Destiny Line [END]

Da Harefa_Halu

721K 66.3K 974

Cup Dari sanalah awal semua kehidupan gadis itu berubah... Dimana Sesha berciuman dengan mumi FIRAUN. Altro

🔹INTRO🔹
01🔹 KISS
02🔹 SESHA
03 🔹PERTEMUAN
04🔹 MAGANG
05🔹ASISTEN
06🔹 Halu or Real?
08🔹CLUB
09🔹TERTINGGAL
10🔹LUKISAN
11🔹MIMPI?
12🔹BERTAMU
13🔹ARES
14🔹RATU
15🔹LUKA
16🔹KESAL
17🔹MEET
18🔹INSIDEN
19🔹KEPERGOK
20🔹BOOK
21🔹Expression
22 🔹Dinner
23 🔹Esterlla
24 🔹Jenguk
25 🔹Punishment
26 🔹Shocked
27 🔹Dream
28 🔹Puzzle
29 🔹Something
30 🔹Kingdom
31 🔹Satire
32 🔹Candidate
33 🔹Amazement
34 🔹Tale
35 🔹Call
36 🔹Like?
37 🔹Disappear
38 🔹Found
39 🔹Destiny
40 🔹Acquaintance
41 🔹Leave
42 🔹Improve
43 🔹Memory
44🔹Reject
45🔹Fail
46 🔹Before.....
47 🔹Past
48 🔹Tandem
49 🔹Forget about
50 🔹Friend
51 🔹Incident
52 🔹END

07🔹TEROR

19.5K 1.9K 12
Da Harefa_Halu

Stay Enjoy
Happy Reading

__________________________


Pagi ini Sesha sudah duduk mematut dirinya di depan cermin full face di kamarnya. Ia menatap ngeri pada wajahnya yang seperti zombie hidup, dengan bibir pucat dan kantung mata panda mengintari kelopak matanya. Apalagi hidungnya yang memerah sesekali mengelurkan cairan menjijikan itu.

Sesha mengambil liptint yang tergeletak di atas meja belajarnya, memoleskan sedikit di bibir keringnya.

Setelah itu Sesha langsung menyambar tasnya, menutup mulutnya dengan masker. Hari ini memang gadis itu masih kurang sehat, namun bagimana lagi ia harus menjalankan kewajibannya sebagai siswa PKL. Sudah cukup untuk satu hari ia izin karena menderita flu yang menyerangnya dua hari yang lalu.

Sesha langsung duduk di meja makan yang terlihat sepi, dengan bundanya yang sedang membuat segelas susu keju untuknya. Wanita itu meletakan gelas mengepul itu di depan Sesha.

"Kamu nggak mau izin aja untuk hari ini nak. Bang Bian bakalan ngomel kalo tau kamu nekat tetap pergi padahal udah dilarang", ujar Aquilla pada putri bungsunnya yang sedang melepas maskernya, lalu menyengir padanya.

"Ya jangan dikasi tau abang Bian lahh Bunn hehe", cengir Sesha membuat wanita paruh baya itu hanya bisa menghela napas.

Wanita itu mengambil tas ankanya yang berada di atas meja. Lalu memasukan satu buah kota pink dengan botol minum senada di dalam sana.

"Kalo makan siang makan ini aja, kamu lagi sakit nggak boleh makan makanan yang kurang sehat. Nggak boleh jajan sembarangan juga", ujar Aquilla dibalas anggukan patuh Sesha yang masih setia menyuapkan sesuap demi sesuap, masakan buatan sang bunda yang selalu nikmat setiap saat.

Sesha meneguk habis susunya lalu segera berdiri, menyalim bundanya lalu mengecup pipi kanan kiri wanita itu.

"Sesha berangkat yaa Bun... Dadahh", ujar Sesha yang langsung berdiri melambaikan tangan.

"Hati-hati, makanannya jangan lupa dimakan!"

Sesha menaiki mobil yang dikendarai oleh supir rumahnya. Hari ini gadis itu tidak sanggup untuk mengendarai sepeda kesayangannya, dengan tenaga yang berkurang dari biasanya.

Gadis itu kembali memakai maskernya, agar penyakitnya tidak membawa dampak lain bagi orang lain, setelah sampai di depan gedung raksasa itu.

"Makasih pak", ujar Sesha turun.

"Nanti saya jemput ya nak", ujar sang supir dibalas amggukan oleh gadis itu.

Sesha berjalan cepat menuju ruangan khusus anak magang yang berada di lantai lima.

"Sophia"

Gadis yang baru saja menutup lift itu sontak menekan kembali agar berhenti. Mempersilahkan agar Sesha ikut masuk bersamanya.

"Lo masih kurang sehat?", ujar Sophia menatap masker hitam Sesha dengan prihatin.

"Iyanihh, mana ingus gue pada mendesak keluar huhh", keluh kesal Sesha dibalas kekehan dari mulut temannya itu.

