LOVE LIKE LEMONADE [TAMAT]

By lunetha_lu

486K 31.4K 1.3K

Semula Vanta tidak tahu, kalau satu perlawanannya bakal menjadi masalah serius. Siapa sangka, cowok yang dita... More

Prolog
#1 Vanta Lollyta
#2 Lapangan Basket
#3 Pembalasan Berikutnya
#4 Boyfriend?
#5 So Embarrassed
#6 Jealousy
#7 Rencana Alvin
#8 Hate You 3000!
#9 Semua Orang Punya Rahasia
#10 Unexpected
#11 Bahan Gosip
#12 Panas Dingin (1)
#13 Panas Dingin (2)
#14 Stay
#15 Sleep Well
#16 Last War
#17 Soft Drink
#18 Black Rose
#19 Hide and Seek?
#20 About Her
#21 Rest in Love
#22 Jaminan
#23 New Begin
#24 Past
#25 Cheer Up
Announce
#26 Who is He?
#27 Bala Bantuan
#28 Vodka Beryls
#29 Bukan Pacar
#30 First Attempt
#31 Bertemu Lagi
#32 Teman Baik
#33 Permintaan Sulit
#34 Tentangnya
#35 Pilihan Tepat
#36 Once More
#37 Mulai Berpikir
#38 Akhirnya Terucap
#39 - Move Forward
#40 Perkara Status
#41 Yours
#42 Ungkapan
#43 Benda Keramat
#44 Momen Baru
#45 Namanya Cemburu
#46 Hidden Truth
#47 Tell the Truth
#48 Bucin Detected!
#49 Dilema
#50 Trurth or Lie
#51 Berawal dari Akhir
#52 Reason
#53 Gamon?
#54 Identitas Black Rose
#56 Memulai
#57 Yang Sebenarnya
#58 D-Day
#59 Dajjal Kesayangan (END)

#55 Dumbfounded

1.7K 196 4
By lunetha_lu

Masih belum sepenuhnya sadar dari keterkejutan, Vanta hanya mengekor langkah Toto. Pikirannya dipenuhi oleh fakta lain tentang Toto yang ternyata adalah pelukis Black Rose.

Bagaimana Vanta membuktikannya?

Dari paraf Toto tadi, Vanta menemukan kemiripan dengan paraf yang ada di lukisan. Dia betul-betul tidak habis pikir. Alvin adalah desainer Black Rose, sementara Toto pelukis malaikat dengan black rose. Selama ini Vanta berada dekat dengan orang yang dikagumi.

"Lo kenapa?" Vanta terperanjat ketika Toto tiba-tiba sudah berdiri di depannya, menunduk memerhatikan raut wajahnya.

"Oh, nggak. Lagi ada yang dipikirin aja."

Ketika mereka berdiri diam berhadapan, sebuah suara lebih mengejutkan Vanta lagi.

"Tata?"

Vanta menoleh ke sumber suara dengan keringat dingin yang mendadak keluar dari pori-porinya. Hanya satu orang yag memanggilnya Tata. "J-jes? Lo ke kampus?"

"Gue mau ACC skripsi." Gadis itu melirik ke arah Toto sekilas, lalu kembali pada Vanta. "Kalian bareng?"

"Lama nggak ketemu," sapa Toto pada Jessi.

Kalau kalian penasaran kenapa Vanta mendadak gemetar canggung, alasannya karena dia belum cerita pada Jessi kalau Toto dan dia cukup akrab di tempat magang. Perihal mereka yang mejanya sebelahan di kantor, juga tentang dia yang kadang pergi berdua dengan Toto untuk pitching atau sekadar makan siang.

Bukan mereka ada apa-apa, tapi murni karena Vanta tidak ada rasa ke Toto dan yakin kalau cowok itu pun sama, cuma menganggap teman. Tapi malasahnya, cowok yang pernah disukai Jessi ternyata adalah Toto. Gadis itu menceritakannya waktu mereka curhat habis-habisan bersama.

