Part ini aku dedikasikan untuk jangnbawaperasaan biar senang 😂😂😂
Btw, aku mau ngumumin nih ingat part 1 di mana Lily balapan? Yang kumaksud mobil merahnya Lily itu mobil Tesla autopilot! Makasih Nurjaman947 yang udah koreksi ❤️
Happy Reading ❤️
*
*
*
Paseo Aventa | Ciudad Victoria, Tamaulipas, Mexico
11.14 AM.
Pengunjung mall terlihat sibuk masing-masing, memainkan ponsel, membeli benda yang diinginkan, dan sekedar mengisi perut. Seperti Letizia, wanita itu mencoba makanan baru yang belum pernah ia coba sebelumnya. Ya, makanan khas Mexico. Pikiran Letizia memutar memori semalam, di mana dirinya hampir diperkosa, dan untuk pertama kalinya ia melenyapkan nyawa seseorang dengan tangannya sendiri. Ya, Letizia pernah membunuh, tapi hanya ucapan perintah, bukan tubuhnya.
Letizia mengunyah pelan makanannya. Entah mengapa ia merasa agak puas setelah melakukan itu pada pria kurang ajar yang tidak tahu diri. Tentu saja, perempuan mana yang tidak lega setelah menghabisi pria kurang ajar yang memaksakan wanita untuk menerima nafsu bejat tak dikenal pula.
Letizia tidak tahu sampai kapan ia bebas dari polisi. Tentu pembunuhan adalah hal salah di mata hukum. Namun, ia juga tahu angka pembunuhan di Ciudad Victoria sangatlah tinggi, sehingga ia bisa lega sedikit. Polisi pasti tidak begitu memikirkannya atau menyelidiki, seolah berpikir bahwa pembunuhan ini sama saja seperti sebelum-sebelumnya, di mana para mafia dan polisi baku tembak. Ya... kecuali pria itu orang penting.
Letizia menenggak jusnya. Memikirkan hal itu membuatnya haus saja. Setelah menenggak seluruh isi gelas, ia melap mulut, lalu memeriksa dompetnya yang ternyata hanya beberapa lembar. Sial, ia kehabisan uang cash. Ia mencari-cari pecahan mata uang Peso Meksiko lainnya di sana, yang setidaknya menyempil, tapi tidak ada. Letizia berdecak bingung, bagaimana ia bisa membayarnya? Mana sudah di makan pula! Letizia menoleh pada beberapa orang yang menggesek kartu mereka untuk melakukan pembayaran. Ah, ia bahkan lupa jika mempunyai tiga black card pemberian Gabrielle!
Letizia mengedarkan pandangan, menatap seorang pelayan, lalu mengangkat tangannya rendah, sebagai isyarat ia telah selesai makan dan ingin membayar. Setelah memberi instruksi pada sang waitres, Letizia menggesek kartu itu, men-dial pinnya.
Tidak ingin berlama-lama di sana, Letizia segera pergi. Ah, ia tidak tahu harus pergi ke mana. Ia lelah sekali berjalan kaki dan menaiki angkutan umum, apa ia harus beli mobil? Tentu saja! Letizia punya banyak uang, jadi mengapa harus jalan kaki! Ia pun pergi cukup jauh dari sana menuju toko otomotif.
Renault | Ciudad Victroia, Tamaulipas, Mexico
11.51 AM.
Letizia memerhatikan banyaknya pria membicarakan mobil, namun tidak satu pun memerhatikan kehadirannya, seolah-olah mobil adalah benda terindah yang pernah ada di mata kaum lelaki. Letizia mengedarkan pandangan, pergi ke resepsionis.
"Selamat datang, Nona. Ada yang bisa saya bantu?"
Letizia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia harus bilang apa? Ia tidak tahu apa-apa soal mobil. Ia hanya tau menyuruh-nyuruh Mafioso yang selalu mengantarnya. "Aku mencari sebuah mobil," jawabnya ragu akan apa yang ia katakan sendiri.
Resepsionis itu tertawa garing, mendengar jawaban Letizia yang ia pikir wanita itu tengah melawak. "Mobil jenis apa yang sedang Nona cari?"
"Self driving, kalau tidak salah namanya Renault Symbioz," jawabnya mencoba mengingat-ingat majalah yang pernah ia baca. Seingatnya mobil merk Renault memang mengeluarkan varian self driving. Wanita itu terlihat bingung pada Letizia, membuatnya melanjutkan, "Aku tidak bisa mengendarai mobil."
