With You [TERBIT]

By AloisiaTherin

6.4M 946K 254K

Prahara rumah tangga si cowok spek malaikat dan cewek spek iblis. PART MASIH LENGKAP! TIDAK DI HAPUS SAMA SEK... More

WY - 1
WY - 2
WY - 3
WY - 4
WY - 5
WY - 6
WY - 7
WY - 8
WY - 9
WY - 11
WY - 12
WY - 13
WY - 14
WY - 15
WY - 16
WY - 17
WY - 18
WY - 19
WY - 20
WY - 21
WY - 22
WY - 23
WY - 24
WY - 25
WY - 26
WY - 27
WY - 28
WY - 29
WY - 30
WY - 31
WY - 32
WY - 33
WY - 34
WY - 35
WY - 36
WY - 37
WY - 38
WY - 39
WY- 40
WY - 41
WY - 42
WY - 43
WY - 44
WY - 45
WY - 46
WY - 47
WY - 48
WY - 49
WY - 50 [Terakhir]
Part Malam Pertama Haidar Stella
PO - WITH YOU 😎
PO 2
Ada yang baru!

WY - 10

147K 21K 4.2K
By AloisiaTherin

Target next chapter followers 15K
Aloisiatherin

Tiktok : @authornyacici
Ig : @aloisiatherin

Kalian di target sehari langsung kecapai ya 😌 hebat bet deh!

Jangan lupa ramaikan chapter ini 🥰

Maaf ya, yang ngomong chapternya selalu pendek 🥺 tapi dari cerita cici yg pertama (LWTD) itu setiap chapter ya selalu segini.

Bahkan lwtd tuh lebih pendek dari ini. Tiap chapternya gak sampek 1000 kata. Sedangkan WY aja lebih dari 1000 kata, khusus untuk ceritanya aja. Ditambah embel embel bisa sampek 1200+ kata.

Mungkin klo kalian ngeh, cici gak terlalu banyak katanya juga, kek setiap adegan gak di jelaskan rinci, karena cici maunya bawa santai di cerita ini.. Jadi maaf ya..

Thank u 🥰😘


BRAK!!

"Suami prik! Dimana lo?! Gak usah sembunyi lo! Sini! Gue sidang lo ya!"

Dengan penuh rasa emosi, Stella membanting pintu, kemudian berteriak sekencang mungkin.

"Saya disini. Kalau masuk ngomong Assalamu'alaikum, takutnya ada setan ngikut, lho."

Suara Haidar terdengar sangat santai saat menegur, sekaligus menunjukan posisi pria itu saat ini.

Dapur. Stella bisa mendengar suara blender yang sedang digunakan.

Tak ingin berlama-lama, Stella segera berlari menuju dapur.

Langkah Stella yang berlari berhenti, ketika ia melihat Haidar tengah asik dengan blender dan buah buah segar di atas meja dapur.

"Buat apaan tuh?" Tanya Stella kepo.

"Wa'alaikumussalam—" Ujar Haidar, seolah mengingatkan Stella akan salam yang tadi sempat ia ucap.

Tak merespon Haidar, Stella langsung duduk di atas kursi. Tangannya langsung mengenggam satu gelas besar yang berisi jus jambu dingin.

Langsung saja Stella meneguk jus hingga tandas. "Eeegghhh!" Stella bersendawa keras.

"Ya Allah, di tutup Stella." Tegur Haidar sembari mematikan blender.

"Bodo amat. Gue mau nyidang lo!"

Haidar menghentikkan kegiatannya. Ia berjalan menuju sink, lalu mencuci tangannya hingga bersih.

Setelah mengelap tangannya yang basah dengan kain, Haidar mengambil duduk di depan Stella yang sudah menatapnya garang.

"Ada apa?" Tanya Haidar.

"Lo emang gak punya kerjaan ya, selain nguntit gue? Ha?" Cerca Stella dengan menggebu.

Haidar terdiam sebentar, baru menjawab. "Saya kan juragan ayam, Stella."

"Bodo amat! Mau lo juragan empang, juragan ayam, juragan lele, gue bodo amat. Yang gue tanya disini, lo gak punya kerjaan?"

"Pekerjaan saya cuman memastikan ayam-ayam saya bisa bertelur dan dapat nutrisi yang baik."