Vanta tidak berani bertanya apakah Jessi masih suka pada lelaki itu, karena malah dia yang sekantor dengan gebetan temannya. Dan kalau sekarang Jessi melihatnya jalan dengan Toto di kampus, tahu kalau Vanta bahkan pulang-pergi bareng cowok itu, mau bilang apa dia?

***

"Ta,"

"Hm?"

"Kayaknya Toto suka sama lo, deh," ucap Jessi ketika mereka tinggal berdua.

Rencana Vanta pulang dengan Toto dibatalkan. Lebih memilih tinggal di kampus bersama sahabatnya lantaran sudah jarang bertemu sejak keduanya sibuk dengan kegiatan masing-masing.

"Ih, apaan sih?! Ngaco lo, ah. Cuma gara-gara kebetulan dia ada perlu juga ke kampus, masa langsung dibilang suka?" elak Vanta merasa sangat mustahil.

Toto? Suka pada Vanta? Menurut Vanta itu sangat mustahil. Tidak ada yang namanya tanda-tanda Toto dekatin Vanta. Semuanya normal-normal saja layaknya teman kerja, teman kuliah. Kurang lebih seperti Arya, teman kampus yang pernah jadi tetangga masa kecilnya. Tidak lebih.

Kedua tangan Jessi terangkat ke atas meja sembari mencondongkan tubuhnya ke depan. "Gue serius. Waktu kita makan bertiga tadi, dari cara dia mandang lo, rasanya ada yang beda."

"Udah deh, nggak usah ngelantur. Gue sama dia nggak ngerasa ada apa-apa kok. Lo nggak perlu khawatir,"

"Khawatir apaan? Itu udah lewat kali, Ta."

"Jadi sekarang lo udah nggak suka dia lagi?" Keluar juga pertanyaan yang membuatnya penasaran.

Jessi lalu mengangguk mantap. "Iya. Makanya lo nggak usah sungkan buat cerita."

Meski dibilang begitu, tetap saja Vanta merasa tidak enak. Pengalamannya dengan Clarisa dulu membuatnya lebih berhati-hati dengan teman dekatnya.

"Tapi beneran, kami biasa aja kok." Vanta menatap keluar jendela dengan pandangan menerawang. Pikirannya masih bercabang karena identitas Black Rose yang ini dan itu.

Sedangkan Jessi mengangkat bahu mencoba memahami. "Okelah kalo lo bilang begitu."

***

Pukul enam sore, satu per satu pegawai mulai keluar dari kantor. Menyisakan beberapa orang yang masih bersiap-siap untuk pulang. Sementara Toto harus lembur mengerjakan proyek dadakan yang diterimanya kemarin.

"To, lo masih lama?" tanya Vanta, memundurkan bangku berodanya untuk mendekat ke meja tetangga sebelah.

"Iya, sign system apartemen harus kelar hari ini."

"Hmm, ada yang bisa gue bantu nggak?"

Tangan cowok itu berhenti menekan kursor. Menoleh pada Vanta sebelum berkata, "Bakal lama loh. Nggak masalah lo ikut lembur?"

"Santai. Coba briefing gue, apa aja yang harus dikerjain?"

Menerima tawaran Vanta, cowok itu memberi penjelasan singkat beserta contoh desain tentang tugas yang harus mereka kerjakan. Keduanya melanjutkan pekerjaan dengan serius, sampai ruangan kantor mulai sepi hanya menyisakan mereka.

Sebetulnya Vanta masih sedikit kepikiran dengan kata-kata Jessi soal kemungkinan kalau Toto menyukainya. Sepanjang hari mencari pembuktian dari kekeliruan dugaan sejawat jomblonya. Mustahil teman main mantan pacarnya suka sama dia.

"Ta, laper belom?" tanya Toto di sela-sela tangannya yang masih lincah membuat vektor.

"Belom. Entar aja, nanggung. Lo laper?" Vanta sendiri menjawab tanpa mengalihkan fokusnya dari layar monitor.

"Bentar lagi gue pesenin makan ya. Lo mau apa?"

"Terserah, ngikut aja selama ditraktir," celetuk Vanta separuh bercanda.

"Iya, tenang. Gue traktir."

