A FIRST PERFECT [21+]

By lilumither

2M 53.2K 2.9K

⚠️ πŸ”ž Kehidupan Reyna di kantor menjadi lebih buruk ketika foto topless nya tersebar. Bukan hanya foto toples... More

[00] SINOPSIS & GUIDELINES
[01] EROTIC PICTURES AND VIDEO
[02] Your Somewhat Place
[03] MAHAGITA Group And Relationship Chart
[04] Fit is hit
[05] Fit is Hit (2)
[06] She is in danger
[07] He is Dangerous
[08] Desire
[09] Desire (2)
[10] Bastards
[11] Dead Meat
[12] Jealously
[13] Craving
[14] Usual day in office
[15] Another Scandal?
[16] Floor Plan, Relationship Chart, and Female Cast
[17] Punishment?
[18] His Girl-Friend
[20] Lucky Chance
[21] Please don't be in love with someone else
[22] Seduction
[23] LUST
[24] Virginity
[25] Incapability
[26] Regretful
[27] Something feels off
[28] Confrontation
[29] Demand
[30] Caught Red Handed
[31] Messy
[32] Where do i start
[33] Break Up
[34] Insane
[35] Test Pack
[36] Revealed
[36.1] Suspect Board
[37] Baffled
[38] Here we go again
[39] Fearless
[40] False Accusation(?)
[41] Down Payment
[42] Hot Spring (1)
[43] Hotspring (2)
[44] Hotpsring (3)
[45] Hotspring (4) + Special Part
[46] Hotspring (5)
[47] Important person
[48] Resign
[49] A heart to heart

[19] It's complicated

29.5K 1K 72
By lilumither

Budak-budak korporat biasanya selalu anti menggunakan tangga darurat kecuali ada gempa atau kebakaran. Jadi Reyna memutuskan untuk sembunyi di sini terlebih dahulu. Jika ia langsung menuju lantai lima, orang-orang akan curiga melihatnya muncul dalam pakaian ini. Lift dan tangga darurat memang sepi, namun pintu masuk ke departemennya cuma satu. Ia akan jadi pusat perhatian dan akan sangat merugikan image-nya di kantor.

"Gue telfonin daritadi. Lo dibawa ke mana sih?" seru Sella di seberang sana ketika mendapat telepon dari Reyna. "Pram juga nyariin buat nanya perkembangan konsep desain moist baru,"

"Sel," ucap Reyna. Ia tidak berniat menjawab pertanyaan Sella. Karena ada yang harus diutamakan untuk sekarang.

"hmm?"

"Bisa pinjemin motor anak-anak gak?"

"Buat?"

"Gue mesti pulang, mandi, ganti baju,"

"Lo diapain!?" Sella nyaris berucap dengan volume keras.

"Ga diapa-apain banget sih. Tapi buru! Gue di tangga darurat lantai 1,"

***

"Nih," Sella menyodorkan kunci motor kepada Reyna. Keadaan Reyna cukup kacau, rambutnya berantakan. Dan apa-apaan kemeja yang ukurannya kelewat besar itu? Jelas itu bukan pakaian milik Reyna tadi.

Reyna menerimanya. Namun ia mengernyitkan kening melihat seseorang di belakang Sella. "Ngapain ni cowok ikutan?"

Sella menoleh ke belakang dan ikut terkejut. "Hah! Lo ngapa ikutan bego!"

"Lo kenapa, Reyn?" tanya Melvin, ia melangkah maju tanpa menghiraukan Sella.

"Lo... ml di kantor?" tanyanya kaget melihat keadaan Reyna kini.

"Enggak!" jawab Reyna cepat.

"Sel. Ngomong-ngomong lo pernah bilang kan punya temen IT? Bisa tolongin cek akun ini gak? Sekalian minta report atau apain kek biar kesuspend," Reyna mengirimkan username yang ia ingat tadi ke wa Sella.

"Okay," ucap Sella setelah menerimanya.

"Lo mau gue anterin pulang gak?" tawar Melvin mengejar Reyna yang telah turun tangga menuju basement tempat parkir.

"Lo kan gak bisa bawa motor," balas Reyna geli.

