Gabrielle's [COMPLETED]

By StyllyRybell_

2.1M 143K 11.7K

WARNING THIS IS ADULT, DDLG, BDSM CONTENT! #1 in Sexy #1 in Rich #1 in Life #1 in Classics #1 in WIAIndonesia... More

Prologue
Chapter 1 : Stone
Chapter 2 : Drowned
Chapter 3 : Priority
Chapter 4 : Ashes
Chapter 5 : Godfather
Chapter 6 : Stanza Della Penitenza
Chapter 7 : Purity
Chapter 8 : Insane
Chapter 9 : Gabrielle's
Chapter 10 : Drunk
Chapter 11 : No
Chapter 12 : Different Guy
Chapter 13 : Stagione di Purificazione
Chapter 14 : Untouchable
Chapter 15 : Scent
Chapter 16 : Case
Chapter 17 : Warn
Chapter 18 : Scenario
Chapter 19 : World Spin Around Us
Chapter 20 : Lose Me
Chapter 22 : Fiend
Chapter 23 : Other
Chapter 24 : Fight
Chapter 25 : Break
Chapter 26 : Last Time
Chapter 27 : Region
Chapter 28 : Fearless
Chapter 29 : If You Can't be Mine
Chapter 30 : Lily's Betrayal
Chapter 31 : Gabrielle's Disappointment
Chapter 32 : Goddess
Chapter 33 : Blue Moon
Chapter 34 : Better Plan
Chapter 35 : Gabrielle
Chapter 36 : Dampen Emotions
Chapter 37 : Give Up
Chapter 38 : The Truth
Chapter 39 : Gabrielle's Love
Chapter 40 : Haunted
Chapter 41 : Treasure
Chapter 42 : Sweet Dream
Chapter 43 : Black Rose
Chapter 44 : 大圈仔
My Red Cinderella
Chapter 45 : Guilty
Sorry
Chapter 46 : Prey Eat Bait
Chapter 47 : Force Lily
Chapter 48 : Fake Angel
Chapter 49 : The Consequences
Chapter 50 : I Don't Need It
Hari ini Gak Update
Chapter 51 : Damn God
Trailer
Chapter 52 : Ecstasy
Chapter 53 : The Disobedient Girl
Chapter 54 : Mess
Chapter 55 : Force
Chapter 56 : Nightmare
Chapter 57 : End
Chapter 58 : Courage
Chapter 59 : You are the one
Epilogue
QUIZ BERHADIAH
Extra Part I
Extra Part II
Extra Part III
Extra Part IV
Extra Part V
Gabrielle's Season 2

Chapter 21 : Dejected

22.8K 1.8K 153
By StyllyRybell_

Part ini aku dedikasikan untuk rezaluspa04

Atas komennya


Thank you and happy reading all ❤️



Letizia's Room, Gabrielle's Mansion | Turin, Italy.
07.51 AM.

Penampilan baskara di langit membencarkan silau hangatnya ke permukaan bumi, meski salju masih menghiasi kota Turin. Beberapa insan sudah bersiap bekerja, sebagian menikmati liburan musim dingin.

Letizia masih meringkuk di bawah selimutnya, berusaha kembali terlelap lantaran semalam kesulitan tertidur. Ya, Gabrielle terus berolahraga di samping kamarnya, membuatnya sakit hati sekaligus enggan beristirahat. Tidak lama kemudian, terdengar suara ketukan pintu dan beberapa pelayan langsung masuk.

"Nona, Tuan L telah menunggu di ruang makan dan kita hanya punya sepuluh menit." Suara Maria terdengar terburu-buru mempersiapkan sesuatu.

Letizia menarik selimut yang menutupi bahunya hingga ke kepala. "Aku masih mengantuk, biarkan saja Daddy sarapan tanpaku."

"Tapi Tuan L akan pergi ke Roma nanti siang, kemungkinan akan kembali tiga hari lagi," peringat Maria lagi.

"Biarkan saja!" bentak Letizia. Ia sudah kesal dan sedih sejak tadi malam dan sekarang ia lelah ingin tidur saja, tapi pelayannya itu tidak juga pergi.

Maria menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, heran dengan perubahan sikap majikan yang mendadak acuh tak acuh terhadap sosok nan dikaguminya. Sementara Beatrice melirik pakaian mini Letizia semalam tergeletak di lantai kaget. Ia langsung mendekati nonanya.

"Nona, apa rencana kita berhasil?" tanya Beatrice dengan suara penuh semangat.

Letizia yang sudah kesal, mendengar suara Beatrice semakin naik pitam. Karena wanita itulah ia melakukan hal rendah dan berakhir tidak baik di mata Gabrielle. Ia langsung membuka selimut hingga menutupi dada.

