Seminggu Kris tidak menghubungi Chanyeol. Bukan karna ia masih marah, namun karna sibuk mengurusi tugas akhirnya, ia juga mulai magang disebuah perusahaan yang direkomendasikan oleh professornya.
Kris berencana menemui Chanyeol dan meminta maaf padanya. Bagaimanapun, Kris lebih tua dua tahun dari Chanyeol. Seharusnya ia tidak lari dari masalah seperti kemarin.
Waktu makan siang itu, Kris duduk dengan nyaman di sebuah café bersama dengan beberapa karyawan magang lainnya. Ia mendengarkan lagu dari sebuah earphone. Matanya menatap keluar jendela.
Kris tersenyum tipis. Ia menarik nafas lalu menghembusnya panjang. Ia duduk bersandar setelahnya. Makanan yang datang ke meja tampak tak menarik baginya.
Kris menarik nafas sekali lagi sebelum menghembuskannya panjang. Kemudian ia mengirimkan pesan pada sang kekasih. ‘Kau dimana, sayang?’
Dalam lima menit, pesannya mendapat balasan. Balasannya membuat Kris tertawa.
‘Sunbae sudah makan siang?’
‘Sudah’
‘Kau dimana, baby?’
‘Tidak marah lagi kan?
Channie rinduuuuuu sekali’
‘Hm?
Kau tidak tampak merindukanku’
‘Sunbaenimmmm..
Bogoshipeoooooooooooooo’
‘Hm, miss you too’
‘Tadi makan apa?’
‘Pizza’
‘Wow! Aku jadi mau pizza juga!!’
‘Kau dimana?
Biar ku kirimkan untukmu’
‘Tidak perlu. Biar aku beli sendiri’
‘Kau yakin?
Aku bisa membelikannya untukmu
sekarang juga’
‘Tak perlu hyung, sungguh ^^’
‘Oh ya babe.
Aku mulai magang sejak empat hari
yang lalu. Jadi aku mungkin
akan sangat sibuk’
‘Jadi sampaikan terima kasihku
pada Joohyuk karna memiliki banyak
waktu untuk menemanimu’
Lama tak ada balasan, Kris menghela nafasnya. ‘Aku di restaurant pizza sebrang toko jam.’ Ketiknya kemudian.
Chanyeol langsung membacanya. Lalu tak lama, Kris melihat Chanyeol keluar dari toko jam tangan itu, tampak mencari restaurant pizza.
Dan ketika menemukannya, Kris yang duduk di dekat jendela membuat Chanyeol bisa melihatnya langsung.
Tatapan mata mereka bertemu. Wajah Chanyeol pucat pasi menatapnya. Jelas saja, ia baru saja ketahuan berbohong pada Kris.
Namun Kris hanya diam dan menyunggingkan senyuman tipis. ‘Jangan sampai kelelahan’ ketik Kris pada aplikasi pesan itu.
Kris kemudian berdiri dan menepuk bahu temannya. “Aku akan ke kantor lebih dulu”
“Kenapa? Nanti saja, pulang bersamaku dengan mobil—
“Aku akan naik taxi” ucap Kris. Membungkuk sopan pada rekan—rekannya dan beranjak keluar melalui pintu belakang.
Karna Chanyeol masih terpaku didepan toko menatap kearahnya. Dan Kris sadar betul, adu argumen ditengah trotoar bukanlah hal yang dilakukan oleh orang berpendidikkan..
Ding!
‘Maaf.. maafkan aku. Aku bisa menjelaskannya.. Bisakah kau meluangkan waktumu besok?’
Kris tidak langsung menjawabnya. Ia mendiamkannya. Karna sungguh kalau boleh jujur, ia sangat lelah. Percuma juga bicara dengan Chanyeol, karna kekasihnya itu pasti hanya akan memintanya mengerti keadaan Joohyuk.
◕◕
“Kenapa papa tidak memarahi Chanyeol?”
“Tidak bisa”
“Kenapa?”
“Dia akan menangis”
“Apa papa tidak mencoba bicara dengan Joohyuk?”
“Sudah”
“Lalu?”
Kris mengusap kepala Sehun. “Jika memaksanya berhenti, itu sangatlah egois, Hunnie.. dia behak mencintai siapapun”
“Tapi caranya salah kan?”
Kris tersenyum. Ia menggenggam tangan kecil putranya lalu mengecup punggung tangan halusnya.
“Mereka yang mencintai selalu merasa benar dengan cara mereka mencintai seseorang”
“Meskipun itu menyakiti orang yang dicintainya?”
“Mereka tidak akan sadar”
Sehun menatap mata ayahnya. Lalu tersenyum dan mengangguk. “Seperti papa saat ini, kan?” ucapnya lalu tersenyum polos.
Kris menatapnya, ia sempat menahan nafasnya selama beberapa detik sebelum ia memaksakan senyuman dan kembali mengecup tangan Sehun, lalu melanjutkan kembali ceritanya.
◕◕
Kris menemui Chanyeol keesokan harinya. Chanyeol tampak duduk dengan gelisah. Kris dihadapannya hanya menatap kekasihnya itu dengan dalam, tanpa senyuman, tanpa ekspressi yang tampak pada wajahnya.
“Perihal kemarin…”
“Hm”
“Saat aku mau pulang, Joohyuk menghalangiku dan memaksaku untuk mengantarnya membeli jam tangan”
“Ya”
Chanyeol tampak semakin pucat. Ia menunduk dan memainkan jari jemarinya diatas meja.
