My Baby Aira [END]

By iVASKYY

351K 12.6K 179

UPDATE SETIAP MINGGU Sebelum baca follow dulu yah akun Wattpad aku.... (Bagi yang ikhlas aja) Menjadi seoran... More

Part 1: Garis Dua
Part 2: Sebuah Keputusan
Part 3: Papa kecewa
Part 4: Penjelasan
Part 6: Rencana Perjodohan
Part 07: Pandangan Pertama
Part 08: Tragedi Dosen Baru
Part 09: My Lucturer My Husband
Part 10: Penjelasan Arga
Part 11: Persiapan pernikahan
Part 12: Wedding
Part 13: Balik Ke Jakarta
Part 14: Khanza Marah
Part 15: Menjadi Istri Yang Baik
Part 16: Pelecehan Malam Hari
Part 17: Ngidam
Part 18: Malam Yang Panjang
Part 19: Insiden Di Kantor
Part 20: Anggota Baru
Part 21: Penetapan Sebuah Nama
Part 22: Salah Paham
Part 23: Di Rumitkan Oleh Dua Pilihan
Part 24: Timbulnya Suatu Permasalahan
Part 25: Perubahan Drastis Khanza
Part 26: Sang Pujaan Hati??
Part 27: Selingkuh
Part 28: Suasana Yang Berbeda
Part 29: Acara Kantor
Part 30: Ketahuan
Part 31: Perang Dunia Ke-3
Part 32: Menghilang
Part 33: Masalah Baru Lagi
Part 34 : Hamil??
Part 35: Bocah Menggemaskan
Part 36: Keluarga Kecil
DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA YANG KE-77
Part 37: Syok!
Part 38: Kidnap❗
Part 39: Hospital
Sorry❕
Part 40: The Visit
Part 41: Ingin Punya Adik
Part 42: Butuh Penjelasan
Part 43: Melepas Rindu
Part 44: Kemarahan Nasyah
Part 45: Di Ambang Perceraian
Part 46: Bertahan Atau Pergi
Part 47: Keputusan Yang Mutlak
Part 48: Cemburu?
Part 49: Bimbang
Part 50: Away from home
Part 51: Kembali
Part 52: Berusaha Memperbaiki
Part 53: Dendam Yang Terpendam
Part 54: Akhir dari segalanya
Tamat
EPILOG
Extra Part 1
Extra Part 2
PENGUMUMAN

part 5: Rencana Apalagi Ini?

6.8K 295 0
By iVASKYY


Hari ini Nasyah masuk kuliah setelah beberapa hari tidak masuk dengan alasan sakit. Untung saja pak Ridwan mengerti, biasanya dosen botak itu akan mewawancarai Nasyah panjang lebar membuat siapapun yang mendengarnya akan jengah.

Namun kali ini Nasyah sama sekali tidak fokus, karena sejak tadi hanya bolak-balik kamar mandi membuat pak Ridwan risih dengan permintaan Izin Nasyah yang sering keluar.

Hoekk...Hoekk.. Hoek...

Seperti biasanya hanya cairan bening yang keluar.

"Huh astaga" Ucap nya membasuh mukanya

Saat keluar dari kamar mandi Nasyah terkejut melihat seseorang yang bersandar di tembok dekat pintu kamar mandi.

Mungkin sedari tadi dia udah denger gue mual, nggak jijik emang?- batinnya heran

"Ngapain Lo"

"Nih, gue pikir nya Lo masuk angin" Ucap nya tanpa ekspresi dengan menyodorkan minyak angin

Nasyah menerima minyak angin tersebut dengan senyum tipis "thanks" singkat nya dan pergi meninggalkan cowok tersebut

"Menarik" gumamnya cowok itu

Saat masuk dalam kelas Nasyah melihat aura permusuhan dari pak Ridwan yang dia yakini sebentar lagi akan mendapatkan Omelan dari dosen botak itu

"Kalo masih sakit nggak usah datang,bikin repot aja" Ujarnya sengit

Nasyah yang baru duduk di kursi langsung menaikan alisnya sebelah "emang saya nyusahin bapak? Nggak kan?!" Ucapnya tak kalah sengit

Entah mengapa sejak hamil, Nasyah lebih mudah cepat terpancing emosi bahkan dirinya sulit mengontrol itu.

" Dasar!! Dari tadi kamu keluar masuk buat teman kamu yang lain nggak fokus" Pak Ridwan memijit keningnya capek menghadapi Nasyah dengan tingkah anehnya

"Ya mau gimana lagi, nggak mungkin kan saya muntah disini. Ntar malah tambah repot lagi"

" Kamu itu menjawab aja kerjanya"

"Ya bapak tau sendiri kan kalo saya lagi masuk angin jadi muntah-muntah"

" Kalo tau lagi sakit nggak usah masuk"

Nasyah memutar bola matanya malas " kalo saya nggak masuk, saya ketinggalan mata kuliah dong. Emang bapak mau tanggung jawab?"

