MINE [TAMAT]

By Sitinuratika07

29.7M 1.1M 62.5K

Sudah dibukukan❤️👅 tapi part masih lengkap karena isi di wattpad dan di buku sangat berbeda 🤭 ini cerita pe... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15 - Sean's POV
Part 16
Part 17
Part 18
Part 20 END \m/
After Wedding :)
SEQUEL- HAPPY ANNIVERSARY ( Repost )
SEQUEL ( Kelvin D. Franklin )
SEQUEL ( Deira D. Franklin )
SEQUEL ( Melvin D. Franklin )
SEQUEL: Special Melvin, kasih sayang Papa❤
SEQUEL: Sean jadi STALKER!?! (1)
SEQUEL: Sean jadi STALKER!?! (END)
SEQUEL: Abal-abal
SEQUEL - The Couple Goals
Sequel: Aku Padamu, Sean!
Sequel Lanjutan: Aku padamu, Sean!
Sequel lanjutan: Aku padamu, Sean! (versi dua)
Sequel Lanjutan - Aku padamu, Sean! (versi ketiga)
Pengumuman pemenang give away!
Juara 1 - Mine by Octya Celline
Juara 2 - Peleburan Hati by Oksytawulandari
Juara 3 - Oh my God by Syarah
Juara 4 - Jeaolus by Adinda Farah Anisya
Juara 5 - Lingerie by Raudhatul Janah
Juara 6 - Day Dream by Raisa Pujia
Juara 8 - The Grand final Konspirasi by Cassandra June
Juara 9 - Heaven of Culinary by FilipiPhoebe
Juara 10 - Happy Birthday my Lovely Husband by Widya Safira W.
MINE READY STOK ❤️

Part 19 - Chit Chat

180K 7.5K 451
By Sitinuratika07

WAJIB VOTE & COMMENTS guys.

MALEM~~~~ Aku paksakan update hari ini, sorry ya kalo part ini abal-abal soalnya pikiran lagi mentok :( ( rencananya) part 20 complete nih cerita, doakan ya selesai soalnya gak ada konflik lg haha :) eh mulmed diatas itu Sean loh, agak gendutan ya, sehat sih nyium tika terus wkwkw xD

******

"Ehem ehem."

Aku tersentak dan langsung melepas tautan bibir kami.

PAPAAAAAA !!!!

Aduhhh mau taruh dimana wajahku saat ini?! Ketahuan Papa saat aku dan Sean sedang..... Arggh lupakan! Wajahku pasti semerah tomat sekarang. Aku maluuu... Lantas aku hanya menundukkan kepalaku di depan dada Sean. Ini lagi, kenapa tangan Sean belum juga lepas dari pinggangku!? Wajahnya juga so flat! Menyebalkan!!

"Oh! Papa ganggu ya? Silahkan diteruskan.."

"Papaaa!!"

Aku mendengar ketawa khas Papa sedang bergema diruang keluarga. Lama kelamaan tawa itu hilang, mungkin Papa sekarang berada di kamarnya.

"Ouh!" Sean meringis kesakitan saat perutnya ku sikut dengan lenganku.

"Rasakan, dasar mesum huh!" ucapku kesal lalu meninggalkan dia sendirian di dapur.

Aku berjalan cepat alias berlari kecil menuju kamarku yang berada dilantai 2. Saat aku ingin beranjak menaiki tangga, Papa dan Mama sedang menonton TV diruang keluarga. Mereka berdua memandangku dengan tatapan jahil dan seringaian aneh diwajah mereka. Dasar pasangan aneh!

Aku masuk ke kamarku dan menutup pintu berwarna coklat ini dengan keras. Arghhh aku kesal, kenapa Papa tidak memarahi Sean coba!? Apalagi respon Papa dan Mama seperti sangat setuju kalau aku bersama Sean!?

"Hahahahahaha---"

Aku mendengar suara tertawa dibawah. Ini pasti suara Papa deh. Besar banget suaranya bisa sampe ke kamarku di atas ini. Karena penasaran, aku mengendap-endap keluar kamar lalu melihat ke bawah. Ternyata benar, Sean dan orang tuaku sedang bersenda gurau. Mereka bertiga seperti keluarga bahagia saja.

