Under Nasa's Spell

By trooyesivan

14.7K 2K 246

Memiliki banyak tato tidak harus dicap sebagai anak nakal. Januar Wiranda adalah contohnya. Walaupun banyak t... More

00. CHARACTERS
1- MISSING
2 - NEED YOUR HELP
3 - AGREEMENT CONTRACT
4 - NO JUDGEMENT
5 - CHEATED
6 - FANBOY-ING MODE:ON
7 - FEAR
8 - TRACKED
9 - AN EARTHQUAKE
10 - JANUAR IS SHAKING
11 - CARE
12 - DEBATE
13. SECOND KISS
14. TRAP
15. LIGHTS OUT
16. LEAKED
17. THE CURE FOR YOUR HEARTBREAK
18. FACING HER PROBLEMS
19. PRESS CONFERENCE
20. PANIC ATTACK
21. CHILDHOOD TRAUMA
22. TELL
23. THE MAN SHOWED UP
24. INCIDENT
25. A TOUGH DAY
26. RUMORS SPREAD LIKE WILDFIRE
27. CONNECT THE DOTS
28. GOT YA
29. THE CRIMINAL LAW
30. GHOSTING
31. DRUNK AT NIGHT
32. GROCERIES
33. IS IT THE ENDING?
34. MIDNIGHT TALK
38. UNLOCK IT
39. PROTECT HER AT ALL COSTS
40. LOVEY DOVEY
41. WENT HOME

37. "LET'S DATE"

163 22 0
By trooyesivan

Nasa menaruh buket bunga di atas batu nisan kedua orang tuanya. Cewek itu duduk di atas tanah, tidak peduli jika celananya akan kotor. Ia memeluk kedua lututnya sembari menahan air mata. "Pa, Ma, aku kangen. Maafin aku karena gak berhasil menjebloskan Prasetyo ke penjara."

Semilir angin membelai rambutnya. "Hariku beberapa minggu terakhir terasa beraaat banget. Sampai aku sempat berpikir ... apa aku nyusul aja, ya? But someone saved me from that. Apa Mama dan Papa yang kirim dia buat jagain aku?"

Nasa membersihkan makam orang tuanya dan kemudian kembali mengucapkan kalimatnya. "Sekarang aku lagi dilema dengan perasaanku sendiri. Dia udah nyatain perasaannya ke aku dan jujur aku suka sama dia, tapi aku gak mau menjalani hubungan serius dengan seseorang disaat aku belum lama ini putus dari Arka. Aku harus gimana? Masa aku harus telan ludah sendiri karena ini?"

"Coba aja gak ada salahnya kok, Kak."

Ucapan dari seseorang di belakangnya membuat Nasa mengangkat kepalanya. Seorang anak lelaki tersenyum sembari memberinya setangkai bunga berwarna pink yang entah apa namanya. Anak tersebut berjongkok di sampingnya dengan menatap batu nisan orang tua Nasa.

"Kak Nasa tahu arti bunga itu apa?"

"Kok kamu tahu nama aku?" tanya Nasa kebingungan, tidak menghiraukan pertanyaan anak itu.

"Acara gosip isinya Kak Nasa semua, siapa yang gak kenal?" jawabnya, lalu mengulang pertanyaannya kembali, "Kak Nasa mau tahu gak makna bunga itu apa?"

"Emang apa?"

Anak itu menunjukkan cacat keindahan di pipinya. "Itu bunga favorit mendiang mamaku, peony. Maknanya harapan, cinta, dan kebahagiaan. Aku ngasih bunga itu karena gak mau lihat Kak Nasa sedih aja."

Hati Nasa terenyuh. Ia mengusap kepala anak lelaki itu dengan lembut.

"Oh ya, boleh aku berpendapat? Menurutku, kalau Kak Nasa suka sama dia, ya langsung nyatain perasaan aja. Jangan salah, cowok kalau kelamaan digantung bakalan jenuh juga, lho, Kak. Kalau udah capek, dia tinggal cari cewek lain."

