[2] š—”š—Ÿš—£š—›š—” š—©š—¦ š—Ÿš—Øš—”š—”...

By instargaze

15.6K 2.7K 251

[ Treasure series Book 02] Apa yang pertama kali terpikirkan saat mendengar kata 'Alpha dan Luna?' Werewolf? ... More

šŸŒŸ STARRING
0.1 āž– Alfa Vs Luna
0.2 āž– Rebutan poin
0.3 āž– Sorry
0.4 āž– Aluna's dad
0.5 āž– Amanah
0.7 āž– Mall
0.8 āž– Ulangan fisika
0.9 āž– Pulang bareng
1.0 āž– Perkara mogok
1.1 āž– Licik
1.2 āž– Minta maaf
1.3 āž– Peliharaan ceunah
1.4 āž– Kumbang
1.5 āž– Sorry
1.6 āž– Postingan
1.7 āž– Pendapat
1.8 āž– Susulan
1.9 āž– Rencana
2.0 āž– Cookies
2.1 āž– Foto aib
2.2 āž– Purna paskibraka
2.3 āž– Lomba
2.4 āž– Tugas Sejarah
2.5 āž– Nugas
2.6 āž– Diskusi
2.7 āž– Karen's Diner
2.8 āž– Buku tahunan
2.9 āž– Internal rapat
3.0 āž– Bad mood
3.1 āž– Rapat lagi
3.2 āž– Foto individu

0.6 āž– Gara gara seblak

515 93 10
By instargaze

Aluna berjalan mengitari perpustakaan guna mencari buku biologi. Karena tak memperhatikan jalan alhasil

BRUKK....

"Eh sorry."

"Ga, gapapa bukan salah lo."

"Tumben ke perpus Lun?" Tanya pria dengan lesung di pipinya.

"Tumben?"

"Iya. Secara lo kan udah pinter banget gue ga pernah liat lo di perpus karena ya gue mikir orang se pinter lo udah ga perlu buku kayanya."

"Aksa apaan sih? Rata-rata kita juga cuma selisih dikit."

Aksa yang mendengar itu pun terkekeh. "Btw thanks, tugas gue yang kemaren dapet A+"

Aluna mengangguk. "Sama-sama."

"Lo kesini nyari apa Lun?"

Aluna meringis pelan. "Keliatan ya gue lagi nyari sesuatu?"

Aksa mengangguk. "Gue jarang banget liat lo disini, jadi pasti lo lagi butuh sesuatu kan?"

"Iya gue lagi cari buku biologi."

"Terus? Ketemu?"

Aluna menggeleng pelan. "Belum."

"Pinjem punya gue aja mau? Kalo nyari ga bakal keburu. Bentar lagi bel."

"Boleh?"

"Kenapa engga?"

"Thanks Sa, sorry ngerepotin." Aluna menerima buku yang diberikan.

Aksa mengangguk. "Kalo butuh apa apa bilang aja."

Aluna mengangguk canggung. "Kalo gitu gue balik ke kelas ya."

Aluna membalikkan tubuhnya dan menyentuh dadanya, apa apaan ini? Mengapa jantungnya seperti berdetak lebih cepat?

Seakan sadar ia pun menggelengkan kepalanya dan melanjutkan langkahnya.

✧ 𝗔𝗟𝗣𝗛𝗔 𝗩𝗦 𝗟𝗨𝗡𝗔 ✧

Sedangkan di bagian tertinggi dari gedung tersebut terdapat seorang pria dengan rambut hitam legamnya yang sedang menatap lurus ke arah lapangan yang tampak dari atas sana.

Hingga tepukan di bahunya membuat ia seolah tersadar dari lamunannya.

"Ngapa lagi lu?"

Alfa hanya menggeleng pelan sebagai jawaban. "Gue jahat ya Tin?"

Justin meletakkan jari telunjuknya di dagu membuat gesture seolah berpikir. "Sebenernya iya."

Alfa mengalihkan pandangannya ke arah lain dan memilih untuk diam.

Justin yang melihat respon temannya itu pun langsung paham dengan situasinya.

"Tapi lo ga ada niatan jadiin dia pelarian kan?"

Alfa diam membuat readers bingung.

"Yaelah Al, gue kira lo udah lupa dan bisa nerima kenyataan."