"Astaga! Stres gue! Stres!" Stella mengacak rambutnya frustasi.

"Gue ganti pertanyaan. Kok lo tadi bisa jadi pelayan kafe?"

Tangan Stella menunjuk wajah Haidar yang ekspresinya tidak pernah berubah semenjak menikah dengannya. Datar dan cuek.

"Saya kebetulan ingin makan di kafe itu. Ownernya adalah teman saya semasa kuliah di Indonesia. Dan karena saya nganggur, saya cosplay jadi pelayanan selama 2 jam saja disana." Tutur Haidar dengan raut santai.

Mulut Stella menganga. Ia benar-benar kehabisan kata untuk meladeni perkataan Haidar.

"Lo kan bisa, cari kerjaan lain. Urusin ayam lo kek, atau kawinin ayam lo kek. Sumpah, stres gue! Stres!" Kepala Stella rasanya ingin pecah saja.

"Setiap hari saya memang senganggur ini, Stella. Bahkan tetangga pernah mengira saya ini punya pesugihan babi ngepet—"

"Bodo amat gue! Bodo amat!! Ya Tuhan!" Stella mengusap wajahnya kasar.

"Mau lo yang jadi babinya, mau lo yang jaga lilinnya, gue bodo amat... Sumpah!" Lanjut Stella kian frustasi.

Haidar hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Tapi saya gak punya babi, Stella. Haram hukumnya dalam islam, saya punya-nya 1.500 ekor ayam."

"Astaga! Gila gue. Sumpah." Stella mengetuk kepalanya berulang kali.

"Tapi saya sekarang punya kerjaan baru, Stella. Biar saya tidak terlihat pengangguran." Ucap Haidar, membuat Stella langsung menatap Haidar.

"Apaan?"

"Merawat kucing liar yang tadi kamu aniyaya." Bibir Haidar sedikit tersenyum ketika menjawab.

Berbeda dengan Haidar yang tersenyum, Stella sudah menganga dengan mata membelalak.

"Sumpah, dosa gak sih kalo gue tonyor kepala suami prik gue?" Gumam Stella.

"Saya juga sedang mencari suami untuk kucing betina itu." Wajah Haidar nampak berseri ketika berkata.

Stella yang sedang menopang kepala otomatis langsung berubah posisi menjadi tegak.

"Hah? Gimana, gimana?"

"Kamu kan wanita, saya pria. Jadi saya minta tolong, carikan kuncing jantan yang tampan untuk menjadi suami kucing betina peliharaan saya."

"Allahuakbar!!!!" Stella meremas rambut nya frustasi.

***

Stella memasuki kamarnya dengan rasa kesal yang sudah memuncak. Bahkan rasanya kepala Stella ingi pecah sekarang juga.

Bisa bisanya, ia punya suami super duper prik yang mendarah daging.

"Sumpah. Bisa mati gila gue. Beneran." Dumel Stella.

Stella langsung melempar tasnya ke sembarang tempat. Tangannya dengan cepat membuka pakaian yang kemudian ia lempar ke dalam keranjang baju kotor. Menyisakan dalaman yang menutupi inti tubuh Stella.

Ia berniat mandi, menyegarkan otaknya yang panas akibat kelakuan suami prik-nya.

"MIAUUWW!!!"

"Anjing!!" Pekik Stella, ketika mendengar auman kucing saat ia membuka pintu kamar mandi.

Dari balik pintu kamar mandi, munculah satu kucing berbulu putih yang masih Stella ingat jelas, merupakan kucing sialan yang mengejeknya.

"Wah, wah, wah. Gak bisa dibiarin nih! Lo berdua sekongkol kan! Iya kan!"

Telunjuk Stella teracung pada kucing yang sudah berada dalam mode perang.

"Apa lo! Iri sama gue? Siapa suruh lo jadi kucing? Iri kan lo, lihat manusia se-cantik dan se-seksoy gue!"

"Miauw!"

"Apa? Gue cantik?" Stella menyodorkan telinga kanannya mendekat ke kucing, seolah ia sedang mengejek.

"MIAUWW!!"

Tanpa Stella duga, kucing liar itu bergerak maju dan langsung bergelantungan di kepala Stella.

