Scandal With Mr Billionaire

By mawarhaninputri07

397K 27.2K 10.3K

B The Series- Barrack 1 Darren Leonelle Barrack & Yasmine Lewis Ia tidak menyangka bahwa pertemuannya dengan... More

Prolog
Cast
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52
Chapter 53
Chapter 54
Chapter 55
Chapter 56
Chapter 57
Chapter 58
Chapter 59
Chapter 60
Chapter 61
Chapter 62
Chapter 63
Chapter 64
Chapter 65
Chapter 66
Chapter 67
Epilog
Special Chapter
Special Chapter

Chapter 12

4.7K 372 84
By mawarhaninputri07

"Buka pintunya!"

"Tapi sir Darren—"

Davin mencengkeram kerah pria tinggi itu. "Aku yang akan mengurusnya."

Dua bodyguard yang berjaga langsung menuruti perintah pria tampan bermarga Matteo itu.

Setelah pintu besi itu terbuka, Davin dan Shaquile menodongkan senjatanya hingga membuat para pria yang hampir telanjang itu sontak memundurkan langkah.

"Dasar sialan, apa yang kalian lakukan!" Bentak Shaquile dengan kesal.

Luke menurunkan senjatanya, ia melirik wanita yang duduk di sudut ruangan. Ia langsung berjalan mendekat seraya melepaskan jasnya. "Yas....."

"Jangan sentuh aku!" Jerit Yasmine dengan histeris.

"Hei tenang, ini aku....." Luke memakaikan jas miliknya untuk menutupi pundak Yasmine yang terbuka.

Saat Yasmine mengangkat wajahnya, Luke bisa melihat wajah wanita itu sudah memerah dan ketakutan.

"Kau akan baik-baik saja." Ucap Luke seraya membantu Yasmine berdiri.

Yang bisa Yasmine lakukan hanya menangis, ternyata tuhan masih menyayanginya hingga mendatangkan penolong.

Luke memilih menggendong Yasmine ala bridal style dan segera membawanya keluar dari tempat itu, diikuti kedua pria lainnya.

Ketiga petinggi Black Swan itu berjalan cepat menuju mobil yang terparkir di depan lobby, mereka masuk ke dalam sana dan segera beranjak pergi.

Disepanjang perjalanan para pria itu berusaha menenangkan Yasmine yang terus menangis.

"Hubungi Freya, Vin." Ucap Shaquile yang fokus menyetir.

Davin segera mengeluarkan ponselnya dan mencari nomor wanita bermata kucing itu. "Halo? Kau dimana?"

"Pulanglah ke apartemen sekarang juga."

"Ckk jangan banyak bertanya!"

Davin mendengus kesal mendengar balasan Freya. "Ini tentang Yasmine, jadi cepat pulang ke apartemen!" Setelah mengatakannya, Davin langsung mematikan sambungan telepon.

Pria sipit itu menoleh ke belakang dan melihat Yasmine berangsur tenang dalam pelukan Luke. "Berikan dia obat tidur, dude." Ucapnya dengan berbisik.

Luke mengangguk singkat, ia mengeluarkan sesuatu dari saku celananya dengan pelan. Tangan kekarnya mengusap lembut punggung Yasmine agar tetap tenang, setelah berhasil membuka tutup jarum suntik, Luke langsung menusukkannya pada lengan Yasmine, hingga membuat wanita itu mulai kehilangan kesadarannya secara perlahan.

Perjalanan menuju apartemen hanya diisi dengan suara mobil-mobil lainnya, ketiga pria di sana memilih diam dengan pemikiran mereka masing-masing.

Setelah berkendara hampir satu jam, mobil yang Shaquile kendarai berhenti di depan lobby apartemen.

Ketiganya langsung turun dari mobil dengan Yasmine yang berada digendongan Luke, mereka berjalan dengan cepat agar segera sampai di unit apartemen wanita itu.

"Freya sudah datang?" Shaquile menoleh pada pria yang sibuk dengan ponselnya.

"Sudah." Jawab Davin setelah membaca pesan dari wanita bermata kucing itu.

Setelah sampai di depan unit apartemen para wanita, Shaquile langsung menekan bell dengan tidak sabar.

Dengan cepat pintu terbuka disusul dengan pekikan yang cukup nyaring.

"Yasmine?! Ada apa dengannya?" Tanya Natasha dengan panik.

"Dimana kamar Yasmine?" Tanya Luke dengan cepat.

"Ayo ikut aku." Ajak Freya.

Mereka berjalan menuju kamar milik Yasmine, setelah sampai di dalam, Luke segera merebahkan tubuh Yasmine dengan hati-hati.

Freya dan Natasha menatap bingung apa yang terjadi dengan perasaan cemas.

