My Day || Hyunsuk x Heejin [S...

By HyunsukID

17.6K 3.1K 6.7K

Dua orang yang mewakili cahaya dan kegelapan di masa muda. Berbeda dalam setiap aspek, latar belakang, maupun... More

01. Exclusive Birthday Gift!
02. Hyunsuk
03. Drizzling
04. Three Colour Hair
05. Class Room
06. Problem
07. Naughty Boy I
08. Naughty Boy II
09. Trouble Maker
10. On The Way
11. Friendship
Mampir yuk :)
12. Sad or Happy I
13. Sad or happy II
14. See u
15. The Homework
16. I Love My Shoes
17. Something
18. Departure
19. Shadow
20. The Secret
21. Hyunsuk House
22. The Little Devil
23. Cherry Lips
24. Stupid
25. Here We Go!
26. A-Team
27. Beautiful Girls
28. Sweet Umbrella
29. Two Voices one Heart
30. Jealousy
31. HeartCold
32. Bad Boy
33. I Need my Space
34. Memories
35. Make it Fast
36. Don't go Anywhere
37. A Snake in the Grass
39. I know U can do it || END
40. I like the story || EPILOG
🥳[MY DAY] TERBIT🎉🎉🎉💖

38. I Do Love You

319 76 223
By HyunsukID

Voment Cuseyeo ^^
Happy Reading!

.

.

.

.


"Aku tidak membencimu, aku juga tidak membenci kesalahanmu, tapi yang kubenci adalah ... Kenapa aku harus mengenalmu?"

_Choi Hyunsuk






Tiin ... tiiin ....

"Apa ada tamu?"

"Hei bukan! Itu mobil Tuan dan Nyonya. Cepat buka gerbangnya!"

Satpam yang tengah santai meminum kopi dibuat terkejut dengan kedatangan tuan rumahnya yang baru saja tiba.

Setelah kepulangan mobil merah hetchback yang modis itu, kemudian ada beberapa pelayan yang menyambut di pintu utama. Pelayan tersebut tidak hanya berdiri, tapi ternyata memiliki fungsi masing-masing.

Mereka mengambil alih barang bawaan yang dibawa oleh tuan dan nyonya besarnya tak lupa tuan mudanya, Choi Hyunsuk.

Tapi, kenapa ransel Heejin pun diambilnya?

"Heejin, kau pulang besok saja ya." Yong Ae meminum air dingin.

"Saya sudah menelefon ayahmu. Sekarang kau istirahat. Tidak papa kan di rumah sendiri? Kami masih harus ke kantor," katanya sambil menutup pintu kulkas.

Heejin ingin menolak pulang besok, tapi nanti dikira menolak keberatan jika ditinggal sendirian di rumah. Jadi Heejin hanya mengangguk ringan.

"Ah iya, Hyunsuk bisa menemanimu__"

Belum selesai bicara tiba-tiba suara dentuman meja mengalihkan perhatian. Hyunsuk membuang sepatunya hingga terpental mengenai meja di seberangnya. Dia menaiki tangga seolah tak terjadi apa pun.

Ibunya yang pasrah dengan kelakuan itu hanya bisa berkacak pinggang.

"Oh Ya Tuhan. Semoga adiknya tidak seperti itu," monolognya mengingat bayi 5 bulan yang lalu ia lahirkan.

"Ayah! Lihatlah putramu!"

Hyunbin keluar dari balik pintu sudah menggunakan setelan yang berbeda. "Dia juga putramu, dan sudah pasti menurun darimu!"

"Sudah kubilang hanya wajahnya yang menurun dariku. Kalau sifat, sepenuhnya menurun darimu!" Yong Ae kembali menegaskan.

Heejin jadi tak tahu harus berbuat apa selain senyam-senyum sendiri mendengar perdebatan itu.

Sebelum Yong Ae pergi ia mengingatkan Heejin lagi.

"Kalau butuh apa-apa bilang sama pelayan, ya. Jangan sungkan. Anggap saja rumah sendiri."

***

"Kau, tidak papa?"

Melihat Hyunsuk duduk tak berdaya di depan sofa, Heejin inisiatif membuatkannya kopi. Setelah meletakkannya di meja, Heejin tak langsung pergi. Ia tahu Hyunsuk hanya memejamkan mata tapi tidak tidur.

Heejin menunggu jawaban dari Hyunsuk.

Tanpa tahu pria itu sedang berada dititik lemahnya, kehilangan kepercayaan yang selama ini Hyunsuk berikan pada Heejin. Satu benteng pertahanannya sudah runtuh.

"Aku .... " Saat Heejin bersuara, tiba-tiba Hyunsuk berdiri teramat cepat menyebabkan suara Heejin terputus.

Gadis itu langsung mendekap nampan yang dibawanya, kepalanya merunduk tatkala Hyunsuk berjalan mendesak.

"Setelah apa yang kau lakukan, kau masih bertanya aku tidak papa?"

