White Cat!!

By sidipdip

309K 40.2K 4.9K

[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!] {π•Ώπ–—π–†π–“π–˜π–’π–Žπ–Œπ–—π–†π–˜π–Ž} Savira Anarka Bagaskara, remaja yang hobinya baca novel... More

Prolog
-1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
25

24

5.3K 723 102
By sidipdip

SELAMAT MEMBACA!

Malam yang begitu dingin di markas Geng Eleutheriuo. Para anggota sedang bersantai, dengan Angkasa yang sedang mengzoom foto perempuan yang cantik Handphonenya. Dengan senyum tipis bertengger di bibir sexynya, dia kembali mengzoom foto itu. Foto Savira yang beberapa hari lalu dirinya jepret saat di kantin.

Foto Savira yang sedang tersenyum lebar dengan kedua temannya yang berhadapan dengan Savira dan membelakangi dirinya, entah mengapa sekarang dirinya melihat Savira jantungnya langsung jedag jedug tidak karuan. Apa ini salah satu tanda-tanda ia sakit jantung?.

Karena terlalu asik mengzoom wajah Savira, Angkasa tidak menyadari bahwa senyum tipis di bibirnya sudah menjadi senyum lebar, yang membuat para anggota menatap bos mereka heran.

"Si bos kenapa dah?" tanya Ezra, salah satu anggota yang memakai plaster dibawah matanya. Mereka pun menatap satu sama lain, dan menggeleng kepala pertanda tidak tau.

"Mungkin si bos lagi kasmaran" jawab Cakra, laki-laki yang memakai gelang berbandul salib itu. Ya, memang tidak semua anggota geng Eleutheriuo. Beragama islam, ada juga yang berbeda dengan mereka. Tetapi, mereka tetep menghormati satu sama lain.

"Tapi, ngeri anjir kalo liat Angkasa. Senyum-senyum sendiri" ujar Raga, Playboy kelas kakap yang masuk di geng ini, sebenarnya Rangga tidak playboy. Karena para perempuan yang menyerahkan diri agar menjadi pacar ke sekian dari Raga. Raga yang tidak menyia-nyiakan kesempatanmu emas pun hanya mengangguk kan kepala.

"Tanya Tara aja, Angkasa kenapa senyum-senyum sendiri" usul Cakra, yang melihat Tara sedang memainkan Ps, bersama Salah satu anggota disini.

"Tara, itu Angkasa kenapa senyum-senyum sendiri dari tadi, kita yang liat sampai ngeri" Raga yang sudah di samping Tara. Tara pun langsung mengalihkan perhatiannya ke arah Angkasa yang duduk sendiri, dan benar Angkasa sedang senyum-senyum sendiri dengan melihat handphonenya.

"Bentar coba gua silidikiti dulu. Noh mainin dulu jangan sampai kalah" ucap Tara dan memberikan stik Psnya ke Raga.

"Selidiki kali Tar" dan hanya di balas goyangan bokong oleh Tara, yang sedang mengendap-endap. Menuju Angkasa.

Saat dirinya tepat di belakang Angkasa, dan Angkasa tidak tau itu, dia pun langsung melihat sosok perempuan cantik di dalam handphone milik Angkasa, dia sedikit terharu. Ternyata sahabat sudah besar sekarang sudah berani menyukai lawan jenis.

Tara pun menepuk pundak Angkasa dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya di gunakan untuk menghapus air mata yang tidak ada. "Gua bangga sekarang, sama lo. Ternyata lo udah besar, udah main suka-sukaan sama cewek, Sa." Angkasa pun melotot melihat Tara ynag ada di belakangnya.

Dengan panik dia langsung memasukkan handphonenya ke saku celananya.

"Maksut?" dengan sikap sok coolnya Angkasa, menengok kebelakang melihat Tara. Yang masih saja menghapus air mata, virtualnya.

"Gua kira lo gay. Makanya gua terharu, pas tau ternyata Lo suka sama Savira." dengan nada yang lumayan keras, suara Tara dapat di dengar oleh anggota lain. Mereka pun langsung menahan senyum saat melihat Angkasa melotot ke arah Tara.

"Sialan, gua normal" ucap ketus Angkasa.