"Apa yang terjadi dengan Yasmine? Dari mana dia?" Tanya Freya setelah menutupi tubuh Yasmine dengan selimut.

Ketiga pria itu melirik satu sama lain seolah sedang berdiskusi.

"Kami tidak punya hak untuk menjelaskan apapun, kalian bisa bertanya langsung pada Yasmine saat sadar nanti." Ucap Luke.

Selama ini Yasmine-lah yang ingin agar hubungannya dan Darren disembunyikan, terlebih dari para sahabatnya. Sedangkan bagi Darren tidak masalah jika siapapun tahu tentang apa yang ia lakukan pada Yasmine.

Hal itulah yang membuat Davin, Luke dan Shaquile tidak bisa menceritakan apapun. Yasmine yang berhak menentukannya.

"Kami harus pergi, ada sesuatu yang penting." Pamit Davin setelah menerima pesan dari Vede.

Natasha mengangguk mengerti. "Terima kasih sudah membawa Yasmine pulang."

Shaquile mengangguk. "Kami pergi dulu."

Ketiga pria itu berjalan pergi meninggalkan Freya dan Natasha yang mulai mengganti pakaian Yasmine.

"Apa yang sebenarnya terjadi....."

***

Mata cantiknya mengejap untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke kornea matanya, hal yang pertama ia lihat adalah langit-langit yang begitu familiar di pikiran.

Ah itu kamarnya....

Yasmine menghela napas pelan seraya memejamkan matanya, kejadian kemarin malam benar-benar membekas di pikirannya.

"Yas...."

Suara pelan itu berhasil membuat Yasmine membuka matanya kembali. Ia bisa melihat teman-temannya berdiri di depan pintu kamar.

Yasmine beranjak duduk lalu menyandarkan punggungnya di kepala ranjang.

"Aku membuat sup tuna kesukaanmu." Alexa menunjukkan mangkok yang ia bawa.

"Bagaimana keadaanmu? Kenapa sudah pulang dari rumah sakit?" Tanya Yasmine dengan khawatir.

Lihat. Inilah yang membuat Yasmine begitu disayangi, wanita itu bahkan masih memikirkan orang lain disaat dirinya sendiri sedang tidak baik-baik saja.

"Seharusnya kami yang bertanya seperti itu, apa kau baik-baik saja?" Ujar Freya setelah duduk di tepi ranjang.

Yasmine mengamati satu persatu wajah khawatir para sahabatnya, mereka pasti bertanya-tanya tentang apa yang sebenarnya ia alami.

Sara mengenggam tangan Yasmine dengan erat. "Jangan memaksakan apapun Yas, jika kau belum siap bercerita, kami tidak akan memaksa."

Yasmine menundukkan kepalanya, ia benar-benar merasa bersalah pada para sahabatnya. "Aku minta maaf....."

Alea menggeleng dengan cepat. "Jangan seperti ini Yas, tidak apa-apa jika kau belum mau bercerita."

Natasha mengangguk setuju. "Kami mungkin tidak mengerti apa yang kau alami, tapi kami akan selalu berada di sampingmu."

Raissa mengusap-usap lembut pundak Yasmine. "Makan dan istirahatlah Yas, ka—"

"Aku akan menceritakan semuanya sekarang."

"Yas...."

Ingatan Yasmine menerawang jauh pada peristiwa satu tahun lalu. "Cerita tentang pertemuan pertamaku dan Darren."

Flashback!

"Oh astaga saat wawancara bersama para pembalap sexy tadi, mataku langsung cerah kembali."

Freya dan Yasmine hanya tertawa pelan mendengar ucapan Alea.

Mereka sekarang berada di salah satu restoran hotel mewah di kota Madrid, menikmati udara sore setelah seharian bekerja.

"Aku tadi sempat berfoto dengan Darren." Alea memamerkan foto yang memperlihatkan dirinya dan seorang pria tampan.

"Dia benar-benar tampan." Komentar Freya sembari menunjukkan foto yang ia ambil tadi.

"Darah Benedict dan Mackenzie mengalir deras di tubuhnya." Ucap Alea dengan terpesona.

"Bagaimana tanggapanmu Yas? Kau tadi mewawancarainya, kan?"

Yasmine meletakkan gelas jusnya. "Dia baik meski sedikit irit bicara."

Alea mengangguk setuju. "Dia memang seperti itu. Tapi hal itulah yang membuat karismanya semakin terlihat." Ia memandangi fotonya dan Darren dengan senyuman tidak jelas. "Natasha dan Sara pasti iri padaku jika melihat foto ini." Pekiknya dengan kegirangan.

Freya memutar matanya dengan malas. "Dasar idiot."

Yasmine menggeleng melihat tingkah kedua wanita di hadapannya. "Aku akan ke kamar mandi sebentar."