"Wah, asik! Gue pingin nasi ayam salted egg yang hits itu dong."

Toto langsung menahan senyum dan bertanya, "Katanya terserah?"

"Yah, tiba-tiba pingin coba itu. Kalo lo mau pesen yang lain, nggak pa-pa."

"Ya udah gue order itu aja." Cowok itu meraih ponsel di sebelahnya, membuka aplikasi pesan antar makanan, dan memesan sesuai permintaan Vanta.

Tidak sampai setengah jam, pesanan mereka tiba. Toto segera turun ke lantai dasar mengambilnya, berhubung ruangan mereka ada di lantai tiga.

"Yuk, makan dulu Ta," ajak Toto ketika dua kotak nasi ayam goreng telur asin dikeluarkannya dari kantong plastik.

"He eh, bentar. Dikiiit lagi. Nanggung nih,"

Cowok itu tidak berkata apa-apa lagi. Menunggu sambil memainkan ponselnya di meja kosong tempat biasa pegawai kumpul untuk makan bersama. Hingga beberapa menit kemudian terdengar helaan napas lega lolos dari mulut Vanta.

"Selesai juga akhirnya!" Gadis itu meregangkan badan sejenak sebelum beranjak dari bangkunya. Bertanya heran ketika mendapati dua kotak makanan masih tertutup rapat. "Loh, belom makan lo? Kalo udah selesai, makan duluan aja."

"Nggak pa-pa. Lo 'kan lembur gara-gara bantuin gue."

"Ya ampunn, baik banget! Padahal emang tugas anak magang," puji Vanta terkekeh. Menarik bangku di sebelah Toto kemudian membuka segel tutup botol airnya.

"Ini ilustrasi buatan lo kan?" tanya Toto menunjuk botol air mineralnya sendiri.

Setelah selesai membasahi kerongkongannya yang sempat terasa kering, Vanta balik bertanya, "Kok tau?"

"Ada namanya."

Sepasang alis Vanta terangkat, dia tidak pernah memerhatikannya karena selalu membawa botol minum sendiri. "Eh? Yang bener? Gue baru tau." Vanta lalu meneliti botol yang ada digenggamannya sebelum menutup botol itu.

Entah karena ceroboh atau Vanta yang kelaparan. Saat hendak meraih tutup botol air mineralnya, Vanta malah tanpa sengaja menjatuhkannya ke lantai. Dua orang itu refleks bergerak mengambil tutup botol yang terjatuh secara bersamaan. Kembali menimbulkan tragedi untuk Toto.

Dug!

"Ya ampun, sorryyy! Astagaa ... suara kebenturnya kenceng baget!"

Lapar bikin Vanta tambah panik. Dia bukan sengaja barusan. Sungguh. Hanya saja entah kenapa, kepalanya harus membentur keras dagu Toto di saat yang tidak tepat.

"Lo hobi banget ya nyundul gue." Sambil meringis cowok itu mengelus dagunya. Dia berhasil meraih tutup botol milik Vanta lebih dulu dan meletakkan kembali di meja.

Tersangka pelaku kekerasan menatapnya cemas. Menarik tangan Toto untuk memastikan tidak ada luka di wajah tampan itu.

"Hobi apanya? Baru ini gue nggak sengaja." Kepala Vanta patah ke kanan dan kiri sambil membolak-balik wajah Toto dengan kedua tangan untuk memeriksanya. Tanpa menyadari sepasang mata tengah memerhatikan gerakannya sejak tadi. "Duh, sakit banget nggak?"

Bukannya menjawab, cowok itu menangkap satu pergelangan tangan Vanta yang menyentuh pipinya. Vanta kontan membeku kaget. Mendapati Toto yang menatapnya serius dan intens. Seolah mengunci pandangannya di antara keheningan yang tercipta dalam ruangan sepi itu saat keduanya tak bicara. Hanya saling tatap selama beberapa saat.

"Lo nggak inget?" Pertanyaan dari Toto muncul setelah jeda singkat yang terasa amat panjang.

Entah kenapa suasana ini memberikan kegugupan tersendiri bagi gadis yang rambutnya sudah kembali panjang itu. "Inget apa?"