Heejin tak bisa menjawab, bibirnya seakan beku. Sampai Hyunsuk menegaskan diri lagi.

"Apa, kau pikir ini menarik bagimu? Membuatku salah dimata orang-orang? Membuatku diasingkan bahkan oleh orang tuaku sendiri?"

Masih diam.

"Heejin, Don't keep your mouth!!"

Heejin berhenti melangkah, punggungnya sudah membentur rak buku di belakangnya. "Aku tidak tahu semuanya akan seperti ini!" Mata Heejin terpejam erat.

Di saat itulah Hyunsuk mendongak dan melepas tawanya. Hyunsuk kembali pada tatapan tajam dan mengukung Heejin dengan satu tangan. "Katakan sekali lagi, kau bilang apa?"

"Aku hanya berusaha menyelesaikannya, apa itu salah?"

"Dengan cara seperti ini?"

"Maaf .... "

Hyunsuk menarik napas, suaranya berubah rendah. "You hurt my feeling. And now, you apologize?" (Kamu menyakiti perasaanku. Dan sekarang, kamu minta maaf?)

"... It's not that easy!" (tidak semudah itu)

"Aku harus bagaimana .... " Heejin berguman penuh penyesalan.

"Itulah dirimu."

... Egois, hanya mementingkan diri sendiri. Dan benar kenyataannya, kau dari dulu sama sekali tak pernah memikirkan orang lain. Sekarang kau sendiri yang justru membuat namaku menjadi buruk."

"Maaf aku menyalahkanmu karena ini memang sepenuhnya salahmu, Heejin."

Dahi Heejin mengerut, ia memberanikan diri menatap mata Hyunsuk. "Aku hanya ingin semuanya cepat selesai!"

"Aku juga ingin semuanya cepat selesai. Tapi kau tidak tahu apa-apa untuk mengambil tindakan sendiri. Kau memang pintar, tapi tidak dalam semua hal."

"... Kau hanya bermodalkan mengira-ngira dan mengambil keputusan yang ujungnya buruk untuk orang lain."

"Hyunsuk .... "

"Kau menghancurkan masa depanku, Heejin. Mimpi yang selama ini kuusahakan lenyap karena satu ucapan darimu."

"Choi Hyunsuk .... " Suara Heejin tercekat dalam kerongkongan.

"Berhenti, kumohon berhenti mengira bahwa kau mengetahui semua tentangku."

'Hyunsuk, apa kau tahu semua perkataanmu melukaiku?' Mendadak kepala Heejin begitu pening.

"Dengarkan baik-baik perkataanku! Hal itu mungkin tak istimewa bagimu, tapi ini adalah impianku." Hyunsuk terus bicara tanpa membiarkan Heejin menjawab.

Semua ini bukan hanya kesalahan Heejin, tapi kenapa Hyunsuk melimpahkan segalanya pada Heejin?

Heejin mengusap matanya yang hampir menangis, sampai akhirnya ia dapat membalas tatapan Hyunsuk tak kalah tajamnya. "Jadi, kau hanya menyalahkanku. Tidakkah kau berpikir kesalahanku tercipta karena adanya dirimu?"

"Apa katamu?"

Heejin menarik napas, mendorong tubuh Hyunsuk menjauh. "Tujuanmu ada di desa adalah untuk merubah sikapmu, tapi sepertinya kau nyaman dengan jalanmu yang baru."

"Jangan bilang, jika ini berhubungan dengan Sungjin." Yang tadinya Hyunsuk memojokkan, sekarang dirinya yang dipojokkan.

Kini Heejin yang berjalan maju. "Aku lelah, aku juga lelah dengan hatiku, aku letih dengan semua yang berhubungan dengan namamu. Aku hanya ingin semua ini selesai. Dan kupikir, mengembalikanmu adalah jalan yang terbaik."

Pergerakan langkah kaki mereka berhenti.

"Tidak begini, kau hanya menghancurkan apa yang telahku bangun! Kau tahu itu?"

"Hyunsuk .... "

"Aku tahu Sungjin tak baik, aku tahu aku mengambil jalan yang salah. Tetapi kenapa harus secepat ini kau mengambil keputusan? Sebegitu inginnya kah aku pergi darimu?"

"Hyunsuk, masih ada seribu agensi yang__"

"KAU PIKIR MUDAH!? Masuk dengan usaha mati-matian setelah itu masih harus berlatih dan menunggu bertahun-tahun. Kau pikir itu mudah bagiku?!" Suara Hyunsuk terus meninggi.

"Kenapa kau harus ikut campur? Kenapa tidak diam saja dan nikmati kesendirianmu selamanya."

Entah kenapa Heejin malah menertawakan dirinya sendiri. "Kesendirianku? Apa kau tahu alasan di balik itu?"

Sekarang giliran Heejin berjalan mendesak Hyunsuk. "Kenapa kau bisa bicara seenakmu?"

