Goodnight

By goddesssvibe

4.1K 40 2

Prolog I'm sorry I did not mean to hurt my little girl It's beyond me I cannot carry the weight of the heavy... More

Prolog
Part 1 - Winter
Part 2 - Introduction
Part 4 - One Less Lonely Girl [Reno's pov]
Part 5 - This Love
Part 6 - Dream House
Bukan update
Part 7 - He is a Soldier
Part 8 - Longdistace RelationSHIT
Part 9 - Jason Regards or Jason Chance
Part 10 - Missing Her all the Time [Reno's pov]
Part 11 - Come Back Home [Reno's pov]
Part 12 - Stay With Me, Please!
Part 13 - You and I

Part 3 - Birthday Girl

568 3 0
By goddesssvibe

Hari terakhir dibulan Desember yang dingin ini. Ku hirup udara pagi yang menyerang saat aku membuka jendela kamarku, masih sama udaranya terasa dingin menyambut kulit pipiku. Tetes embun pagi menerpa wajahku ketika ku adahkan wajahku ke atas, teramat sejuk dan menenangkan. Ku rapatkan cardigan biruku untuk dapat menutupi bahuku yang sedikit terbuka, ku raih karet rambut dan mencepo rambutku asal. Setelah aku rasa cukup menikmati udara ini, dengan langkah gontai aku menuju kamar mandi, menyiapkan air hangat di bathup dan memberi sabun aroma mawar, berendam mencoba menikmati aroma ini yang sedikit membuatku tenang. Setelah selesai aku bilas tubuhku dan mencari pakaian rumahan, karena hari ini semua diliburkan mengingat nanti malam adalah pergantian tahun.

Aku hanya menggunakan celana model aladin yang panjang serta kaos lengan panjang yang tebal dan turun kebawah,

"Morning dadd"

"Yes hun, morning too"

"Dad mau sarapan apa?"

"Apa saja, buatkan dulu kopi hitam seperti biasa"

"Aye captain!" aku mencium pipi ayahku dan menuju ke dapur, membuatkan kopi hitam dan menyerahkannya ke ayah, lalu menyiapkan bahan nasi goreng untuk sarapan kami. Setelah selesai aku menghidangkannya dan makan bersama,

"Yah, bolehkan aku pergi jalan-jalan?"

"Dengan siapa?"

"Temanku"

"Suruh dia datang menjemput"

"Tapi dia tidak tahu rumahku, yah"

"Yaudah, tapi jangan pulang telat. Ok?"

"Siap boss!"

Setelah hari berganti siang aku bergegas mandi dan memakai celana jeans panjang disambut kaos kebesaranku juga cardigan senada kaos dan tidak lupa sepatu boots coklat kesayanganku.

Ku langkahkan kakiku ke halte bus terdekat, tiba-tiba saja ada sebuah mobil yaris putih mendekat, dia membuka kaca mobil dan ternyata itu Reno.

"Hai, sudah lama?" katanya, "Ayo masuk!" lanjutnya dan membukakan pintu untkku

"Pagi Reno"

"Pagi juga, Wio" aku hanya membalas senyuman

"Bagaimana kalo kita ke suatu tempat?"

"Apa itu?"

"Rahasia, aku yakin kamu suka?"

"Masa?" aku menaikkan alisku, dia hanya tersenyum dan mengacak rambutku. Ketika kulit tangannya bersentuhan dengan kulit jidatku, aku menegang seketika rasanya aneh, sangat aneh.

Kami duduk dalam diam, aku mencoba memutar radio dan menemukan lagu yang bagus. Sesekali aku ikut menyanyi bersama suara emas Mas Adam suami failed-ku

I dont mind spending every day

Out on your corner in the pouring rain

Look for the girl with the broken smile

Ask her if she wants to stay awhile

And she will be loved

And she will be loved..

Dia ikut menyanyi dengan suara bass-nya yang ancur,

"Hahaha, lebih baik aku mendengar suara Mas Adam dari pada kau" aku masih mencoba tertawa, dia mengernyitkan dahi dan menatapku

"Mas Adam, pacarmu?" aku hampir saja tertawa, lalu cepat mengangguk

"Ma-maf, aku kira kau..."

"Kau apa?" tanyaku polos, mencoba dibuat polos

"Kau tidak punya... pacar"

"Kau benar-benar tidak tahu ya?"

"Ya,... habisnya kamu kan selalu sendiri"

"Hey bukan itu, tapi Mas Adam?"

"Memangnya dia pengusaha terkenal yang harus aku ketahui atau penyanyi dunia macam Justin Bieber yang berotot itu?"

"Hahaha, benar-benar lucu" kataku dan akhirnya tawaku pecah

"Maksudmu?"

"Mas Adam yang aku maksud adalah vocalis Maroon 5"

Dia diam, mecoba berfikir dan tidak lama tawanya pecah

"Hahahaha, pria berotot itu? Kenapa aku jadi lemot?"

"Hahahaha" akhirnya kami tertawa bersama dan melanjutkan nyanyian-nyanyian yang terputar diradio. Setelah satu jam kita sampai disebuat tempat yang..

"Ini dimana?" kataku membuka mata dan memandang sekeliling. Damai, pertama yang aku rasakan

"Ini namanya bukit Teletubies. Tahu kan kartun itu?" aku hanya mengangguk, masih terpesona dengan keindahan yang tercipta. Sungguh, ini melebihi indah.

