5 TAHUN UNTUK GALUH

BUAHPIRAH

21.7K 11K 9.6K

HANYA KARENA JUDUL NYA SEPERTI ITU, BELUM TENTU ENDING NYA AKAN SEDIH JUGA!!! Kita Bertemu Lalu Dipisahkan Ke... Еще

🎀SATU : MAHASISWA BARU 🎀
🎀DUA : HARI PERTAMA OSPEK 🎀
🎀TIGA : KEHILANGAN HP 🎀
🎀EMPAT : DIPERTEMUKAN KEMBALI 🎀
🎀LIMA : BELAJAR MOTOR 🎀
🎀ENAM : HOODIE HITAM 🎀
🎀TUJUH : SUDAHI ATAU BERJUANG KEMBALI? 🎀
🎀DELAPAN : HARI KEDUA OSPEK🎀
🎀SEMBILAN : PERGI BERSAMA🎀
🎀SEPULUH : HARI TERAKHIR OSPEK🎀
🎀SEBELAS : PULANG BARENG🎀
🎀DUABELAS : JANJI YANG PERNAH DIBUAT🎀
🎀TIGABELAS : DIALAH PENYEBAB NYA 🎀
🎀EMPATBELAS : HADIAH UNTUK KANAYA🎀
🎀LIMABELAS : PERINGATAN UNTUK SATRIO🎀
🎀ENAMBELAS HUJAN - HUJANAN🎀
🎀TUJUHBELAS : APARTEMEN GALUH 🎀
🎀DELAPANBELAS : MENGINAP🎀
🎀SEMBILANBELAS : PINGSAN🎀
🎀DUAPULUH : PERMINTAAN PAPA🎀
🎀DUAPULUHSATU : LIMA TAHUN🎀
🎀DUAPULUHDUA : DUA LAWAN DUA 🎀
🎀DUAPULUHTIGA : IBU GALUH 🎀
🎀DUAPULUHEMPAT: BAYANGAN MASA LALU 🎀
🎀DUAPULUHLIMA : LELAH🎀
🎀DUAPULUHENAM : TANDA PERMINTAAN MAAF🎀
DUAPULUHDELAPAN: FLASHBACK | 🎀🎀🎀PERJUANGAN AWAL MENDAPAT DIA
🎀DUAPULUHSEMBILAN : FLASHBACK | PERJUANGAN AWAL UNTUK MENDAPATKAN DIA 🎀
🎀TIGAPULUH: FLASHBACK| PERJUANGAN AWAL UNTUK MENDAPATKAN DIA ||| 🎀

🎀DUAPULUHTUJUH: YAYA? 🎀

336 145 346
BUAHPIRAH

"Lo terlalu ingin dikejar, sampai lo lupa sebenarnya dia sudah lelah mengejar lo"

- Satrio Agistasoro Devana -

Selesai kelas, Kanaya keluar bersama Cynthia. Baru saja keluar, mereka berdua menoleh kearah seseorang yang sedang berdiri di depan kelasnya.

"Lo janjian pulang bareng sama dia?" tanya Cynthia menoleh ke Kanaya.

"Gak," jawab Kanaya singkat. Kanaya memutar bola matanya dengan malas melihat Satrio ada disini kemudian berjalan melenggang turun tangga.

"Kanaya," panggil Satrio mengejar Kanaya.

"Gue gak mau pulang bareng lo!"

"Bang Sat, lo mau bawa gue kemana?!" Kanaya memekik lantaran Satrio tiba – tiba menggenggam tangannya kemudian menariknya turun ke bawah. Entah mau dibawa kemana dirinya oleh lelaki ini.

"Sat, lo mau bawa gue kemana?"

"Pulang bareng sama gue," jawabnya.

"Gue gak mau pulang sama lo, gue mau pake taxi online aja." Kanaya berusaha melepaskan cekalan tangan Satrio di tangannya.

"Bang Sat, lepasin!".

"Sat! Bang Sat!

Satrio membawa Kanaya ke area parkir tapi sayangnya tiba - tiba seseorang menarik bahu Kanaya dengan keras membuat genggaman mereka terlepas.

"Lo tuli atau gimana, hah? Lo gak dengar dia bilang lepasin!" ucap nya marah yang jelas sekali tergambarkan dari raut wajah nya. Rahang nya mengeras serta dada nya menggebu – gebu, tidak terima melihat dia membawa Kanaya seperti itu secara paksa.

"Galuh." Kaget Kanaya melihat Galuh ada disini. Galuh menarik paksa bahu Kanaya membawa nya ke belakang badannya.