Aku menopang daguku di pinggiran tangga. Aku mau menguping, mereka sedang membicarakan apa sih!?

"Nanti malam jadi kan, Sean?" tanya Mamaku. Malam nanti? Ada apa?

"Iya jadi Ma, paling sekitar jam 7an aku kesini." balas Sean. Aku tak tahan melihat adegan ke-akrab-an mereka lantas aku kembali ke dalam kamarku.

~~~~~^^~~~~~

"Tika, Nak. Bangun sayang.. Aduh Maaf ya Sean, dia kalau tidur nyenyak memang begini.."

"Biar aku saja, Ma yang bangunkan."

"Ya sudah. Kalau sudah bangun, suruh dia mandi ya."

"Oke ma."

Kenapa aku mendengar suara Mama dan Sean, padahal aku sedang bermimpi menikah dengan Lee Donghae di Pulau Jeju? Ahh~~ He's so romantic!

Anehnya, mimpi itu hilang dan sekarang malah aku merasakan ada sesuatu benda lembut, panas dan kenyal sedang bergerilya diseluruh wajahku. Aku membuka berat mataku yang terasa seperti ditempeli lem. Siapa yang berani menganggu tidur cantikku ini!?

"Eunghh.." lenguhku saat benda kenyal itu mencium mataku lembut.

"Bangunlah, putri tidur." ucap suara bariton itu mengagetkanku. Mataku yang semula kabur sekarang sudah mulai fokus karena beberapa kali aku kerjapkan.

Pria berhidung mancung dan rahang kokoh seraya memamerkan senyum mautnya itu menyambutku dari alam tidurku yang indah tadi. Sial, ups aku mengumpat, Sean!?

"Sean, kenapa kau di kamarku?" tanyaku polos dengan masih berbaring. Sean menarik kedua tanganku membuat tubuhku yang lemas ini terbangun.

"Bangunlah sayang. Mandi sana, ini sudah malam, kau tidur 3 jam lebih!" ucap Sean menunjuk jam didinding dengan dagunya.

Wow, jam 7 malam! Oh my god aku tak sadar tidur masih memakai baju kodok pink-ku ini.

"Kenapa harus mandi? Ini kan sudah malam, sekalian aku tidur lagi saja." kataku hendak ingin berbaring lagi.

"Eitss!" Sean menarik tanganku lagi hingga aku berdiri sempoyongan. Dengan sigap, Sean memeluk pinggangku erat.

"Mandi dulu, jangan membantah atau aku akan memandikanmu sekarang juga!" tegas Sean. Ucapannya barusan sukses menghilangkan kantukku.

"Apa-apaan! Ya sudah aku mandi dulu. Lepaskan aku." rungutku.

Sean tertawa puas, "Aku suka melihat wajahmu yang sedang blushing itu." katanya.

Aku mengerucutkan bibirku kesal. Memangnya wajahku tadi memerah ya? Arghh memalukan!!

'Cup'

"Mandilah, lalu turun ke bawah." Sean keluar dari kamarku setelah mencuri kesempatan mengecup bibirku. Selalu!

Tak lama kemudian, aku pun telah menyelesaikan ritual mandiku dan segera memakai pakaian tidur berwarna coklat muda. Tadi Sean menyuruhku turun ke bawah. Memangnya ada apa yaa?

Saat aku turun ke bawah, tidak ada orang di ruang keluarga, jadi aku terus berjalan sampai ke depan ruang tamu.

ASTAGA !!

"Hay, Tikaa!"

Kenapa di rumah ku banyak sekali orang!? Aku melihat Nate, yang tadi menyapaku, lalu pria paruh baya bertubuh kekar dan berwajah tampan, ayah Sean. Walaupun pria itu sudah berumur, aku akui wajahnya tetap mempesona. Terus wanita cantik nan anggun disebelahnya itu, Ibu Sean yang dulu sempat bertemu denganku. Tak lupa pula disebelah wanita cantik itu, pria yang mengakui aku sebagai istrinya, Sean, siapa lagi. Mereka keluarga ajaib !! Dan untuk apa keluarga perfect itu kesini !?

