Under Nasa's Spell

By trooyesivan

14.7K 2K 246

Memiliki banyak tato tidak harus dicap sebagai anak nakal. Januar Wiranda adalah contohnya. Walaupun banyak t... More

00. CHARACTERS
1- MISSING
2 - NEED YOUR HELP
3 - AGREEMENT CONTRACT
4 - NO JUDGEMENT
5 - CHEATED
6 - FANBOY-ING MODE:ON
7 - FEAR
8 - TRACKED
9 - AN EARTHQUAKE
10 - JANUAR IS SHAKING
11 - CARE
12 - DEBATE
13. SECOND KISS
14. TRAP
15. LIGHTS OUT
16. LEAKED
17. THE CURE FOR YOUR HEARTBREAK
18. FACING HER PROBLEMS
19. PRESS CONFERENCE
20. PANIC ATTACK
21. CHILDHOOD TRAUMA
22. TELL
23. THE MAN SHOWED UP
24. INCIDENT
25. A TOUGH DAY
26. RUMORS SPREAD LIKE WILDFIRE
27. CONNECT THE DOTS
28. GOT YA
29. THE CRIMINAL LAW
30. GHOSTING
31. DRUNK AT NIGHT
32. GROCERIES
33. IS IT THE ENDING?
34. MIDNIGHT TALK
37. "LET'S DATE"
39. PROTECT HER AT ALL COSTS
40. LOVEY DOVEY
41. WENT HOME

38. UNLOCK IT

135 19 0
By trooyesivan

Tubuhnya membeku. Januar berusaha untuk mencerna ucapan yang dilontarkan Nasa barusan. "G-gue gak salah dengar 'kan?"

Nasa memasang wajah datar, merasa jengkel karena tangannya yang sedari tadi ia ulurkan kepada Januar tak dihiraukan oleh cowok itu. "Dalam hitungan ketiga kalau lo gak balas uluran ta-"

Januar langsung menerima uluran tangan Nasa sebelum cewek itu menyelesaikan kalimatnya. "Boleh gue tanya? Kita nge-date sebagai teman atau pasangan?"

Cewek itu memijat pangkal hidungnya karena terlanjur frustasi. "Lo tuh ya, benar-benar, ugh!"

"Maaf tapi ajakan lo barusan terdengar samar-samar bagi gue yang butuh kepastian jelas," ucap Januar lagi dengan kepala menunduk. Kali ini ia merasa bersalah pada Nasa karena sinyal otaknya beralih menjadi 2G jika membahas soal percintaan.

Nasa mengalungkan lengannya pada lengan Januar dan menariknya untuk berjalan-jalan di sekitar pantai. "Gue ngajak lo nge-date sebagai pasangan or as my boyfriend."

Januar berhenti melangkah. Ia merasakan otot kakinya yang tiba-tiba lemas seperti jeli hingga membuat dirinya terjatuh di atas pasir. Ditambah dengan jantungnya yang berdegup kencang, ia menduga bahwa ini terjadi setelah mendengar pernyataan Nasa.

Mengapa cewek itu selalu membuat Januar sakit dengan tindakannya yang selalu tiba-tiba? Dari Januar yang demam tinggi karena ciuman Nasa saat tidur berjalan, hingga efek yang kini ia rasakan karena pernyataan cewek itu. Atau sebenarnya ini bukanlah penyakit bawaan, melainkan sebuah efek bernama kupu-kupu berterbangan dalam perut yang dirasakan seseorang saat sedang jatuh cinta?

Sewaktu SMA, Januar pernah membaca novel romansa. Hal yang dialami oleh karakter utama saat jatuh cinta persis dengan keadaannya saat ini.

"Januar lo gak apa-apa?" tanya Nasa panik. Ia menepuk-nepuk pipi Januar untuk menyadarkannya.

Januar menggelengkan kepalanya. "Jantung gue berdetak begitu cepat dan hati gue serasa mau meledak."

Cewek itu tertawa saat mengerti maksud dari perkatan Januar. Ia ikut duduk di hadapan cowok itu dengan melipat kedua kakinya. "Lo mau merasakan hal yang lebih meledak lagi?"

Januar semakin gugup mendengar pertanyaan Nasa. "A-apa?"

