Gabrielle's [COMPLETED]

By StyllyRybell_

2.1M 143K 11.7K

WARNING THIS IS ADULT, DDLG, BDSM CONTENT! #1 in Sexy #1 in Rich #1 in Life #1 in Classics #1 in WIAIndonesia... More

Prologue
Chapter 1 : Stone
Chapter 2 : Drowned
Chapter 3 : Priority
Chapter 4 : Ashes
Chapter 5 : Godfather
Chapter 6 : Stanza Della Penitenza
Chapter 7 : Purity
Chapter 8 : Insane
Chapter 9 : Gabrielle's
Chapter 10 : Drunk
Chapter 11 : No
Chapter 12 : Different Guy
Chapter 13 : Stagione di Purificazione
Chapter 14 : Untouchable
Chapter 15 : Scent
Chapter 17 : Warn
Chapter 18 : Scenario
Chapter 19 : World Spin Around Us
Chapter 20 : Lose Me
Chapter 21 : Dejected
Chapter 22 : Fiend
Chapter 23 : Other
Chapter 24 : Fight
Chapter 25 : Break
Chapter 26 : Last Time
Chapter 27 : Region
Chapter 28 : Fearless
Chapter 29 : If You Can't be Mine
Chapter 30 : Lily's Betrayal
Chapter 31 : Gabrielle's Disappointment
Chapter 32 : Goddess
Chapter 33 : Blue Moon
Chapter 34 : Better Plan
Chapter 35 : Gabrielle
Chapter 36 : Dampen Emotions
Chapter 37 : Give Up
Chapter 38 : The Truth
Chapter 39 : Gabrielle's Love
Chapter 40 : Haunted
Chapter 41 : Treasure
Chapter 42 : Sweet Dream
Chapter 43 : Black Rose
Chapter 44 : 大圈仔
My Red Cinderella
Chapter 45 : Guilty
Sorry
Chapter 46 : Prey Eat Bait
Chapter 47 : Force Lily
Chapter 48 : Fake Angel
Chapter 49 : The Consequences
Chapter 50 : I Don't Need It
Hari ini Gak Update
Chapter 51 : Damn God
Trailer
Chapter 52 : Ecstasy
Chapter 53 : The Disobedient Girl
Chapter 54 : Mess
Chapter 55 : Force
Chapter 56 : Nightmare
Chapter 57 : End
Chapter 58 : Courage
Chapter 59 : You are the one
Epilogue
QUIZ BERHADIAH
Extra Part I
Extra Part II
Extra Part III
Extra Part IV
Extra Part V
Gabrielle's Season 2

Chapter 16 : Case

23.8K 1.8K 94
By StyllyRybell_

HOLAAAA! LONG TIME NO SEEEE!
Lama bgt ya udh gk ditemani L sama Lily huhu okee kita langsung aja cuusss eits! Sebelum itu, ayo semangati aku dengan vote dan komen yang berlimpaaah seberapa kalian menantikan Gabrielle untuk terus updateeeeee









Happy reading! ❤️









Gabrielle's Mansion | Turin, Italy
11.07 PM.

Kepingan salju turun menghampiri bumi, nampaknya musim gugur telah berganti menjadi musim dingin sepenuhnya. Butiran uap air tersebut menghiasi atmosfer Turin, suhu malam semakin membunuh hawa panas saat itu.

Turin masih saja sedikit ramai dikarenakan banyaknya insan memilih sibuk dibanding tidur di bawah selimut mereka. Para insan berbondong-bondong pulang agar tidak mati membeku, menghangatkan tubuh dengan pemanas.

Pemandangan tersebut ditatap dingin dari jarak yang sangat jauh oleh seorang pria berperawakan Dewa di atas balkonnya, menopang tubuh dengan kedua tangan kokoh di pagar mewah mansion miliknya. Gabrielle, pria berahang tegas tersebut melirik ke bawah, menatapi penjaga kastilnya berpatroli bergantian.

Hingga dirasa tubuh sixpacks nan sempurna tanpa dibalut apa pun tersebut mulai merasakan dinginnya suhu, ia masuk ke dalam. Gabrielle melirik Letizia nan kedinginan menggigil di bawah selimut tebal berwarna putih.

Pria gagah itu pun pergi ke sisi ruangan, di mana ia mematikan AC dan menyalakan pemanas yang berupa api ditutupi kaca -sejajar dengan dinding-, sebelum membaringkan tubuh perkasanya ke samping raga mungil Letizia.

Gabrielle memerhatikan wajah cantik Letizia kala tertidur, bulu mata panjangnya turun setara dengan wajah damai nan mulus kulit bersih gadis itu. Bibir tipis Letizia sedikit terbuka, menggambarkan nyamannya gadis itu terlelap. Surai lembutnya sedikit terjatuh menghalau Gabrielle memandang keindahan di depannya.

