A FIRST PERFECT [21+]

By lilumither

2M 52.9K 2.9K

⚠️ 🔞 Kehidupan Reyna di kantor menjadi lebih buruk ketika foto topless nya tersebar. Bukan hanya foto toples... More

[00] SINOPSIS & GUIDELINES
[01] EROTIC PICTURES AND VIDEO
[02] Your Somewhat Place
[03] MAHAGITA Group And Relationship Chart
[04] Fit is hit
[05] Fit is Hit (2)
[06] She is in danger
[07] He is Dangerous
[08] Desire
[09] Desire (2)
[10] Bastards
[11] Dead Meat
[12] Jealously
[13] Craving
[14] Usual day in office
[15] Another Scandal?
[16] Floor Plan, Relationship Chart, and Female Cast
[17] Punishment?
[18] His Girl-Friend
[19] It's complicated
[20] Lucky Chance
[21] Please don't be in love with someone else
[22] Seduction
[23] LUST
[24] Virginity
[26] Regretful
[27] Something feels off
[28] Confrontation
[29] Demand
[30] Caught Red Handed
[31] Messy
[32] Where do i start
[33] Break Up
[34] Insane
[35] Test Pack
[36] Revealed
[36.1] Suspect Board
[37] Baffled
[38] Here we go again
[39] Fearless
[40] False Accusation(?)
[41] Down Payment
[42] Hot Spring (1)
[43] Hotspring (2)
[44] Hotpsring (3)
[45] Hotspring (4) + Special Part
[46] Hotspring (5)
[47] Important person
[48] Resign
[49] A heart to heart

[25] Incapability

31.5K 935 52
By lilumither


"Kak. Aku mau pulang," rengek Vanya.

Jovan menggeleng. Tangannya merangkul pinggang Vanya. "Setelah ngeliat adegan tadi lo pikir gue bakal ngebiarin lo pulang?"

***

Vanya meremas ujung dressnya dengan penuh kegugupan. Di atas meja di hadapannya terdapat berbagai macam jenis alkohol yang ia tidak tahu namanya. Hanya tinggal mereka berempat di sini. Arga memutuskan pulang lebih dulu dan Vanya gagal memanfaatkan momentum untuk ikut pulang bersama Arga.

Dengan terpaksa, dirinya duduk di antar kedua kaki Jovan. Lengkap dengan Jovan melingkar erat diperutnya. Vanya mendongak, menatap Sella dengan penuh permohonan untuk menolongnya.

Sella meletakkan kembali sloki-nya begitu matanya bertemu dengan mata Vanya. Memutar otak bagaimana caranya membawa Vanya agar bisa pulang tanpa membuat Jovan emosi. Kuasa Jovan terlalu sulit untuk ia dan Gaxel tangani.

Dipikir-pikir mungkin awal kelemahannya karena ia sendiri yang menawarkan diri menjadi pemuas orang-orang ini. Kemauannya sendiri karena ingin memenuhi hasrat dan gairahnya. Tapi jika ditelusuri lagi, tidak ada yang berbeda jika semisalnya itu tidak pernah terjadi.

Nyatanya, Jovan akan tetap bertindak menggunakan seluruh kuasanya jika ada orang yang berusaha mencampuri urusannya.

"Jo..." panggil Sella setelah mengumpulkan keberanian.

"hmm?" Jovan menjawab dengan gumaman setelah meneguk Rokk Vodka.

"Kayaknya gue sama Vanya mesti pulang sekarang. Soalnya dia butuh datang cepet buat nyiapin rapat sama social media specialist,"

Jovan beringsut menyenderkan punggungnya pada sofa. Ia mengusap bibirnya sendiri. Lalu tersenyum ketika menyadari kegugupan Sella.

"Gue gak peduli. Lo bisa pulang duluan," balasnya.

"Kalo lo ngomong ini cuma buat bawa Vanya pulang, bukan cuma lo yang bisa gue bikin hancur, tapi Reyna juga," ancamnya lagi. Jovan tidak butuh nada tinggi untuk membuat Sella dan Vanya terhenyak.