"Papa..." panggilku lirih. Semua mata terperangah menatapku. Sean tersenyum arti padaku, Arggghhh kenapa wajahmu sungguh menyebalkan sekali!?

"Sayang, kenapa kamu pakai baju tidur ! Ganti sana, malu-maluin Mama saja!" marah Mama saat melihat penampilan ku. Aku kan tidak tahu kalau jadinya begini Ma!!

"Tidak apa-apa, Lidya. Tika tetap cantik kok. Lihat Sean, dia terus saja tersenyum melihat anakmu," timpal wanita cantik itu, ibu Sean. Aku tak tahu namanya siapa.

"Anak kamu juga, Rose. Tampan semua. Beruntung Tika dapat nikah dengan salah satu anakmu." balas Mamaku. Oh namanya Rose. Bunga mawar? Cantik seperti wajahnya.

Semua orang tertawa sedangkan aku hanya tersenyum kecut.

"Tika, duduk sini." suruh Papaku. Aku menurut lalu duduk disebelah Papa. Mama duduk sendirian di single sofa.

"Kami disini untuk membicarakan pernikahan kamu dengan Sean, nak." kata Ayah Sean. Astaga Tuhan, dari jarak sedekat ini, ayah Sean benar-benar tampan. Bisa-bisa aku melting disini.

Oh Tunggu, apa katanya tadi... PERNIKAHAN?????
Mataku membulat besar dan mulutku menganga.

"Pe..per..pernikahan!?" tanyaku balik. Aku melirik mata Sean, dia menatap mataku tajam.

"Kami disini untuk melamarmu secara resmi sayang." lanjut Ibu Sean.

"Iya Tika, waktu itu Sean sudah bilang pada Mama kalau dia mau menikahimu."

"Tadi siang juga, Sean sudah meminta izin Papa."

Oke fix kedua orang tuaku bukannya malah mendukungku, mereka bahkan semakin menyudutkanku. Padahal aku berharap Papaku menolak keinginan Sean.

Aku melihat mata Sean lagi, dia seperti ingin berbicara, 'Ingat janjimu' . Kira-kira begitulah yang bisa ku tangkap dari tatapan matanya padaku.

"Hem.. Ja..jadi bagaimana??" tanyaku gugup. Sumpah demi apapun, otakku benar-benar kosong sekarang. Bicara pun susah.

"Sean ingin menikahimu secepatnya, jadi kami ingin mengadakan pernikahan kalian bulan depan." jawab Papa ku.

"APA!?" teriakku. Aku tak sadar, aku berteriak cukup keras.

"Iya bulan depan sayang." ujar Mamaku lagi.

"Ma, bulan depan terlalu cepat, aku juga belum lulus kuliah!" protesku. Sean mengernyitkan dahinya kesal. Aku tahu dia marah, tapi aku tak peduli. Apa-apaan coba!?

"Kan tidak ada larangan buat menikah, kuliahmu juga sebentar lagi selesai kan?" tanya Mama ku lagi.

"Sudah.. Sudah.. Coba kita dengarkan alasan Tika dulu, kenapa dia tidak mau menikah bulan depan." ucap Ayah Sean menengahi. Ahh , i love you full, Om!

Aku memilin jariku ragu, "Aku rasa bulan depan terlalu cepat, aku tidak mau. Maaf sebelumnya, aku ingin menyelesaikan kuliahku dulu, terus ingin merasakan bagaimana dunia kerja. Aku juga ingin menikmati masa mudaku, Pa Ma, Om Tante dan .. Sean.." kataku rada agak takut.

Mereka berlima, orang tuaku, orang tua Sean dan Nate mengangguk. Sedangkan Sean menghembuskan nafas kesal, rahangnya sudah mengatup rapat.

"Kamu juga bisa menikmati masa muda setelah menikah, Tika!" ujar Sean tegas.

"Kak, tenang.." ujar Nate lembut. Sean menepis tangan Nate yang tengah berada di lengannya.

"Papa mau tanya, kamu mau menikah dengan Sean kan?" tanya Papaku.

Aku melihat raut wajah khawatir mereka, orang tuaku. Ya aku mau menikah dengan Sean, karena demi keselamatan kalian Pa, Ma. Bukan karena kemauanku sendiri.