"Hari ini lo gak bisa pulang bareng sama dia, karena hari ini gue yang pulang bareng sama dia," ucap Galuh tegas membuat Kanaya melebarkan matanya.

Satrio yang mendengarnya tersenyum kecut, "Ckckckck, emang nya lo yakin kalau dia mau pulang bareng sama lo?".

"Gak!" Kanaya mendorong keras badan Galuh membuat Galuh hampir saja tersungkur. "Gue gak mau pulang sama lo!," jawab Kanaya tegas.

"Lo dengar sendiri kan jawabannya?" tanya Satrio menaikkan sebelah alis mata nya.

"Lo harus pulang sama gue, Nay!" Marah Galuh.

"Gak mau! Emangnya lo punya hak apa sama gue sampe harus maksain gue pulang bareng? Lo pacar gue? Suami gue? Gak, kan! Jadi ngapain lo maksa gue pulang bareng!"

"Naya!" bentak Galuh.

"Gak! Gue tetap gak mau!" keukeuh Kanaya pada pendiriannya kemudian pergi berjalan ke arah Satrio.

"Dia bawa motor, Nay! Bukan bawa mobil!" Seketika Kanaya bergeming di tempat.

"M- motor?" gumam Kanaya pelan. Kanaya memiringkan posisi badannya melihat wajah Satrio mencari jawaban di mata lelaki tersebut apakah benar dia bawa motor atau tidak.

"Iya, dia bawa motor. Gue tanya sama lo, Sat, lo bawa motor atau mobil?"

Satrio sedikit menoleh ke Kanaya melihat wajah perempuan di belakang nya sekarang terlihat pucat.

"JAWAB GUE SATRIO!"

"Iya, gue bawa motor," jawab Satrio dengan mata menghadap ke wajah Kanaya. Kanaya sontak menjauh dari tubuh Satrio. Mata nya menunduk ke bawa sembari menggeleng – gelengkan kepala nya pelan.

"Gue gak bisa pulang sama lo," tutur Kanaya terputus – putus.

"Kenapa?" tanya Satrio yang kini kebingungan.

"Gue takut," jawab Kanaya lemah.

"Takut apa?"

"DIA PUNYA TRAUMA ASAL LO TAHU! HARUSNYA SEBELUM LO AJAKKIN DIA PULANG, LO TANYAIN DULU KE DIA, DIA BISA GAK PAKE KENDARAAN YANG LO BAWA!" potong Galuh emosi.

"Trauma?" Kaget Satrio.

Benar, Apa yang diucapkan Galuh adalah sebuah fakta. Sebuah fakta dimana kalau dia memiliki trauma terhadap kendaraan roda dua tersebut.

Dia tidak bisa
Dia tidak bisa pulang bersama lelaki yang bernama Satrio ini. Dia belum mengenalnya jauh.
Kali ini dia lah yang salah, dialah yang tidak menanyakan kendaraan apa yang digunakan oleh Satrio untuk mengantarnya pulang
Dia takut motor, dia takut kendaraan roda dua tersebut
Bersama Galuh dibonceng motor bersama saja hampir membuat jantung nya berhenti apalagi bersama dia, dengan garis cerita yang mereka baru mengenal satu sama lain bisa aja membuat jantung nya beneran berhenti.

Satrio yang mengetahui fakta kalau Kanaya memiliki trauma bergeming sejenak.

"Yaya, gue mohon, pulang sama gue." Suara lemah keluar dari mulut laki – laki yang bernama Yudhistira Galuh Mahendra ini. Dia meminta agar Kanaya pulang bersama nya hari ini.

Kanaya yang mendengar kata "Yaya" membuka mata nya lebar. Dengan kepala yang masih menunduk kebawah, bola mata Kanaya mengembang besar. Dia tidak salah mendengar lagi, kan?

Yaya?

Yaya?

Lelaki itu memanggil nya dengan sebutan Yaya?

Dengan memberanikan diri, Kanaya mengangkat kepala nya perlahan – perlahan melihat lelaki yang memanggil nya dengan sebutan Yaya itu berdiri disana.

"Yaya?" gumam Kanaya mengulang panggilan nama tersebut dengan bibir yang bergetar.

- FLASHBACK ON –

Tap Tap Tap

Seorang perempuan dengan sebelah tangan nya memegang minuman yakult berjalan mendekati anak laki - laki yang tengah berdiri diatas rooftoof. Anak laki - laki tersebut sedang berdiri sambil menyenderkan tubuhnya ke dinding sambil melihat pemandangan di depan nya yakni gedung - gedung pencakar langit.