Melvin berhenti. Ia menepuk jidat, menyadari kebodohannya sendiri yang hanya bisa membawa kendaraan roda empat. Gagal lagi rencananya untuk menjadi pahlawan kesiangan bagi Reyna. Untuk sekali lagi, Reyna masih membangun tembok di antara mereka, membuat Melvin tidak bisa berupaya banyak. Percuma jika ia pamer kekayaan, yang ada Reyna makin ilfeel karena cewek itu menganggap kekayaan tidak menjadi dari daya tarik terbesar seseorang.

***

Berdasarkan info yang Reyna dapatkan dari Sella, bagian accounting akan pulang satu jam lebih telat hari ini. Reyna rasa hari ini adalah hari yang tepat untuk kembali mengkonfrontasi cewek itu. Ia memilih untuk menunggu di parkiran, tepatnya di depan mobil Gaby.

"Lo kan yang bikin akun itu?" tanya Reyna begitu Gaby sudah berada di dekatnya.

"Hah?" Gaby mengangkat alisnya. Menatap heran pada Reyna. Ia tidak begitu meladeni Reyna dan lebih memilih mencari kunci mobilnya di antara tumpukan barang di dalam tas.

Reyna mendekat. "Akun yang ngaku ngaku gue dan ngeupload foto-foto itu,"

"Reyna. Please. Pikir. Darimana gue dapet foto-foto lo," ucap Gaby frustasi.

Reyna termangu. Benar juga.

Bagaimana seseorang bisa mendapatkan file-file itu dari ponselnya. Reyna tidak pernah meminjamkan ponselnya pada orang-orang. Selain Darren.

Gaby tertawa kecil karena Reyna tidak mengeluarkan kata-kata lagi.

"Kalo lo emang open b.o, sih... ya gue ga heran," ucapnya. "Lo udah dipake kan sama temen-temennya Darren?" lanjutnya dengan nada mengejek sambil membuka pintu mobil.

Reyna terlebih dahulu menutup kembali pintu mobil dan nyaris membuat tangan Gaby terjepit. Ia menatap tajam ke arah Gaby, lalu melayangkan tamparan pada pipi itu.

Gaby berteriak.

Astaga. Rasa nyeri menyebar di pipinya dengan sangat hebat. Terakhir kali ia menerima perlakuan ini adalah ketika ia pernah dibully semasa sekolah.

Ia memejamkan mata kuat-kuat. Kepalanya pusing. Bukan hanya karena rasa sakit, tetapi juga karena memori menyakitkan masa lalu. Ia bahkan butuh berpegangan pada badan mobil agar tidak terjatuh.

Gaby menatap tajam pada Reyna sambil memegangi pipinya. Ia tidak mungkin membalas tamparan Reyna. Ada perbedaan kekuatan di antara mereka. Yang ada, Gaby akan berakhir lebih buruk daripada ini.

"Gue gak asal ngomong. Jovan yang bilang. Dia bikin lo naked. Megang-megang lo juga. Bareng Arga sama Gaxel,"

Reyna rasanya ingin mengeluarkan semua cacian ketika mendengar pengakuan Gaby. Anjing. Cowok-cowok itu kenapa harus flexing kemana-mana seolah itu adalah hal yang patut untuk dibanggakan? Sekarang kemana harus Reyna letakkan wajahnya karena penghinaan terhadap dirinya seolah tidak berakhir.

Gaby lalu tersenyum melihat ekspresi Reyna. "Lo... kalo emang aslinya murahan, gak usah gaya sok classy gitu dehh,"

Reyna menggeram kesal. "Lo ngomong gitu lagi. Gue sebarin sextape lo!"

Gaby terdiam. "Sex tape apa?"

Reyna mendengus. Ia melipat tangan di depan dadanya. Oke. Reverse card.

"Sex tape lo sama Darren!"

Melihat Gaby yang masih diam, ia melanjutkan. "Lo kira gue gatau apa Darren selingkuh sama lo di belakang gue?"

Gaby kembali terdiam sejenak. Ia meneguk ludah. Lalu memasang ekspresi biasa saja.

"Oh.. lo tau soal itu?" Gaby tersenyum seolah itu adalah hal biasa. "That was my first time. He took my virginity," lanjutnya lagi.

"Kita ngelakuin itu di malam Darren ulang tahun," ucapnya dengan nada bangga.

Untuk kesekian kalinya, jantung Reyna rasnaya dihujam ribuan jarum tak kasat mata.

Reyna tahu itu. Pesan anonym di telegram yang mengirimkannya video itu juga menyebutkan tanggal mereka melakukan itu. Di malam sebelum ulang tahun Darren. Di saat ia dan Darren masih berstatus pacaran.