Banyak buki-bukit yang tidak terlalu besar seperti yang kami tempati sekarang, banyak bunga berwarna-warni, banyak kupu berterbangan. Tidak ada suara mobil layaknya dijantung kota Mexico, tidak ada suara ribut orang-orang bernegosiasi. Hanya ada kesejukan, kedamaian, pohon-pohon mengelilingi,

"Amazing" kataku pelan, masih menikmati pemandangan ini

"Ituu, kota mana?"

"Itu kota kita"

"Kok kecil banget kaya di miniatur?"

"Bagaimana?" tanyanya, aku menoleh

"Apanya?"

"Tempatnya" dia bergumam "Kamu suka kan?" aku mengangguk,

"Aku baru tahu, ditengah kota yang sibuk seperti Mexico ini masih ada tempat seindah ini.." aku mulai mengedarkan pandangan lagi "Rasanya seperti disurga"

"Aku tau kamu akan suka disini" aku mengangguk, mengikutinya duduk dibawah pohon. Dia meletakan beberapa paper bag entah apa isinya aku tidak perduli, yang ingin aku nikmati adalah pemandangannya.

"Ehm" dia berdeham, aku menengok

"Kenapa?"

"Apa aku kurang menarik dari keindahan alam ini?"

"Maksudmu?" aku mengernyit

"Sedari sampai kau bahkan tidak memandang wajah tampanku yang bagai dewa yunani" katanya sebal, aku terkekeh

"Bukan gitu, aku baru pernah kesini soalnya"

"Yaudah ayo kita makan dulu, aku bawa beberapa makanan dari kafeku" katanya mengambil paper bag dan membuka isinya, sekotak pizza, makaroni bolognesse dan beberapa cemilan juga minuman

"Ngomong-ngomong, kau tahu dari siapa tempat ini?"

"Aku menemukannya ketika aku sedih, dan mengemudi entah dimana dan berakhir disini" dia bercerita dan aku hanya mengangguk dan ber 'oh' bukan maksud tidak menanggapi namun hanya tidak mau mengganggunya.

Setelah makan selesai, aku bangkit dan menghirup udara lagi

"Kalau mau teriak, teriak aja luapin perasaan kamu. Gak bakal ada yang denger kecuali aku" seakan tahu jika pikiranku memang sedang kalut, dia menyuruhku berteriak. Aku mengangguk, dan

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA" aku meluapkan semua emosiku, benar-benar meluapkan. Tentang ibu, tentang kakak laki-lakiku dan semua kehidupanku yang monoton,

"Bundaaa..." aku berkata lirih, dan tidak terasa air mataku menetes. Dia menghapus air mataku, memelukku memberikan ketenangan sebisa mungkin. Aku melepaskan pelukannya tanpa canggung,

"Kamu tau apa yang bisa membuat aku senang?"

"Apa itu?"

"Ini.." dia menggelitiki pinggangku, tanpa persiapan aku menggelinjang dan terus tertawa

"Hahahaha.. st..opp...iit" dia tidak mendengar. Akhirnya aku injak kakinya dan berlari

"Gotcha! Hahaha" dia menringis, lalu mengejarku

"I will catch you!" dia menyusul, tiba-tiba aku tersandung akar pohon dan terjatuh. Aku akan mengerjainnya, pura-pura pingsan. YES!

"Wio, wio.." dia mencoba mengguncang tubuhku

"Hey, bangunn." dapat aku dengar nada khawatirnya

"Wio..."

Diam. Sepersekian detik aku dapat merasakan hembusan nafas menerpa wajahku. Oh My! Mau apa dia? Sebelum sesuatu terjadi, aku membuka mata

"Kyaaaaa. Renoooo"

"Gotchaaaa! Aku tahu kamu ngga pingsan, Wio" aku mendunduk malu

"Kau tidak bakat berbohong.." katanya, "Udah hampir petang, pulang yuk?" aku mengangguk, menerima uluran tangannya. Berjalan bergandeng tangan bareng hingga sampai dimobil Reno. Saking ngantuknya, aku langsung tertidur.

"Aku mau kamu jadi pacar aku, Wio?"

"Will you?"

Aku bingung, menatap bola mata birunya. Aku tersenyum dan mengangguk

"Iya aku mau.."

"Hey, Wio. Bangun. Kamu mau apa?" tiba-tiba ada yang menepuk pipiku. Seketika aku membuka mata, dan didepanku sudah ada Reno.

Satu kata,

MIMPI

"Eh, eh udah sampai ya?"

"Iya. Kamu mau apa kok tadi bilang 'Iya, aku mau' gitu?"

Pipiku pasti sudah seperti tomat busuk. MALU!

"Ti-tidak, aku hanya mengigau mungkin" jawabku, sebisa mungkin memasang wajah biasa saja "Yaudah, aku masuk dulu" lanjutku dan dia menganggukan kepalanya

"Hati-hati" aku berbalik. Dia berjalan menuju mobilnya

"Wio?"

"Ren?"

Kita memanggil bersama, kita terkekeh bareng

"Makasih ya, this is the best gift I've ever had in my birthday" kataku, menatapnya

"What?" dia melotot "Serius?" aku mengangguk

"Iya, makasih banget. Udah hampir petang, hati-hati yaa?"

Aku melenggang menuju rumahku dengan senyum yang mengembang.

I am Happy..



 TBC

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 36.2K 61
WATTYS WINNER When her fiancé ends up in a coma and his secret mistress, Halley, shows up, Mary feels like her world is falling apart. What she does...