ALTHAN: Best Papa ! [ TERBIT ]

By Rienlita

9.4M 953K 72K

[ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ] [ END ] Dia itu Althan Nio Agrana. Nakal, kaku, cuek, dan arogan. Bagaimana j... More

[Prolog]
02 | Mulai Berani
03 | Calon Pacar!
04 | Penganggung
05 | Minta Restu?
06 | Balapan ?
07 | Balapan
08 | Elgara Demam
09 | Salah Paham
10 | Rumah Althan
11 | Menikah?
12 | Kebahagiaan Atau Kesedihan?
13 | SAH !
14 | Status Baru
15 | With Althan
16 | Cemburu
17 | Terbiasa
18 | Bayi Besar
19 | Orang Asing
20 | Althan Manja
21 | Ungkapan Zea
22 | Rencana Liburan
23 | Liburan
24 | Rusuh
25 | Menyesal?
26 | Langsung jadi?
27 | Althan Nyebelin
28 | Pulang
29 | Istriku
30 | Dua Garis?
31 | Kejutan
32 | Ngidam Pertama
33 | Terungkap
34 | Sedikit Tentang Alia
35 | Cek Kandungan
36 | Tak percaya
37 | Kemarahan Zea
38 | Baikan
39 | Janji Althan
40 | Seblak
41 | Kabar Duka
42 | Mimpi buruk Elgara
43 | Dia, kembali lagi
44 | Misi Althan
45 | Keberhasilan, dan akhir
INFO NOVEL ALTHAN
MASIH TERSEDIA

01 | Cowok Gila

402K 33.1K 2.2K
By Rienlita

[ Happy reading ]










"Mommy, huaa!" suara tangisan itu membuat tubuh Althan berhenti sesaat. Matanya menjelajah setiap sudut area balapan, mencari sumber suara itu.

Brak!

Suara itu membuat Althan menoleh, terlihat seorang anak kecil yang sedang terjatuh sambil terus menangis.

Althan mendekati balita itu seraya membantu tubuh balita itu untuk berdiri kembali. "Kenapa bisa ada disini, hm?" tanyanya.

Mata bocah itu mengerjap-ngerjap lucu, sambil terus memperhatikan wajah Althan. "Papa?" panggilnya.

Althan tersenyum tipis, lalu mengangkat tubuh balita itu. "Orang tua kamu di mana? Kok bisa sendirian?"

"El au sama papa!" ucap bocah itu, kemudian memeluk tubuh Althan erat.
( El mau sama papa )

"Elgara!" suara teriakan dari sebrang sana membuat keduanya menoleh secara bersamaan.

El melepaskan pelukannya dari Althan, matanya berbinar ketika melihat seseorang yang sedari tadi ia cari-cari juga. "Mommy!"

Wanita itu berlari kearah Elgara, kemudian memeluknya erat, sambil terus menangis. Tanpa peduli ada orang lain yang sedang memperhatikan mereka.

"Itu Papa! Papa!"

Zea melepaskan pelukannya, wanita itu mengerutkan dahinya bingung. "Papa?" beo Zea.

Elgara mengangguk cepat. "Itu papa!" ucapnya seraya menunjuk Althan.

Zea mengikuti arah yang Elgara tunjuk, betapa terkejutnya ia ketika melihat seorang laki-laki yang tengah berdiri tak jauh dari hadapannya.

"Anak lo?" tanya cowok itu seraya
mendekat kearah Zea dan juga Elgara.

"Althan?" beo Zea terkejut.

Althan Nio Agrana. Berandalan, pembuat onar, dan incaran semua siswi-siswi di sekolahnya. Siapa yang tak kenal Althan?

Althan tersenyum miring, lalu menatap Zea dengan tatapan yang sulit diartikan. "Jadi ini alasan lo jarang masuk sekolah?" tanya Althan.

"Berapa duit satu malam?" lanjutnya lagi.

Zea terdiam beberapa saat, sebelum akhirnya mengerti jalan pikir Althan. "Jaga mulut lo, gue bukan jalang!" ucapnya dan langsung menggendong tubuh Elgara.

"El mau sama papa, mommy!" pekik bocah itu sambil terus memberontak minta di lepaskan.

Zea menggeleng kuat. "Dia bukan Papa, Elgara. Ayo pulang!" katanya dengan nada yang lebih tinggi.

Balita itu langsung terdiam, matanya kini menatap Althan penuh harapan. "El mau puyang sama papa." rengek bocah itu pelan.
( El mau pulang sama papa )

"Urus anak sendiri aja gak becus, sosoan punya anak!" sentak Althan.

"Bukan urusan lo!" balas Zea tak suka melihat Althan ikut campur dengan urusannya.

Melihat itu Elgara semakin menanggis membuat keduanya langsung berhenti bertengkar.

"Papa ayo puyang, El mau puyang!"

Althan menggeleng pelan. "El pulang duluan sama mommy, nanti papa nyusul oke?" ujarnya sembari melirik kearah Zea sekilas.

"Iya kan, sayang?" tanya Althan pada Zea.

Zea berdecak sebal, kemudian dengan malas ia mengangguk. "Iya, ayo kita pulang."

Seperti mengerti keadaan Elgara menurut saja, ia mengangguk lalu mengeratkan pelukannya pada Zea. "Ayo mommy, El mau puyang." ucapnya pelan dan langsung mendapati anggukan dari Zea.

"Hati-hati Ze, tunggu gue pulang ya!"