Alfa mengusap wajahnya kasar. "Lo tau ga semudah itu Tin."

"Tapi lo ga boleh kek Joji Al, gunain seseorang untuk melupakan seseorang itu jahat kalo emang belum kelar sama masalalu jangan jadiin orang lain tempat singgah, be brave with your feelings."

"Gue gatau, Tin."

"Mending sekarang lo ubah mindset lo, kalo emang lo belum bisa suka sama dia ya jangan di paksa."

"Tapi aneh kan kalo gue tiba-tiba ngejauh gitu aja? Lo tau sendiri cewek dikit dikit overthinking."

"Tapi much better di sakiti dengan kejujuran daripada harus di bahagiakan dengan kebohongan kan?"

"Terus gue harus gimana bangsat." Alfa memukul pembatas Rooftop dengan kesal.

"Ya tadi udah gue kasih saran goblok!"

"Gimana?"

"Be brave with your feelings, cuma itu cara satu satunya supaya ga nyakitin orang lain lebih jauh lagi."

✧ 𝗔𝗟𝗣𝗛𝗔 𝗩𝗦 𝗟𝗨𝗡𝗔 ✧

Aluna menyesal karena menyia-nyiakan jam istirahatnya untuk mencari buku.

Kalau tau ujung-ujungnya ia di pinjami buku oleh Aksa ia tak akan menghabiskan waktu istirahatnya di perpustakaan tadi.

Jadilah sekarang ia kelaparan saat  sedang belajar, perlu di ketahui walaupun memiliki proporsi tubuh ideal yang di idam-idamkan oleh seluruh wanita Aluna tidak pernah melakukan diet apapun itu.

Ia juga termasuk orang yang doyan makan, dan cenderung tidak memilih milih makanan.

Selagi bisa di makan kenapa engga -Aluna 2k22

Aluna menyudahi acara belajarnya, ia memutuskan untuk pergi ke dapur dan mencari sesuatu yang bisa di masak.

Semua tempat sudah ia cari. Lemari, kulkas, rak bumbu, bahkan seluruh kabinet sudah ia buka namun nihil ia tak menemukan apapun.

"Seblak mang Oji masih ada ga ya jam segini?" Monolognya menatap jam dinding.

"Coba aja dulu, siapa tau masih ada ya kan." Ucapnya seraya mengikat rambutnya asal.

Setelah sekitar tiga menit berjalan kaki ia pun sampai.

"Mang Oji seblaknya masih ada?"

"Ma--"

Ucapan mang Oji terpotong karena suara motor serta klakson.

"MANG... SEBLAKNYA SATU YA."

Merasa tak asing dengan suara itu, Aluna pun menoleh. "Ngantri."

Alfa mengangkat sebelah alisnya. "Kan gue yang bilang duluan."

"Tapi gue yang dateng duluan." Balas Aluna sedikit nyolot.

"Emang muka gue keliatan peduli?"

Aluna memutar bola matanya malas. "Emang muka gue keliatan sudi liat muka lo?"

Alfa mengabaikan Aluna dan memilih untuk menatap mang Oji. "Mang seblaknya satu, saya duluan."

"Lo ngerti ngantri ga sih?!"

"Kalo ga?"

"Mang, Luna duluan ya. Kan Luna yang pertama datang daripada dia."

"Aduh akang kasep...neng geulis.. seblaknya teh tinggal satu."

Sontak Alfa dan Aluna saling menatap tajam satu sama lain. "Buat saya." Kompak keduanya.

"Gue. Lo apaan sih?"

"Lo yang apaan? Ada juga gue yang duluan dateng daripada lo. Tau diri dikit jadi orang."

"Jadi ini teh gimana?"

"Buat saya mang."

"Buat saya aja mang."

Alfa menghela nafas kasar kemudian turun dari motornya. "Saya mang."

Mang Oji menatap keduanya bergantian. "Euleuh euleuh.... kalian teh cocok pisan."

"Mending saya jadi perjaka tua daripada harus sama dia." Ucap Alfa ogah ogahan.

"Ada juga gue yang jadi perawan tua seumur hidup daripada harus sama lo."

Mang Oji menggaruk tengkuknya.

"Akang kasep...ini teh neng nya geulis pisan euyy yakin ga mau ngalah?"

Alfa mengernyit sewot. "Ga dulu mang. Geulis mah luarnya doang dalamnya ksatria baja hitam."

