My Stupid Brothers โœ”

Oleh hinamorihika_

518K 72.5K 16.9K

Terkadang Jaemin berpikir, dosa besar apa yang ia lakukan di kehidupan sebelumnya sampai harus mempunyai enam... Lebih Banyak

0. Tujuh Anak Setan
1. Mau Ikut Pergi
2. Bertdey Surprais
3. Bertdey Surprais (2)
4. Chaos
5. Sisi Lain Jaemin
6. Nana Lagi, Nana Terus
7. Adhyaska dan Adhynata
8. Nana Sakit? OMG!
9. Arena
10. Dibalik Topeng
11. Saga and Their Own Friends
12. Meet Grandpa
13. The Truth Untold
14. Nobody Normal
15. Mahasiswa Baru
16. Satu Persatu
17. The Fact?
18. Be Careful!
19. Who Are You?
20. Hospital
21. Sebuah Petunjuk
22. Saga vs Pradipta
23. Turn Back Time
24. Saga's New Member
25. The Day When She Knows
26. Haechan and His Nana
27. Laut dan Langit Sore
28. Mencoba Memperbaiki
29. Tentang Fakta
30. Terkuak
31. Keributan Saga
32. Adrian Jisung Saga
33. A Dark Night
34. Everything Gonna be Okay?
35. Baikan
37. Menutup Lembar Terakhir
Epilogue : Final (A ver)
Epilogue : Final (B ver)

36. Finally!

7.5K 1.1K 213
Oleh hinamorihika_

"Tunggu heh tunggu!"

Hyunjin buru-buru mengunci pintu mobil dan ikut berlari mengikuti Jaemin yang sudah lebih dulu melesat ke gedung kampus. Hari ini mata kuliah dosen killer dan bisa-bisanya mereka berdua telat?! Di hari yang seharusnya ada kuis?!

Keduanya berlari secepat naga Indosiar menuju tangga. Tidak ada waktu menunggu lift, apalagi saat hall indicator menunjukkan bahwa lift sedang naik menuju lantai lima. Untung saja kelas matkul ini ada di lantai tiga, jadi tidak perlu menguras tenaga dan emosi lebih untuk mencapai lantai tertinggi.

"Gara-gara lo!" Teriak Jaemin di sela-sela helaan napas terburu karena berlari menaiki tangga. "Udah gue bilang, cek dulu mobil lo ada bensin atau nggak!"

"Y-yah ya gue gatau!" Hyunjin sudah mulai kepayahan akibat napas yang semakin habis. Berlari dari parkiran yang luasnya luar biasa kemudian masih harus menaiki tangga membuat Hyunjin menyesal kenapa ia malas berolahraga. "Semalem mobilnya dipake Felix!"

"Ya kan bisa titip pesan ke Felix buat sekalian isiin!"

"Kan gue gatau! Salahin Felix!"

Hyunjin berhenti sejenak pada perbatasan lantai dua dan tiga, bersandar pada pembatas kemudian merapikan rambutnya yang lepek akibat keringat. "Aduh anjir gue jadi nggak ganteng lagi. Kalau adek tingkat ilfeel sama gue gimana?"

Jaemin menoleh, sedetik kemudian teriakan keras menggema hingga koridor lantai dua dan tiga. "LO MASIH BISA-BISANYA MIKIR GITU DI SAAT NILAI KUIS KITA DIPERTARUHKAN DETIK INIIII???!"

Tahan Jaemin untuk tidak menendang Hyunjin agar terguling ke bawah sekarang.

Detik-detik perjuangan selanjutnya (yang mana menghabiskan keringat dan menguras emosi), keduanya sampai di depan pintu kelas. Menampilkan cengir tidak bersalah pada dosen tercinta Pak Wonu yang bersidekap dengan tatapan tajam menusuk relung, kemudian berakhir di kantin karena dilarang mengikuti mata kuliah beliau.

