🔹Amazement
34 🔹Tale
35 🔹Call
36 🔹Like?
37 🔹Disappear
38 🔹Found
39 🔹Destiny
40 🔹Acquaintance
41 🔹Leave
42 🔹Improve
43 🔹Memory
44🔹Reject
45🔹Fail
46 🔹Before.....
47 🔹Past
48 🔹Tandem
49 🔹Forget about
50 🔹Friend
51 🔹Incident
52 🔹END

21🔹Expression

9.7K 1.1K 15
By Harefa_Halu

Always Enjoy
Happy Reading
_________________________

"Selamat pagi Sophia"

Gadis berkacamata yang sedang duduk di kursi putar sambil memfokuskan diri pada layar komputer di depannya yang berisi sebuah diagram grafik.

Sophia menoleh lalu mendongak agar menatap siapa yang berdiri di samping mejanya, sambil ikut memperbaiki kacamatanya yang melorot.

"Ohhh astaga, lo pulang juga. Gimana liburan bareng bos?", tanya Sophia sambilan berdiri, merangkul bahu Sesha dengan girang.

"Gue kesana bukan liburan Sophia", ujar sinis Sesha sedangkan yang menjadi lawan bicara hanya menyengir.

"Gimana gue nggak mikir yang nggak-nggak Ses, pesan yang rutin gue kirim sama lo nggak dibales-bales, mungkin sangking asiknya liburan", goda Sophia diakhir kalimatnya.

"Dahlah, jadi nggak mood gue", decak Sesha lalu beranjak dari sana setelah melepas tangan Sophia bertengger di bahunya, kemudian bergerak menuju kursi di samping temannya itu, yang hanya dibatasi oleh sekat. Ia meletakan tasnya di bawah meja, lalu mendudukan diri di kursi nyaman itu.

Ruangan ini masih sepi, hanya berisi mereka berdua karena jam masih menunjukan pukul 06.14 pagi, sedangkan kantor dimulai jam kerjanya 07.00 pagi. Mungkin sekitar 15 menit lagi karyawan lain mulai berdatangan.

Sophia saja yang terlalu kepagian datang jam 06.00, untuk menyelesaikan tugasnya yang belum siap, sisa kemarin.

"Lo ngapain di sini?", tutur Sophia.

"Jualan. Ya PKL lah", jawab malas Sesha lalu mulai menyalakan komputer di depannya.

"Iya gue tahu lo PKL bego. Yang gue tanya, ngapain lo di divisi pemasaran", ujar Sophia.

"Lahh, kan gue dipasangkan di sini ogep", decak Sesha.

"Lo lupa kalo lo asisten bos Lucyasesha yang manis nan menyebalkan?", celetuk Sophia sambil melipat tangan.

"Masih ada Esterlla yang bakalan gantiin gue. Lagian dianya lebih berpotensi dibanding gue yang pas-pasan", tutur Sesha.

"Nggak boleh gitu donk Ses, lo nggak boleh kalah sama tuh cewek", decak keluh Sophia.

"Pokoknya gue nggak ma-"

"Yang bernama Lucyasesha?"

Mereka berdua langsung berdiri saat seorang pria masuk ke dalam ruangan  yang mereka tempati. Bisa dibilang dia adalah salah satu pegawai di sini.

"Saya pak", sahut Sesha.

"Bos mencari anda", ujar pria itu.

Sophia menatap Sesha lalu menyikut perut temannya itu.
"Nah kan, lo itu lebih penting dari Esterlla. Sana lo", ujar Sophia mendorong bahu Sesha.

Gadis itu berdecak, namun tak ayal langsung beranjak pergi dari sana, meninggalkan Sophia yang mengangkat bahu acuh lalu kembali duduk di kursinya kembali.

Sesha menuju lift yang berada di samping tangga darurat. Gadis itu beranjak maju memasukinya. Langkahnya itu berbarengan dengan gadis lain yang langsung menerobos, membuat tubuhnya oleh dan sedikit menabrak pinggir pintu lift.

Sesha mengelus bahunya, lalu menatap Esterlla yang kini sibuk pada ponselnya. Setelah pintu tertutup, Sesha langsung mendorong gadis itu hingga punggungnya membentur dinding dengan cukup keras.