Reyna tidak bisa lagi menahan emosinya. Tanpa berpikir panjang, ia menampar Gaby untuk kedua kalinya, di bagian pipi yang sama membuat sakit yang diterima Gaby menjadi dua kali lipat dari yang pertama.

"Reyna!" bentak Darren. Cowok itu berlari dari lantai dua, dijemput satpam yang tidak sengaja melihat pertengkaran kedua karyawan cantik itu.

Darren menggigit bibir. Tangannya terkepal kuat. Buku-buku jarinya memutih. Gaby terlihat kacau. Pipinya terlihat memerah dan mulai membengkak.

Darren menghirup napas dalam-dalam. Ia tidak bisa menempatkan Gaby berada di posisi lebih sulit.

"Lo salah paham," ucap Darren setelah menormalkan napasnya akibat berlari tadi. "Kalo itu yang bikin lo mutusin gue, lo salah paham, Reyna," lanjutnya

Ia tidak boleh membuat Reyna lebih marah lagi jika tidak ingin cewek itu mengamuk. Dan tidak mungkin Darren memberikan 'hukuman'nya pada Reyna di sini.

"Malam itu kita gak sengaja minum, yang ternyata ada viagranya or something like that..."

Air mata Reyna nyaris menetes mendengar kalimat itu. Ia menggigit bibir menahan tangis. Selama ini ia berusaha denial dan menganggap video yang menampilkan dua orang yang tengah melakukan seks di club itu hanya ulah iseng seseorang untuk mengerjainya. Reyna selalu berusaha menepis kalau itu bukan Darren dan Gaby meski wajah yang terlihat di keremangan lampu club itu memang mereka.

"Jadi video itu bener lo sama Gaby? Lo berdua beneran ngelakuin itu?" suaranya terdengar gemetar.

"Reyna, gue gak tau video apa yang lo maksud," ujarnya. "Tapi ya bener, gue ngelakuin itu. Gue sengaja ga ngomongin itu, karena itu cuma salah paham. Dan gak ada apa-apa di antara gue sama Gaby,"

Tenggorokan Reyna terasa tercekat. Ia kesusahan menelan ludah. Kesusahan untuk mengeluarkan kata-katanya.

"Lo.... Jahat banget," ucapnya terbata. "Gue emang naif, terlalu percaya sama lo. Sekalinya brengsek tetap brengsek ya..."

"Reyna. Enggak. Gue gak selingkuh. Gue sayang sama lo... bahkan sampai sekarang, Reyn,"

"Please. Kita bicara ini pake kepala dingin dulu ya," pinta Darren. "Boleh liatin ke gue dulu video apa yang lo bicarain. Kalo lo nyebarin video itu apa bedanya lo sama orang yang nyebar foto sama video lo dulu?"

Reyna menatap tidak percaya. Matanya mengerjap beberapa kali.

"Oh. Lo lebih peduli sama dia ketimbang gue yang jelas jadi korban?"

Darren meraih bahu Reyna. Memeluknya erat. "Bukan gitu. Gue gak mau ada orang lain lagi yang jadi korban,"

Reyna mendorong Darren dengan kuat, menyebabkan pelukan di antara mereka terlepas. "Gue gak peduli!"

"Reyna!!!" bentak Darren. Nadanya kali ini benar-benar tinggi hingga membuat Reyna tersentak.

"Kenapa pas kejadian gue dulu lo kayak gak terjadi apa-apa. Malah ketawa-ketawa sama temen-temen lo dan ngebiarin mereka lo nyentuh gue? Tapi pas Gaby lo mati-matian ngelindungin dia?" cecar Reyna.

"Anjing banget," Reyna menendang tulang kering Darren menggunakan sepatu hak 5 cm yang ia pakai. Ia buru-buru berlari menuju mobil dan menguncinya dengan cepat. Peduli setan Darren akan mengejar atau memarahinya.

Yang Reyna butuhkan kali ini adalah pelarian sementara.

***

Melvin melangkah dengan semangat menuju club lantai dua. Tidak butuh lama baginya untuk menemukan Reyna yang berada di table bagian pojok. Cewek itu terlihat seksi dengan rok span hitam selutut dan crop top ketat warna hitam.

"Gue gak nyangka lo duluan yang nelfon gue," ucap Melvin senang sambil duduk di samping Reyna.