Apakah Jaemin kesal? Tidak kok, ia hanya mengulas senyum manis kemudian menjambak keras rambut Hyunjin selama lima menit penuh.

Semua berawal dari kelima bestie sehidup tidak semati ini menginap di rumah Pradipta. Rumah, bukan unit apartemen. Menghabiskan malam dengan mengerjakan tugas masing-masing secara bersama kemudian berakhir tertidur karena lelah. Mengambil cuti di semester kemarin berdampak pada kelimanya yang ngebut mengejar pemenuhan SKS demi lulus tepat waktu. Semester pendek juga sudah diambil, pokoknya apapun dilakukan supaya mereka tidak terlambat lulus.

Apalagi Hyunjin dan Jaemin. Mereka berdua mati-matian mengejar materi agar mencapai gelar S.Ked bersamaan dengan teman-teman seangkatan. Gengsi dong kalau nanti koasnya sama adik tingkat?

Makanya saat mereka tidak bisa mengikuti kuis, Jaemin jengkel luar biasa. Mau menyalahkan Hyunjin terus menerus juga tidak etis. Pria Pradipta itu juga tidak tahu kondisi mobilnya yang habis bensin karena malam sebelumnya digunakan Felix.

Dengan wajah tertekuk, Jaemin mengotak-atik ponsel dan menunggu seseorang mengangkat telepon. Es teh didepannya terbengkalai sementara Hyunjin asyik menyantap batagor.

"Halo?"

"Echaaaaaannn!"

Hyunjin seketika tersedak. Mampus, Jaemin ngadu ke pawangnya. Bisa-bisa setelah ini Hyunjin diamuk beruang ganas.

Satu tahun berlalu dengan cepat setelah kejadian yang menakutkan itu terjadi. Badai perlahan reda dan matahari kembali bersinar cerah untuk memberi semangat pada lembar baru yang akan datang. Saga dan empat teman Jaemin memutus perang dingin mereka dan mencoba untuk menjadi teman. Meski di awal sulit (terutama Haechan), tetapi perlahan namun pasti mereka mulai mencoba membuat hubungan yang baik demi Jaemin.

Seluruh kesalahpahaman dan keganjalan diurai satu persatu. Sebelas remaja yang sudah beranjak dewasa itu duduk di satu ruang yang sama dan meluruskan hal-hal yang menjadi masalah selama ini. Awalnya memang cukup panas, terutama Haechan dengan ledakan yang meletup, tetapi Jaemin berhasil mendinginkan enam saudara dan empat temannya dengan kata-katanya yang lembut. Berbincang dengan kesabaran yang dirajut lebih tebal juga pemikiran yang lebih dewasa, semua uneg-uneg dikeluarkan.

Terutama Jaemin. Banyak sekali hal mengganjal yang tersimpan di lubuk hati. Tetapi dalam perbincangan hari itu, ia berhasil mengeluarkan semuanya. Semua hal yang disimpan bertahun-tahun hingga menyakiti dirinya sendiri, dimuntahkan dengan gamblang dan jelas tanpa ada yang tertinggal. Ia memang tidak mengatakan apapun soal Seungmin, Lucas, dan Nancy, tetapi apa yang dibicarakannya adalah keinginan terpendam akan hidup bebas dan lepas dari tali protektif yang menjerat lehernya selama ini.

Hari itu adalah awal dari lembar baru yang dijalani sebelas anak muda itu. Mereka bisa dikatakan sinting, gila, nekat, dan hal-hal lain yang tidak pernah terpikirkan oleh remaja-remaja pada umumnya. Tetapi demi satu orang, mereka memilih berdamai dan hidup tanpa saling menodongkan senjata ke kepala masing-masing.