"Tidak penting bagi saya, emang kamu siapa saya"

Mahasiswa lain hanya menonton perdebatan antara Nasyah dan pak Ridwan yang sama sekali tidak ada yang ingin mengalah padahal hanya masalah sepeleh

"Justru itu saya harus masuk pak, supaya saya tidak ketinggalan mata kuliah dan cepat lulus supaya saya tenang tanpa ocehan bapak setiap hari" jelasnya

"Keluar Nasyah" tegas pak Ridwan

Keningnya Nasyah mengkerut tak suka "ko saya di suruh keluar pak?"

Pak Ridwan menghembus nafas berat "pake nanya lagi, kamu mengganggu saya mengajar"

"Anda tidak bisa mengeluarkan mahasiswa seperti itu jika hanya menyangkut masalah sepele seperti ini. Apalagi alasannya masuk akal" bukan Nasyah yang menjawab melainkan cowok di belakang Nasyah yang menatap pak Ridwan tanpa ekspresi apapun

Nasyah menoleh dan mendapati cowok yang bertemu dengan nya di depan kamar mandi tadi

"Kamu diam aja!! Ini urusan bapak sama anak bandel satu ini" kata pak Ridwan dengan menunjuk ke arah Nasyah

Tanpa berpikir terlalu lama Nasyah langsung keluar membawa tas nya dan menatap sinis si botak.

Tujuannya Sekarang adalah kantin, untuk mengisi perut dan mengisi kembali tenaganya yang habis terkuras akibat berdebat tak jelas dengan pak Ridwan alias pak BL (Botak Licin). Dari kejauhan Nasyah melihat sahabatnya yang menikmati makanan mereka.

Brukk!!!

Nasyah menjatuhkan tas nya dan duduk di samping Anin dan Aura.

"Astoge!! Demi Alex gue kaget" teriak Anin

"Sama anjir!!" Sahut Aura yang mengelus pelan dadanya

Srurtttt..

Nasyah menyeruput jus apel milik Shakira hingga tandas. Melihat itu Shakira langsung melayangkan tatapan kesal kepada Nasyah "Lo haus apa gimana sih?! Jus sedingin itu Lo habisin" ujar Shakira kesal

"Diam" sinis Nasyah

"Lo kenapa sih?!,, Coba cerita" ujar Klarisa yang seakan mengerti pikiran Nasyah

"Pasti Gara-gara pak BL kan?" Tanya Anin yang diangguki benar oleh Nasyah

Klarisa mengerutkan keningnya heran "pak BL tuh siapa? Baru dengar gue kalo di kampus ini ada dosen namanya kayak gitu"

Shakira memutar bola matanya malas "gimana sih Lo! Siapa lagi musuh Nasyah di kampus ini kalo bukan pak Ridwan"

"Pak BL artinya Botak Licin" tekan Aura kesal

"Masa gitu aja nggak tau sih" sambung Aura

" Ya kalo gue tau nggak mungkin gue nanya bego"

Bram!!!!

Nasyah memukul meja dan kembali membuat sahabat nya terlonjak kaget "Gue cabut" ujar nya yang kemudian berlalu pergi

"Tuh anak mau bikin kita jantungan kali yah" ujar Anin yang menatap punggung Nasyah yang mulai menghilang

"Astoge!! Ko habis sih?! Padahal gue belum makan Anjirt" Histeris Aura yang membalikkan mangkok nya yang terlihat kosong

"NASYAH!!!!!" teriak ke empatnya karena makanan mereka habis tak tersisa sedikit pun

****

"Nasyah pulang!!" Teriak nya saat memasuki rumahnya

Melangkah kaki nya ke ruang tamu dan duduk memijit kakinya karena terasa sangat keram. Bi Inah selaku pelayan di rumah itu membawakan Nasyah segelas air putih "ini neng minum dulu pasti capek yah"

"Maksih yah bi" kata Nasyah yang diangguki Bi Inah

Bi Inah duduk di bawah kaki Nasyah dan memijit kaki Nasyah dengan lembut.

"Astaga bi nggak usah!! Saya nggak enak jadinya sama bibi"

"Bibi duduknya disini aja" Nasyah menepuk tempat di sampingnya

"Astaga nggak usah neng, bibi di lantai aja nggak apa-apa"

"Jangan bi, udah ayo" Nasyah menarik tangan bi Inah dan duduk di sampingnya

Pelayan di rumah Wijaya sangat senang bekerja dengan tuan rumah yang begitu ramah, jarang-jarang mereka mendapat tuan seperti pak Anton dan istrinya. Apalagi kedua anaknya yang begitu ramah tanpa membedakan status mereka sebagai pelayan.

Bi Inah sudah lama berkerja di kediaman rumah Wijaya, dengan keramahan tuan rumah membuat nya betah bekerja pada keluarga Wijaya.

Terlihat Nisa dari dapur membawa sepiring kukis di tangannya "loh ko udah pulang sih nak" Ucap nya menyimpan sepiring kukis di meja hadapan Nasyah

Nasyah yang tengah memainkan handphone nya menoleh pada Nisa dengan cemberut tanpa membalas pertanyaan Nisa.

