FLY BY NIGHT; ENCOUNTER [On G...

By pnetamd

15.6K 3.8K 2.9K

[ACTION] | Some part will be delete soon. Locked for stranger, follow first for reading. ACT. 1 - Saudade (Co... More

ACT. 1 SAUDADE
1| After We Forgot
2| Invite You
3| Golden Bullet
4| Make a Move
5| Move or Get Caught?
6| Trust is the Key
7| Let's Play a Little Longer
8| I'll Catch You
9| Bloody Room
10| Feelings Problem, Can Wait
11| A Piece of Us
12| Cafuné
All About Freya Josiane
13| Don't You Dare
14| My Fiction Hero
15| Out of Control
16| Blueberry and Honey
17| The Choices
18| We Have to Break
19| Every Villain Loves a Show
20| Intrigue
21| Explosion
22| Everything is Okay
23| Trapped and Free
24| The Longing
All About Alpha Major
25| Our Ending
ACT. 2 ENCOUNTER
[1] When We First Met
[2] Karma and Death
[3] What's Our Plan?
[4] I Think of You
[5] We are Enchant Liar 0.1
[6] We are Enchant Liar 0.2
[7] We are Enchant Liar 0.3
[8] Catching the Fire
[10] Collide and Storm
[11] Drive to the South
[12] Another Pieces of Life
[13] Under the City Light
[14] The Unpredictable Day
[SPECIAL PART]
[15] The New Turning Point
[16] A Warm Time
NEWS

[9] Hide and Seek

138 40 48
By pnetamd

Part ini panjang, more than 2.5K words. Ramein dulu biar cepet update, bestie.






"Welcome to the Beijing, Mr. and Miss Rhou."

Sapaan itu menyambut kedatangan Freya dan Archer. Wanita itu tampak berusia beberapa tahun lebih tua dari Freya. Setelannya tampak rapi dan rambutnya diikat kencang hingga bergoyang saat dia menolehkan kepala. Sejak terakhir kali mereka bertemu, wanita itu tidak berubah sama sekali. Tampak tegas, kejam dan lembut dalam waktu bersamaa. Dibelakangnya, dua pria bersetelan dan berkacamata berdiri tegap menunggu perintah.

Archer menyerahkan koper miliknya dan milik Freya pada dua pria tersebut. "Kita menemuinya besok saya, ya, Freya. Serius leherku sakit," bisik Archer dan mendapat anggukan dari Freya.

Namun sebelum laki-laki itu melangkah, Yua Kaito, nama wanita yang menjadi kaki tangan Papa di China, menahan Archer. Laki-laki itu menoleh dengan mata elang. "Sepertinya kalian tidak bisa beristirahat di hotel lebih dulu."

Freya yang berdiri di belakang Archer kini mengerutkan kening. Archer hanya menelengkan kepala meminta jawaban tanpa suara.

"Mr. Gerry baru saja menghubungi saya, mengabari jika Mr. Eamon tertangkap oleh IMF*."

"Apa?!" Freya dan Archer menyahut hampir bersamaaan.











Terhitung sudah hampir enam jam August harus tercekik di ruangan seluas lima kali lima meter persegi bersama laki-laki paling keras kepala yang pernah dia temui. Dadanya sudah seperti diremat karena kesal dan penat. Tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulut Eamon selain senyum miring dan mata memicing menatap August tak suka.

August menjatuhkan punggungnya di kursi, mengadah menatap langit-langit yang berwarna kelabu sembari memainkan pena. Dia menghela napas berat entah sudah berapa kali. Rasanya, kakinya ingin menendang apapun dan tinjunya ingin melayang bebas memukul rahang Eamon hingga laki-laki itu bisu sekalian. Wajahnya yang tetap santai benar-benar membuat August semakin frustasi.

Laki-laki itu menegakkan tubuhnya, menumpukan tangannya pada meja dan menatap Eamon lurus-lurus. "Eamon Dev Rhou, mari kita sudahi permainan ini," geram August dengan penekanan di setiap kata.

Pena di tangan August mengetuk-ngetuk beberapa lembar kertas yang diklip jadi satu. "Kita masih perlu mengisi ini jadi tolong kerjasamanya."

Kesekian kali Eamon hanya menyunggingkan senyum miring. Terima kasih untuk wajah tampannya yang selalu tampak berkelas meski dalam ruang introgasi sekalipun. Ternyata bukan hanya dia yang keras kepala dan bertahan, laki-laki ini juga. Dari yang dia dengar saat dia digiring kemari, laki-laki ini bernama August. Laki-laki yang sama dengan yang menyerangnya di bar.