Zea memutarkan bola mata malasnya, dan segera melangkah pergi menjauh dari tempat itu.

"Althan sialan, dasar cowok gila!" teriak Zea yang tentu saja masih bisa di dengar Althan.

☆☆☆☆

"Althan!" teriak Zyan.

Arzyano Albaskara atau yang kerap di sapa Zyan. Cowok bermulut pedas, ketus dan berwajah datar.

"Tungguin napa woy!" kini giliran Dion.

Dion Dirgantara. Laki-laki pemilik rahang tegas, memiliki sifat dewasa dibanding yang lain tapi bodoh dalam hal percintaan.

Mereka sudah bersahabat sejak kecil hingga saat ini. Tak heran jika ketiganya selalu bersama-sama di sekolah maupun di luar sekolah.

"Mau kemana lo buru-buru gitu?" tanya Dion ketika menyadari Althan tengah terburu-buru.

"Ada urusan." jawab Althan singkat, setelah itu kembali melanjutkan langkahnya dengan cepat.

"Ikutin Yon!" Zyan berucap.

Dion mengangguk dan langsung mengikuti langkah Althan dari balakang. "Mau kemana sih tuh anak!" gerutuknya.

Althan berhenti membuat Zyan dan Dion juga berhenti. "Ngapain tuh anak masuk kelas 12 IPA 2?" tanya Zyan kebingungan.

"Mana gue tau, ikutin aja Zy!"

Keduanya masuk kedalam kelas itu, lalu berhenti saat Althan menghampiri seorang perempuan yang tak mereka kenal.

"Kerjain tugas gue, sekarang!" ucap Althan yang baru saja datang lalu melempar buku miliknya di atas meja Zea.

Zea menatap tajam sang pelaku, kemudian dengan berani ia melempar kembali buku itu. "Gue bukan babu lo!"

"Gak ada penolakan, kerjain sekarang!" perintah Althan tak mau di bantah.

"Gue gak mau!" kekeuh Zea.

Cowok itu tersenyum smirk mendengarnya. "Kerjain sekarang atau anak lo -" Althan menjeda ucapannya.

Sial, Althan pasti berpikir yang tidak-tidak tentang pertemuan mereka kemarin malam.

"Oke, gue mau!" balas Zea cepat.

Althan tersenyum puas. "Kerjain yang bener, sebelum jam istirahat harus udah selesai." ujarnya.

"Lo juga harus anter buku itu kekelas gue."

"Gue gak mau, banyak maunya lo!"

"Kalo gitu, gak cuman anak lo aja yang dalam bahaya. Tapi identitas asli lo juga bakalan gue bongkar." ancamnya.

Zea menghembuskan nafas kasar, kalau sudah seperti ini ia tak bisa membantah."Oke, gue mau. Sekarang pergi lo dari sini!" usirnya.

Althan tersenyum penuh kemenangan. "Gue ramal dalam waktu tiga bulan lo bakalan jadi milik gue, Zea." bisik Althan tepat di telingga Zea.

"Dan yang lo sebut cowok gila itu sebentar lagi bakalan jadi cowok lo sendiri." lanjutannya.

Setelah mengatakan itu Althan langsung pergi begitu saja. "Agrh, bener-bener tuh cowok!" teriak Zea frustasi.

☆☆☆☆

Zea membuka pintu kamar milik Elgara, pandangan pertama kali yang ia lihat adalah Elgara yang tengah tertidur lelap.

"El, mommy pulang."

Zea mendekati bocah itu, tangannya bergerak untuk mengusap dahi Elgara yang sedikit berkeringat.

Perlahan mata bulat milik balita itu membuka. "Mommy, papa mana?"

Zea menghembuskan nafas kasar, setelah bertemu dengan Althan kemarin malam Elgara jadi terus-terusan menanyakan cowok itu, padahal semua yang Althan ucapakan bohong dia hanya berusaha untuk menenangkan Elgara saja.

"Papa kerja, sebentar lagi pasti pulang." jawabnya bohong.

Mata bocah itu tampak berbinar mempercayai ucapan Zea lalu senyuman manis terbit di bibirnya. "Holee!"
( Horee )

Zea tersenyum pedih melihatnya, ia merasa gagal karna sampai saat ini belum bisa menemukan siapa Ayah kandung Elgara sebenarnya.




Tbc ..

Althan Nio Agrana

Arzea Cashelia

Elgara Aidenio









Bagaimana dengan part ini?

Spam next yang banyak untuk lanjut 👉

15k vote dan 1k komen langsung next chapter selanjutnya!

See you ! 💓

Continue Reading

You'll Also Like

2M 108K 53
"Lihat saudaramu yang lain! Mereka berprestasi! Tidak buat onar! Membanggakan orang tua!" Baginya yang terbiasa dibandingkan dengan saudara sendiri...
392K 31.8K 41
Rifki yang masuk pesantren, gara-gara kepergok lagi nonton film humu sama emak dia. Akhirnya Rifki pasrah di masukin ke pesantren, tapi kok malah?.. ...
609K 50.7K 33
Setelah kematian ibunya Rayanza yang tadinya remaja manja dan polos. Berubah menjadi sosok remaja mandiri yang mampu membiayayi setiap kebutuhan hidu...
761K 36.6K 56
Mendengar namanya saja sudah membuat Wilona bergidik ngeri, apalagi bertemu dengan sosoknya langsung. Mungkin Lona akan kabur begitu melihat bayangan...