A FIRST PERFECT [21+]

By lilumither

2M 53.2K 2.9K

⚠️ 🔞 Kehidupan Reyna di kantor menjadi lebih buruk ketika foto topless nya tersebar. Bukan hanya foto toples... More

[00] SINOPSIS & GUIDELINES
[01] EROTIC PICTURES AND VIDEO
[02] Your Somewhat Place
[03] MAHAGITA Group And Relationship Chart
[04] Fit is hit
[05] Fit is Hit (2)
[06] She is in danger
[07] He is Dangerous
[08] Desire
[09] Desire (2)
[10] Bastards
[11] Dead Meat
[12] Jealously
[13] Craving
[14] Usual day in office
[15] Another Scandal?
[16] Floor Plan, Relationship Chart, and Female Cast
[18] His Girl-Friend
[19] It's complicated
[20] Lucky Chance
[21] Please don't be in love with someone else
[22] Seduction
[23] LUST
[24] Virginity
[25] Incapability
[26] Regretful
[27] Something feels off
[28] Confrontation
[29] Demand
[30] Caught Red Handed
[31] Messy
[32] Where do i start
[33] Break Up
[34] Insane
[35] Test Pack
[36] Revealed
[36.1] Suspect Board
[37] Baffled
[38] Here we go again
[39] Fearless
[40] False Accusation(?)
[41] Down Payment
[42] Hot Spring (1)
[43] Hotspring (2)
[44] Hotpsring (3)
[45] Hotspring (4) + Special Part
[46] Hotspring (5)
[47] Important person
[48] Resign
[49] A heart to heart

[17] Punishment?

46.1K 1.2K 32
By lilumither

Pandangan Darren berkabut. Ia menatap Reyna dengan rasa kecewa dan kesal.

Kini ada dua hal yang membuatnya begitu marah. Pertama, sesuai dengan apa yang diperlihatkan oleh Gaby, Reyna ternyata memiliki akun lain yang cewek itu gunakan untuk mengunggah foto dan video seksi. Meskipun tidak menunjukkan bagian wajah sama sekali, Darren tahu itu adalah Reyna.

Kedua, Reyna telah menyiram dan mengolok Gaby dengan kalimat yang sudah merujuk pada body shamming. Darren tidak suka jika ada yang menyakiti dan mengatakan hal jelek tentang Gaby.

Darren teramat mengenal Gaby.

Lalu mengingat bagian masa lalu Gaby, betapa cewek itu pernah sangat menderita karena menjadi korban perundungan semasa SMA, membuat Darren begitu kesal dengan tindakan Reyna.

"Lo harusnya tau konsekuensi dari ucapan lo barusan," gumam Darren.

Detik selanjutnya yang terdengar adalah suara gemerincing kancing berjatuhan akibat Darren membuka kemeja Reyna dalam satu tarikan. Hanya sisa satu kancing yang menjuntai di bagian bawah kemeja, yang artinya kini kemeja Reyna terlepas dan menampilkan apa yang disembunyikan dibaliknya.

Reyna meneguk ludah.

Namun ia tidak berusaha menghindari tatapan Darren. Ia menantang mata gelap itu. Bukan Reyna namanya jika ia pasrah dengan tuduhan ini.

Ia tersenyum kecil.

"Tu cewek juga gak tau konsekuensi dari ucapan dia," balas Reyna dengan nada tenang.

"Gaby gak asal ngomong. Buktinya ada, Reyn,"

Ucapan Darren membuat Reyna menghela napas. "Enggak," ucapnya. "Okay, itu emang foto gue. Tapi gue ga pernah bikin akun itu ataupun ngeupload foto-foto itu. Gue sama sekali enggak open b.o,"

"Cuma lo yang punya foto-foto itu. Dapet darimana kalo bukan lo sendiri?"

"Gue gak tau Darren! Please berhenti mojokin gue. Lo tau kalo gue gak suka sama hal eksib begitu!"