"Y-ya kan gua kira lo penyuka sesama jenis, soalnya lo kagak pernah ke goda sama cewek cantik nanti bohay. Klarisa aja lo tolak." ucap Tara dengan panjang lebarnya.

Angkasa hanya menatap malas sahabat ini, mana mungkin dia yang ganteng kaya kim taehyung ini gay, apa kata dunia nanti.

"Oyyy!" teriak Fahri dengan menenteng 2 plastik putih yang berisi makanan untuk para anggota tadi.

"Wihh, apa tuh" ucap salah satu anggota yang menghirup aroma makanan saat Fahri lewat.

"Gua bawa dari rumah, tadi ada acara. Karna gua orangnya terlalu peka, jadi gua bawain buat kalian deh" sombongnya dengan membagikan setiap anggota satu kotak nasi.

"Heleh, tapi makasih loh" ucap Arthur, seraya mengambil kotak nasib dari tangan Fahri.

Karena semua sudah terbagi kotak nasinya, mereka pun langsung memakan dengan canda tawa. Dan pertanyaan-pertanyaan randem lainnya.

"Nih daging ulet banget deh" gumam Tara saat mencoba menggigil daging, di kotak nasi tersebut.

"Far, nih daging. Daging unta apa gimana sih, susah amet di gigitnya." ucap Tara, dengan menarik daging seukuran tiga jari itu dengan tangan kanannya.

Karna terlalu kencang menarik dagingnya, daging itu malah terlepar ke muka Arthur, yang sedari tadi anteng memakan nasi kotak.

Puk

Semua saling melirik dan--

"HAHAHAHA" tiba-tiba suara gelak tawa memenuhi ruangan geng tersebut. Mereka tertawa tanpa melihat wajah Arthur yang sudah merah padam.

Angkasa yang melihat itu hanya tersenyum tipis dan menggelengkan kepala, melihat ke lakukan para anggotanya.

"Anjir, nempol di muka daging untanya, hahaha." ucap Cakra dengan memukul lengan anggota lain disebelah.

Arthur pun menatap mereka tajam, terutama Tara sebagai pelaku, yang membuat dirinya malu setengah mati.

"Sialan, liat aja nanti balesan gua" gumamnya dengan menatap Tara dan menarik sudut bibirnya.

Tara yang melihat tatapan Arthur, menelan ludahnya dengan susah payah. Kenapa dagingnya harus mengenai Arthur, kenapa tidak yang lain. Pasti setelah ini dirinya akan di beri pelajaran oleh laki-laki tersebut.

Ting

Suara handphone pertanda adanya pesan masuk di handphone Angkasa. Mengalihkan perhatian semuanya anggota.

Angkasa pun membuka pesan itu dan ternyata undangan untuk berduel dari gengnya Ledoux, Angkasa langsung mencengkram kuat handphone puluhan juta itu, dan membuat kebingungan dengan aura Angkasa yang berubah setelah membaca pesan.

"Siap-siap," seolah kode mereka langsung paham, dan cepat-cepat kehabisan makanan mereka.

Angkasa langsung keluar dan di susul anggota lainya, utuk menuju lokasi di sebelah Minimarket yang terdapat lapangan luas di sana.

"Jangan ada yang bawa senjata. Kita bukan cepu yang bisa ngandalin alat kek gitu!" perintah Angkasa dan di angguki para anggota.

"Siap!"

Mereka langsung menaiki motor masing-masing, dan langsung mengegas menuju lokasi.

****

Malam yang cukup dingin membuat sosok perempuan mungil ini, mengeratkan jaket yang ia pakai.

Savira gadis mungil ini keluar, runtuk membeli es krim yang entah kenapa tiba-tiba dirinya ingin saat dingin seperti ini.

Dengan membawa handphone baru yang di belikan oleh Edgar, dan earphone milik Edgar membuat dia cukup berani untuk keluar sendiri.

Sebenarnya tadi Savira sempat di larang untuk keluar malam, tapi karena Savira yang ngotot ingin es krim akhirnya Edgar pun membolehkannya. Karna tidak bisa mengantarkan, Edgar menyuruh Savira untuk menaiki ojol saja atau m taksi.