Gadis itu menarik kerah baju Hyunsuk agar pria itu berhenti melangkah mundur.

Wajah Heejin sedikit terangkat menuntut pandangan dari lawan bicaranya.

"Karena kau yang menjadi alasan kenapa aku masih sendiri ... Aku menunggumu, Hyunsuk!!"

Rasanya seperti kepalanya dipukul dengan benda keras, dadanya seakan ditusuk paksa oleh ribuan jarum yang dipaksa menancap jauh ke dalam jantung.

"Aku lelah. Aku lalah menunggumu setiap malam untuk memastikan kau makan dengan benar atau tidak ... Tapi, kau tahu apa yang kau lakukan? Kau justru makan di tempat lain bersama Sungjin tanpa memberitahuku agar tak masak di rumah."

Tangan lain Heejin terangkat menunjuk dada Hyunsuk. "Kau tidak pernah menghargai semua tentangku!"

Semua pengakuan itu berhasil menurunkan hujan di pipi manis perempuan itu, sesegera mungkin Heejin menjauh dan memalingkan wajah.

"Kau menganggap remeh meski aku sedang berjuang." Heejin menundukkan kepala. Sesak itu terlihat jelas meski dia sudah berusaha menyembunyikannya.

Setelah pengutaraan kalimat tersebut kepedihan langsung menghantam jiwa Hyunsuk, ia tak tahu harus menjawab apa.

Jadi selama ini, cinta Hyunsuk tidak bertepuk sebelah tangan?

Hyunsuk menelan ludahnya samar, "A-apa itu artinya__" Hyunsuk mendengar jelas, tetapi butuh memastikan. Berharap Heejin menarik kata-katanya.

"Ya. Aku menyukaimu." Malah diperjelas.

Wajah Hyunsuk bersemu. Menunduk sambil mengusap belakang lehernya yang sama sekali tak diperlukan. Harusnya ini menjadi adegan yang paling manis dan romantis, tetapi sayangnya TIDAK untuk sekarang.

Masa depan Hyunsuk lebih berharga dari pengakuan yang selama ini ia tunggu-tunggu dari seorang Heejin.

Hyunsuk memperbaiki posisinya agar kembali tegak.

Hendak menjawab untuk menghilangkan kegugupan tapi Heejin lebih dulu menyela. "Selama ini kau sudah tahu kelemahanku, tapi kau tidak pernah sadar kenapa hanya kamu yang tahu."

Hyunsuk berdeham. "Maaf, tak bisa memahami perasaanmu lebih awal. Sekarang aku tahu, inilah jalannya." Hyunsuk mengamati seluruh wajah Heejin.

"Kita tidak untuk saling melengkapi."

"Apa?" Satu kedipan cantik menciptakan tetesan air bening di bawah mata. "Kau sudah tahu perasaanku, dan ... sekarang ingin menjauh?"

"Begitulah seharusnya. Apa selama ini kau tidak tahu?"

"... Aku sudah berusaha memaksa. Mengerti dirimu lebih baik dari siapa pun, menunjukkan sisi milikku yang tak akan pernah orang lain dapat selain dirimu. Tapi apa hasilnya? Kau tetap pada pendirianmu. Alone is better." (Sendiri lebih baik)

Heejin mendongak, mencari celah di antara mata Hyunsuk. "Tidak Hyunsuk, kau salah!"

"Apa yang salah?!! Kau selalu mendadak tuli jika aku berbicara tentang perasaanku. Sorry, i don't love you anymore .... " (Maaf, aku tidak mencintaimu lagi)

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

END



Lah maap typonya keterlaluan

TBC

Maksudnya ☺️

Terima kasih sudah baca sampai akhir 💖

_sampai bertemu di Chapter berikutnya 😭

Continue Reading

You'll Also Like

87.7K 10.2K 43
[COMPLETED] Tentang Isabella yang harus sabar menghadapi Seungmin si tetangga sebelah yang kelewat overaktif. "SEUNGMIIN JANGAN GIGIT PIPI GUE NANTI...
11.4K 1.6K 24
𝙏𝙧𝙚𝙖𝙨𝙪𝙧𝙚 & 𝙒𝙚𝙚𝙚𝙠𝙡𝙮 𝙎𝙚𝙧𝙞𝙚𝙨 #1 "Pacar Jenanta?" "Eh? Bukan kak" "Temen pacarnya Harbi, Bang. Sakit makanya gua bantuin" "Bukan te...
15.6K 1.2K 30
[17+] [ producer universe ] FIKSI YA CINTAKU!! #DaMar Genre? Kayak isi es cendol, banyak macam, semua gue tabrakin :))))
153K 11.7K 86
AREA DILUAR ASTEROID🔞🔞🔞 Didunia ini semua orang memiliki jalan berbeda-beda tergantung pelakunya, seperti jalan hidup yang di pilih pemuda 23 tahu...