Di saat Gabrielle hendak menyingkirkan beberapa helaian rambut Letizia, ia menerima panggilan pada ponsel. Ia melirik gadis itu lagi, takut-takut Letizia terbangun. Namun tidak, Letizia terlihat hanya sedikit terusik. Gabrielle pun mengambil kasar ponselnya, mengerutkan dahi tidak suka pada penelepon, Mom.

Gabrielle langsung me-reject-nya tanpa berpikir dua kali dan langsung mematikan ponsel. Ia tidak akan melupakan bagaimana pengkhianatan ibunya terhadap Gabrielle.

Flashback

"Buat kematiannya seolah-olah insiden," ucap Kelsey menenggak cocktail-nya, bersandar pada kursi kolam renang. Ia memerhatikan baby sitter Letizia membawanya main di pinggir kolam. "Jangan mendorongnya," larangnya menenggak kembali minuman. Ia pun berdiri, beranjak masuk ke mansion agar tidak ditangkap CCTV.

Bertepatan saat itu pula ia menerima telepon Gabrielle. Kelsey mengangkatnya sambil terus berjalan. "Hai sayang."

"Where are you?"

Kelsey terkejut mendengar suara Gabrielle yang seolah tenang, namun berbahaya. Menyimpan ratusan misteri nan enggan membuat lawan bicaranya nyaman. Ia pun menjawab, "Aku baru saja ingin keluar-"

"Di mana Lily?"

"Entahlah," jawab Kelsey seolah tidak peduli, masih melangkahkan kaki.

Byur!

Kelsey sedikit panik jika Gabrielle mendengar suara kolam, mempercepat langkah, menjauh dari sana, namun ia mendengar suara bantingan tidak jauh darinya sangat pas dengan suara teleponnya. Hingga ia membeku mendapati Gabrielle berlari tergesa-gesa dan langsung melewatinya untuk menyebur kolam, menyelamati Letizia.

Kelsey menahan napas, ia mendapati Luke menghampirinya sambil mengusap wajah frsutrasi, seolah-olah dirinyalah yang memberi tahu Gabrielle. Kelsey melirik ponselnya, di mana terdapat beberapa pesan Luke bahwa ia harus mengaku jika Gabrielle meneleponnya. Ya, Gabrielle memang masih kecil, tapi kecerdasannya bahkan dapat melampaui orang dewasa. Ia bahkan mampu membaca gerak-gerik Luke yang seharusnya sangat ahli berbohong ketika Gabrielle membahas Letizia. Tentu saja, Luke adalah seorang ayah, berbohong pada anaknya sendiri tentu terasa sedikit sulit, terlebih ia pernah bersumpah bahwa akan memberikan apa pun pada Gabrielle.

Kelsey membalikkan tubuh, menatap Gabrielle yang tidak pernah membuka lebar matanya, meninggikan suara, bernapas kasar, kini panik setengah mati, memeriksa keadaan Letizia nan menangis keras, seolah hampir kehilangan kewarasannya.

"It's ok... It's ok... I'm here," bisik Gabrielle di sela napasnya yang memburu, memeluk erat Letizia. Gabrielle menoleh pada ibunya, mengeraskan rahang. Tatapan tajam bak iblis itu menusuk Kelsey hingga ke tulang, deru napas tidak beraturannya menunjukkan bahwa ia dicekik emosi. Secepat kilat tangan Gabrielle mengambil pistol, menembak brutal Kelsey dari kejauhan. Akan tetapi, Kelsey langsung dibawa pergi Luke dari sana.

Pengkhianatan membuat Gabrielle semakin sulit memberikan empati pada manusia. Ya, itu ibunya, bagaimana bisa berniat menghancurkan bagian dirinya? Bagaimana bisa menghancurkan hal yang sangat disukai Gabrielle? Dan, keberanian dari mana membuat ibunya nekat mengkhianati seorang Dominico?

Flashback Off

"Siapa yang jadwal mengepel hari ini?" tanya Ace pada para maid yang berbaris rapi.

Ketujuh maid melangkah maju, menunduk dalam-dalam, takut akan terkena amukan sang bos.

"Siapa yang mengepel lantai tiga?" tanya Ace lagi, namun tidak ada yang menjawab. Ace menatapi wanita-wanita itu satu per satu, Alice, Beatrice, Alicia, dan keempatnya ia tidak ingat. "Jika tidak ada yang menjawab, aku akan menghukum kalian semua."

"Aku melihat Alicia yang mengepel lantai tiga!" ucap Alice akhirnya buka suara setelah sejak tadi ketakutan dan tidak terima jika mereka terkena imbas oleh satu orang.

Alicia menggeleng cepat ketakutan. Ia tahu bahwa membuat Letizia Gabriels celaka adalah masalah serius di mansion seorang Gabrielle. "T-tapi aku yakin sekali meninggalkannya dalam keadaan kering! Aku bersumpah-"

"Diam!" potong Ace tegas. Ia mengodekan tangannya sebagai isyarat. "Tinggalkan aku dan Alicia."