Darren terdiam.

Reyna kembali menghela napas. Tangannya terasa kesemutan karena terlalu lama diangkat. "Sekarang.... udah. Gue capek. Kita juga udah putus. Masalah ini cukup jadi urusan gue,"

Darren menyondongkan tubuhnya, semakin mengurangi jarak antara dirinya dan Reyna.

"Gimana sama Gaby?" tanya Darren, mengabaikan ucapan Reyna barusan. Tatapannya dingin dan begitu menuntut.

"Gimana apa?" tanya Reyna tidak terima karena cowok itu kembali membawa nama Gaby. "Apa hubungan gue sama dia?"

Alis Darren terangkat. "Lo udah ngebully Gaby."

Reyna mendengus kesal. "Anggap aja impas karena dia udah ngefitnah gue depan umum," ucapnya geram. "Sekarang lepasin tangan gue."

"Darren!!" bentak Reyna ketika Darren masih bergeming dan seolah tidak berniat melepaskan tangan Reyna. Lengannya sudah pegal dan ia tidak memiliki tenaga apapun.

Reyna menghela napas untuk kesekian kalinya.

"Apa lagi sih!?" kesal Reyna. Ia menghentakkan tangannya, namun cengkraman Darren masih begitu kuat.

Reyna memutar bola mata. "Lo dari dulu selalu ngebela dia. Kenapa lo ga pacaran aja sama cewek munafik itu?"

Darren mendengus. Ia melayangkan tatapan sekilas ke arah samping sebelum menatap wajah Reyna.

"Lo cantik dan pinter. Tapi tingkah sama mulut lo gak ada filternya sama sekali ya?"

Reyna tertawa. "Gue ngomong apa adanya. Gue jelasin lagi kalo lo ga paham. Dari dulu dia selalu benci sama gue. Dia iri. Gue pinter, cantik, seksi. Dia cemburu karena gue pernah pacaran sama lo. Dia ngefitnah gue tanpa crosscheck dulu kebenarannya. Jadi sampe kiamat pun gue gak bakal mau minta maaf sama dia."

Darren tersenyum. Kembali meneliti wajah Reyna dengan matanya. Ia selalu sadar, bahwa tidak hanya mata Reyna mirip dengan kucing, tapi juga tingkahnya. Darren selalu kesulitan membuat Reyna menjadi kucing penurut padanya.

Tapi bagaimanapun, kucing juga punya ketakutan sendiri. Dan Darren sangat mengetahui itu.

"Oke," gumam Darren. Suaranya terdengar parau. "Jadi lo milih jalan ini."

Tidak butuh tenaga besar bagi Darren untuk membuat Reyna tidak bisa banyak bergerak dan melawan ketika ia berhasil menyeret Reyna dan menempatkan tubuh bagian depan cewek itu bertumpu pada meja.

Reyna meringis pelan. Pipi dan dadanya membentur meja. Ia tidak bisa berbalik karena tangan Darren tepat menahan di punggung bagian bawah lehernya.

"Darren lo apa-apaan!" Reyna kini panik karena Darren mulai menurunkan kemeja Reyna hingga pakaiannya menumpuk di tengah. Cowok itu juga membuka kaitan bra dan melemparnya.

Darren diam sejenak. Bersiul kecil menatap punggung mulus yang sudah lama tidak ia sentuh. Ia kembali menyondongkan tubuhnya ke arah Reyna dan berbisik pelan sambil tersenyum.

"Lo tau, Reyn. Gue ga ngunci pintu. Siapapun bisa masuk dan liat aktivitas kita."

Mata Reyna membulat detik itu. Detak jantungnya kini menyalahi aturan tempo, memompa terlalu cepat. Jelas ia sangat ketakutan. Image nya akan semakin hancur dan akan mempersempit kesempatannya untuk mengejar sesuatu di sini.

Dan Darren sepertinya tidak akan terhentikan.