"Lo ada masalah apa sama gue?", ujar geram Sesha. Ia sudah beberapa kali menahan dan mencoba bersabar saat gadis itu melakukan hal-hal yang membuat rugi. Terakhir saat di toilet sekolah dan dia masih bisa bertahan. Tapi makin lama, gadis di depannya itu makin merajalela.

Esterlla masih menatap santai pada Sesha. Detik berikutnya gadis itu dengan tiba-tiba menendang lutut kanan Sesha dengan keras, membuat gadis itu memekik ngilu.

Sesha terduduk di lantai sambil memegang lututnya yang nyut-nyutan, yang merupakan bekas luka waktu itu.

Tak mau kalah, gadis itu berdiri. Ia menatap tajam Esterlla yang memasang wajah biasa saja tanpa ekspresi yang jelas.

"Gue nggak tahu gue salah apa sama lo. Tapi kali ini lo mesti dapat juga sesuatu dari gue"

Setelah mengucapkan kata itu, Sesha menggunakan kaki kirinya langsung menendang perut Esterlla dengan sekuat tenaga. Dan yahh, gadis itu untuk kedua kalinya menabrak lift. Tak hanya itu, Sesha juga langsung menarik rambut Esterlla yang tergerai indah dengan keras.

Eterlla mendorong bahu Sesha hingga tarikan itu lepas. Di dalam saku roknya, gadis itu mengeluarkan gunting kecil, membuat Sesha terdiam was-was.

Esterlla mengangkat gunting tersebut di udara, menatap Sesha dengan sorot kebencian. Kakinya perlahan mendekat pada gadis itu. Sesha memperhatikan ujung gunting dengan mata membola. Sial, jangan bilang gadis itu nekat menusuknya dengan benda berbahaya itu.

"Lo banyak salah sama gue. Lo bernapas aja salah di mata gue", ujar dingin Esterlla.

Saat gunting itu hampir mengenai wajahnya...

Ting

Sesha membuka mata. Tidak ada lagi Esterlla dengan gunting di tangannya. Sekarang gadis itu sudah berpindah tempat ke sudut lift.

"Astaga Sesha"

Sesha buru-buru menatap ke pintu lift sambil merapikan pakaiannya. Di sana ada seorang wanita cantik dengan pakaian mahalnya berjalan masuk ke dalam lift, tak lupa menekan tombol yang ditujunya.

"Haii tante", sapa kikuk Sesha sedikit lega dengan kehadiran Felicia, ibu dari Sky yang datang tepat waktu. Ia tak bisa membayangkan keadaannya jika saja wanita yang kini sedang memeluknya itu terlambat beberapa detik saja.

"Lama nggak ketemu kamu makin cantik aja yaa manis. Mana makin gemoy lagiii. Kabar kamu gimana?", cerocos Felicia dibalas senyum kikuk Sesha.

"Hehehe baik tan. Tante sendiri gimana?", tanya Sesha.

"Baik kok", jawab Felicia dengan ramah.

"Kok tumben tante berkunjung ke sini?", tanya Sesha.

"Mau nganter sarapan buat Anteras sayang. Semalam dia nginap di apartemen. Biasanya kalau dirinya bermalam di sana, pasti paginya nggak sarapan. Soalnya anak tante itu nggak bisa masak", tutur Felicia sambil menunjuk paper bag di tangannya.

Sesha hanya mengangguk. Ekor mata gadis itu menatap ke samping dimana Esterlla sedang menunduk, membuat wajahnya dihalangi oleh rambut bebasnya yang bergelantungan.

Ting

Lift langsung terbuka. Felicia langsung menarik lembut tangan Sesha keluar menuju ruangan Sky yang terletak paling ujung.

"Selamat pagi Nyonya"

Sambut Sarah yang langsung berdiri dari duduknya.

"Pagi juga Sarah, apa Antares sibuk?", ujar Felicia.

"Tidak Nyonya, jadwal Tuan muda untuk satu jam ke depan kosong", jawab Sarah.

Felicia mengangguk. Wanita itu masih setia memegang tangan Sesha pun, kini kembali menarik tangan gadis itu untuk masuk ke dalam tanpa permisi.

"Ekhem"

Sky yang sedang duduk menatap layar ponselnya, dengan wajah tegang bersama keringat memenuhi pelipisnya itu masih saja tak terdengar deheman sang ibu, karena telinganya sudah disumpal oleh earphone.