Para maid dan mafioso menunduk patuh, sebelum meninggalkan kedua insan yang bagaikan serigala dengan domba itu. Alicia bergetar takut. "Tuan Albrecht," mohonnya meminta belas kasihan.

Ace menyudutkan Alicia ke dinding dengan mencekik lehernya. Ia mengeraskan rahang marah. "Kau tahu? Kesalahanmu membuatku hampir kehilangan jariku!"

"M-maafkan aku, Tuan!" ringisnya menyentuh tangan Ace agar melepaskan cekikannya. "Aku bersumpah... aku meninggalkannya dalam keadaan kering!"

"Lalu bagaimana bisa Nona Gabriels terpeleset?!" bentaknya semakin membuat Alicia takut dan menangis.

"Aku tidak tahu, Tuan!"

Ace tertawa kecil, lalu melepas kasar cengkramannya. "Seseorang menjebak kita."

Alicia terbatuk-batuk, mencoba menetralkan deru napasnya. "Maksudmu, Tuan?"

"Kau akan bersembunyi di pengasingan," putus Ace. "Mafioso," panggilnya dengan nada sedikit berteriak, membuat beberapa bawahannya masuk ke dalam ruangan. "Seret dia ke Stanza Della Penitenza."

"Tidak! Tuan! Aku tidak bersalah!" jerit Alicia berusaha meronta.

Ace pun merapikan jas, pergi dari sana, namun baru saja ia keluar dari ruangan, ia bertemu dengan satu-satunya orang yang ia curigai. Yang ia duga adalah dalang dari insiden ini.

"Ada apa ini?" tanya Massimiliano.

Ace tersenyum miring. "Terjadi sedikit masalah, tapi seperti biasa, aku akan mengatasinya sampai tuntas."

"Itu terdengar cukup serius," sahut Massimiliano.

"Tuan Albrecht." Panggilan dari arah lain membuat Ace menoleh, Rafaele -salah satu asisten Gabrielle-. "Terdapat satu saksi yang mengatakan bahwa bukan Alicia yang bersalah."

Ace melebarkan seringainya melihat ekspresi Massimiliano yang sedikit berubah. "Sudah kukatakan, aku akan menyelesaikannya sampai tuntas," ucapnya hendak meninggalkan, namun bertepatan saat itu pula Gabrielle datang, membuat para mafioso menunduk hormat.

Gabrielle menatap tajam Ace, sebab bagaimanapun juga asistennya itu memiliki tanggungjawab atas segala hal yang terjadi pada Letizia. Lagi-lagi Ace ceroboh.

"Bagaimana?" tanya Gabrielle dengan suara berat nan berbahayanya.

"Saya masih menyelidikinya, Tuan."

Gabrielle menajamkan netra, seolah-olah tatapannya mengejek, hanya menemukan tukang pel kau butuh waktu berjam-jam?

Ace hanya memberikan isyarat bahwa mereka tidak bisa membahasnya di depan umum dan hal itu terjadi karena sebuah rencana seseorang. Gabrielle pun mengodekan tangannya sebagai isyarat bahwa Ace hanya memiliki waktu 48 jam untuk menyelesaikan kasus itu, sebelum pergi dari sana.

Massimiliano yang sama seperti orang-orang lainnya tidak mengerti isyarat Ace dan bosnya hanya mampu diam.

Sementara Ace pergi menyelidiki masalah tersebut. Akan tetapi, ia mendapati seorang maid yang baru saja ia curigai tengah mengisi peluru. Ace mengangkat sebelah alis. "Women," panggilnya.

Wanita itu langsung menunduk hormat.

"Di mana kau mendapatkan pistol itu?" tanya Ace.

"Aku La Righello, Tuan."

"Siapa namamu?"

"Beatrice."

Ace memerhatikan wanita itu, menilai dari atas sampai bawah, bertepatan saat itu pula terdengar seorang maid yang terjatuh dengan nampan di tangannya, Maria -pelayan pribadi Letizia-.

#To be Continue...








281021 -Stylly Rybell-
Instagram maulida_cy

Continue Reading

You'll Also Like

2.1M 104K 70
Seseorang menekan tubuhnya dan menempelkan tubuhnya pada Kimora hingga nafas keduanya memburu saling bersahut. "Kau terlambat, Kim." Suara itu terden...
2.3M 168K 31
17+ Warning : mature content | DILARANG KERAS MELAKUKAN PLAGIARISME‼️ [ Cerita diprivate, silahkan follow untuk membaca semua chapter ] "Turun." "Di...
426K 27K 73
❇Sequel Someday With You❇ Apa yang akan kalian lakukan jika menyaksikan kejadian pelecehan sexual.? Matteo Fylnn Drew, bocah berusia belia itu harus...
18.9K 2K 41
Sang panglima tempur dengan kemenangan selalu berada ditangannya, bak sang garuda mencengkeram mangsanya. Dikaruniai wajah nan elok, si panjang akal...