"Mau aku temani?" Tanya Freya yang dibalas gelengan kepala oleh Yasmine.

"Tidak perlu, hanya sebentar saja." Pamit Yasmine sebelum berjalan pergi.

Suasana restoran hotel yang ramai membuat Yasmine berjalan dengan pelan, saat kamar mandi semakin dekat, ponselnya tiba-tiba berdering.

Yasmine merogoh tasnya, untuk beberapa saat ia menjadi tidak fokus pada sekitarnya. "Ckk kenapa susah sekali mengambilnya."

Bruukkk

Tas jinjing milik Yasmine terjatuh saat seseorang tiba-tiba menabraknya, hingga membuat isi tas itu berhamburan di lantai.

"Astaga..." Yasmine segera memunguti dan merapikan kembali barang-barangnya, sedangkan seseorang yang menabraknya tetap diam berdiri.

Setelah semua barangnya masuk kembali ke dalam tas, Yasmine segera beranjak berdiri.

Ia terdiam saat tahu siapa pria yang berdiri di depannya. "Ah.... tuan Darren? Maaf saya tidak sengaja."

"Hmm." Darren menatap Yasmine dengan tatapan datar.

Yasmine menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Saya permisi...." Pamitnya yang diangguki Darren.

Pria tampan itu masih berada di tempatnya, mengamati punggung Yasmine yang berjalan menuju kamar mandi wanita.

Setelah Yasmine tak lagi terlihat, Darren menunduk dan menggeser kaki kanannya, di sana terdapat sebuah kartu akses masuk ke dalam kamar.

Iya. Itu adalah kartu akses kamar hotel Yasmine.

"Kita minta lagi saja pada resepsionis." Saran Alea.

Kartus akses kamar Yasmine menghilang dan hari sudah semakin gelap, tidak mungkin bagi mereka untuk terus mencarinya.

"Baiklah, ayo." Yasmine juga sudah merasa lelah, lagipula besok mereka akan pulang ke Kolombia.

Ketiganya berjalan mendekati  lobby hotel dan menghampiri resepsionis, dengan bantuan dari Alea, dengan cepat Yasmine langsung mendapatkan kartu akses kamarnya lagi.

Mereka segera beranjak menuju kamar masing-masing untuk beristirahat.

Setelah sampai di kamar, Yasmine memilih untuk segera mandi, tubuhnya terasa lengket karena seharian berada di luar.

Karena terlalu larut dalam berendam air hangat, Yasmine sampai tidak mendengar dan sadar bahwa ada seseorang yang telah masuk ke dalam kamarnya.

Merasa air di bathup mendingin, Yasmine segera beranjak berdiri dan mengambil bathrobe untuk memakainya. Sembari berkaca di cermin wastafel, ia mengoleskan cream malam pada wajahnya karena berniat tidur setelah ini.

"Badanku kenapa lelah sekali." Ujar Yasmine seraya beranjak keluar dari kamar mandi.

Baru beberapa langkah keluar, Yasmine di kejutkan dengan pelukan dari belakang tubuhnya.

"Aaaakkkhhhh......" Jeritnya sembari berusaha melepaskan pelukan itu.

"Sssssttttt kenapa berteriak?" Suara bariton yang mengalun indah tepat di telinganya berhasil membuat Yasmine merinding.

"Siapa kau.... tolong lepaskan aku....." Suara Yasmine terdengar bergetar ketakutan.

Pria itu menggosokkan ujung hidungnya pada leher Yasmine, tangannya bergerak untuk meremas pelan kedua dada wanita di depannya itu.

"Lepaskan aku!" Yasmine memberontak hingga membuat Darren langsung membalikkan tubuhnya.

Mata Yasmine melebar terkejut. "Da.... Darren....."

.

.

.

-swmb-

Jangan lupa vote dan komen😌

Mian bestie aku kemarin ketiduran😌
Tapi nanti update lagi kok^_^

Continue Reading

You'll Also Like

130K 8.1K 14
Mungkin takdir sering mempermainkanmu. Hingga kau merasa kesal bahkan ingin menyerah. Namun harus kau tahu, jika takdir itu tidak pernah salah. Ini...
264K 8.3K 62
[COMPLETED] "Kamu tidak akan pernah aku lepaskan Anjani, tidak akan pernah." Gumam Daniel yang masih terdengar jelas ditelinga Anjani. "Dan.. pelan-p...
3M 165K 57
🔞 COMPLETE Bagaimana rasanya kalau kamu disakiti dan dimanfaatkan pacarmu karena kamu mandul? Bagaimana juga kalau kamu tahu kamu hamil setelah resi...
220K 10.7K 52
Joanna Smith gadis yang begitu cantik dan manis dia memiliki aura yang positif bagi orang orang yang berada di sekitarnya. Dia dan keluarganya baru s...