Nasa mengecup bibir Januar secepat kilat yang membuat cowok itu terkejut.

"Can you do it again?" tanya Januar lagi dengan mata yang menyorotkan permohonan pada kekasihnya.

Cewek itu beranjak, menepuk-nepukan celananya untuk membersihkan pasir yang menempel, kemudian ia mengulurkan tangannya pada Januar. "Not today, ayo pergi dari sini, perut gue lapar."

"Tapi... hati gue belum sepenuhnya meledak, Nas," keluh Januar lagi sembari merengut.

Suara perut berbunyi tiba-tiba terdengar dari perut Nasa. Januar menerima uluran tangan Nasa lalu menariknya pergi dari pinggir pantai. Nasa melihat dengan jelas perubahan sikap Januar yang kini tampak lebih serius daripada sebelumnya.

"Sejak kapan lo belum makan? Ini udah mau jam 5, lho, Nas."

"Semalam."

"Nas! Astaga, kenapa seharian ini lo gak makan?!" berang Januar tidak percaya.

"Gue gak pernah makan setiap pergi ziarah ke makam orang tua gue. Ini udah jadi kebiasaan setelah nyokap-bokap meninggal. Gue selalu merasa hampa dan kosong saat mengunjungi makam mereka, sampai hal itu mempengaruhi mood gue untuk makan. Biasanya gue akan makan lagi keesokan harinya, sih. Gue gak ngerti kenapa hari ini perut gue bisa keroncongan."

"Perasaan lo udah gak hampa dan kosong karena ada sosok baru yang hadir dan bakal mewarnai hidup lo, yaitu gue. Mungkin itu kenapa lo bisa seperti 'manusia' lagi yang tentunya merasa kelaparan kalo gak makan seharian."

Nasa mendecih. "Sok tahu."

Tangan cowok itu menunjuk sebuah restoran cepat saji yang berada di seberangnya. "Ada KFC, ayo kita ke sana. Lo harus makan nasi. Oh ya, lo gak pakai masker?"

Nasa yang masih menautkan tangannya dengan Januar, merogoh kantong celananya dari tangan lainnya. Ia menemukan masker baru miliknya dan langsung mengenakannya. Andai saja dirinya bukan seorang publik figur, mungkin kini ia tidak perlu melakukan hal seperti ini.

"Gue pesan coca cola, cream soup, sama ice cream cokelat aja, ya?" tanya Nasa saat keduanya memasuki restoran tersebut.

Bisa dibilang, restoran cepat saji yang dikunjungi keduanya kali ini cukup sepi. Hanya ada satu keluarga yang sedang makan bersama dan seorang pelajar yang asyik menonton sesuatu dengan menggunakan earphone-nya. Antrian pemesanan pun hanya diisi oleh Januar dan Nasa yang kini berdiri bersebelahan sembari melihat menu di layar.

"Gak boleh, lo belum makan dari semalam, nanti malah sakit perut lagi. Udah, lo tunggu aja di meja selagi gue pesan makanan."

Kepala Nasa menggeleng. "Gak mau. Gue mau lihat lo bakalan pesan apaan."

Januar menghela napas lalu menyebutkan semua pesanan yang diinginkannya. "Mba saya mau ayam gorengnya tiga, nasinya tiga, kentang goreng yang large satu. Minumnya air mineral du-"

"Float! Mocha float aja, Mba! Saya juga mau cream soup dan ice cream sundae yang cokelat, ya. Untuk ayamnya bagian paha aja."

Tatapan jengkel diberikan Januar kepada Nasa. Lagi-lagi cowok itu menghela napas dan hanya bisa pasrah.

Kasir menyebut total pembayarannya. Nasa yang hendak mengeluarkan uang sakunya, dicegah oleh Januar. Cowok itu mengeluarkan ponsel miliknya dan membayar dengan dompet digital miliknya. Senyum Januar semakin berseri-seri saat ia selesai melakukan transaksi. Nasa mengintip ke layar ponsel Januar yang kini sedang melihat notifikasi ponselnya.