Mereka tidak mungkin membiarkan Reyna jadi korban, mengingat Jovan adalah tipe orang yang akan melakukan apapun untuk mencapai tujuannya. Meskipun itu harus berhadapan dengan sahabatnya sendiri.

Gaxel melempar sloki nya ke lantai hingga gelas itu pecah. Mendengar ancaman Jovan terhadap Sella membuatnya tidak bisa menahan emosi.

"Lo—"

"Xel. Kita sepakat. Gue ga bakal ganggu atau maksa cewek lo, selama lo dan cewek lo ga ikut campur. Barusan apa yang dia lakuin udah masuk nyampurin urusan gue," potong Jovan.

"Atau kalo lo mampu ngelawan gue, gue ladenin sekarang juga," lanjutnya.

Gaxel menggeram kesal. Ia menarik tangan Sella dan membawanya pergi dari sana.

"Lo sejak kapan emang sedeket dan sepeduli itu sama Vanya?" tanya Gaxel ketika mereka sudah masuk ke dalam mobil.

Sella menunduk. Ia memang tidak sedekat itu. Namun rasanya ia juga tidak bisa membiarkan Vanya berada dalam keadaan yang tidak cewek itu inginkan. Mungkin jika Sella berada di posisi itu, ia akan menikmatinya.

Tapi Vanya hanyalah korban kebrengsekan Jovan.

"Gue gak bisa lawan tu cowok, Sel," ucap Gaxel frustasi. "Oke. Mungkin soal kekuatan bisa imbang. Tapi setelah itu? Di luar itu?"

Gaxel mengacak rambutnya kesal. Bukan kesal pada Sella. Namun merutuki keadaannya yang tidak bisa mengimbangi Jovan. Ia harusnya kuliah di jurusan yang dipilih orang tuanya, memulai dengan jabatan lebih tinggi agar bisa seperti kakak laki-lakinya. Namun Gaxel memilih jurusan yang ia sukai. Bekerja sesuai apa yang ia impikan.

Semua itu harus ia bayar dengan merelakan nyaris semua privilese yang ia dapatkan dari orang tuanya. Bagi Gaxel tidak masalah. Gajinya cukup. Ia bisa menikmati hidupnya dengan bebas. Ia memiliki Sella di sampingnya. Setidaknya ia tidak diusir dari rumah dan ia masih diberi mobil, walaupun hanya civ*ic.

Namun jika dihadapkan dengan kenyataan seperti ini, membuatnya kembali insecure sejadi-jadinya. Ia menjadi tidak berdaya dan merasa berada di posisi terbawah karena tidak bisa menjadi tempat bagi Sella untuk berlindung.

Yang membuatnya percaya diri hanyalah rasa saling percaya antara dirinya dan Sella. Bahwa mereka akan ada untuk satu sama lain.

"Gue gak punya power apa-apa selain nama Haury di belakang gue," gumamnya lirih.

Sella mengerjap. Gaxel tidak pernah sefrustasi ini. Biasanya ia hanya akan menertawakan nasibnya. Mungkin ini pertama kalinya Sella melihat sisi pacarnya yang seperti ini.

"Sorry," gumam Sella. Ia menggenggam tangan Gaxel. "Apa ini juga gara-gara gue dulu—"

"Enggak," Gaxel menggeleng dan memeluk Sella. Ia tidak ingin Sella menyalahkan diri sendiri untuk hal yang jelas bukan penyebabnya.

"Walaupun kita gak mulai hal itu, Jovan tetap punya banyak cara buat jatuhin lo atau gue kalau kita ikut campur urusan dia,"

"Just stay away," ucap Gaxel. "Jangan ikut campur lagi urusan Jovan sama Vanya,"

Gaxel mengecup pipi Sella. "Untuk urusan grup seks kita, lo tau kan lo bisa berhenti kapan pun lo mau," lanjutnya.

