My Lecturer My Sugar Daddy

By menyayang

4.9M 133K 4.6K

🔞 "Kuliah sambil nyambi jadi sugar baby. Dompet aman, badan nggak nyaman." More

00
1. Sugar Baby 🔞
2. He Is My Lecturer 🔞
3. Dia Siapa? 🔞
4. Tanda-Tanda Merah
5. Kotak Masa Lalu
6. Surabaya 🔞
7. Surabaya (2)
8. Kepingan Masa Lalu
9. Rindu Setengah Mati 🔞
10. Kontrak
~ spesial natal 🔞~
11. Tinggal Bersama
12. Alasan
13. Sebuah Rasa
~ Acha - SWEETHEART ~
14. Sakit dan Sebuah Pelukan
15. Si Tengil
(15. Hidden Chat)
16. Baikan? 🔞
17. Suka?
~ instagram ~
19. Don Julio
20. Happy Little Pill
21. Berbeda
22. Touchdown
23. Load to Santorini 🔞
24. Santorini (i) 🔞
25. Santorini (ii)
~ spesial valentine day ~
26. Nasihat Mama
27. Complicated
28. Pretending
29. Looking For The Facts
30. Shane Vs. Zifra
31. Fakta Mengejutkan
32. Meet Again
33. Bertingkah
34. Makin Aneh
35. Last Day 🔞
36. Done?
37. Kecewa
38. Pergi
39. Pergi (ii)
40. Antara Shane dan Ardias
41. Berjuang
42.
43. Trauma
44. Deep Talk
• 45. An End For A Beginning •
• Nighty Night (MLMSD Ekstra Bab)
• Morning Wood (MLMSD Ekstra Bab•
• Ngidam (MLMSD Ekstra Bab) •
•Ngambek (MLMSD Ekstra Bab)•
• Halloween (MLMSD Ekstra Bab) •

18. Cemburu? 🔞

108K 2.5K 82
By menyayang

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, FOLLOW

kalo sepi vote dan komen, gue lama update yah..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Pria bernama Johnny yang berprofesi sebagai dosen sekaligus sugar daddy gue adalah orang yang pemaksa. Kalau ada kemauan, pasti dia selalu cari cara agar kemauannya itu terwujud. Gue kesal banget sama dia. Dan gue ada di posisi nggak bisa ngelawan. Alhasil, setelah menerima chat darinya yang menyuruh gue ke ruangannya, maka gue pun henda meluncur ke sana.

Sayangnya, gue ditahan sama 2 sahabat gue. "Mau ke mana lo?" Tahan Acha.

"Mau ke ruangan dosen."

"Ngapain ke sana?" Heran Reya.

"Aih, jangan bilang mau ketemu si dosen galak yah?" Tebakan Acha tepat sasaran. Gue pun mengangguk. Dan tiba-tiba Acha menahan gue lebih kuat. "Nggak usah ke sana." Perintahnya.

"Tapi nggak bisa, gue harus ke sana." Gue hendak melepas tangan Acha, akan tetapi dia malah semakin erat menahan gue.

"Lo nggak takut apa kalo diapa-apain sama dia? Mukanya aja kelihatan mesum banget setiap ngeliatin elo." Seru Acha dengan nada tidak suka pada Pak Johnny.

"Hooh. Gue setuju banget. Mukanya kayak orang sange." Anjir, Reya yang polos aja sampai ngeluarin kata seperti ini.

"Ada-ada aja lo berdua."

"Ini nggak ngada-ngada lho. Emang kenyataannya gituh." Bantah Acha dengan sewot.

"Mending sama Adiyan deh, daripada sama si dosen."

Ucapan Reya spontan membuat gue mengetok kepala dan meja bergantian. "Amit-amit cabang bayi." Tolak gue mentah-mentah.

Saat cengkraman tangan Acha mengendur, gue langsung berdiri dan menjauh darinya dan Reya. Makin lama gue di sini, makin bikin Pak Johnny marah. Lebih baik gue lari deh dari mereka. "Gue cabut dulu." Teriak gue dan langsung lari.

"Anjing lo!" Makian Acha masih terdengar jelas di telinga gue. Wkwkwk.. sorry banget sahabat.

•••

Napas gue ngos-ngosan di depan ruangan Om Johnny. Sebelum masuk, gue menetralkan napas gue terlebih dahulu. Selain itu, gue juga memastikan kalau penampilan gue udah baik. Setelah ituz barulah gue ketuk pintunya.

Tok tok tok..

"Selamat siang Pak. Ini saya Shane."

"Masuk." Perintahnya dari dalam.

Gue pun melangkah masuk. "Kunci pintunya." Ucapnya. Walaupun bertanya-tanya kenapa dia menyuruh gue mengunci pintu, gue tetap menjalankan perintahnya.