"Darren," ucap Reyna dengan nada pelan. Ia berusaha tenang meskipun kini panik setengah mati. "Lo gak pernah bersikap kasar gini sama gue,"

Darren membuka gesper celananya dengan terburu-buru. "Yep. Mungkin ini bakal jadi kali pertama."

Reyna semakin panik. Roknya kini telah terangkat ke atas. Ia bahkan bisa merasakan telapak tangan Darren mengelus pinggulnya dan menamparnya pelan.

Tidak sampai di situ, jemari Darren menyampirkan celana dalam Reyna seolah berusaha membuka jalan demi kejantanannya.

Reyna bahkan tidak basah sama sekali. Jangan bilang cowok ini akan memaksakan miliknya masuk begitu saja.

Gila?

Reyna semakin gugup ketika sayup-sayup mendengar suara beberapa orang di luar ruangan.

"Darren... ada orang," ujar Reyna pelan. Suaranya terdengar gemetar kali ini. Reyna nyaris menangis walaupun hal itu jarang ia lakukan.

Suara beberapa karyawan itu terdengar semakin dekat.

Darren berdecak kesal. Entah pertimbangan darimana, ia menarik tangannya, membiarkan Reyna terlepas. Cewek itu buru-buru meraih bra nya yang dilempar Darren tidak jauh dari meja.

Darren menggigit bibir. Ia lalu melepaskan kancing kemejanya sendiri dan melemparkannya ke arah Reyna, menyisakan dalaman Tshirt berwarna putih yang ia kenakkan.

Sempat terdiam sejenak, Reyna lalu memakainya. Mengingat kemejanya sama sekali tidak bisa ia pasang kancingnya, mau tidak mau Reyna harus memakai ini. Ia tidak punya banyak waktu untuk menuruti gengsi dan ego saat ini, meskipun sepertinya suara karyawan itu telah menjauh. Ia harus memanfaatkan kesempatan ini mumpung Darren melepaskannya.

"Jangan lupa minta maaf sama Gaby," ucap Darren sambil bersandar di tepian meja. Cowok itu meraih rokok dari saku celananya.

"Reyna!" bentak Darren ketika Reyna tidak memberi respon apapun dan malah sibuk memasang pakaiannya kembali.

Reyna menatap kesal sambil memasang kancing kemeja yang Darren berikan.

"Enggak! Berapa kali pun lo maksa, gue gak bakal mau,"

Helaan napas keluar dari mulut Darren. Ia batal menyalakan rokok yang sudah terselip di antara kedua bibir.

"Lo ga tau penderitaan Gaby selama ini,"

Reyna bangkit. Merapikan pakaiannya kembali. Tangannya mengibas-ngibaskan bagian rok, mengusir beberapa debu yang menempel.

Ia kemudian mendongak. Melempar sekilas senyum pada mantan pacarnya itu. Mungkin Darren tidak melihatnya, namun mata Reyna berkaca-kaca, menahan selapis bening air mata yang mungkin siap turun kapan saja.

"Trus lo emangnya tau penderitaan gue buat bisa sampe di sini?"

***

Continue Reading

You'll Also Like

323K 14.7K 48
Tentang Bella dan Chia. *** Perundungan yang Bella dapatkan dari Chia dan orang-orang di sekolah rasanya sudah melampaui batas. Ini semua berawal dar...
589K 56.1K 45
Demi menghindari sebuah aib, Gus Afkar terpaksa dinikahkan dengan ustadzah Fiza, perempuan yang lebih dewasa darinya. Gus Afkar tidak menyukai Fiza...
83.2K 1.7K 32
[minors do not interact 🔞] Perkenalkan: Renata. Terakhir pacaran lima tahun yang lalu. Alasan putus? Well, klise tapi membekas sampai sekarang: dise...
10.6K 534 9
Gimana ceritanya kalau ada berondong deketin lo? Simak kisah yang dialami oleh Aurel, wanita karir dengan paras rupawan. Usianya telah menginjak 25 t...