Siapa sangka, mereka yang dulunya bagaikan air dan minyak, kini memiliki hubungan yang berkembang pesat selama satu tahun terakhir. Chenle kini dekat sekali dengan Felix, sering bermain bersama baik langsung ataupun melalui game online. Si kembar Renjun-Jeno secara mengejutkan bisa dekat dengan si kembar lainnya yakni Hyunjin-Yeji, sering nongkrong bersama di arena atau tempat-tempat fancy lain. Banyak yang melihat mereka dengan pandangan heran, merasa aneh pada mantan musuh di arena yang dulunya selalu bergesekan tiba-tiba bisa duduk di meja yang sama dengan akrab.

Ryujin? Well, dia sekarang dekat dengan Haechan. Tidak tahu dalam konteks apa, tapi intinya keduanya sering kedapatan jalan bersama. Memutuskan melupakan hal-hal gila di waktu belakang yang menjadi penyebab Ryujin pindah ke Medan dulu. Mereka sering terlihat berdua terutama masa-masa di mana Haechan patah hati akibat pujaan hati mungilnya alias Nako dikabarkan punya pacar. Ryujin yang sering menemani Haechan di waktu berat itu, soalnya Jaemin fokus dengan incarannya sendiri.

Iyap. Jaemin tetap seorang lelaki yang bisa tertarik pada gadis cantik di kampusnya. Mahasiswi dari jurusan sastra yang sering terlihat sendirian di perpustakaan guna menganalisis buku yang dibacanya. Jaemin yang kerap mencari buku referensi di perpustakaan kampus jelas sering melihat gadis berambut sebahu itu. Mau mendekat tapi malu, soalnya takut awkward. Jadi Jaemin hanya memandang dari jauh saja seperti pengecut.

Pernah Felix bertanya siapa namanya, tetapi Jaemin hanya mengulas senyum misterius kemudian berlalu tanpa menjawab. Masih menjadi misteri siapa gadis itu.

Tapi yah, biarkan saja. Kasihan Jaemin belum pernah merasakan jatuh cinta.

••••

"Apa ini?"

Haechan mengernyit saat menemukan kotak besar di atas ranjang miliknya. Pria muda itu mengambilnya dan duduk di tepi kasur, berpikir sejenak tentang tanggal hari ini. Tidak ada yang spesial, tetapi kenapa ada kado?

Ia memutar-mutar kotak tersebut dengan penasaran. Kotak berwarna biru muda dengan hiasan pita emas yang cantik. Haechan menggoyangkan kotak tersebut hingga benda-benda didalamnya saling beradu, sebelum akhirnya pita dilepas perlahan.

Saat dibuka, senyum kecil terulas di bibir Haechan. Tangannya terulur mengambil benda pertama, sebuah kotak musik kayu bergambar kelinci dan beruang diatasnya. Saat diputar, suara seseorang yang sangat familiar bagi Haechan terdengar menyanyikan lagu yang menjadi favorit keduanya sejak dahulu.

You are my sunshine, my only sunshine

"You make me happy, when skies are gray." Haechan turut bernyanyi lirih. Ia memejamkan mata dan ikut bernyanyi bersama rekaman suara Jaemin yang lembut dan menenangkan. Tidak banyak yang tahu jika suara Jaemin tak kalah bagus saat bernyanyi, karena anak itu lebih suka mengomel dengan kecepatan 120 km/jam.

Selanjutnya ada botol kaca dengan ratusan gulungan kertas kecil didalamnya. Ada label yang menunjukkan bahwa Haechan hanya boleh membuka satu kertas selama satu hari. Jadi anak Saga itu mengeluarkan satu kertas sebagai hari pertama dimulainya membuka ratusan kertas yang diperkirakan cukup untuk satu tahun.

It is beautiful how the moon glows using the sun's light, and the sun never asks for anything in return.