Wanita itu mengernyitkan dahi dan lagi-lagi tertawa garing. "Maaf Nona, mobil itu belum rilis."
Letizia mendengus, lalu pergi dengan perasaan kesal. Mengapa hidup tanpa Gabrielle susah sekali? Jika saja ia masih tinggal dengan Gabrielle, ia tidak akan seperti ini. Apa Gabrielle tidak memiliki niat untuk membawa Letizia kembali? Ah, ini semua karena Lucrezia! Wanita itu menjebak Letizia sehingga pergi dari sana, jika saja ia tidak tahu bahwa wanita sialan itu yang menjebaknya, Letizia tidak mungkin memiliki keinginan kembali, tapi melihat kebahagiaan dan keangkuhan Lucrezia merebut Gabrielle-nya, membuat Letizia tidak ikhlas!
Letizia menendang batu yang ada di depannya sebagai bentuk rasa pelampiasan kesal.
"Nona?"
Letizia mendongak, mendengar nama yang familier untuknya. "Maria!" Letizia membelalakkan mata, begitu pula wanita itu, sebelum berpelukan untuk melepas rindu. Bagaimana bisa Maria masih hidup? Bukankah orang-orang bilang, wanita itu telah dihukum mati Gabrielle? Apa Maria hanya dibuang seperti dirinya? Apa Gabrielle memang sebegitu menyayangi Letizia sehingga tidak membunuh pelayan pribadi yang layaknya seorang sahabat untuknya?
Saking hanyutnya akan reuni mereka, Letizia tidak menyadari pria yang sejak tadi bersama Maria. Ia melirik Maria minta diperkenalkan. "Perkenalkan dia nona, Damian, pacarku. Dan Damian, inilah Nona Gabriels yang kuceritakan."
Letizia mengernyitkan dahi. "Apa yang kau ceritakan padanya?" tanyanya heran. Namun hanya dibalas gelengan juga senyum oleh Maria. "Ah, aku sangat merindukanmu! Orang-orang bilang kau sudah tiada."
Maria menggeleng. "Tuan L memberikanku kesempatan terakhir. Maafkan aku karena tidak menghubungimu, Nona. Tuan L tidak ingin kau tahu," jujurnya yang menbuat Letizia bingung. Namun, Maria menggeleng singkat, ia lebih penasaran apa yang dilakukan nonanya itu? Terlebih sendirian! Di mana mafioso-mafioso yang menjaganya? "Nona, apa yang kau lakukan di sini? Sendirian pula, dunia luar sangat berbahaya."
Letizia tertawa seiring memutar mata. "Aku bisa memakai pistol, Maria. No one can hurt me."
Maria mengangguk setuju. "Aku pun dapat memakai pistol sekarang," sombongnya mengodekan Damian yang mengangguk mengiyakan.
"Oh benarkah?" tanya Letizia. "Ah, Daddy mengusirku," ucapnya membuat Maria melotot. "Aku tahu ini gila, tapi aku emosi saat itu sehingga menjebaknya untuk... ditambah aku difitnah ular itu."
Maria mengeurtkan dahi prihatin, lalu berusaha mengalihkan topik karena nonanya terlihat akan menangis sebentar lagi. "Nona, ayo ke tempat kami. Aku akan memasak—"
"Aku baru saja makan tadi," potong Letizia ragu. "Aku hanya akan mampir, tapi ada syaratnya."
Maria menatap heran sang nona. "Apa?"
"Ajari aku mengemudi."
Maria tertawa, lalu mengangguk mengiyakan. Namun, Letizia langsung menarik wanita itu, mengabaikan Damian yang kurangajarnya terus menatapi Letizia. Maria tercengang, karena nonanya itu langsung pergi ke toko otomotif tanpa basa-basi. Bahkan dalam hitungan menit, Letizia seenaknya menggesek black card di dompetnya dan mengambil mobil itu hingga membuat siapa saja kaget. Seolah-olah uang segitu besar bukanlah apa-apa untuknya.
Letizia duduk di belakang, sementara Maria dan Damian di depan. Mereka bercerita panjang lebar tentang kehidupan macam apa yang mereka jalani sejak berpisah satu sama lain. Damian tidak mengerti topik diam saja, memerhatikan Letizia dari spion, membuat wanita itu risih.
