The Emperor's Obsession

By firza532

1.2M 116K 8.7K

Lelah melawan penyakit selama bertahun-tahun, Bella berdoa kepada Tuhan untuk segera mencabut nyawanya dan di... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27 (End)
Tanya
Extra Part 1
Extra Part 2
Extra Part 3

Part 8

50.2K 5.1K 510
By firza532

🚩DILARANG PLAGIAT!!🚩

Vote sebelum baca 🌟

Senyuman puas terukir di bibir Lucy melihat betapa lahapnya El makan daging. Pipi El menggembung lucu. Mata El berbinar senang setiap kali menelan daging.

Suatu kebahagiaan tersendiri baginya melihat El makan lahap. Bertekad selalu memberikan makanan enak untuk ke depannya. Hitung-hitung balas budi karena El telah banyak membantunya selama ini.

"Sering-seringlah main ke sini, El." Gumamnya sambil menyentuh tanduk kecil di kepala El.

"Kyuuu!"

"Tapi, kau harus berhati-hati. Jangan sampai ketahuan oleh orang lain."

El mengangguk penuh semangat. "Kyuuu."

Tok tok tok!

"Tuan putri, bolehkah saya masuk?"

Lucy dan El saling bertukar pandang.

"Tuan putri?"

Netra birunya meneliti tempat di sekelilingnya. Mencari tempat yang sekiranya aman dijadikan persembunyian.

"Kyuuu?"

Lucy sontak menutup mulut naga putihnya. "Sttt!! Jangan bersuara. Nanti Violet mendengarmu."

El mengerjap polos, membuat hati mungil Lucy terserang. 'astaga, Lucy! Ini bukan waktunya terpesona melihat keimutan El ku.' batinnya mengingatkan.

Lucy segera menggendong El, berjalan menuju tempat tidur, dan meletakkan El di lantai. "Bersembunyilah di bawah tempat tidur. Jangan keluar sebelum aku memanggilmu!" Titahnya.

Disambut oleh anggukan dan cicitan pelan. "Kyuuu."

"Tuan putri? Apakah tuan putri di dalam?"

"Cepat! Bersembunyilah!"

El buru-buru masuk ke kolong tempat tidur sedangkan Lucy membuka pintu kamar. "Kenapa, Violet?"

Violet menunduk hormat. "Maaf, tuan putri. Saya hanya memastikan Anda berada di dalam kamar. Kalau begitu, saya permisi dulu."

"Baiklah."

Lucy memijit pangkal hidungnya setelah kepergian Violet. Kembali menutup pintu kamarnya sambil misuh-misuh sendiri. Kesal mengetahui tindakan kaisar.

"Dasar kaisar gila. Tidak hanya mengurungku, dia juga menyuruh bawahannya mengawasiku."

El keluar dari bawah tempat tidur. Terbang menghampiri Lucy. Mendarat di bahu Lucy dan mendusel manja di pipi Lucy.

"Ah, hanya kau lah yang paling mengerti diriku, El," ucap Lucy gemas.

"Kau ingin lanjut makan lagi?" Celetuknya. Disambut oleh gelengan El.

"Bagaimana kalau kita bermain petak umpet?"

El menggeleng lagi.

"Jalan-jalan di luar?"

Gelengan lagi.

"Main air?"

Kali ini, El mengangguk penuh semangat. Membuat Lucy berdecak pelan. "Dasar El! Kenapa kau suka sekali air?"

Baik dulu, maupun sekarang. El sangat menyukai air. Seringkali mereka bermain di danau. Terkadang Lucy juga ikut mandi bersama El.

Syukurlah sekarang Lucy punya kamar mandi yang selalu terisi penuh oleh air. Jadi, dia tak perlu menyusup ke luar istana untuk mencari danau.

"Kyuuu."

Gadis cantik itu tersenyum geli melihat El langsung melompat ke dalam bak setibanya di kamar mandi.

El mengapung di air dengan posisi telentang. Menunjukkan perut buncitnya.

Lucy duduk di tepi bak, lalu mencolek perut El. "Hei, El. Perutmu sangat buncit. Selama kita tidak bertemu, kau pasti makan enak, 'kan?"

Sang naga membuka matanya, menatap Lucy protes. "Kyuuu."

"Seharusnya kau membaginya denganku, El. Aku juga ingin makan enak." Rajuk Lucy.

El berceloteh ria seakan mengatakan bahwa dirinya pasti membawakan makanan enak untuk Lucy di masa depan.

Lucy mencium pipi El gemas. "Terima kasih, El. Aku akan menunggumu membawakanku makanan enak."

El tersipu malu sambil memegang pipinya.

"Sekarang, saatnya kita mandi!!"