Kini mang Oji beralih menatap Aluna. "Kalo neng geulis gimana? Ini akangnya kasep pisan. Ga mau ngalah juga?"

Aluna menggeleng. "Don't judge book by the cover mang, dia mah bukan manusia aslinya."

"Ada juga lo bukan manusia."

"Dih nyaut, emang gue ngomong sama lo?"

Tak lama datanglah seorang ibu hamil. "Mang, seblaknya satu ya."

Mang Oji jadi bingung namun pada akhirnya tetap mengiyakan. "Siap bu."

Alfa dan Aluna yang awalnya ingin protes tidak jadi karena melihat seorang ibu hamil yang sepertinya sedang mengidam.

Aluna menendang kerikil dengan kesal,  karena seblak mang Oji sudah habis ia pun memutuskan untuk membeli topokki instan di ind*maret

Namun betapa kesalnya ia ketika melihat motor seseorang yang membuatnya gagal mendapatkan seblaknya tadi.

"Tuh orang jin ya? Indomaret banyak kali kenapa harus disini sih?!"

Namun karena tak ingin menahan lapar lebih lama lagi ia pun memutuskan untuk masuk.

Setelah mendapatkan topokkinya, Aluna justru dibuat bimbang lagi.

"Makan disini ga ya?"

"Makan."

"Engga."

"Makan."

"Engga."

"Makan."

"Engga."

"Tapi gue laper banget, gimana ya... Ah udahlah makan disini aja." Ucapnya kemudian berjalan menuju kasir.

Setelah selesai membayar Aluna pun memutuskan untuk menyeduh topokkinya lebih dulu.

Sepertinya kesialan sedang menimpanya saat ini.

Seluruh meja dan kursi penuh, hanya satu tersisa dan itu pun tempat seseorang yang paling ia benci.

Tak punya pilihan lain, Aluna pun memutuskan untuk mengambil duduk di depan Alfa yang sedang bermain game.

"Lantainya bersih kok, kenapa harus disini?"

Aluna mendengus kesal. " Gue terpaksa. Lo inget itu. Ter.pak.sa."

Alfa mengabaikan Aluna dan memutuskan untuk kembali fokus dengan gamenya.

Dari kejauhan, tepat dari dalam mobil seorang wanita menatap keduanya dengan sebelah alis yang terangkat.

Merasa tak asing, ia pun memutuskan untuk menghampiri keduanya.

"Loh Aluna?"

"Kak Ella?"

"Long time no see Lun, kamu apa kabar?"

"Baik kak, kakak sendiri?"

"Baik kok. Kamu ngapain disini Lun?"

"Cari makan kak, laper banget soalnya di rumah ga ada apa apa, tukang seblak langganan juga abis." Aluna melirik Alfa yang sedang memperhatikan keduanya.

"Ini kakak barusan mau ke rumah kamu nganterin titipan soalnya kakak kamu masih ada jadwal UKM."

Hening.

Aluna berdehem canggung. "Kak kenalin temen sekelas aku namanya Alfa."

Barulah netra keduanya bertemu.

Stella tersenyum kemudian mengulurkan tangannya. "Stella."

Alfa membalas uluran tangan itu dengan kikuk. "Alfa."

Entah hanya perasaan Aluna saja, atau memang keduanya terlihat sedikit canggung.
.
.
.

Aksa

Stella

Bonpict;

Alfa waktu di seblak mang Oji

Aluna waktu di seblak mang Oji

✧ 𝗔𝗟𝗣𝗛𝗔 𝗩𝗦 𝗟𝗨𝗡𝗔 ✧

© Instargaze, 2022

Continue Reading

You'll Also Like

149K 13.2K 100
bertahan walau sekujur tubuh penuh luka. senyum ku, selalu ku persembahkan untuknya. untuk dia yang berjuang untuk diri ku tanpa memperdulikan sebera...
123K 4.4K 35
menceritakan tentang perjodohan antara laki laki cantik dan seorang CEO tampan namun kasar, tegas, dan pemarah #bxb #homo jika salah lapak langsung...
391K 534 4
21+
430K 6.3K 18
Megan tidak menyadari bahwa rumah yang ia beli adalah rumah bekas pembunuhan beberapa tahun silam. Beberapa hari tinggal di rumah itu Megan tidak me...