Reyna tidak menanggapi dan sibuk menenggak sloki berisi minuman alcohol yang ia pesan tadi.

"Darren?" tanya Melvin.

Mata Reyna beralih menatap Melvin, lalu kembali menatap ke arah keramaian di lantai satu. Ia mengangguk.

"Gini...." gumam Melvin "Gue sebenernya bukan tempat buat lo nyembuhin luka," ucapnya.

"Tapi.. kalo lo pengennya gitu, gue bisa bantu. Kayak yang gue bilang sebelumnya, fwb, kalau lo gak mau ngelibatin perasaan," lanjutnya panjang lebar.

Reyna menghela napas. "Oh.. shut up, Vin," ucapnya. Sejak kapan Melvin bisa berbicara sebijak ini. Ia tidak butuh.

Melvin memutar bola matanya, kesal. Reyna selalu menganggapnya sebagai angin lalu hanyay karena usianya dua tahun lebih muda.

Namun detik selanjutnya, ia terkejut ketika Reyna menarik roknya ke atas lalu duduk di pangkuan Melvin, begitu dekat dan terlalu dekat hingga Melvin bisa merasakan dada Reyna menempel pada dadanya.

Anjing.

Reyna menyentuh dagu Melvin. Lalu perlahan ia dekatkan wajahnya pada wajah tampan milik Melvin. Ia mengecup bibir bawah Melvin lalu menggigitnya pelan.

Melvin senang bukan kepalang. Dengan senang hati menerima lumatan di bibir dan denyutan penuh gairah di nadinya.

Tapi ia tidak boleh terburu-buru. Jika ia bertindak kelewat agresif, bukan tidak mungkin Reyna akan semakin menganggapnya sebagai anak kecil.

Ia perlahan mengikuti alur Reyna dan kemudian beralih memimpin ciuman itu. Ia menangkuh kedua pipi Reyna, memperdalam ciuman mereka. Bibirnya melumat lembut bibir Reyna, membagi kenikmatan masing-masing yang muncul lewat ciuman manis itu.

Jantungnya berdebar seiring lumatan itu bertambah agresif. Lidah Reyna menyambutnya. membuat Melvin diam-diam tersenyum. Lidah mereka saling beradu membelit.

Tidak pernah terpikirkan oleh Melvin sebelumnya bahwa ia benar-benar akan berciuman dengan Reyna tanpa harus melakukan pemaksaan. Semua dilakukan atas persetujuan dari kedua belah pihak.

"Kapan lo bakal ngizinin gue tidur sama lo?" tanya Melvin setelah ciuman mereka terlepas. Tangannya mengusap pipi Reyna.

"not anytime soon, of course," bisik Reyna.

Melvin mendengus.

"Lo keliatan kesel," ucap Reyna geli.

"Jelas," ucap Melvin. "Lo sendiri keliatannya takut ngadepin kenyataan kalau gue bakalan bisa muasin lo di ranjang? Gengsi?"

Cowok ini pandai bicara juga.

Reyna mengangkat alis. "No... Gue cuma mikir ini terlalu cepat. Lagian gak bakal seru kalo langsung ke inti, kan?"

Ada senyum singkat di bibir Reyna. Wajahnya menjauh.

"I'll let you to touch my breasts. Only tonight,"

Anjir.

Kalau begini, Melvin jadi ingin Darren dan Reyna bertengkar tiap hari.

***

Btw, untuk part selanjutnya, mau part tentang apa yang terjadi sama Darren&Gaby malam itu atau lanjut yang ini dulu?

Continue Reading

You'll Also Like

3.5K 338 6
Sebelum mengenal Niel sih hidup Via tuh biasa-biasa aja. Ya seperti biasa, kerja, ngumpulin duit, nabung, biayain keluarga, rawat adiknya, dan bantin...
83.2K 1.7K 32
[minors do not interact πŸ”ž] Perkenalkan: Renata. Terakhir pacaran lima tahun yang lalu. Alasan putus? Well, klise tapi membekas sampai sekarang: dise...
633K 21.9K 33
πŸ‡ΊπŸ‡Έ Kiriman paket Seena dan tetangga barunya tertukar. Ia tidak benar-benar tahu tentang tetangganya, namun yang terpenting sesuatu di dalam paketny...
465K 19.9K 18
Sequel : EX - POSSESSIVE EX - NAUGHTY COUPLE Kevin & Citra after merried 17+ Puas Kelen?