"Lo bisa gak sih satu hari aja gak usah ngikuti gue atau muncul di hadapan gue," ucapnya tanpa menoleh ke gadis tersebut yang sedang berjalan ke arahnya. Ia tahu siapa gadis itu karena dialah satu - satunya orang yang tahu keberadaanya kalau dirinya sedang tidak ada di sekitaran sekolah.

Gadis tersebut sudah berdiri di samping anak laki - laki tersebut sembari menegukkan minumannya. "Gak bisa. Kakak itu ibaratnya vitamin yang harus di minum tiap hari. Kalau vitamin itu gak di minum tiap hari tubuhnya akan lemas. Jadi sama seperti Kakak, kalau Naya gak lihat Kakak tiap hari tubuh Naya akan lemas.

"Lo gak capek apa ngejar gue terus, gangguin hidup gue terus. Gue aja yang ngerasain lo selalu usik kehidupan gue aja capek," ucapnya lagi.

Mereka adalah Kanaya dan Galuh. Saat itu keduanya masih duduk di bangku SMA

"Sejauh ini sih Naya belum capek buat ngejar Kakak. Tapi gak tahu kedepannya gimana." Kanaya mengangkat kedua bahu nya enteng.

"Terus mau sampai kapan lo gangguin hidup gue?" Kini Galuh menoleh kearah Kanaya dan menatap nya dengan ekspresi datar.

"Sampai Kakak udah sayang dan suka sama Naya," jawab Kanaya yang awalnya tidak berekspresi tapi kemudian melengkungkan bibirnya.

Galuh kembali mengalihkan pandangannya ke depan kemudian menarik sudut bibir nya kecut. "Gue gak bisa sayang sama lo, terlalu beresiko kalau gue sampai sayang sama lo."

"Bisa, lo pasti bisa sayang sama gue," jawab Kanaya penuh yakin sembari mengangguk – anggukan kepalanya.

"Tanda lo tahu kalau gue udah sayang sama lo apa? Berlutut di hadapan lo terus nyatain perasaan gue kalau gue udah sayang sama lo, kayak gitu?".

Kanaya menggeleng. "Terus?" tanyanya lagi.

"Cukup panggil nama Naya dengan sebutan Yaya aja."

"Yaya?" Dahinya mengkerut.

"Iya, Yaya itu panggilan spesial buat gue. Nama itu pemberian dari orang tua. Kata mereka, panggilan itu menandakan kalau mereka sayang banget sama gue. Dan kalau mereka panggil gue Yaya juga, gue merasa sayangnya mereka beneran sampe ke diri gue sendiri. Ada rasa ketulusan dari lubuk hati gue."

"Kalau gue gak mau panggil lo sebutan Yaya walaupun gue udah sayang sama lo gimana?" tanya Galuh.

"Emangnya lo mau manggil gue apa?" tanya balik Kanaya.

"Yanto, misalnya gue panggil nama lo Yanto bisa, kan?"

"Awwww ...." Galuh menjerit lantaran tiba – tiba Kanaya menginjak kan sepatu nya ke kaki nya.

"Yanto itu nama laki - laki sedangkan Yaya itu perempuan." Protesnya.

"Yaudah Yanti."

DUGH

"Gak boleh! Harus Yaya. Y.A.Y.A. Yaya." Kanaya menjawab nya sambil mengeja.

"Yanti!"

"Yaya!".

"Yanti!"

"Yaya!"

- FLASHBACK OFF –

"Ya, gue mohon pulang sama gue." Ulang Galuh memohon.

"Lo mudah sekali mempermainkan gue, Kak, lo mudah sekali bikin gue semakin pusing sama semua sikap lo. Kalau diri lo masih ngelakuin sesuka apa yang lo mau mending jangan pernah panggil gue dengan panggilan kayak tadi. Telinga gue gak sudi dengerin dari mulut lo itu!" sarkas Kanaya menjawab panggilan Galuh barusan, kemudian dia pergi meninggalkan dua lelaki tersebut.

"Naya!" teriak Satrio melihat Kanaya pergi.

"Diam! Lo jangan sama sekali ngelangkah ngejar dia, biar gue aja yang ngejar dia." Cegat Galuh pada Satrio.

"Lo harusnya yang diam! Lo lebih banyak ngelakuin kesalahan sama dia ketimbang gue yang baru sekali!" balas Satrio. Satrio kemudian mengejar Kanaya yang sudah pergi jauh.

"Nay, Nay, Nay," panggil Satrio berulang kali.