Selamat! Anda mendapat cashback 75.000 dari transaksi ini

Alih-alih menertawakannya, Nasa justru ikut tersenyum. Ia merasa senang karena Januar tetap menjadi dirinya sendiri walaupun kini berada di dekatnya.

Saat pesanan mereka tiba, keduanya membawa nampan. Nasa memilih untuk duduk di dekat jendela yang menghadap langsung ke arah pantai. Sementara Januar mengambil saus terlebih dahulu.

"Lo gak takut kena ciduk kalau duduk di sini?" tanya Januar setelah kembali dari mengambil saus.

Nasa menggeleng dan menyuruh Januar untuk segera duduk di sampingnya. "Gue gak peduli. Toh, di sini juga pengunjungnya sedikit. Jadi, santai aja."

"Oke kalau gitu," ucap Januar singkat. Ia kemudian memilah-milah makanan miliknya yang tersebar di kedua nampan.

Nasa tercengang dengan apa yang dilakukan Januar. Ia menatap cowok di sebelahnya dengan melotot. "Lo gila?! Makanan gue banyak banget, Januar!"

Bagaimana tidak? Januar memberinya dua ayam, dua nasi, serta pesanan tambahan lainnya yang diminta Nasa sebelumnya. Makanan di hadapannya kali ini terlampau banyak untuk perutnya yang mungil. Nasa tidak yakin apakah ia sanggup untuk menghabiskan makanan tersebut apalagi kemarin ia sedang berencana untuk diet.

"Nggak usah mikirin diet, lah, Nas. Sekarang cacing-cacing di perut lo lagi butuh asupan nutrisi. Lo gak kasihan sama mereka?" tanya Januar yang seakan membaca pikirannya sembari mengambil nasi milik cewek itu lalu membuka kemasannya.

Ia menyuapi nasi tersebut ke mulut Nasa, yang entah kenapa cewek itu hanya menurutinya. Januar berusaha untuk menahan tawa dengan menggigit bibirnya saat melihat tingkah Nasa. "Lo tinggal bilang pengin disuapin apa susahnya sih, Nas?"

Nasa merebut nasi yang dipegang Januar lalu memakannya sendiri. Di samping itu, ia berusaha untuk meredam rona pipinya yang memerah karena merasa malu pada Januar.

"By the way, boleh gue tanya sesuatu? Ada satu hal yang dari tadi mengusik pikiran gue," ucap Januar sembari mengoleskan daging ayamnya pada saus.

"Apa?"

Januar meletakkan ayamnya lalu menatap Nasa. "Apa yang membuat lo berubah pikiran untuk membalas perasaan gue?

"Lo."

"Gue?" tanya Januar mengernyitkan dahinya.

Nasa mengangguk polos. "I love how the way you treat me when I was having a mental breakdown. Cheering me and telling me that I can through all of my problem. Kalau gak ada lo, kayaknya sekarang gue udah ada di akhirat deh," ucap Nasa tertawa, "oh ya, perkataan bocil yang gue temui saat ziarah tadi juga menjadi alasan utama kenapa gue bisa ada di sini bersama lo."

Januar memegang tangan Nasa yang berada di atas meja, kini ia lebih fokus menatap Nasa dengan memasang senyum tulus di bibirnya. "Emang bocil itu ngomong apa sampai bisa bikin lo berubah pikiran?"

"Ada deh, rahasia! Tapi gue akui sih, untuk umurnya yang baru 7 tahun, bicaranya udah dewasa banget. Mana dia nawarin gue buat jadi Mama baru untuk papanya yang ganteng lagi."

"Apa?!" sentak Januar terkejut, "lo gak terima kan?"

"Penginnya juga gitu, ish. Lo gak tau aja, papanya ganteng banget kayak Kim Seon Ho. Tampak dewasa, mapan, murah senyum, humble. Aaaa! Pokoknya semua hal yang gue sebutin itu bikin dia ganteng banget deh, Januar!" seru Nasa dengan mata berbinar.

"Emang Kim Seon Ho siapa sih? Penyanyi dangdut?"

Nasa memukul bahu Januar atas ucapan asalnya. "Ya udah kita putus aja lah."

"NAS, ASTAGA GUE BERCANDA!"

"Lo gak ngehargain aktor favorit gue, jahat banget," gerutu Nasa cemberut.