"Ehh iya Sesh, si Devan nanyain lo kemarin", ujar Sophia dengan luwes sambil menarik pelan tangan Sesha keluar dari lift, setelah sampai pada lantai ke lima.

"Kenapa?"

Sophia mengangkat bahu.
"Nggak tau, tanya aja samanya lahh ntar".

Mereka masuk ke dalam sebuah ruangan sedikit luas, dengan meja dan kursi yang tersusun rapi di sana. Sebenarnya ini adalah ruangan tempat mereka berkumpul di pagi hari, serta tempat mereka meletakan barang-barang yang mereka bawa, dan menjadi tempat istrahat mereka pada waktu siang hari.

Ada Devan yang sudah duduk memainkan ponselnya, mencueki segala kesibukan teman-temannya. Sesha mengurungkan niatnya bertanya, tohh jika lelaki itu butuh pasti akan mengutarakannya langsung.


"Keknya Esterlla udah duluan ke ruangan tuan Antares deh. Maklum lo ada saingan dapetin hati tuan Antares. Dia udah diangkat jadi asisten kedua setelah lo", bisik Sophia.

"Saingan mata lo?! Siapa juga yang mau jadi itunya tuan Antares ck", ujar kesal Sesha, namun Sophia hanya membalasnya dengan seringai menyebalkannya.

"Kita liat aja nanti, gue udah nantiin lo jilat ludah sendiri. Well, gue harap lo bisa ngalahin tuhh si cewek sok sempurna itu", ujar Sophia sambil merentangkan tangan ke arah Sesha.

"Gue pastiin nggak bakalan lakuin hal menjijikan kek gitu", dengus Sesha.

"Okelahh. Yaudah sana lo, kita mau ke tugas masing-masing", ujar Sophia mendorong bahu Sesha keluar.

Sophia pun segera pergi ke tempat ia ditugaskan. Ada lima divisi di perusahaan ini. Setia lima atau empat siswa magang akan ditugaskan membantu satu divisi. Dan Sophia berada di divisi pemasaran. Tugas mereka sebagai anak PKL banyak, misalnya membantu kartawan untuk mengimput data, memperbaiki komputer jika ada keeroran, membantu menglogin, dan lain-lain sesuai jurusan mereka.

Tok tok tok

Setelah menarik napas sebanyak-banyaknya, Sesha akhirnya mempunyai keberanian mengetuk pintu milik penguasa perusahaan raksasa itu.

Pintu terbuka. Mata abu-abu Sesha langsung menangkap dua oarang perempuan berbeda generasi. Tentu saja mereka adalah Sarah dan Esterlla. Benar kata Sophia, gadis itu sudah sangat siap melakukan tugasnya sebagai asisten? Andai saja Sesha digantikan oleh gadis itu, mungkin ia akan mengucapkan syukur sebanyak-banyaknya.

Sedangkan di kursi besar itu, duduklah Sky yang sedang menatapnya tajam.

"Masker?"

"Maaf pak, saya hanya ingin flu saya tidak menyebar", ujar cepat Sesha saat tau arah pembicaraan Sky.

"Lucyasesha"

Suara rendah milik Sky membuat Sesha menelan ludahnya. Apa ia baru saja membuat sebuah kesalahan? Tapi di bagian mananya?

"I-iya pak?", sahut balas Sesha.

"Duduk di sana", ujar datar Sky memberi perintah, dengan mata menatap ke arah sofa panjang di sebelah kirinya.

Sesha bingung. Apa ia baru saja salah dengar? Masa ia duduk di sofa sedangkan Sarah maupun Esterlla berdiri sedari tadi di depan meja lelaki tak bisa ditebak itu.

"Duduk Lucyasesha!"

"Baik pak", ujar Sesha terlonjar kaget. Gadis itu langsung mendekat pada sofa, duduk dengan kaku di sana.

Sky kini beralih menatap pada Sarah.
"Asisten kedua saya ini akan membantu kau mengerjakan tugasmu. Kalian berdua bisa keluar", ujar Sky menunjuk Esterlla yang sedikit terkejut, namun kembali ke mimik normal.

"Baik pak"

Dengan patuh Sarah mengangguk dengan wajah cerah. Bukankah hal baik jika ia memiliki satu buah kacung, yang menjadi pembantunya? Akhirnya ia sedikit dibebaskan dengan berkas-berkas menjerat itu.

"Tapi privasi perusahaan masih dikunci erat", ujar Sky kemudian.

Sarah tau maksud itu dan tentu saja akan terus mematuhi perintah tuannya. Walaupun di sampingnya adalah anak PKL, bukankah ada kemungkinan jika gadis itu seorang mata-mata rival perusahaan bukan?

"Kami undur diri tuan", ujar Sarah diikuti Esterlla dari belakang dengan wajah sedikit memerah.

"Kau"

Sky kini beralih menatap Sesha setelah pintu tertutup sempurna.

"Iya pak", sahut Sesha.

"Sky! Panggil saya Sky!", tegas Sky dengan tatapan nyalangnya.