"Kau! Jangan pernah tunjukkan wajahmu padaku lagi!"

"Nona-"

"Pergi!" bentak Letizia marah.

***

Dining Room, Gabrielle's Mansion | Turin, Italy
08.01 AM.

Gabrielle melirik arloji berlapis emas putih dengan taburan berlian di tangannya, membuat para mafioso gelisah lantaran Letizia belum juga tiba di ruang makan. Gabrielle bisa melakukan apa saja ketika kesal, tanpa terkecuali pada mafioso di sekitarnya, bagaimana mereka bisa tenang?

Costanzo melirik Ace, lalu Gabrielle. "Jika Tuan ingin, saya akan-" ucapnya terputus lantaran Gabrielle mengangkat tanda sebagai tidak perlu melakukan apa pun. Costanzo menoleh pada Ace yang hanya menatapnya, lalu menunduk.

Gabrielle pun berdiri dari kursi menuju lapangan penerbangan helikopter miliknya untuk pergi ke kantor, sebelum terbang ke Roma nanti siang.

Ace menunduk pada Gabrielle, tidak ikut menaiki helikopter. "Saya akan menyiapkan segala keperluan dan mengatur jadwal lengkap untuk keberangkatan ke Roma-"

"Biarkan Rafaele yang melakukannya," potong Gabrielle cepat, membuat Ace tertegun. "Pastikan Lily tidak lecet fisik mau pun pikirannya."

Ace mengetatkan rahang tegasnya. Gabrielle masih menghukumnya atas apa yang terjadi pada Letizia beberapa hari yang lalu. Ia pun menoleh pada Rafaele yang menunduk patuh.

***

Palazzo del Quirinale | Rome, Italy
01.01 PM.

Mobil luxury kebanggaan Luke Danzi Stone yang tengah dikendarai anak buah Gabrielle berhenti di Istana Presiden Italia, di mana para abdi negara berbaris rapi, menjaga kediaman sang kepala negara. Bendera merah, putih, hijau berkibar di tiang tertinggi, dan di sisi lain terdapat patung pria tanpa busana dengan kuda perkasa di sisinya.

"Selamat datang Tuan L!" seru Perdana Menteri begitu Gabrielle keluar dari mobilnya.

"Grazie," sahut Gabrielle.

Sang Perdana Menteri pun bercerita panjang lebar sambil menuntun Gabrielle menuju ruang makan. Namun, yang mengherankan adalah adanya putri Sang Perdana Menteri, gadis itu memiliki surai pirang yang indah.

Undangan makan siang itu merupakan pembahasan biasa, di mana Gabrielle menjelaskan perkembangan pesat bisnisnya, dan berakhir membantu projek-projek besar negara seperti yang sudah-sudah. Ya, bahkan sebelum Gabrielle, ayahnya dulu juga terlibat dalam pembangunan-pembangunan negara.

Tiba-tiba saja, musik yang dimainkan terdengar romantis nan sontak membuat Presidente della Repubblica tersebut menarik istrinya untuk berdansa. Perdana Menteri pun tidak mau kalah dan mengajak istrinya berdansa juga, menyisakan Gabrielle dengan anak Perdana Menteri.

"Kau tidak berdansa?" tanya gadis bernama Amadea tersebut.

"Jika kau berkenan?" ucap Gabrielle yang lebih terdengar seperti pertanyaan.

Gadis itu tersenyum lalu memberikan tangannya agar Gabrielle dapat menuntunnya untuk berdansa. Keduanya pun mulai meletakkan tangan masing-masing, sebelum melangkahkan kaki seiring alunan musik.

Amadea terpukau akan manik indah Gabrielle. Tanpa bisa ditolak, bibirnya dengan lancangnya berucap, "Bola matamu seperti ombak laut." Namun, segera tersadar dan mengalihkan pandangan malu seraya meneguk saliva. Mengapa ia terdengar seperti menggoda pembisnis tampan itu?

"Dan matamu mengingatkanku pada taman Butchart di Kanada."

Amadea kembali menatap netra Gabrielle yang lebih tinggi darinya, terhipnotis akan ucapan manis layaknya Dewa Zeus yang playboy tersebut, merayunya untuk jatuh ke pesona memikat seorang Gabrielle.

Amadea berusaha tetap pada kesadaranya, lalu tertawa pelan. "Apa kau memang perayu?"

"No, you start it," jawab Gabrielle tenang yang membuat Amadea tertawa malu sekali lagi.