Setelah sampai di tempat Maria, wanita itu memasak makan siang, sementara Letizia dan Damian duduk di depan TV. Letizia yang merasa tidak nyaman ditatapi terus beranjak ke dapur untuk membantu Maria, namun pria itu dengan lancangnya menahan tangannya.
"Hei, duduklah di sini, ada yang ingin kutanyakan," ucapnya.
Letizia mencoba melepas tangan Damian. "Di dapur saja."
"Aku bisa membantumu agar mahir memuaskan pria. Bukankah kau ingin membuat Gabrielle-mu senang?"
Plak!
Letizia yang tidak dapat menahan diri lagi menampar pria itu. "Pria berengsek sepertimu tidak pantas untuk Maria," ucapnya final, lalu melenggang pergi.
Letizia langsung menarik Maria yang sedang memasak untuk pergi dari sana.
"Ada apa, Nona?"
"Bajingan itu tidak pantas bersamamu. Dia tidak tulus mencintaimu," jawab Letizia masih melangkahkan kakinya kesal. Namun, langkah Maria berhenti, membuat ia berbalik menatap wanita itu.
"Aku tidak mencintainya, Nona," sanggahnya. "Aku hanya memerlukannya untuk bertahan hidup di kota ini."
Letizia tersenyum. "Kalau begitu ikut denganku dan kita akan kembali ke tempat Gabrielle."
Maria mengernyitkan dahi. "Bagaimana caranya?"
Letizia menggeleng. "Aku masih memikirkanya. Aku akan menyingkirkan ular sialan itu."
"Apa maksudmu Nona Lucrezia, Nona?"
Letizia memutar mata. "Siapa lagi?"
***
Xuan Mingzhu's House | Guangzhou, Tiongkok
10.31 PM.
Xuan menghabiskan waktunya untuk terus berdoa, mendoakan ayahnya yang telah meninggal karena Gabrielle menggagalkan transaksi kelompoknya pada saat itu ada urusan di Amerika Serikat, menyebabkan ayahnya tertangkap, namun diadili di negaranya sendiri, yaitu hukuman mati.
Xuan ingat dengan jelas, di mana dirinya begitu tergila-gila pada Gabrielle dan meminta ayahnya menjodohkan mereka. Namun, ayahnya menolak keras lantaran mereka bukanlah sekutu, dan kelompoknya bermusuhan dengan kelompok sepupu Gabrielle, The Greatest. Ya, Xuan-lah ketua kelompok Triad Big Circle Gang dengan nama Mandarin-nya, 大圈仔.
Setelah kejadian itu, Xuan yang begitu tergila-gila pada Gabrielle berbanding 180° membenci sosok bagaikan iblis itu. Ayah Xuan memang pernah sempat berselisih dengan Gabrielle soal ucapan, namun balasannya malah sebegitu besar.
Tiga tahun Xuan habisi untuk mencari celah, membalaskan dendam pada pria itu. Karena Gabrielle tidak pernah menganggap sesuatu penting kecuali kelompoknya, Xuan hampir menyerah, siapa yang bisa menghancurkan mafioso La Righello? Kelompok kriminal yang sangat tua dari La Cosa Nostra berevolusi menjadi La Righello. Namun, Xuan menemukan ide cemerlang agar Gabrielle merasakan apa yang ia rasakan, kehilangan. Ia merencanakan mencari seorang wanita yang masih hidup nan pernah dipakai pria itu, lalu membunuh bayi tak berdosa tersebut.
Akan tetapi, Xuan mendapati ide cemerlang di tengah jalan. Ia mendengar bahwa Mawar La Righello pernah dipakai oleh sang Godfather, yang di mana hal itu adalah aib di dunia hitam. Lagi, ia mengendus bahwa Black Rose of La Righello itu memiliki hubungan spesial dengan Gabrielle. Tekad Xuan adalah membuat Gabrielle menderita. Ia akan memburu Letizia dan membunuhnya sehingga sebutan Capo di Tutti Capi untuk Gabrielle tidaklah pantas untuk pria itu. Karena apa? Melindungi Mawarnya saja ia tidak bisa.
"Nona!" panggil pria berbaju abu-abu itu tergesa-gesa. "Kami telah menemukan lokasi Black Rose of La Righello!"
"Cepat bawa dia ke hadapanku!"
#To be Continue...
131221 -Stylly Rybell-
Instagram Maulida_cy