"Tidak Pak, anda adalah atasan saya", ujar Sesha tak kalah tegas, walaupun suaaranya agak serak dan berat.

Sesha was-was saat Sky berdiri dari kursi singgahsananya. Apalagi saat kaki penjang berbalut celana hitam itu berjalan ke arahnya.

"M-mau apa pak?", ujar gelisah Sesha saat Sky menunduk dengan kedua tangan berurat itu ia letakan di sisi sofa, mengukung Sesha bagai anak kucing yang siap dimangsa.

Sesha memberi ruang sampai tubuhnya menempel langsung pada sandaran sofa. Tangan Sky dengan santai menarik masker gadis itu, lalu membuanganya ke segala arah. Ia menarik dagu Sesha hingga mata itu kini pertatapan dengan manik hitamnya.

"Lucyasesha, saya tidak suka penolakan. Menurut saja maka kamu akan selamat", ujarnya Sky.

Sesha menggeleng dengan mata geram.
"Anda bukan siapa-siapa saya, bukankan saya sudah patuh dan sopan dengan memanggil anda dengan sebutan bapak?! Jawab pertanyaan saya pak! Mengapa anda mengizinkan sekolah saya magang di sini?! Mengapa anda memilih saya! Saya tau pak, perusahaan hanya bisa menerima dua puluh siswa saja, dan saya tidak termaksud! Saya tau ada satu nama yang bapak lewati!"

"Apakah saya terlalu percaya diri jika bapak memang ingin saya magang di sini? Karena alasan apa? Apakah bapak balas dendam karena saya sudah menghancurkan peti mati anda?! Menjadikan saya babu anda. Jika karena itu saya minta maaf pak, tapi bukankah ini sebuah keberuntuangan karena anda bisa hidup kembali! Tolong pak, saya mau pindah magang ke tempat lain saja. Dan yang paling saya benci.... KETIKA SAYA SELALU BERHALUSINASI MELIHAT ORANG-ORANG ANEH, BAHKAN MEMIMPIKAN MEREKA", ujar Sesha panjang lebar.

Sesha meluapkan segala bebannya. Memang akhir-akhir ini ia sering melihat hal-hal aneh bahkan memimpikannya. Kemarin malam ia melihat sesosok mumi mengerikan yang melihatnya dari luar rumahnya. Apakah ini masih bisa dibilang hal biasa? Ia seperti diteror!

Sky tidak berekpresi sama sekali. Tetapi tangan lelaki itu kini mengelus pipi pucat Sesha dengan lembut.

"Karena ini takdirmu"

Bisik kecil Sky bahkan hampir tidak didengar oleh Sesha.
"Pak! Hal aneh ini semua karena bapak bukan? Tolong bebaskan saya", ujar Sesha dengan tegas.

Sky terkekeh pelan.
"Kamu mau tau cara agar kamu bebas dari hal-hal itu?", ujar Sky dibalas anggukan cepat Sesha.

"Caranya gampang.... Tetap di sisi saya", ujar Sky membuat Sesha menggeram.

"Omong kosong!"

Sky terkekeh lagi setelah mendapatkan balasan yang tidak ia inginkan dari Sesha.
"Terserah kamu Lucyasesha. Tapi percayalah, semakin kesini mereka akan semakin mendekatimu. Semakin kamu menjauh dari saya, semakin gencar juga mereka menghabisimu", ujar Sky membuat tubuh Sesha meremang.

Tidak. Ia tidak boleh percaya dengan perkataan Sky. Lelaki itu tidak bisa dipercayai.

"Itu tidak akan pernah. Jika saya semakin dekat anda lah saya semakin sial", ujar Sesha membuat Sky menjauhkan tubuhnya.

"Lucyasesha"

Sesha merinding apalagi saat mata itu menatapnya dengan aura seram.
"Silahkan pergi, kamu bebas sekarang. Kamu bisa keluar dari perusahaan ini sekarang. Tapi ingat, saya tidak akan tanggung jawab jika perkataan saya barusan benar adanya. Ingat, kamu tidak akan bisa bebas dari takdir ini Lucyasesha, ada banyak hal yang tidak kamu ketahui. Mereka tidak akan menunggu lama saat kamu pergi dari saya", ujar Sky lalu pergi begitu saja dari hadapan Sesha yang terdiam.

***

Vote! Bisa?
salam Halu 🤚

Continua a leggere

Ti piacerà anche

MARSELANA Da kiaa

Teen Fiction

1.6M 41K 18
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
2.1M 132K 78
[Belum Revisi] Ana ternyata benar-benar masuk ke dalam dunia novel yang ia pernah baca. Novel romantis yang menceritakan tentang perjalanan sang pem...
2.6M 130K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...
132K 6.1K 39
Tamat!! Sebelum baca wajib vote, comen, share, dan fallow Seorang wanita yang lelah akan hidupnya didunia yang kejam pada dirinya, tapi malah dipe...