Waktu terus berlalu, hingga Gabrielle harus pergi ke kantor cabangnya untuk kunjungan kerja, sementara Perdana Menteri dan Presiden Italia harus kembali bekerja. Akan tetapi, seorang gadis seolah terperangkap akan pesona Gabrielle tiada henti melamun.

"Padre," panggilnya pada sang ayah. "Sepertinya aku jatuh cinta."

***

"Apa yang kau rencanakan, Kak?" tanya pria berpakaian abu-abu heran pada atasannya lantaran sejak tadi sang bos tersenyum sambil memainkan simpul merah.

"Aku akan membalaskan dendam ayah," jawab wanita itu dengan senyuman di bibir merahnya.

"Pada Gabrielle?" tanyanya dengan penuh semangat. "Kapan? Dan bagaimana bisa?"

"Sebentar lagi, kita hanya perlu menunggu waktu."

"Bagaimana caranya, Kak? Dia mempunyai banyak koneksi orang penting di belahan dunia, bahkan dia sangat kaya!"

"Menyerang titik terlemahnya."

***

Pick-up Club | Turin, Italy
10.11 PM.

"Give me more!" teriak Letizia pada bartender yang menuangkan wiski tua ke gelasnya. "Just a daughter, huh? Bite me, Gabrielle!" racau Letizia dengan suara kecil, takut jika mafioso yang menjaga mendengar ucapannya. Letizia kembali menenggak minuman keras dengan rasa kuat di tangannya, berusaha mengalihkan pikiran dari suara desahan jalang Gabrielle kemarin malam.

"Nona, sebaiknya kita pulang sekarang," peringat Ace mengerutkan dahi, tidak betah di sana lebih lama lagi.

"Enyahlah, Ace!" bentaknya mengusap air mata yang baru saja turun.

Ace yang melihat nonanya menangis mengernyit heran. "Ada apa, Nona?"

Letizia terkikik geli, lalu menoleh. "Kenapa? Apa kau akan membantuku?"

Ace semakin bingung. "Tentu saja."

Letizia tersenyum, meletakkan gelas di tangannya ke meja bar, lalu menghadap Ace. "Fuck me, Ace. Let's help me to forget these fucking sounds."

Ace mengangkat sebelah alis semakin tidak mengerti. "Suara apa?" Melihat Letizia hanya memutar mata dan kembali meminum wiskinya, Ace menghela napas berat, lalu menarik Letizia ke mobil.

Letizia terus menangis dan merengek untuk kembali ke klub, tapi Ace mengunci pintu mobil, segera pergi dari sana. Ace yang kesal melihat nonanya seperti itu berdecak. "Apa yang terjadi padamu? Apa yang membuatmu menangis seperti ini?"

"Cagna!"

Ace memutar mata semakin kesal karena gadis itu justru mengumpat. "Nona, jika kau tidak bicara, maka aku tidak bisa membantumu."

"Carikan aku pacar!" ucapnya dengan suara tinggi. Ia pun memeluk Ace. "Aku ingin tahu rasanya dicintai sampai mati," rengeknya asal.

Ace mendorong sang nona agar menjauh darinya. "Tuan L mencintaimu, Nona."

"Huh!" bentaknya menjauh dengan nada kesal. "Love me as a daughter, huh? Fuck with daughter!" racau Letizia kesal.

Ace meneguk saliva karena Letizia bisa-bisanya mengumpat, jika Gabrielle mengetahuinya maka ia juga yang repot. "Nona, aku tahu kau sedang mabuk, tapi kuharap kau bisa mengontrol ucapanmu."

Letizia menulikan telinga, malah terus mengumpat untuk melampiaskan kekesalannya. "Fuck! Fuck that girl!"




#To be Continue...

171121 -Stylly Rybell-
Instagram maulida_cy

Continue Reading

You'll Also Like

2.3M 168K 31
17+ Warning : mature content | DILARANG KERAS MELAKUKAN PLAGIARISME‼️ [ Cerita diprivate, silahkan follow untuk membaca semua chapter ] "Turun." "Di...
355K 26.2K 24
BUKU KEDUA DARI TRILOGI OBSESSION. SANGAT DIHARUSKAN MEMBACA BUKU PERTAMA. 18+ ( Mengandung kata-kata kasar, adegan kekerasan, make out sesion and ki...
4.1M 218K 41
Aksaka Raden baskara, Nama itu akan slalu terpatri dalam ingatan seorang Gabriel Casiella. Kating yang sombongnya gak ketulungan, sayangnya sangat ta...
19K 2K 41
Sang panglima tempur dengan kemenangan selalu berada ditangannya, bak sang garuda mencengkeram mangsanya. Dikaruniai wajah nan elok, si panjang akal...