"Berhenti paksain gue pulang bareng sama lo! Gue gak mau pulang sama lo!" teriak Kanaya kencang.

"Lo bisa pulang sama gue," kata Satrio.

"Gak, Sat, gue gak bisa. Gue takut."

Satrio lalu mengambil sesuatu dari dalam tas nya, mengeluarkan sebuah kain scraf berukur kecil berwarna hitam kemudian melipatnya sampai lebih kecil lagi barulah setelah itu ia pakaikan ke wajah Kanaya untuk menutupi mata Kanaya.

"L-lo mau ngapain bang Sat!" Elak Kanaya melihat Satrio menutupi mata nya menggunakan kainnya. "Mata gue baru sembuh jadi jangan diapa – apain," lanjutnya.

"Kita tetap pulang bareng, Nay. Sekarang gue tutup dulu mata lo biar lo gak takut. Sementara ini lo gak bisa lihat dulu semua kendaraan yang ada di jalan. Gue juga gak akan bawa motor ngebut – ngebut. Gue bakalan ngendarai dibawah kecepatan 60km/jam."

"Gue tetap gak mau Satrio, gue mau pake taxi online." Keukeh Kanaya.

"Iya, lo pake taxi online tapi bukan untuk hari ini, hari – hari selanjutnya lo boleh pake taxi online kalau untuk hari ini lo harus pulang sama gue."

"Sat..." lirih Kanaya. Tubuhnya mulai bergetar karena ketakutan. Dia sangat takut kalau di jalan nanti ada apa – apa yang terjadi kepada nya.

"Gue berani taruhan nyawa gue, kalau lo kenapa – kenapa, gue siap ditebas sama keluarga lo."

"Lo gila," gumam Kanaya pelan disela ketakutannya.

"Pulang sama gue yah untuk hari ini." Tunduk Satrio mensejajarkan tubuhnya dengan Kanaya.

"Gue takut," jawab Kanaya.

"Gak, lo aman. Lo pasti aman dibonceng sama gue," ucap Satrio meyakinkan Kanaya. Satrio kemudian menarik tangan Kanaya untuk dibawa ke parkiran motornya.

Sama seperti waktu dia di bonceng oleh Galuh, Kanaya sekarang mengalami ketakutan luar biasa. Walaupun, Satrio mengendarai nya pelan dan hati – hati tidak membuat tangan dan tubuh nya tidak bergetar hebat. Malahan sekarang tangan dan tubuh nya bergetar hebat di atas motor. Satrio yang merasakan tangan Kanaya bergetar, menurunkan sebelah tangan kiri nya lalu memegang tangan Kanaya menenangkannya alau Kanaya pasti aman – aman saja dibawa nya.

Karena mata Kanaya ditutup jadi dia tidak tahu Satrio membawanya kemana. Semoga Satrio membawa sesuai jalan yang tadi dia bilang sebelum mereka keluar parkiran kampus.

"Kita udah sampai, cantik." Alih – alih membawa nya pulang kerumah, Kanaya tidak merasakan kalau ini kawasan rumah nya. Dia tidak mendengar ada suara satpam yang memberhentikkannya tiap ada motor asing masing ke kawasan komplek rumah nya.

"Sat, ini bukan di komplek rumah gue, kan?" tanya Kanaya.

"Bukan," jawab Satrio membuat Kanaya tersentak.

"Lo bawa gue kemana?"

"Penciuman lo bisa nyium aroma apa aja gak yang ada di sekitaran lo?" Satrio malah bertanya balik kepadanya. Kanaya lalu mengendus – ngenduskan hidung nya mencium aroma apa yang ada disekitarannya. Tercium berbagai aroma menjadi satu. Tapi ada satu yang menjadi aroma khas nya yaitu bau telur. Tercium seperti ada seseorang yang tengah memasak telur di sekitaran mereka.

"Telur," jawab Kanaya.

"Betul, dia ada di sebelah kita banget," ucap Satrio.

"Lo mau ngapain bawa gue ketempat penggorengan telur?" Hardik nya.

"Siapa yang bilang gue mau bawa ke lo sana," kekeh nya. "Sekarang lo buka helm dulu baru buka penutup mata lo itu," perintahnya.

Kanaya menurutinya dan mata nya melihat di depan motor yang sekarang mereka parkir ada tempat jualan jus buah.

"Lo bawa ke tempat jus?" tanya Kanaya lagi.

"Iya, gue bawa lo kesini," jawab Satrio.

"Mau ngapain?"

"Laundry baju, yah mau beli jus lah," kecut nya menjawab.