"Kepala lo pernah nabrak dagu gue juga sebelumnya."

"Masa sih?" Vanta berusaha tertawa untuk menutupi kecanggungannya. "Aihhh ... dendaman lo ya?"

Vanta baru berniat melepaskan tangannya dari cekalan Toto. Tetapi laki-laki itu mendadak mengetatkan cengkeramannya. Sekali lagi, tatapan dominan yang diberikan lelaki itu mau tak mau membawa Vanta balas menatapnya. Namun langsung menunduk saat menyadari atmosfir aneh di sekeliling mereka.

"Biar gue tebak. Lo nggak pernah punya pacar lagi ya, setelah itu?" tanya Toto nyaris seperti bisikan.

Jarak mereka yang amat dekat membuat bola mata Vanta bergulir gelisah menatap ke arah lain. Gadis itu mengalihkan pandangannya. "A-apaan sih? Kok malah jadi bahas gituan?"

"Gue tau lo belum bisa move on."

Satu tangan Vanta masih berada dalam cengkeraman Toto. Namun tidak ada niat sedikit pun untuk menatap pemuda itu. "Sok tau! Kan gue yang mutusin."

Toto tidak menggubris responsnya. Malah berkata, "Cuma ada satu cara yang bisa bikin lo lupain perasaan itu ke dia."

Hening selama beberapa detik, bahkan Vanta sama sekali tidak mampu memecah kesuyian itu. Dia ikut diam, menunggu, dan mencermati situasi mereka. Hingga Toto mengeluarkan kalimat singkat penuh maksud.

"Cinta yang baru," tuturnya yakin. "Lo butuh itu."

Vanta membeku. Merasa tahu ke mana arah pembicaraan ini. Kata-kata Jessi sebelumnya seolah membayangi.

"Karena udah terlanjur begini, mulai sekarang gue bakal terus bikin lo nggak bisa berhenti mikirin gue. Dan saat lo sadar nanti, lo udah goyah," sambung lelaki itu.

Vanta ingin sekali tertawa, menanyakan kalau semua yang dikatakan laki-laki di depannya ini hanyalah sebuah lelucon. Mungkin saja ada kamera tersembunyi di sekitar meja dan dia kena prank oleh Toto. Tetapi sorot mata lelaki itu terlalu serius untuk ukuran orang yang sedang bercanda. Vanta tidak sanggup untuk mengeluarkan ekspresi lain selain tercengang.

"Ma-maksud lo ... apa?" tanya Vanta terbata. Berusaha meyakinkan diri kalau semua ini tak sesuai dugaan Jessi.

"Lo nggak sadar? Gue suka lo sejak dulu. Saat kalian masih belum damai, gue yang lebih dulu perhatiin lo."

Toto terus bergerak mendekat, semakin menghapus ruang di antara wajah mereka. Vanta bahkan bisa merasakan dengan jelas embusan napas dan wangi parfum lelaki itu.

Dadanya tiba-tiba bergemuruh. Jantungnya berpacu lebih cepat saking kagetnya. Vanta tidak bisa berkutik dalam situasi seperti ini. Sedang hidung mereka sedikit lagi bersentuhan.

"Gue udah terlalu lama nunggu. Sekarang bukan lagi saatnya gue cuma jadi penonton," bisik Toto lirih.

Akhirnya kejadian juga, hal yang paling ditakutkan oleh Vanta.


=== BERSAMBUNG ===

Continue Reading

You'll Also Like

38.6K 3K 26
Tentang kisah komedi romantis Jaeyong dengan konflik yang ringan dan berisi tentang kebucinan Jung Jaehyun pada Lee Taeyong BxB Jaeyong
1.4M 12.1K 23
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) Hati-hati dalam memilih bacaan. follow akun ini biar lebih nyaman baca nya. •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan sa...
1.2M 57.3K 67
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
1.8M 193K 69
|| CERITA INI JANGAN DI JIPLAK || "Aku tidak berniat mengekangmu, tapi aku juga tidak ingin laki-laki lain dekat denganmu, ini menyakitiku, Sayang, k...