Sella mengangguk.

Dari awal, teman-teman Gaxel menganggap orgy yang mereka lakukan berada di jalur yang terpisah. Mereka menyusun perjanjian yang membuat urusan seks di antara mereka tidak akan ada sangkut pautnya dengan masalah real life, dengan syarat tidak menyampuri urusan asmara masing-masing pihak. Sella pun bisa berhenti kapan pun dia mau dan mereka tidak akan berusaha menahannya atau melakukan hal buruk demi membuatnya kembali.

***

Jovan membenamkan wajahnya di bahu Vanya. Sesekali bibirnya mengecup bagian tubuh yang terbuka itu.

"Gue udah bilang, kan. Lo gak bisa kabur dari gue," bisik Jovan.

Jovan kembali mengeratkan pelukannya hingga punggung Vanya bertemu dengan dadanya. Jovan juga memajukan duduknya agar miliknya beradu dengan pinggul Vanya.

"Lo tau kan itu apa?" tanya Jovan.

Vanya menggeleng. Ia ingin bergeser maju, namun Jovan tidak membiarkannya, bahkan tangan cowok itu menahan tepat di selangkangannya, hingga Vanya semakin merasakan tonjolan milik Jovan menggesek di belahan pinggulnya.

"Hmm.. perlu gue jelasin?"

Vanya menggeleng kuat.

Jovan tertawa. Ia lalu membalikkan tubuh Vanya.

"Dia butuh perhatian lo," ucap Jovan. Ia menarik dress Vanya ke atas hingga pinggang. Lalu ia tempatkan selangkangan Vanya yang masih tertutup celana dalam tepat di atas ketegangannya. Tangannya menahan pinggang Vanya.

Jovan menggigit bibir merasakan denyutan kenikmatan yang menjalar di seluruh pembuluh darahnya.

Vanya rasanya ingin menangis. "Kak. Jangaan. Please," pintanya sembari berusaha melepaskan diri.

Tapi Jovan tidak akan berhenti sebelum keinginannya terpenuhi. Vanya harus berpikir keras subsitusi apa yang harus ia tawarkan dan cukup seimbang bagi Jovan.

"Aku bakal cium kakak, asalkan kakak stop yang ini!" ucap Vanya cepat ketika Jovan kini berusaha menggerakkan tubuh bagian bawah Vanya.

"Okay. Do it then,"

Vanya terdiam sebentar sebelum mencium pipi Jovan dengan cepat.

Jovan tertawa. "Bibir, sayang," ucapnya gemas sambil mencubit pelan pipi Vanya.

Apa yang Vanya lakukan selalu menggemaskan. Wajah chubby dan baby face itu selalu membuat Jovan ingin menciumnya berulangkali. Belum termasuk ekspresi kekhawatiran, kaget, maupun ketakutan Vanya yang entah kenapa memberinya pecutan gairah.

Cewek polos seperti Vanya akan ia buat semakin paham  berbagai aktivitas dewasa.

***

anw semoga besok aku bisa double up yaa~

Continue Reading

You'll Also Like

10.6K 534 9
Gimana ceritanya kalau ada berondong deketin lo? Simak kisah yang dialami oleh Aurel, wanita karir dengan paras rupawan. Usianya telah menginjak 25 t...
224K 2.8K 15
⚠️ Konten mengandung hal yang dewasa, brutal dan banyak bahasa yang kasar! CERITA AKAN DI PRIVATE SECARA ACAK JIKA INGIN BACA PART LENGKAP DI HARAPK...
586K 55.9K 45
Demi menghindari sebuah aib, Gus Afkar terpaksa dinikahkan dengan ustadzah Fiza, perempuan yang lebih dewasa darinya. Gus Afkar tidak menyukai Fiza...
80.9K 4.6K 38
Seo Kayren dipertemukan dengan lelaki penuh masa lalu yang kelam. Ia diragukan, bahkan juga meragukan hubungan keduanya. "I don't want to hurt you" ...