"Dia lagi ngapain tan? Kok wajahnya merah gitu? Padahal nggak panas", ujar tanya Sesha.

"Nggak tahu juga sayang. ANTARES!"

Sky langsung melotot saat melihat Felicia dan Sesha, seperti baru saja melihat malaikat pencabut nyawa. Buru-buru lelaki itu mematikan ponselnya, lalu menghampiri keduanya.

"Ma? Ngapain? Masuk juga nggak ngetuk pintu", cecar Sky.

"Suka-suka Mama dong. Kenapa sih? Biasanya kalau Mama nyelonong kek tadi juga nggak dipermasalahin. Kamu habis ngapain tadi? Ha?", ucap Felicia.

"Nggak, cuman pekerjaan biasa", ujar singkat Sky.

"Pekerjaan apa? Sekretaris kamu bilang kalau jadwal kamu kosong untuk saat ini. Hayo jujur kamu ngapain tadi?", celetuk Felicia.

"Udah ahh Ma. Ini sarapan aku?", ujar Sky lalu mengambil paper bag itu dengan santai, lalu berjalan ke sofa.

"Mama nggak bisa lama-lama. Mama punya kerja rumah yang masih banyak. Dadahh sayang", ujar Felicia.

"Hati-hati Ma, makasih sarapannya", ujar Sky.

"Iya habisin yaa"

Felicia lalu memeluk Sesha.
"Tante pergi dulu yaa. Kalau anak tante nyusahin kamu langsung lapor, biar tante pecat dari jabatan bos", ujar Felicia.

"Iya tan, hati-hati", ujar Sesha.

Setelah pintu tertutup, Sky pun langsung mengelurkan kotak bekal di dalam sana. Sebuah dengusan dari mulut lekaki itu keluar saat melihat warna kotak bekal di tangannya, yang sangat membuatnya sakit mata. Kotak bekal berwarna merah muda dengan motif hello kity.

"Pfttttttt"

Sky memincingkan mata, menatap Sesha yang kini menutup mulut menahan tawa.

"Dimakan Tuan", ujar formal Sesha.

"Suapin saya"

Sesha memelototkan matanya. Enak saja dia dijadikan babu oleh lelaki itu.

"Setahu saya, tangan Tuan masih berfungsi", ujar sinis Sesha.

"Aduh asshhhh, tangan saya sakit", ujar Sky sambil memejamkan mata meringis.

"Tuan, saya tidak pernah melihat tangan seseorang sakit setelah disindir", ketus Sesha.

Sky membuka mata perlahan lalu kembali menutup matanya sambil meringis kesakitan.

"Bantu saya. Tangan saya kram tak bisa digerakkan, kamu tidak ingin saya mengadukan kamu pada Mama saya? ", lirih Sky.

Sesha merotasikan matanya. Namun tak ayal ia langsung duduk di samping Sky, merebut kasar kotak bekal hello kity tersebut dari tangan lelaki itu.

"Buka", sungut Sesha.

"Aaaaaa"

Sky langsung menerima suapan pertama dari Sesha dengan senyum lebar. Lelaki itu terus menatap wajah Sesha yang menyendokan nasi berserta lauk ke atas sendok.

"Lucyasesha"

"Hm?"

"Saya mencintai kamu"

***

Continue Reading

You'll Also Like

951K 3.3K 1
𝕸𝖎𝖓𝖎𝖒𝖆𝖑𝖎𝖘𝖆 ʰⁱˢ ᶠᵃᵛᵒʳⁱᵗᵉ ᵇᵃʳᵇⁱᵉ ᵍⁱʳˡ [[ PG-13 ]] • romance + comedy + sci-fi = Minimalisa • *** Alisa: "Tuhan, tolong kecilkan aku. Sedikiii...
1.4M 123K 60
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
51.4K 4.1K 52
[Slow Update] Bunga Centaurea Cyanus atau umumnya disebut Cornflower. Menurut Wikipedia, Cornflower adalah tanaman yang berasal dari Eropa. Tanaman b...
2.1M 132K 78
[Belum Revisi] Ana ternyata benar-benar masuk ke dalam dunia novel yang ia pernah baca. Novel romantis yang menceritakan tentang perjalanan sang pem...