Haechan tertawa kecil. Sesuai perintah di label, Haechan hanya boleh membuka satu meski rasanya sangat penasaran dengan seluruh isi kertas tersebut. Haechan kembali meraih benda selanjutnya yang ternyata adalah dua polaroid yang berisi potret dirinya dan Jaemin di ulang tahun mereka beberapa bulan lalu, mengenakan topi kerucut dan wajah cemong karena krim kue. Haechan memeluk leher Jaemin dengan erat dan Jaemin tertawa lebar. Begitu lepas dan bahagia.

Terakhir, ada akrilik yang berukirkan sebuah barcode. Haechan tanpa pikir panjang langsung men-scan barcode tersebut dengan ponsel yang ternyata membawanya pada sebuah playlist spotify dengan nama Eclipse. Deretan lagu-lagu yang tidak asing terlihat jelas di situ, mulai dari favorit Jaemin, favorit Haechan, hingga favorit keduanya. Ada satu lagu yang membuat Haechan seketika tergelitik.

"Sejak kapan Nana jadi wota?"

Lagu JKT48 dengan judul Matahari Milikku ikut dalam daftar playlist yang disematkan Jaemin. Haechan langsung memutarnya karena cukup penasaran dengan lagu yang belum pernah didengarnya itu.

Sekarang kaulah sang matahariku!

"Hahahaha!" Haechan tidak bisa menyembunyikan tawanya saat bait pertama lagu berkumandang. Ia kembali memfokuskan diri untuk mendengar lirik dari lagu yang baru kali ini diketahui eksistensinya. Tidak mungkin Jaemin menyematkan lagu ini tanpa alasan.

Di kala kau bergetar sambil menangis sendirian
Di suatu tempat di dunia ini
Pasti akan kucari dirimu
Rasa sayang adalah petunjuk!

Haechan tersenyum.

Walau seluruh dunia berubah menjadi musuh
Ku tetap dipihakmu!

Haechan memejamkan mata dan menyesapi lirik demi lirik yang terasa bermakna untuknya. Pantas Jaemin sengaja memasukkan lagu ini ke dalam playlist. Keseluruhan lagu ini seperti interpretasi Haechan terhadap Jaemin, begitu juga sebaliknya. Keduanya adalah wujud dari matahari untuk satu sama lain, yang tidak akan bisa hidup jika salah satu menghilang.

Hanya kamulah, sang matahariku!

Selepas mendengar lagu JKT48 tersebut, Haechan buru-buru menelepon Jaemin yang tengah menemani dua bungsu belanja perlengkapan kuliah. Waktu memang berlalu sangat cepat, si bontot tahu-tahu akan masuk kuliah dan Mark sudah bebas dengan title sarjana yang melekat.

"Nanaaaaaa!"

Jaemin dari seberang telepon hanya mendengus. "Apa?"

"Makasih kadonyaaaa!" Haechan menghempas tubuhnya ke kasur. Gelagatnya seperti gadis SMA yang baru diberi kado oleh mas crush. "I really love it!"

"Yea yea as you should."

"Kapan pulang?"

"Demi Tuhan Haechan, gue bahkan baru masuk basement mall."

Haechan tertawa. "Pokoknya cepet-cepet pulang ya biar bisa gue peluk!"

"Gue jadi males pulang."

••••

Tidak hanya Haechan, tetapi seluruh anak Saga dan empat sekawan juga mendapat hadiah dari Jaemin. Isinya berbeda-beda tergantung kecocokan dengan si penerima, tetapi yang pasti setiap kotak terselip dua polaroid. Manis sekali.

Yang paling ajaib sih Hyunjin. Dia dapat satu lot saham alias seratus lembar saham rumah sakit milik Jaemin. Hyunjin hampir salto dari lantai tiga rumahnya saking senangnya.

Saat ini tujuh anak Saga dan empat sekawan sedang berkumpul di taman belakang rumah Saga yang disulap ala-ala barbeque party. Jaemin yang mengatur semua agar sepuluh manusia kesayangannya bisa bersama-sama dalam satu tempat yang sama, berbagi tawa dan kebahagiaan yang menyenangkan.