Kris dan Chanyeol kini duduk di ruang makan apartemen mereka. Karna mereka ‘sedang tidak baik-baik’ saja, apartemen itu kosong selama satu minggu.
Kris kembali ke apartemennya sendiri yang berada tepat di Gangnam, dan Chanyeol kembali ke apartemen kecilnya lagi.
“Sunbae, sampai kapan magang disana?”
“Belum tau” ucap Kris singkat. Tangannya masih terlipat di dada dan matanya tak berpaling dari Chanyeol dihadapannya.
“S-sudah makan?”
“Ya, tadi sebelum pulang supervisor mentraktir kami makan malam”
Chanyeol mengangguk mengerti. Ia diam tak berkutik. Tangannya masih saling meremat meskipun dengan gerakkan yang lambat.
“Karna aku besok bekerja, aku akan pulang lebih dulu” ucap Kris yang langsung berdiri dan berbalik melangkah keluar.
“S-sunbae”
Kris menoleh lagi, “Apa?” tanyanya singkat. Chanyeol mengerjap lalu berdeham pelan.
“Bagaimana kalau kita kencan besok sore?”
Kris mengangguk setuju lalu melangkah keluar meninggalkan apartemen itu. Chanyeol yang ditinggalkan menarik nafas lalu menunduk.
Tuhan,
Rasanya hatinya sakit saat ini.
Chanyeol tidak mau hubungannya merenggang. Jadi ia mengusulkan kencan besok.
Chanyeol harap, hubungannya dan Kris akan membaik besok. Karna sungguh, Chanyeol hanya mencintai Kris.
•
•
•
Kris sangat sibuk. Seharian ia sibuk mengekori bosnya untuk menjadi asistant mendadaknya. Ia lupa janji kencannya dengan Chanyeol.
“Hyung dimana??”
Kris agak bingung dengan pertanyaan itu. Karna posisinya ia sedang berada di kantor pusat mengerjakan proyek lemburan.
“Maaf Chanyeol-ah,
aku masih bekerja”
“Huh? Sugguh? Ini sudah malam?”
“Aku di kantor pusat
untuk mengerjakan proyek lemburan”
“Heuung~ padahal sudah cantik ^^”
Kris menatap satu foto Chanyeol itu lalu tersenyum tipis. Tadinya ia mengetik, “You’re always beautiiful” namun belum sempat ia tekan kirim, atasannya memanggilnya.
Sehingga pesan Chanyeol menjadi pesan tidak berbalas.
•
•
•
“Hyung dimana? Jadikan?
Aku mau cari buku”
“Ah! Maaf,
hyung sedang di Busan”
“Huh? Kenapa tidak bilang?”
Chanyeol mengirimkan fotonya. Kris tersenyum dan mengusap wajah dalam foto itu.
"Maaf ya, takut mengganggumu.
Kau sedang ujian kan?”
“Iyasih, tapi tetap saja mau tau”
“Aku sudah rapih, tapi kau malah jauh”
“Iya, maaf ya”
“Okay”
Kris meletakkan ponselnya. Seorang wanita duduk dihadapannya. Melihatnya muram, lalu tertawa.
“Butuh hiburan?”
Kris menatapnya. Busan? Tidak. Kris di ruang VIP sebuah Bar ternama di Gangnam. Ia menatap wanita cantik itu dengan tatapan dalam.
“Apakah kita saling mengenal?”
“Well, jangan kasar seperti itu. Meskipun that was only one night stand… aku tetap selalu mengingatmu”
“Ah, kau pelayan disini”
Wanita itu mendekati Kris lalu duduk didekatnya. Ia mengalungkan tangannya pada leher Kris.
“Jangan berani menciumku, nona.”
Wanita itu tertawa. Ia menatap teman-teman Kris yang sudah sibuk dengan wanita playan mereka masing-masing.
“Wae?” tanyanya dengan sensual. “Ada hati yang harus kau jaga?” tanyanya tepat sasaran.
Kris tidak menjawab. Wanita itu lalu tertawa. Namun alih-alih menjauh, ia justru duduk lebih dekat dengan Kris. Merangkul lengannya dan bersandar dengan lengannya. Ia meletakkan tangan besar Kris diatas paha terbukanya lalu tersenyum.
“Aaah.. kau membosankan,” ucapnya sebal. “Tapi paling tidak kau tampan” ucap wanita itu lalu memejamkan matanya dan bersandar dengan nyaman pada lengan Kris.
Kris meatap sebuah botol wine diatas meja dengan pikiran kosong, namun hatinya penuh merindukan Chanyeol.
Jika Kris dengan mudahnya memaafkan Chanyeol, Kris yakin Chanyeol akan melakukan hal yang sama lagi.
Kris hanya ingin membuat Chanyeol mengerti bahwa seharusnya, kebaikan itu dibatasi. Ia ingin membuat Chanyeolnya mengerti.
Memikirkan berbagai cara, yang ia dapat hanya satu. Itu mungkin cara yang buruk, namun Kris ingin mencobanya.
Tangan kirinya ia angkat, menyentuh kening wanita disisinya yang kini menatapnya bingung. Namun Kris tersenyum,
Ia harus mencobanya, atau tidak tahu sama sekali.