"Duduk." Sejujurnya gue bingung. Mau duduk di kursi atau di pahanya? Kalau duduk di kursi, takutnya dia marah. Apalagi saat ini kita hanya berdua di sini. Dan di chat tadi ia ingin dianggap sebagai sugar daddy bukan sebagai dosen saat ini. Duh, resiko punya peran sebagai mahasiswa dan sugar baby nih, bingung mau menjalankan yang mana.

"Sini." Untungnya dia mengkode di paha. Walau sedikit ragu, gue tetap mendaratkan bokong gue di pahanya.

"Kenapa lama, hm?" Om Johnny bersuara dengan kepalanya yang sedang mencari kenyamana di ceruk leher gue.

"Bahas tugas dulu sama Acha tadi." Kayaknya berbohong adalah keahlian gue. Lancar sekali gue mengutarakan kalimat bohong.

"Hm..." Om Johnny hanya menggumam. Gue semakin tidak nyaman dengan posisi ini. Hembusan napasnya membuat gue merasa terpacu. Apalagi ketika gue merasakan bagian celananya yang mulai menonjol.

"Tadi sama siapa ke fakultas?" Dia bertanya sambil tangannya bergerilya di tubuh gue. Payudara gue menjadi sasaran utamanya.

"Ehm.. sama temen." Gue tau, kalau dia sudah bertanya seperti itu artinya dia tadi melihat gue sama siapa tadi. Hanya saja dia nggak kenal siapa orangnya.

"Anak fakultas mana?" Tuh kan, dia melihat gue dibonceng Adiyan. Berhubung Adiyan bukan mahasiswanya, maka dia pun langsung bertanya.

"Teknik." Jawab gue sambil menahan lenguhan saat kancing kemeja gue dibukanya dan bra gue disingkap ke atar. Terpaan AC langsung mengenai permukaan kulit gue.

"Kenal di mana?" Bisa nggak sih ditanya dengan keadaan normal aja? Gue tersiksa sekali ditanya dengan posisi begini. Apalagi dia dengan sengaja mengecup cuping telinga gue.

"Temen SMA." Akal sehat gue semakin menipis saat tangannya bermain dengan puncak dada gue.

"Hm.. suka kamu sama dia?" Pertanyaan macam apa ini?!

Gue harus segela memegang kendali. Bisa kacau kalau gue membiarkan diri dikuasainya. Om Johnny akan bertanya sampai ke seluk-beluk kehidupan gue. Dan gue nggak suka itu.

Oleh sebab itu, gue langsung mengubah posisi menghadapnya dengan kedua kaki gue membelengu pahanya. Tangan gue melingkar di lehernya. "Enggak kok." Jawab gue sambil mengecup pipinya.

Om Johnny menjauhkan wajah gue dari wajahnya agar ia bisa menatap gue. "Berarti dia yang suka sama kamu." Entah mengapa gue bisa menangkap ada nada ketidaksukan darinya. Seolah dia enggak suka kalau Adiyan menyukai gue.

"Nggak mungkin." Gue membantahnya.

Sebelum dia bersuara, gue sudah lebih dahulu menciumnya. Bibirnya gue pagut dengan lembut. Tidak terburu-buru namun tidak juga pelan. Om Johnny sempat terlena, namun tak lama kemudian ia menjauhkan bibir kami.

"Siapa namanya?" Kekepoan masih merajalela dalam dirinya ternyata.

"Adiyan, Om." Jawab gue.

"Lain kali nggak usah sama Adiyan lagi. Gara-gara sama dia kamu sampai nggak ngabarin saya."

Mata gue membola, tidak lama, hanya sebentar karena gue langsung mengubah raut wajah. Dalam hati, gue masih bertanya-tanya, kenapa dia jadi seperti ini. Tidak biasanya dia bertingkah begini.

Ada banyak pertanyaan yang ingin gue keluarkan, hanya saja semua itu tidak bisa gue katakan. Pada akhirnya gue mengiyakan.

"Iyain aja dulu biar lancar." Begitu pikir gue.

Om Johnny langsung mencium bibir gue. Kali ini ciumannya terkesan panas dan menuntut. Seolah-olah ingi menunjukkan bahwa gue adalah miliknya. Ah, atau ini hanya perasaan gue saja?

Gue tau kemana arah ciuman ini. Apalagi dengan posisi gue yang sudah setengah telanjang. Sebelum ini berlanjut lebih jauh, gue lebih dahulu menghentikannya. "Ini di kampus Om." Peringat gue.

Om Johnny mengerang tidak suka. "Saya nggak tahan." Waduh! Perasaan semalam gue dihajar sama dia, sampai subuh malahan. Dan siang ini dia mau hajar gue lagi?