Felix sibuk mabar game online dengan Chenle, Jisung, dan Jeno. Keempatnya rusuh sekali karena saling meneriaki satu sama lain dalam permainan tembak-tembakan itu. Ada pula Yeji dan Ryujin yang sedang berghibah diketuai si biang pergunjingan Haechan sembari menyiapkan daging yang akan dibakar. Dengar-dengar sih sedang membicarakan anak fakultas tetangga yang ketahuan menggelapkan duit arisan. Lalu manusia-manusia sok serius alias Mark, Renjun, dan Hyujin berbincang mengenai perusahaan sembari mengatur perabotan untuk piknik ala-ala.

Jaemin? Duduk manis dong tinggal tunjuk.

Dari kursi yang didudukinya, Jaemin diam-diam mengulas senyum bahagia. Melihat orang-orang yang berarti baginya nampak dekat dan akrab membuat perasaan Jaemin hangat.

Hal yang ia idam-idamkan sejak lama kini telah terkabul meski membutuhkan waktu dan usaha yang luar biasa. Ada darah, keringat, serta air mata yang harus ia pertaruhkan demi menyelesaikan seluruh kekacauan dan menempatkannya kembali ke tempat yang seharusnya.

Bunyi ponsel yang menandakan pesan masuk berhasil mengalihkan perhatian Jaemin. Pria muda itu menunduk dan tersenyum kala nama seorang wanita yang dikenalnya terpampang jelas.

Jaemin mengembuskan napasnya dan tersenyum. Semua sudah berjalan dengan baik dan tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan. Nancy mendapat pekerjaan di Jepang untuk biaya hidupnya di sana meski Irene setiap bulan rajin mengirimi mereka sejumlah uang. Hidup ditanggung Nyonya Saga tidak serta merta membuat wanita blasteran itu hidup santai dan hanya mengandalkan uang kiriman, tetapi juga bekerja untuk membuktikan bahwa ia mampu menghasilkan uang untuk anak semata wayangnya. Nancy dan Elle bahagia hidup di Jepang meski hanya berdua, menjadi sepasang ibu dan anak yang luar biasa.

Jaemin mengalihkan pandangannya pada enam saudara serta empat temannya yang sibuk dengan kegiatan masing-masing. Suara tawa, candaan, hingga teriakan mereka terasa menyenangkan bagi Jaemin. Berbaur menjadi satu dengan akrab tanpa ada lagi ancaman yang ditodongkan pada kepala masing-masing. Mereka selayaknya para teman lama yang sedang berkumpul dengan bahagia.

Jaemin menyandarkan punggungnya pada kursi. Senyum tulus terukir di bibirnya dengan manis sebelum akhirnya kelopak mata rusa itu perlahan menutup. Menikmati kerusuhan yang memekakkan telinga juga hawa hangat yang menyelimuti mereka semua.

Perasaan Jaemin menjadi tenang dan damai.

Semuanya akan baik-baik saja.

Yeaahh satu chapter lagi!!!!

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

2.7K 125 20
keluarga yang hancur karena kehilangan sosok sang anak yang tenggelam di danau dan menghilang , lalu siapa sosok gadis yang selama ini merawatnya(?) ...
60.2K 7K 30
"Ayo tumbuh menjadi kakak adik yang saling menyayangi, Raja!" --- Hagan dan Raja itu berbeda darah. Tak peduli kenyataannya, Hagan akan selalu menga...
698K 40.4K 55
[BROTHERSHIP STORY] ๐Ÿšซ Bukan bxb, yaoi, ataupun bl Update sesuai mood dan kalau lagi ada ide โ€ผ๏ธ Ceritanya cuma oneshoot-twoshoot, tapi kadang lebih
699K 74.3K 44
[don't forget to follow brillantemine] โ”€ haechan and his universe have been lost. โš ๏ธ post about : mentalillness, depression, blood, traumatic, self...