Kanaya kemudian turun dari motor disusulin oleh Satrio. Satrio menarik Kanaya untuk masuk kedalam tempat jus tersebut.

"Keluarin wortelnya. Jangan bilang lo gak bawa pulang wortelnya."

"Mau ngapa—

"Jangan nanya mau ngapain, mau ngapain, pokoknya keluarin aja," titah Satrio.

Kanaya mengambil wortel pemberian Satrio dari dalam tas nya kemudian memberikannya. Dahi nya mengkerut saat Satrio meminta kembali wortel tersebut.

"Mau lo apain wortelnya?" tanya Kanaya bingung namun tidak dijawab oleh Satrio. Satrio justru menarik tangan Kanaya untuk masuk ke dalam toko minuman jus tersebut.

"Mas, jus mangga nya satu, jus wortelnya satu. Tapi wortelnya dari saya, boleh gak?" Satrio mengangkat wortel tersebut kemudian memberikannya.

"Boleh," jawab nya dengan senang hati membuat Satrio tersenyum.

"Makasih," ucap Satrio kemudian mengajak Kanaya untuk duduk.

"Lo kenapa lihatin gue kayak gitu?" tanya Satrio heran.

Kanaya menggeleng pelan. "Kalau seandainya kemarin lo gak siramin mata gue pake sambel tapi lo patahin tulang gue, hari ini lo bakalan ngelakuin apa?" Kanaya memberikan pertanyaan kepada Satrio. Dia ingin mendengar jawaban seperti apa yang ia dapatkan dari mulut lelaki tersebu.

"Kalau seandainya kemarin gue patahin tulang lo maka malam nya gue langsung bawa dukun patah tulang ke lo," jawab Satrio. Jawaban Satrio sama persis sama gurauan Cynthia tadi dia baru tiba di dalam kelas.

"Lo mau tahu gak alasan kenapa gue bawa lo kesini karena apa?" Kini giliran lelaki itu bertanya.

"Kenapa?" tanya Kanaya.

"Karena gue tahu kalau lo bawa tuh wortel ke rumah, pasti gak akan diolah sama lo. Lo bakalan biarin wortel nya membusuk didalam kulkas," jawab Satrio.

Alasan Satrio sangat logis sekali karena kenyataan nya benar, kalau dia bawa wortel tersebut ke rumah nya pasti tidak akan diolah oleh nya. Pasti akan dia biarin beberapa hari kedepan sampai membusuk di dalam kulkas.

"Lo suka sama Galuh sejak kapan?" tanya Satrio tiba – tiba.

"Dari satu SMA." Jawaban Kanaya berhasil membuat Satrio melongo.

"Dari satu SMA lo udah suka sama Galuh?"

Kanaya mengangguk pelan.

"Setia banget lo jadi perempuan," Salut Satrio diselingi tertawa renyah.

"Bukan setia, tapi gue rasa gue yang bego."

🎉 TO BE CONTINUE 🎉

❤️ JANGAN LUPA VOTE NYA YA BESTIE ❤️

🖤 KALAU SUKA DENGAN ALUR CERITANYA BOLEH DIMASUKKIN KEDALAM PERPUPUS KOK 🖤

SEE YOU NEXT CHAPTER, BYE BYE
_________________________________

- OVERTHINGKING KANAYA -

Продолжить чтение

Вам также понравится

CINTA DALAM DO'A Mochi_isthebestt

Подростковая литература

6.4M 366K 65
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Nanzia Anatasya harus menerima kenyataan bahwa dirinya sudah dinikahi diam-diam oleh seorang Gus di pesantren tem...
My Husband| mpreg [Bxb] Bocilll

Подростковая литература

1.2M 86.8K 54
BOOK 1 > Remake. 𝘐𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘭𝘢𝘱𝘢𝘬⚠️ ⚠️𝘥𝘪𝘴𝘢𝘳𝘢𝘯𝘪𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘰𝘮𝘰𝘱𝘩𝘰𝘣𝘪𝘤 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘤𝘢 𝘤𝘦𝘳𝘪𝘵...
BUNGSU DAN LUKANYA Anggia Murni

Подростковая литература

553K 15.7K 49
Kata orang jadi anak bungsu itu enak, jadi anak bungsu itu menyenangkan. Anak bungsu di manjain, di prioritas kan, dia sayang, bahkan di ratukan oleh...
HE'S DEVIL Sista👑

Подростковая литература

185K 4.1K 17
Kesepakatan gila yang diberikan Gavriel lalu disetujui penuh oleh Baek Dahyun, secara singkat membuat hidup Dahyun berubah drastis. Keduanya menjalin...