"Tapi ini di kampus Om." Cicit gue.

"Kamu jangan berisik makanya." Dia malah memperingatkan gue. Seiring dengan itu, Om Johnny membuat gus berdiri, celana gue dibukanya dengan cepat. Hanya diturunkan saja. Sedangkan kemeja masih bertengger manis di tubuh gue dengan kancing kemeja yang sudah terbuka semua. Kaitan bra gue sudah terlepas, membuat payudara gue kehilangan penyangganya. Akan tetapi bra tersebut belum terlepas dari tubuh gue.

Pelaku yang membuat penampilan gue sekacau ini sekarang sedang membuka celananya. Dengan posisi berdiri, dia menuntut gue untuk bertopang pada pinggiran meja kerjanya. Di belakang gue, dia sedang berusaha memasukkan miliknya. Untungnya cairan lubrikasi alami sudah keluar dari tubuh gue, sehingga ketika dia masuk tidak begitu perih.

"Ahmmm.." sebisa mungkin gue menahan desahan saat miliknya masuk.

Gue menengok ke belakang. Lewat gelengan kepala gue memberikan kode bahwa gue nggak tahan untuk berteriak. Tapi Om Johnny justru meletakkan telunjuknya di depan bibir, menyuruh gue untuk tidak bersuara.

Sumpah, adrenalin gue terpacu sekarang. Dalam kondisi begini gue merasa adanya peningkatan gairah. Uh.. apalagi Om Johnny menggerakkan miliknya dengan pelan dan santai. Seakan takut kalau orang akan mengetahui aktifitas kami.

Justru gerakan yang pelan dan santai seperti inilah yang membuat gue tak kuasa untuk mendesah. Ini sangat nikmat. Jangan lupakan tangannya yang tidak tinggal diam. Payudara gue menjadi mainannya. Diremas dengan pelan seiring dengan gerakannya.

Gejolak aneh terus berdesakan dalam diri gue. Dalam keadaan begini, gue terus menahan desahan. Namun kenikmatan itu semakin menjadi. Sebelum desahan lolos, bibir gue dipagut Om Johnny. Alhasil desahan pu  teredam karena ciuman kami.

Milik Om Johnny terasa membesar di dalam gue. Itu tandanya, dia akan mencapai pelepasannya. Demikian juga gue. Oleh sebab itu gerakan kami semakin cepat. Masing-masing mencari kenikmatan sembari memberi kenikmatan juga.

"Hm...." gue menggumam karena desakan pelepasan yang kian mendekat.

"Tahan.." bisik Om Johnny dengan suara seksinya itu.

Tidak bisa. Gue tidak bisa menahan lebih lama lagi. Desakan itu kian menjadi. Hingga gue sampai di titik di mana gue nggak bisa lagi menahan. Milik gue pun mengalami kedutan yang sepersekian detik kemudian membuat Om Johnny mencapai pelepasannya.

Semburan hangat membahasi diri gue. Ini nikmat sekali. Om Johnny tidak langsung mengeluarkan milik ya. Kami sama-sama menikmati pelepasan ini sambil mengatur napas kami. Hingga dirasa sudah cukup, ia pun menarik dirinya. Detik itu juga gue merasa ada lelehan cairan yang keluar dari inti gue. Paha dalam gue menjadi sasaran lelehan itu. Pria di belakang gue hanya terkekeh pelan sambil membersihkan cairan itu dengan tisu.

"Hhhh..." gue merasa kehilangan keseimbangan untuk berdiri. Maka dari itu, Om Johnny langsung memangku gue untuk duduk.

Tiba-tiba dia memeluk gue erat. Dagunya ada di bahu gue. "Jangan dekat sama Adiyan lagi." Begitu ucapnya.

Apakah dia cemburu?

Tapi... apa alasan dia cemburu kalau di sisinya ada Zifra?

~•••~

jadi sebenarnya Om Johnny itu gimana sih?!

Continue Reading

You'll Also Like

4.8K 528 9
kepergian sehun yang membuat kai berdekatan dengan chanyeol. bagaimana kisah mereka?? (REMAKE TWILIGHT SAGA)
1.4M 27.4K 47
🔞 "Muasin Daddy adalah prioritas gue. Biar rekening gue terisi terus."
5M 213K 59
"Lah, om Agam gak mau jadi suami Baby?" Agam menghentikan langkahnya. "Kamu ngelamar saya?" "Gak lah, Baby cuma nanya aja. Om mana mau sama bocil. Ta...
20.5K 4.3K 32
Lina Adiratna, gadis berumur 18 tahun yang di daftarkan sang ayah ke Pondok Pesantren Darul Mushtofa. Perjodohan Lina dengan salah seorang gus membu...