"Ko cemberut gitu? Ada apa sih bi?" Tanya Nisa yang beralih menatap bi Inah

Bi Inah menggeleng-gelengkan kepalanya tak tau permasalahan apa yang membuat nona mudanya sampai cemberut "saya permisi nyonya mau ke belakang"

"Ehh nggak mau makan kukis dulu?! Enak loh bi" tawar Nisa dengan menyodorkan piring kukis

Bi Inah hanya mengambil satu dan berterima kasih pada Nisa lalu menunduk sopan dan berlalu ke dapur.

Nisa beralih menatap Nasyah yang masih fokus pada ponsel nya "Mama tanya loh, ko nggak di jawab"

Apa mungkin hormon nya kali yah yang bikin dia kayak gini. Hadehh-batin Nisa

Nasyah menyimpan handphone nya di meja dan bersandar di sofa "Nasyah tadi di keluarin dari kelas karena keluar masuk, Nasyah kan mual tadi"

"Nggak apa-apa yang penting kandungan kamu baik-baik saja, kalo urusan kampus serahkan saja ke mama"

"Hm" singkat nya

Terlihat Anton yang menuruni tangga dan melangkah menuju keduanya. Melihat putrinya dengan wajah yang tidak bersahabat justru melewatinya dan duduk di samping Nisa

"Itu mukanya kenapa jutek gitu" bisiknya pada Nisa

"Di keluarin dari kelas karena mual"

Jika menyangkut tentang perkuliahan, Nasyah tidak mempermasalahkan hal tersebut justru menyerahkan pada Nisa untuk menyelesaikan nya. Anton melirik sejenak sebelum memulai pembicaraan nya pada sang anak

"Nasyah" panggil nya

"Iya pah_ eh sejak kapan papa datang" sahutnya tanpa menyadari keberadaan Anton

"Barusan. Ada hal yang papa pengen omongin sama kamu"

"Apa?"

"Malam ini kita akan kedatangan tamu penting, jadi kamu harus berpakaian yang sopan dan dandan cantik juga" jelas Anton

"Mau bahas apa?" Tanya dengan polos

"Adalah, papa dan mama udah urus semuanya jadi kamu nggak usah khawatir untuk kedepannya dan bayi kamu"

Oh my God!? Rencana apa lagi ini-batin Nasyah

"It's okay, yaudah Nasyah mau ke kamar soalnya kecebong kecil udah ngantuk"

Anton dan Nisa saling pandang tak mengerti dengan perkataan Nasyah yang mengatakan 'kecebong kecil'

"Maksudnya?" Tanya keduanya

"Ini loh" jawabnya menunjuk perutnya dan berlalu meninggalkan kedunya

"Astaga! Penerus Wijaya ko di bilang kecebong. Makin aneh tuh anak" ujar Anton geleng-geleng kepala

Nisa hanya terkekeh menanggapi nya.

****

Di sisi lain Arga terlihat frustasi memikirkan Nasyah yang selalu menghantui pikiran nya dengan rasa bersalah, apalagi Nasyah yang sedang mengandung anaknya.

"Arghh sialan" teriak nya

Padahal dirinya dan Nasyah bertemu sekali saja saat di club', namun Nasyah sudah membuat Arga menderita dengan memikirkan nya. Setelah Arga telusuri tentang identitas Nasyah, ternyata wanita yang dia hamili berasal dari keluarga yang bukan sembarangan untuk di sentuh. Anton dan Rio yang sukses mendirikan Wijaya Company mampu menyaingi perusahaan lain termaksud perusahaan Arga.

Apalagi Wijaya Company yang telah resmi bekerja sama dengan Khanza Group membuat kedua perusahaan tersebut memiliki cabang sampai ke luar Negeri. Melukai salah satu anggota keluarga Wijaya sama saja membuat diri sendiri menjadi menderita dan Arga takut akan itu. Karena sekali jentikan jari perusahaan dan dirinya akan hancur di tangan Anton dan Rio yang memang terkenal garang saat marah.

Membutuhkan waktu yang lama untuk mengatur strategi menghadapi keduanya. Menurut Rio menjauh dari keluarga Wijaya adalah jalan terbaik untuknya.

- YustifaVa -


































Continue Reading

You'll Also Like

501K 18.5K 50
(COMPLETED) "Ketika ada derita setelah sepercik bahagia yang dirasa," *** Ashlesha kira semua telah selesai semenjak 4 tahun lalu Angkasa meninggalka...
74.5K 7.3K 75
Sequel kanya story Setelah menunggu sekian lama, bukannya melanjutkan hubungannya dengan kanya, raka harus kembali memulai hubungan mereka dari awal ...
13.8K 1.6K 55
Enhypen itu somplak "JUNGWON SEMPAK GUE MANA" -Jay "Gue sumbangin ke kaum dhuafa" -Jungwon "Buset Won, lo nyumbang sempak?" -Jake "Katanya kita tuh h...
61.1K 5.3K 12
intinya ini harvin sama javier yang ga saling kenal dijodohin sama orang tuanya. mungkin agak pasaran, tapi baca aja dulu, siapa tau seru? bxb jeongh...