"Ya, aku mau. Tapi aku tidak mau kalau bulan depan.." jawabku. Sean terlihat lebih tenang saat mendengar ucapanku tadi.

"Jadi kapan, nak?" tanya Ayah Sean lembut. Sungguh kalau bisa, aku lebih memilih dengan ayah Sean saja. Tapi itu tidak mungkin, aihh otakku jangan gila deh sekarang!?

"Mungkin 4 atau 5 tahun lagi..." jawabku mantap.
"Hah!?" Sean berdiri saking terkejut. Kami semua sampai melongo.

"Pa, Ma boleh kami keluar sebentar?" izin Sean pada orang tuaku. Bunuh aku sekarang, Papa dan Mama malah mengangguk polos tanpa dosa!?

Setelah izin dari orang tuaku, dalam sekejap Sean menarik tanganku dan keluar dari pintu depan rumah. Jalannya sungguh cepat sampai-sampai aku ingin tersungkur. Dasar pria bar-bar !!!

Sean membawaku ke halaman belakang rumahku. Dia mendudukkanku paksa di atas ayunan disana. Halaman belakang ini ku kelola sendiri bersama Mama, membentuk sebuah taman bunga yang indah.

"Kau ini kenapa!? Kau sudah berjanji padaku kan!?" kata Sean menggebu. Matanya berkilat marah dan berwarna merah tua, khas dia marah.

"Tapi aku tidak tahu kalau kau mau menikahiku bulan depan, Sean!! Aku tidak mau!" balasku sengit.

Sean memegang pergelangkan tanganku kuat, "Bersyukurlah itu permintaan orang tuamu, sebelumnya aku ingin, besok saja kita menikah!!" cerca Sean ganas.

"Sean, tanganku sakit!" keluhku sambil berdiri. Harusnya aku tahu monster ini pasti marah dengan penolakanku tadi. Kenapa aku ditakdirkan bertemu dengan pria macam Sean, Tuhan?! Salahku apa coba..

"Sean, tenang dulu.. Bicarakan ini baik-baik." ucapku menenangkannya. Aku menuntun tubuh kekar Sean untuk duduk di sampingku.

"Aku tidak mau kita menikah 4 atau 5 tahun lagi. Kalau kau masih bersikeras, aku akan bilang pada mereka, kalau kita sudah menikah waktu itu!" tegas Sean.

Aku menghembuskan nafas jengah. Kalau aku membalasnya dengan ucapan pedas, pasti akan terjadi adu mulut di sini.

"Sean, tolong pikirkan aku, aku masih kuliah dan aku belum siap untuk menikah. Lagipula pernikahan kita yang dulu tidak sah!" kataku keceplosan. Astaga, Sean kembali marah!!

"Sekali lagi kau katakan pernikahan kita tidak sah, jangan harap kau bisa bertemu dengan dunia luar lagi, Tika." ancam Sean.
Dunia luar? Maksudnya?

"Maksudmu apa?"

"Kau tahu maksudku." jawabnya sinis. "Lagipula aku tidak akan mengizinkanmu bekerja." lanjutnya.

"APA KAU BILANG!?" teriakku. Aku berdiri saking syok mendengar larangan dia tadi. Sean gila!

"Sudah kubilang, aku tidak akan mengizinkanmu bekerja. Aku tidak suka kau di lihat pria lain atau didekati pria lain. Jangan mencari kesempatan!" jelasnya.

"Sean, kau benar-benar gila! Untuk apa aku kuliah kalau aku tidak bekerja!!"

"YA ! Aku memang gila, aku tergila-gila padamu! Jadi cukup jangan membuatku tambah gila, Tika!!!" bentak Sean. Aku terlonjak kaget mendengar ucapan dia barusan.

Aku kembali mengatur nafasku supaya emosi dan degapan jantungku yang meningkat pesat tadi. Kenapa Sean mengatakan se-frontal itu?!

"Sean, beri aku waktu.." ucapku lemah. Aku kembali duduk di ayunan dan mengayunkannya hingga aku sedikit bergoyang ke depan dan ke belakang. Semakin kuat aku mengayunkan kakiku, semakin itu pula aku merasa seperti terbang.