Nasa mengernyitkan dahinya seakan tidak percaya apa yang baru saja diucapkan anak itu. "Nama kamu siapa, deh? Umur berapa? Papa kamu mana? Pengalaman cinta kamu udah sejauh mana sampai bisa nasehatin aku yang notabenenya lebih dewasa dari kamu?"

"Aku Mika, umurku 7 tahun. Papaku lagi ada di sana, nangisin makam mamaku karena dia masih gak bisa move on ditinggal Mama. Sementara aku, udah punya satu mantan dan statusku saat ini berpacaran."

Mata Nasa melotot kemudian tertawa.

Mika yang berhasil membuat Nasa tertawa kembali melontarkan candaannya. "Oh, ya. Papaku namanya Seno, umurnya 33 tahun. Kalau Kak Nasa gak berminat pacaran sama cowok yang Kakak suka, gimana kalau Kak Nasa apply jadi mama baru aku?"

• • • • • •

Di dalam mobil, Nasa tidak berhenti tertawa saat mengingat percakapan dengan Mika. Hanna yang duduk di sampingnya, menatap aneh cewek di sebelahnya. "Kamu kenapa Mba? Itu bunga dari siapa?"

Nasa menggeleng. "Isn't it pretty? Tadi ada anak kecil yang ngasih bunga ini ke aku. Lucu banget deh, umurnya masih 7 tahun, tapi ngomongnya kayak orang dewasa. Anaknya juga supel."

Hanna hanya ber-oh ria sambil mengangguk. "At least, aku bersyukur karena anak itu berhasil bikin kamu ketawa lagi setelah mengunjungi makam orang tua kamu."

Ucapan Hanna benar. Biasanya setiap Nasa habis berziarah ke makam orang tuanya, ia akan kembali dengan mata sembab dan tarikan ingus yang tiada henti di dalam mobil. Kini, ia tidak lagi melakukan hal tersebut.

Suara khas nada dering pesan masuk terdengar. Nasa menengok ke arah sumber suara dan melihat Hanna yang kini tengah menunjukan wajah jengkelnya. "Kamu kenapa, Han?"

"Ini si Chaka, semenjak dia punya nomorku kerjaannya spam chat gak jelas mulu."

"Suka kali sama Mba Hanna," goda Pak Yunus, sopir Nasa yang ikut ke dalam perbincangan.

"Jih, enak aja. Walaupun dia nembak aku seribu kali pun, gak akan aku terima!"

Nasa tertawa. "Emang dia nge-chat apa sih, Han?"

Lantas Hanna memberikan ponselnya pada Nasa. "Nih, dia bilang kalau dia lagi ujian semester. Emangnya aku peduli? Enggak! Terus abis itu dia ngirimin foto si Januar lagi makan mi ayam dan ngajakin aku makan bareng juga. Hadeh, gak jelas banget deh nih orang sejak SMA. Ganggu-ganggu mulu."

Nasa menekan foto yang diberikan Chaka dan tersenyum saat melihat foto Januar. Konsistensinya dalam mencapai IPK tinggi benar-benar dilakukannya. Bahkan saat cowok itu sedang menyeruput mi, matanya yang dilapisi oleh kacamata itu masih tetap fokus pada buku pelajarannya.

Ia memberikan ponsel Hanna dan mencoba untuk menghubungi Januar melalui pesan teks. Sepertinya, Nasa akan mempertimbangkan saran dari bocah yang ia temui di pemakaman tadi. Tidak, bukan persoalan untuk menjadi mama baru bagi bocah itu, tetapi saran lain di mana ia mencoba untuk memulai hubungan baru dengan seseorang sebelum semuanya berakhir terlambat.

Satu menit kemudian Januar membalas pesannya.

Januar:
Ada apa, Nas?

Nasa:
Ujiannya selesai jam berapa?

Januar:
Jam 4. Kenapa? Mau ketemuan? :D

Nasa terkekeh melihat balasan cowok itu. Ia segera membalasnya.

Nasa:
Oke nanti gue jemput lo di depan kampus.


"Wow, Mba Nasa. Kamu suka sama Januar?"

Nasa refleks menutup layar ponselnya dari Hanna. Ia memasang wajah polosnya lalu menggeleng. "Oh ya Pak Yunus, abis urusan aku sama Madam kelar, aku mau pakai mobilnya, ya. Pak Yunus sama Hanna bisa langsung pulang aja."