Wajah panik Januar semakin terlihat jelas. "Nas, gue minta maaf. Gue bener-bener gak tahu dia siapa."

Tiba-tiba Nasa memeletkan lidahnya kemudian tertawa. "Lo takut banget kehilangan gue ya?"

"Astaga, Nasa," ucap Januar menghela napas lega sembari menyenderkan punggungnya pada kursi yang ditempatinya.

"Tenang, Januar. Gue juga bercanda. Gue gak terima permintaannya untuk jadi mama baru buat bocil itu, karena hati gue udah pilih lo. You're the lucky guy that I choose to be my partner. So, please, I'm begging you, don't you dare to hurt me like Arka did, okay? Or imma cut you off."

"Don't worry, I got the key to unlock your heart, and I will lock mine for everyone. No one can take my heart except my prettiest girl as known as Nasa Zevanya."

Nasa mencibir mendengarnya. "Ye, ye. Makan nih semuanya, gue kenyang dengar gombalan lo."

"Nas ini kebanyakan bagi gue yang udah makan mi ayam siang tadi," keluh Januar melihat nampannya digantikan oleh nampan milik Nasa.

"Abisin gak mau tahu! Siapa suruh beli banyak-banyak!"

"Ya udah kita bagi dua aja gima-"

"Stop," ucap Nasa tiba-tiba sembari memegang tangannya. Kepalanya sedikit menengok ke belakang dan melihat seseorang keluar dari restoran cepat saji yang dikunjunginya, "lo tunggu di sini sebentar, jangan ke mana-mana."

Nasa mengusap tangannya yang berminyak dengan tisu lalu berlari keluar dari restoran. Selagi berlari, cewek itu menemukan kelapa tua yang tergeletak di pinggiran pantai. Ia mengambilnya cepat lalu melemparnya ke arah orang yang ia kejar.

Beruntung, lemparannya tersebut tepat mengenai bahu orang itu hingga membuatnya mengaduh kesakitan.

Nasa mendekatinya dan langsung merebut kamera yang disembunyikan dari dalam jaketnya. "Brengsek, ternyata lo lagi rupanya. Udah puas nguntit gue dan bikin artikel yang aneh-aneh buat nyari views?"

Sudah sejak tadi Nasa merasa bahwa dirinya sedang diikuti oleh seseorang. Ternyata dugaannya benar saja. Reporter yang dulu pernah menguntitnya, kembali melakukan hal yang sama padanya.

"Balikin kamera gue."

Nasa mengambil memori yang terpasang di dalam kamera. "Sarah Fidelia dari Celeb Reporter, lo udah ganggu privasi gue untuk yang kesekian kalinya. Lo tahu kan kalau memotret seseorang tanpa izin itu gak boleh? Gue akan laporkan hal ini ke kuasa hukum gue sebagai bentuk penyalahgunaan etika jurnalistik."

"Gue butuh konten!" belanya dengan nada sedikit frustasi.

"Gak semuanya bisa jadi konsumsi publik, karena gue juga punya privasi. Kalau sampai besok foto gue tersebar di internet, siap-siap karier lo akan terancam karena ulah lo sendiri."

"I'll still do it anyway," ucap Sarah sembari tersenyum miring.

Tangan Nasa seketika mengepal karena menahan emosi. Ia melirik kamera yang saat ini dipegangnya lalu menendangnya ke laut. "Makan tuh kamera busuk lo."

"NASA SIALANNN!" teriak reporter itu di depan wajahnya kemudian berlari untuk menyelamatkan kameranya yang terbawa arus ombak.

Nasa meninggalkan reporter itu dengan perasaan kesal. Wajah Januar tidak boleh terekspos media atau nantinya cowok itu tidak akan pernah menjalani hidupnya seperti biasa lagi.

• • • • • •

a u t h o r n o t e:

huftt maaf baru bisa update sekarang, karena selama pembuatan chapter ini aku ada 3x revisi karena tidak sreg HUHUHU

anyways terima kasih ya masih setia membaca!

-marcel

080422

Continue Reading

You'll Also Like

3.2M 263K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
4.3M 256K 61
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
625K 50.1K 30
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

631K 28.9K 50
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...