"Hey, bodoh! Kalau kau jatuh bagaimana!!" Sean memegang ayunanku hingga berhenti mendadak. Raut wajahnya bercampur marah dan khawatir. Entah kenapa, hatiku merasa tergelitik.

"Sean, aku mau bertanya sesuatu, tapi janji kau jangan marah.."

"Apa? Kau selingkuh ya!?" sergah Sean langsung.

"Kau ini, itu bukan pertanyaan! Tapi janji dulu jangan marah.." ucapku ragu. Sean merubah ekspresinya, berawal dari marah sekarang curiga.

"Iya aku janji tidak akan marah, kenapa?" tanya Sean. Tiba-tiba dia menarik tanganku membuatku refleks duduk di atas pangkuannya. Dia memeluk pinggangku dari belakang dan dagunya berada di pundakku.

"Ehmm... Apakah kau punya ibu tiri??" tanyaku takut. Tubuh Sean sedikit menegang. "Sean?" panggilku lagi.

"Ah ya? Apa?" tanya Sean balik. Dia seperti tidak fokus.

"Apa kau punya ibu tiri? Mamaku bilang, kalau ibumu berasal dari Indonesia." ucapku. Sean menghela nafas gusar.

"Kalau tidak mau cerita tidak apa-apa. Aku mengerti."

Aku beranjak dari pangkuannya tetapi dengan cepat Sean menahan tubuhku supaya aku tak bangun. Dia kembali menopang dagunya di pundakku.

"Baiklah aku cerita. Begini, aku tidak punya ibu tiri. Dia.. Ibu asuhku saat aku masih kecil. Dia memang berasal dari Indonesia, tetapi pindah kesini untuk menjadi pegawai di kantor ayahku. Singkat cerita, saat ibuku melahirkan aku, ibuku koma dan keadaannya sekarat, tulang-tulangnya patah dan banyak kehabisan darah. Karena waktu itu ayahku sibuk mengurusi pengobatan ibuku, aku di asuh oleh Mama Clara." Sean cerita dengan khidmat. Aku hanya mendengarkan dan tak berniat untuk memotong ceritanya.

Clara- nama yang cantik, pikirku.

"Tapi dua tahun yang lalu, beliau meninggal. Aku tidak tahu kalau Mama Clara mengidap penyakit leukimia. Dia pasti selalu berjuang selama hidupnya. Kau tahu, aku bahkan lebih menyayangi Mama Clara daripada ibuku sendiri. Ibuku lebih menyayangi Nate daripada aku. Ya begitulah." jelas Sean panjang lebar.

Hiks... Tak sadar aku menangis. Ceritanya sedih sekali.. Ternyata hidup Sean sangat dramatis. Kasihan...

"Hey, sayang. Kenapa kau menangis??" tanya Sean membalikkan tubuhku. Dia mengusap air mata yang mengalir di pipiku lalu mengecup kedua mataku lembut.

"Maafkan aku, aku tak tahu kalau hidupmu begitu menyedihkan..... Aww Sean!!" Aku meringis kesakitan saat Sean dengan sengaja menyentil dahiku.

"Sudahlah itu masa lalu, jangan dipikirkan. Lebih baik pikirkan masa depan kita." ucapnya lembut. Sean tersenyum. Senyumannya itu bisa membuatku terdiam sebentar.

Aku ingin beranjak lagi, tetapi tangan Sean masih terus mendekapku. Aih dasar selalu saja modus. Ohya, kami disini kan ingin bicara tentang pernikahan. Kenapa melenceng begini?! Aih salahku juga sih~

"Sean, apakah kita harus menikah bulan depan? bisa tidak di tunda sampai tahun depan?" tanyaku polos. Sean kembali mengerutkan dahinya dalam-dalam.

"Terlalu lama!! Aku tidak mau, pilih saja bulan depan atau minggu depan!" geram Sean.

"Beri aku waktu sampai aku lulus kuliah, Please.." melasku dengan wajah sendu. Sean kembali memasang wajah datarnya.

"Kapan kau wisuda?" tanya dia lagi.

"Mungkin, 4 atau 5 bulan lagi.." jawabku asal. Sebenarnya aku juga tak tahu kapan aku selesai.