"Dia mau nge-date sama Januar tuh, Pak. Makanya kita gak diajak," ujar Hanna mengejeknya.

"Dih, sok tahu kamu."

"Iki gik siki end up with iki ninti giwi jimpit li di dipin kimpis hilih. love language-nya ketara banget. Jangan sampai diciduk pers, lho, Mba. Nanti Madam Nuna sama aku yang pusing."

"Ye-ye," balas Nasa yang ikut mencibir asistennya.

Sebelum bertemu Januar, ada beberapa hal yang harus ia urus dengan Madam Nuna. Hal ini berhubungan dengan banyaknya tawaran manggung dan iklan yang terus berdatangan setelah kasus Nasa di pengadilan telah berakhir. Madam Nuna saja sampai kewalahan karena banyaknya dokumen yang harus diperiksa dan dikonfirmasi oleh Nasa.

Sampai di depan gedung, Nasa dan Hanna turun dari mobil. Mereka bertegur sapa dengan beberapa pegawai sebelum akhirnya mengetuk pintu ruangan Madam Nuna.

Hanna menepuk pundak Nasa. "Aku tungguin di luar, ya, Mba."

"Eh, kamu harus masuk," ucapnya serius.

Ekspresi Hanna yang kebingungan tampak jelas di sana. Ia terlihat enggan dan kemudian mundur. Namun, Nasa menariknya untuk masuk ke dalam. 

"Madam Nuna," panggil Nasa singkat. 

Wanita paruh baya yang sedang memeriksa dokumen di mejanya mengangkat satu alisnya. "Ya, Nasa?"

"Mulai hari ini, Hanna resmi jadi manajerku. Dia akan ikut di setiap rapat yang berhubungan dengan proyek pekerjaanku." 

Hanna membelalakan matanya. "A-apa?"

• • • • •

"See you, Hanna."

Hanna berlari mengejar Nasa ke parkiran. "Mba astaga, kamu serius jadiin aku manajer kamu? Kenapa gak rekrut orang lain aja?"

Cewek itu menekan kunci mobilnya hingga terdengar bunyi 'beep' dari kendaraan roda empatnya. "It's because I trust you and you deserve it. Aku percayakan tanggung jawab pekerjaan Vee ke kamu karena aku sudah melihat kinerja kamu yang cukup baik selama bekerja sama aku. So, good luck in your new position. Aku pergi dulu, ya. Kamu hati-hati."

Nasa masuk ke dalam mobilnya dan berdadah ria pada Hanna sebelum akhirnya berpisah. Ia tersenyum saat melihat pantulan kaca mobilnya yang menunjukkan bahwa Hanna menangis sambil berlompat kegirangan setelah dirinya pergi. Nasa yakin bahwa Hanna akan membagikan kabar bahagia ini pada kedua orang tuanya.

Pada hasil rapat kali ini, Nasa memutuskan untuk beristirahat dari dunia musik dan hanya akan membintangi beberapa iklan saja. Dirinya masih membutuhkan waktu untuk bisa tampil kembali di atas panggung tanpa rasa cemas yang mengganggunya.

Ia juga berharap bahwa penggemarnya bisa bersabar untuk sejenak sembari menunggunya kembali bernyanyi di atas panggung dan menyapa mereka.

Cuaca sore hari yang cerah ditambah dengan lalu lintas yang cukup lancar membuat mood Nasa semakin membaik. Baru kali ini ia merasa hidup kembali setelah sebelumnya menjadi orang gila yang selalu mendapat banyak masalah dan tekanan dari banyak orang.

Kini, Nasa benar-benar merasakan apa artinya kebebasan.

Mobil yang dikendarainya berhenti di depan kampus Januar. Beberapa mahasiswa berlalu lalang melewati mobilnya. Saat Nasa hendak menghubunginya, matanya tak sengaja menangkap sosok Januar yang sedang berbicara dengan seorang wanita. Entah apa yang mereka bicarakan, tetapi ekspresi Januar yang tertawa bersamanya langsung membuat Nasa tertegun.