"Aaaa!! Anjir! Woi! Turun!" Stella berteriak sekencang mungkin.

Tak lama, Haidar langsung mendobrak pintu kamar Stella. Pria itu melototkan mmata, melihat apa yang sedang terjadi di depannya.

"MasyaAllah, eh— ya Allah, Lailahaillallah!" Haidar menutup matanya dan segera bergerak maju.

Tangannya meraba ke depan, berusaha meraih Stella dengan mata tertutup.

Masalahnya, Stella benar-benar hanya terbalut celana pendek dan penutup dada saja, membuat Haidar sekuat mati tidak terpancing.

Haidar meraba depan, hingga akhirnya ia berhasil mendapatkan tubuh Stella.

"Heh!! Tangan lo! Sialan! Berani beraninya lo pegang tubuh gue!!" Pekik Stella.

"Tidak sengaja! Maaf, saya tidak sengaja. Ya Allah.. Maafkan tangan saya." Haidar mulai panik.

Pekikan Stella yang menyumpah serapahi kucing dan juga auman kucing nyaring membuat Haidar semakin kelimpungan.

"Tangan saya tremor, Stella."

"Gue bantai ya lo, Cing! Gue bantai lo!" Stella sudah berada di puncak kekesalannya.

"Jangan Stella, jangan!" Haidar segera maju dengan mata masih tertutup.

Kepalang bingung, Haidar langsung saja menubruk tubuh Stella, hingga Stella terdorong ke belakang, tak mampu menahan tubuh Haidar yang dengan sengaja menubruknya.

"Aaa!!"

Tubuh Stella terjatuh ke lantai, dengan Haidar yang berada di atasnya. Untung saja tangan kanan Haidar masih sempat memegang kepala Stella bagian belakang. Sehingga dapat menghindari benturan antara kepala Stella dengan lantai.

Tubuh Haidar membeku. Pun dengan tubuh Stella yang kaku.

Kucing putih itu sudah menjauh dari tubuh Stella. Kucing itu berlari ke luar kamar, tak ingin menjadi nyamuk di antara keduanya.

"Saya lagi ngapain ya, ini?" Tanya Haidar dengan perasaan was-was.

Stella memutar bola matanya malas melihat kelakuan Haidar.

"Lagi jualan es batu! Minggir lo! Berat! Gue mau mandi!" Ketus Stella.

Haidar otomatis membuka kedua matanya.

Namun, pandangan yang di suguhkan di depan mata membuat Haidar kaget. Ia refleks menarik tubuhnya bangkit, hingga kepala Stella terbentur keras ke lantai.

"ADUH!"

"ASTAGFIRULLAH! Mata saya lihat apa itu!"


Gimana chapter ini?

Beneran tiap hari ini.. Cerita sebelah aja masih 100 kata.. Please 😭😭

Ada saran untuk cast di Haidar dan Stella?

Yok, ramai lagi yok!! Lebih ramai lebih baik 🥰🥰😘

Jangan lupa share cerita ini di medsos kalian ya 😍

Boleh di ig, boleh di tiktok, cici bakal seneng!!

Enaknya siapa ya, nama kucing si Haidar?

Kasih semangat untuk cici dongg!

Spam komen next disini!

Spam komen lanjut disini!

Spam komen Haidar disini!

Spam komen Stella disini!

Continue Reading

You'll Also Like

31.2K 2.7K 15
Saat selesai memberi makan seekor kucing dipinggir jalan,Gavin tertabrak motor sehingga para warga membawanya kerumah sakit. saat terbangun,dia dibua...
3.8M 262K 55
[SUDAH DITERBITKAN | TERSEDIA DI GRAMEDIA] "kenapa aku harus menikah dengan Ajussi sepertinya?!"
6M 543K 34
[COMPLETED] "Lagian aku mandi nya nanti aja. Sekalian, abis selesai sama kamu." "selesai apaan?" tanya Esther "selesai muasin kamu" // "janganlah kal...
85.7K 7.1K 46
Part lengkap! FOLLOW UNTUK MEMBACA!! Hazel dan Devan Awalnya Hazel Keinatta hanya memandang Devan Arlando sebelah mata. Meski cowok itu cukup populer...