Sean kembali berpikir. Wajah seriusnya ini sangat manis dimataku. Oh Tunggu, apa yang barusan ku bilang?

"Baiklah, tapi ada syaratnya." ucap Sean kemudian. Oh C'mon jangan syarat lagi.

"Apa?"

"Selagi menunggu masa itu, jangan pernah melarikan diri dariku atau jangan berpikir untuk mencari lelaki lain!" ancamnya. Aku memutar bola mataku jengah. Pikirannya ampun.

"Baiklah."

"Berjanjilah heum?"

"Ya, Sean.. I'm promise." kataku sebal. Sean kembali tersenyum lalu mencium bibirku.

Aku langsung berdiri dari pangkuannya itu dan menarik tangannya untuk kembali masuk ke dalam rumah.

Saat kami masuk, semua mata melihat kami bingung. Mungkin di pikiran mereka, cepat sekali kami akur. Padahal..

"Bagaimana, sayang?" tanya Mamaku saat aku duduk kembali.

"Tanya saja dengan Sean, Ma." jawabku parau. Kembali perhatian menuju ke arah Sean.

Dia tersenyum lalu menjawab mantap, "Kami menikah saat Tika sudah lulus kuliah, Ma."

Semua orang disini bernafas lega dan wajah mereka tak kalah bahagia. Apalagi wajah mama dan papa. Begitu senangkah anakmu menikah, Pa!? Aku bahkan masih berumur 20 tahun. Owwkk!!

"Syukurlah, baiklah. Sebaiknya kami pulang dulu Pak Mikael.." sahut Ayah Sean sambil berdiri.

"Terima kasih, Pak Daniel." balas Papa.

Wait a sec, Daniel? Ohh ternyata Sean kemarin menyamar dengan menggunakan nama Ayahnya. Huh copas aja tuh.

Mereka semua saling berjabat tangan dan cipika cipiki. Tak lupa pula ketiga pria mencium pipi kanan dan kiriku. Sean, Nate dan Ayah Sean.  Jujur, dari ketiga orang itu, aku paling senang saat di cium oleh Ayahnya Sean. Hehehe.

Keluarga Sean akhirnya pulang pada pukul 10 malam. Aku langsung naik ke atas kamar saat kedua orang tuaku memelukku dan mencium pipiku. Mereka sangat senang sekali dengan keputusanku tadi. Kalau bukan aku yang buat mereka bahagia, siapa lagi?

Tapi aku tak rela, aku tetap tidak mau menikah dengan Sean. Aku belum yakin dan juga.. Aku tidak mencintainya. Aku hanya ingin menikah dengan orang yang ku cintai dan orang itu juga mencintaiku. Bukan pernikahan paksa begini.
Tapi mau bagaimana lagi? Nasibku uwooo...

Ahaaaa!!!!

Segera aku mengetik nama kontak di handphone-ku. Annie. Aku langsung menelponnya dan mengutarakan maksudku.

"Hallo, Ann. Bisa tolong aku?"

[.....]

"Tolong pesankan aku tiket pesawat ke Indonesia untuk penerbangan besok?"

Tbc

Hahahahahaha maafkan author... Bagaimana pendapat kalian tentang part ini hayo? Membosankan atau menyenangkan? Hahaha :D vommentsnya jgn lp yaa :))) mmuahhhh!!!!!:*

Continue Reading

You'll Also Like

3.3M 300K 88
[Part lengkap] Ini semua berawal dari ban bus yang bocor pagi itu~ P.s terima kasih untuk pembaca yang sudah meninggalkan komentar di cerita ini. Kal...
8K 614 25
seseorang pria yg culun yg selalu dibully dari masih kecil hingga dewasa, yg tak pernah menyerah walau selalu merasa ditindas, pria yg rajin, pintar...
928K 77.9K 37
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝟏) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ___...
430K 32.6K 38
(Romance-Fantasy) ***** "Apa yang lo punya buat gabung di Misi Penculikan Anak ini?" Detektif itu menatap penuh selidik pada seorang gadis Bernama Rh...