Tapi, Savira hanya mengangguk tanpa melaksanakan.

Dengan memakai pakai hangat dan celanan panjang, Savira menyusuri trotoar yang hanya ada penerangan lampu di setiap samping. Untuk menuju minimarket terdekat yang ada di kawasan apartemen Edgar.

Dengan earphone yang menacap di kedua sisi lobang telinganya, dia mendengar lagu salah satu karakter yang sangat legendaris dari dahulu sampai sekarang.

"Ikan kekek Iloi iloi~~"

"Cinta harus berterang terang~~"

"Takut makin hilang~~"

Dengan mengitari tiang lampu jalan, Savira menyanyikan lagu yang terngiang-ngiang di pikiran ini.

"Gila sih, nih lagu enak banget. Sampek terngiang-ngiang trus di otak gua" ucap Savira sambil melangkah dengan riang.

Karna terlalu asik dengan dunianya sendiri, Savira melewati lapangan luas si sebelah minimarket dengan bersenandung dan mata terpenjam. Tanpa melihat kiri kanan yang sedang ada tauran disana.

Entah, mata Savira itu keknya lagi kemasukan linggis, hingga tawuran yang rame saja dia tidak tau.

"AWAS!"

Hingga teriak seseorang memberhentikan langkah Savira. Karena sebuah batu yang lumayan besar melesat manuju arah Savira.

Savira yang memang tidak tau adanya batu mengarah ke dirinya, hanya menoleh dan melambaikan tangannya kepada pada geng Angkasa dan Ledoux yang sedang tauran di sana.

"Hai cogan. Haii!!" ucapnya dengan seru, dan melompat kecil-kecil di tempat, dengan memasang senyum lebar andalannya.

Angkasa dan Ledoux yang melihat itu geleng-geleng, dengan berlari menuju arah Savira saat batu yang di lempar oleh salah satu anak buah Ledoux itu.

Tapi, belum mereka berdua dapat menangkis batu itu. Batu itu terlebih dahulu mengenai jidat mulus Savira, hingga keluar darah yang lumayan.

Savira yang merasakan sebuah benda menimpuk jidatnya, langsung terduduk lemas dan memegang jidatnya sendiri yang mengeluarkan cairan berwarna merah.

Bruk

"Buset meteor nimpuk palak gua" ucapnya terakhir sebelum kegelapan menjemput.

"Savira, hey. Jangan tutup mata lo!" ucap Angkasa dengan memangku kepala Savira di pahanya.

"PANGGIL AMBULAN, SIALAN LO PADA!" bentak Ledoux kepada para anggota yang hanya melihat, tanpa ada inisiatif menelpon ambulan. Setelah ini mereka semua harus di hukum karena telah melukai Savira nya.

Sedang para anggota lain hanya menatap ketua mereka dengan bingung, karena sangat menghawatirkan perempuan mungil ini, tapi mereka tetap menelpon ambulan untuk segera datang ke lokasi.

Hingga suara sirine ambulan datang, tapi tunggu kenapa ambulan bukan hanya satu tapi---

"LO NGAPAIN TELPON SEPULUH AMBULAN ANJING!"



_______________________________________________________

Hai👋

Hari ini aku ulang tahun loh, ucapin dong🥰

Nggk kerasa aja udh 16thn aku, pdhl kemaren baru 15thn loh.

Makasih buat kalian yang stay trus sama White Cat!! Walau cerita ku gaje sih hehehhe

Terima kasih kalian orang baik❤

Continue Reading

You'll Also Like

400K 27K 26
Kanara menyadari dirinya memasuki dunia novel dan lebih parahnya lagi Kanara berperan sebagai selingkuhan teman protagonis pria yang berujung di camp...
583K 1.3K 2
Selena Azaerin, walau dirinya bekerja sebagai agen intelijen negara, Selena tak pernah kehilangan sifat cerobohnya. Ketika gadis itu telah menyelesai...
1.4M 127K 73
NOT BL! (Follow biar tahu cerita author yang lain ok!) Update sesuai mood πŸ™‚ Seorang remaja laki-laki spesial yang berpindah tubuh pada tubuh remaja...
2.8M 274K 81
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya.