ALTHAN: Best Papa ! [ TERBIT ]

By Rienlita

9.4M 953K 72K

[ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ] [ END ] Dia itu Althan Nio Agrana. Nakal, kaku, cuek, dan arogan. Bagaimana j... More

[Prolog]
01 | Cowok Gila
02 | Mulai Berani
03 | Calon Pacar!
04 | Penganggung
05 | Minta Restu?
06 | Balapan ?
07 | Balapan
08 | Elgara Demam
09 | Salah Paham
10 | Rumah Althan
11 | Menikah?
12 | Kebahagiaan Atau Kesedihan?
13 | SAH !
14 | Status Baru
15 | With Althan
16 | Cemburu
17 | Terbiasa
19 | Orang Asing
20 | Althan Manja
21 | Ungkapan Zea
22 | Rencana Liburan
23 | Liburan
24 | Rusuh
25 | Menyesal?
26 | Langsung jadi?
27 | Althan Nyebelin
28 | Pulang
29 | Istriku
30 | Dua Garis?
31 | Kejutan
32 | Ngidam Pertama
33 | Terungkap
34 | Sedikit Tentang Alia
35 | Cek Kandungan
36 | Tak percaya
37 | Kemarahan Zea
38 | Baikan
39 | Janji Althan
40 | Seblak
41 | Kabar Duka
42 | Mimpi buruk Elgara
43 | Dia, kembali lagi
44 | Misi Althan
45 | Keberhasilan, dan akhir
INFO NOVEL ALTHAN
MASIH TERSEDIA

18 | Bayi Besar

223K 22.5K 1.4K
By Rienlita

[ Happy reading ]




Zea kembali melirik jam yang melingkar di pergelangan tanganya. Sudah lebih dari satu jam perempuan itu berdiri di depan gerbang sekolah menunggu Althan menjemputnya.

Zea mendesah pelan seraya menendang apapun yang bisa ia tendang di jalanan, meluapkan rasa kesalnya. "Kemana sih Althan, gak biasanya dia ninggalin gue kaya gini!"

"Zea!" panggil seseorang.

Cewek itu langsung menoleh. "Althan!" pekik Zea sembari menatap tajam kearah Althan.

"Dari mana aja lo, gue—"

Althan langsung menarik pergelangan gadis itu. "Ngomelnya nanti aja di rumah, cepet sekarang kita pulang!"

Zea mencibir pelan seraya naik keatas motor Althan, tanpa berbicara apapun lagi.

Althan menoleh untuk memastikan, setelah itu langsung melajukan motornya dengan kencang.

"Pelan-pelan Althan!" teriak Zea agar bisa di dengar cowok itu.

Althan terkekeh pelan. Laki-laki itu menarik tangan Zea untuk memeluk pinggangnya. "Pegangan sayang!"

"Nanti kalo lo mati, gue jadi duda!" lanjut Althan.

Baru saja dibuat melayang sekarang Althan menjatuhkannya kembali. Dengan kesal gadis itu menggeplak helm Althan.

Cowok itu menghentikan motornya di depan ruko, sepertinya keduanya akan terjebak hujan yang besar.

Althan membuka helm miliknya seraya turun dari motor, kemudian di ikuti Zea. "Sini Zea, neduh dulu!"

Cewek itu mengangguk, lalu mendekat kearah Althan. "Kenapa di tutupin gitu muka lo?" heran Zea.

Althan menggeleng. "Gak papa."

"Coba gue liat." Zea menarik paksa tangan Althan yang menutupi wajahnya.

Perempuan itu membulatkan matanya terkejut melihat wajah Althan yang penuh dengan memar. "Lo tauran?"

"Jadi ini alasan lo ninggalin gue satu jam di sekolah, cuman buat tauran?" tanya Zea kembali.

Althan terdiam cukup lama, sebelum akhirnya ia kembali berucap. "Maaf."

Zea hanya diam tak membalas, perempuan itu membalikan tubuhnya. Memunggungi Althan.

Althan tersenyum melihat tingkah Zea yang sepertinya tengah kesal. "Sini Ze, dingin."

Karna tak ada balasan dari Zea, akhirnya Althan yang mendekati gadis itu.

"Diem lo!" sentak Zea, suaranya terdengar pelan. Althan tau saat ini cewek itu tengah mengigil kedinginan.

Dengan cepat laki-laki itu membuka jaketnya dan memasangkannya ke tubuh Zea.

Setelah itu memeluk tubuh mungil istrinya itu seraya mengecup pucuk kepala Zea bertubi-tubi. "Lo lucu kalo lagi marah gini,"

"Gue jadi tambah cinta." lanjutanya.

Suara hujan semakin deras. Zea tak bisa mendengar dengan jelas ucapan Althan, perempuan itu mendongkak keatas melihat wajah suaminya.

"Lo ngomong apaan?"

Althan menggeleng keras laki-laki itu mengerutuki dirinya sendiri. Apakah Althan sudah gila bisa berbicara seperti itu kepada Zea?

"Orang dari tadi gue diem aja, gak jelas lo!" bohong Althan.

Zea mengangguk percaya. "Dingin?"

Althan menggeleng kembali. "Kalo dipeluk gini mah anget!"

Cewek itu dengan refleks menginjak sebelah kaki Althan. "Modus lo!"

"Lo juga nyaman kan?"

Zea mencibir pelan. "Dih, enggak ya!"

"Enggak salah lagi, kan?" Cowok itu kembali menggoda istrinya, Althan memang sangat suka membuat Zea kesal.

"Ih, Althan!"

Althan terkekeh ringan. "Udah ayo pulang, hujanya juga udah mulai reda." katanya.

Althan melepaskan pelukannya, setelah itu memakaikan helm untuk Zea. "Ayo pulang!"

Zea berniat melepaskan jaket Althan, namun tangannya lebih dulu ditahan oleh Althan. "Pake aja, nanti lo sakit."

Zea mengangkat satu alisnya. "Kalo lo gak pake jaket nanti lo juga sakit."

"Gak papa, asal jangan lo yang sakit."

Perempuan itu mendengar ucapan Althan barusan. "Tapi—" belum sempat selesai berbicara Althan lebih dulu memotongnya.

"Banyak omong lo, ayo pulang nanti kejebak hujan lagi!"

Zea mengangguk saja, perempuan langsung duduk diatas motor Althan. Setelah itu Althan melajukan motornya kembali.

☆☆☆☆

"Pusing." adu Althan, laki-laki itu semakin mengeratkan pelukannya kepada Zea.

Memang setelah pulang sekolah tadi laki-laki itu langsung mengeluh karna pusing.

"Minggir dulu makanya, gue mau ambilin baju anget buat lo." Zea berujar.

Althan perlahan melepaskan pelukanya, dengan cepat Zea beranjak dari tempat tidur untuk mengambil baju hangat.

"Nih pake dulu bajunya!" suruh Zea sembari menyodorkan pakaian hangat kepada Althan.

"Gak bisa Ze, kepala gue pusing."

Zea menghembuskan nafas kasar, lalu membantu Althan memakai pakaian hangat itu.

Setelah selesai, Zea duduk disamping laki-laki itu sembari mengambil kompresan yang sudah tersedia diatas nakas.

Gadis itu meletakannya diatas dahi Althan. Lalu menarik selimut sampai sedada Althan.

"Zea!" panggil Althan menghentikan pergerakan cewek itu.

"Mau kemana lagi, tungguin gue tidur sini!" Althan memeluk pinggang ramping Zea, merengek layaknya anak kecil.

"Gue mau ambil obat, sebentar ya?"

Althan menggeleng, cowok itu semakin menguatkan pelukanya pada Zea. "Gak mau minum obat, mau lo aja!"

"Nanti demam lo makin tinggi Althan, minum obat dulu ya?" bujuk perempuan itu.

Althan tetap menggeleng. "Gak mau, temenin gue tidur aja sini!"

"Minum obat dulu, nanti gue temenin tidur."

Cowok itu kembali menggeleng kuat, sungguh saat ini Althan terlihat seperti anak kecil. "Gue gak mau minum obat, pahit!"

Zea menghela nafas panjang. "Yaudah kalo gitu, gimana kalo lo makan bubur ayam?"

"Nanti aja." jawab Althan pelan.

"Kepala gue pusing." keluhnya lagi.

Perempuan itu langsung membaringkan tubuhnya disebelah Althan, posisi tidur Zea memunggungi suaminya.

Althan mendekati Zea. "Dosa munggungin suami." bisik Althan, tangan besar itu memeluk tubuh kecil Zea dari belakang.

Zea tersenyum tipis, perempuan itu membiarkan Althan tidur dengan posisi yang seperti itu.

Tak butuh waktu lama untuk menunggu laki-laki tertidur, derus nafasnya mulai teratur. Sudah tak ada lagi pergerakan karna uring-uringan, itu artinya Althan sudah berada dialam bawah sadar.

Zea turun dari tempat tidurnya, perempuan itu langsung turun kebawah karna mendengar suara ketukan pintu dari bawah.

"Mama?" beonya.

"Ayo Mah, masuk dulu." ucap Zea seraya menyalimi lembut punggung tangan mertuanya itu.

Gina menggeleng pelan. "Mama mau nganterin Elgara aja, soalnya dari tadi dia pengen pulang terus."

Memang setelah terjebak hujan tadi, Zea dan Althan tak langsung menjemput Elgara dirumah Mamanya. Niatnya nanti malam saja, tapi Althan malah mendadak menjadi demam seperti ini.

"Nanti kapan-kapan Mama mampir ya, sekarang Mama lagi ada urusan." pamit wanita itu.

Zea mengangguk. "Iya Mah, maaf jadi ngerepotin." ucap gadis itu tak enak hati.

"Gak papa sayang, yaudah kalo gitu Mama langsung pulang ya."

"Hati-hati Mah." ucapnya.

Kini Zea beralih menatap Elgara yang sedang tersenyum kearahnya. "Mommy, papa lama!"

Perempuan itu mencubit pipi Elgara pelan seraya menggendong tubuh balita itu. "Maaf ya sayang, soalnya papa lagi sakit."

"Papa akit?" tanya bocah itu.
(Papa sakit)

Zea mengangguk pelan. "Mau liat papa?" ucapnya yang langsung diangguki bocah itu.

Bocah itu turun dari gendongan Zea berusaha naik keatas ranjang tempat tidurnya. "Mommy, papa bobo?" tanya balita itu sembari memandang wajah Althan lekat.

"Jangan berisik ya sayang, soalnya Papa baru aja tidur." ucap Zea pelan.

Elgara mengangguk, balita itu mengubah posisinya menjadi tidur disebelah Althan.

"Papa, ngan kit dong."
(Papa, jangan sakit dong)
ujarnya sembari memeluk tangan Althan hati-hati, tak mau mengganggu papanya yang baru saja tertidur.






Tbc ...






Jangan lupa follow wattpad Rienlita sama instagram @rienlita.wp ya !

Spam emoji warna biru 💙💎💍🐳☁ di sini !!

Target 1k komen untuk next !

Jangan lupa kasih ☆ dan komentarnya ya 💬, see you di next chapter !

Continue Reading

You'll Also Like

423K 44.2K 47
Rasa sakit menjadi alarm atau penanda bagi kita bahwa tubuh sedang tidak baik-baik saja. Ia memberikan sinyal kepada kita untuk lebih peduli atau mul...
519K 17.3K 54
cerita ini menceritakan kisah seorang " QUEENARA AURELIA " atau biasa dipanggil nara.gadis yang bekerja sebagai pelayan cafe untuk memenuhi kebutuha...
4.5M 193K 49
On Going ❗ Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
1.2M 54.6K 52
-Ketua Geng Motor -Nikah Terpaksa Arkana Septian, lelaki berparas tampan. Seorang Mahasiswa yang menjadi pelatih taekwondo di kampus nya. Dan ketua...