Sial, perasaan ini pernah ia rasakan saat ia memergoki Arka bersama wanita lain saat di mal. Apakah ia terbakar api cemburu saat melihat Januar bersama wanita lain?

Nasa menggeleng-gelengkan kepala untuk mengusir pikiran buruknya lalu menghubungi Januar. Ia melihat cowok itu yang memberhentikan langkahnya dan tersenyum kegirangan saat melihat layar ponsel.

"Cih, senyum dia," gumam Nasa menahan tawanya.

Suara Januar yang ceria terdengar dari ponselnya. "Halo, Nas! Gue udah ada di depan, nih. Lo di mana?"

Tangannya menekan klakson sebanyak dua kali sebagai bentuk jawabannya. Januar menengokkan kepala ke asal suara dan senyum semringah terpancar di wajahnya. Setelah berpamitan dengan temannya, cowok itu langsung berlari dan masuk ke dalam mobil Nasa.

"Lama tidak bersua Nasa," sapa Januar ceria sembari memasang sabuk pengamannya.

"Long time no see too."

"Oh ya, ada apa? Kita mau ke mana?" tanya Januar saat mobil Nasa bergerak meninggalkan kampusnya.

Nasa menghiraukan pertanyaan Januar lalu bertanya balik. "Tadi itu siapa? Lo kelihatan bahagia banget ngobrol sama dia."

"Cuma teman sekelas. Gue kelihatan bahagia? Jelas sih, karena gue gak sabar pengin ketemu lo, makanya perasaan bahagia gue nular saat ngobrol dengan orang lain."

Nasa memutar bola mata mendengar jawaban Januar.

"Tapi serius, kita mau ke mana, Nas?"

Diam membisu menjadi jawaban Nasa.

Januar menghela napas dan melipat tangannya karena melihat ekspresi datar Nasa. "Okay, take me anywhere you want. As long as we're together, I'm fine with that."

Nasa berkendara selama hampir satu jam tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun dari mulutnya. Saat berhenti di lampu merah, ia melihat Januar yang terlelap dengan posisi kepala sedikit miring ke arahnya.

Cewek itu memang sengaja untuk tidak mengajak Januar berbicara selama perjalanan. Ia hanya ingin Januar beristirahat setelah seharian penuh mengerjakan soal-soal ujian. Apalagi tujuan perjalanannya kali ini bisa dibilang cukup jauh dan Nasa juga tidak ingin membuat Januar kelelahan.

Tidak begitu lama, Nasa tiba di tempat tujuannya. Suara deru ombak diiringi dengan angin laut membelai rambutnya saat ia membuka pintu mobil.

Sementara itu, Januar tiba-tiba terbangun karena mendengar suara pintu mobil tertutup. Ia terkejut mendapati dirinya kini sedang berada di sekitaran pantai. Di luar sana, Nasa bersandar pada mobil sembari membelakanginya.

Cowok itu keluar lalu berdiri di sebelahnya. Ia melihat Nasa yang kini tengah termenung dengan menatap kosong ombak yang terus menggulung sampai ke tepian. "Lagi mikirin apa?"

Nasa menengokkan kepalanya ke arah Januar lalu mengulurkan tangannya kepada cowok itu. "Ayo kita nge-date."

• • • • •

a u t h o r n o t e:

butuh 37 chapter untuk bisa membuat mereka nge-date lol

ayoo jangan lupa tinggalkan vote dan komentar yezz, thank u sudah membaca!

-marcel

Continue Reading

You'll Also Like

734K 38.7K 75
The end✓ [ Jangan lupa follow sebelum membaca!!!! ] ••• Cerita tentang seorang gadis bar-bar dan absurd yang dijodohkan oleh anak dari sahabat kedua...
576K 46.8K 29
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
860K 74.2K 46
Setelah kematian ibunya Rayanza yang tadinya remaja manja dan polos. Berubah menjadi sosok remaja mandiri yang mampu membiayayi setiap kebutuhan hidu...
273K 32.7K 29
Cashel, pemuda manis yang tengah duduk di bangku kelas tiga SMA itu seringkali di sebut sebagai jenius gila. dengan ingatan fotografis dan IQ di atas...