El semakin tersipu melihat Lucy membuka baju, menyisakan pakaian dalam saja. Menunjukkan kulit halus dan putih pucat Lucy.

****

‍‍Sentuhan lembut nan menggelitik di pipinya membuat tidur Lucy terusik. Berakhir membuka mata, menatap orang yang menganggu mimpi indahnya.

Rasa kantuknya menguap begitu saja kala melihat wajah penuh senyuman Kaisar Leonel. Jantungnya berdebar kencang akibat terlampau terkejut. Jarak wajah mereka terlalu dekat. Maju sedikit saja, maka bibir mereka pasti langsung bersentuhan.

Sementara itu, Kaisar Leonel tertawa geli menyaksikan reaksi lucu sang pujaan hati. Saking lucunya, ia tak bisa menahan diri untuk tidak mendekati Lucy dan memerangkap Lucy di dalam pelukannya. Terlalu sayang melewatkan seorang Lucy. Gadis paling manis dan menarik yang pernah ditemuinya.

Lihatlah bibir mungil Lucy yang tertekuk kesal atau lihatlah mata biru Lucy yang menatapnya protes. Sungguh suatu pemandangan indah yang sangat sayang untuk dilewatkan.

"Bisa jauhkan tanganmu dariku?"

Suara Lucy pun terdengar sangat indah. Ah, ia semakin ingin mengurung Lucy untuk dirinya sendiri. Namun, terlalu mustahil melakukan hal tersebut karena Lucy-nya pasti akan mengamuk.

Kaisar Leonel menggigit bibir bawahnya. Matanya terus tertuju ke Lucy. Menahan perasaan menggebu-gebu di dalam dadanya. Tapi, di mata Lucy, ekspresi Kaisar Leonel malah terlihat sangat aneh.

"Kau kenapa?"

Kaisar Leonel memainkan jemarinya di bibir mungil Lucy. "Bagaimana ini? Sepertinya aku sudah gila, Lucy."

"Kau baru menyadarinya? Kemana saja kau selama ini?"

Kaisar Leonel tertawa kencang mendapatkan jawaban sinis Lucy. "Entahlah. Aku baru menyadarinya setelah bertemu denganmu."

"Nah, kalau sudah menyadarinya. Cepatlah berobat ke psikiater. Kegilaanmu itu sangat mengangguku." Lucy tersenyum manis.

"Apa itu psikiater?"

Lucy manggut-manggut pelan. Rupanya Kaisar Leonel tidak mengenal istilah psikiater. "Psikiater itu dokter yang ahli di bidang penyakit kejiwaan. Dia bisa membantumu kembali menjadi manusia normal."

Kaisar Leonel mengeratkan pelukannya. "Aku tidak mau menyembuhkan penyakit ini. Aku ingin gila selama-lamanya. Gila karena dirimu."

"Dasar orang aneh!"

Kaisar tiba-tiba menjentikkan jarinya. "Lupakan masalah itu! Ayo kita makan malam dulu. Aku sudah menyuruh koki menyiapkan makanan khusus untukmu. Kau pasti menyukainya."

"Aku tidak lapar."

Kaisar Leonel tersenyum miring mendengar perut Lucy berbunyi keras. "Oh, kau tidak lapar? Lalu, kenapa perutmu berbunyi?"

Saat itu juga, Lucy ingin menghilang dari hadapan Kaisar Leonel. Sungguh memalukan!!

16 Desember 2023

~

Yeyy, senang banget aku gengs. Masa PLK (praktek lapangan kependidikan) ku udah selesai. Mo nangis saking senangnya😭

Tapi, di lain sisi, panik mikirin buat skripsi di semester depan. Gimana kalau aku sakit²an gegara skripsi dan transmigrasi ke novel kayak di cerita The Tyrant's Wife😥 //plak! Halu banget!!👊🤣

Dari para pembaca, adakah mahasiswa angkatan 2020 kek aku? Sudah siap mentalkah skripsian?


firza532

Continue Reading

You'll Also Like

816K 92.5K 72
Warning, Red flag ML! Maylafaisha meninggal karena keselek mie dan ketika dirinya membuka mata BAAM! ia menjadi ibu tiri dari novel yang ia baca bern...
906K 87.5K 30
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...
31.2K 3K 10
{LENGKAP} Happy ending... HAHAHAHAHAHAH Oke cerita abal Abal... HAHAHAHHAHAH Jangan lupa vote (≧▽≦)
3.6M 236K 76
Selama 28 tahun hidup, Rene sama sekali tidak memiliki pikiran untuk menikah apalagi sampai memiliki anak. Dia terlalu larut dengan kehidupannya yang...