"Kau tidak akan mendapatkan informasi apapun dariku." Itu adalah ucapan pertama dari Eamon sejak enam jam mereka berada di sini. Ucapan yang membuat August semakin geram dan menjambak rambutnya sendiri.

"Kita mulai dari pertanyaan sederhana sebelum aku benar-benar membunuhmu," ancam August.

Eamon terkekeh. Kekehannya bergema di ruangan dingin ini, membuatnya terdengar menyeramkan sekaligus menyulut emosi August meningkat berkali-kali lipat. "Kalau begitu bunuh saja daripada harus menunggu enam jam dan kau tidak akan mendapatkan apapun."

Laki-laki ini mulai memainkan kartunya, batin August menjerit. Setidaknya yang duduk di sini bukan Alpha atau ruangan ini sudah berubah warna menjadi merah hanya dalam waktu lima menit.

"Kalau begitu, kita mulai lagi dari pertanyaan sederhana." August menatap lekat-lekat lawan bicaranya. "Bisa kau ceritakan tentang Trinity dan apa yang kalian lakukan?"

"Kau tahu jabatanku?" tanya Eamon balik.

August sempat menoleh ke dinding sebelah kanan, tempat di mana ada kaca satu arah dengan Alpha dan Alain di baliknya. Dia kembali menatap Eamon. "Pengacara."

Eamon mengangguk membenarkan. "Masih yakin untuk mengintrogasiku?"

Sebenarnya pertanyaan itu yang pertama kali muncul di benak August sejak dirinya menceburkan diri dalam ruangan ini bersama Eamon. Pada langkah pertama, August sudah yakin introgasi kali ini memakan waktu dan emosinya dengan rakus.

Senyuman terbit di wajah dingin August. "Karena kau pengacara, itu membuatku lebih yakin mengintrogasimu." Gertakan pertama, berhasil?

Eamon terkekeh pelan. "Kupikir kita seumuran."

Dahi August berkerut samar. "Kalau begitu pasti mudah jika menggunakan bahasa teman."

"Darimana kau mendapatkan informasi tentangku?" tanya Eamon sembari mengedikkan bahu dan membenarkan posisi duduknya agar lebih nyaman.

"Kenapa kau justru menanyaiku?" protes August, kali ini tanpa emosi. Tangannya terangkat kemudian dia menyingkap lengan jasnya dan menunjuk kulit di bawah siku. "Di sini."

"Ah, tato." Dia mengangguk lagi. Kali ini dengan senyuman yang simpul tanpa emosi apapun.

"Bisa kau ceritakan tentang rekanmu?"

"Kami ada delapan." Singkat tapi itu jawaban itu menghantam August di sisi kursi yang lain. "Sebuah keberuntungan karena kalian menangkapku lebih dulu. Bukan begitu?"

"Lalu bagaimana dengan kebun anggur?" Pertanyaan itu tidak ada dalam daftar tapi August jelas yakin, petunjuk sepele ini akan mengarahkan mereka pada ujung goa yang lebih terang.

Sebelah alis Eamon terangkat. "Berjalan lancar." Itu bukan jawaban yang diinginkan August tapi Eamon benar-benar mampu mengulur waktu dengan baik.

"Apa itu salah satu cabang usaha yang kau jalankan untuk Trinity?" August harus benar-benar memutar otaknya hingga jungkir balik. Sialan karena dia harus menghadapi pengacara. Pengacara mafia.

"Kenapa kau tidak memeriksanya sendiri?"

Di balik ruangan ini, Alain dan Alpha buru-buru mencari informasi mengenai kebun anggur yang dimaksud Eamon. Dia sempat melihat sekilas kemasan botol anggur yang dimaksud, menunjukkannya pada Alain. Lima menit mencari, Alain mendapatkan informasinya.

"Distrik Jinfeng, Ningxia, Tiongkok," ujar Alpha melalui earpiece.

Sesi introgasi mereka harus selesai. August memilih menyudahi semua pertanyaannya, satu petunjuk dari Eamon sudah lebih dari cukup.

Sebelum keluar ruangan, Eamon sempat membisikkan sesuatu. "Kau pikir setelah menangkapku dapat hidup tenang?"











Satu hari perjalanan dengan pesawat harus ditempuh oleh Alpha, August dan Alain. Sementara Alain menemui pihak keamanan pemerintah Ningxia, Alpha dan August pergi ke sebuah perkebunan anggur yang luas. Pabrik minuman beralkohol terbesar di Ningxia.

"Mereka mengontrol perekonomian masyarakat, memperdayakan petani untuk memasok anggur untuk mereka. Kupikir akan sulit menutup tempat ini karena koneksinya berhubungan langsung dengan walikota," ujar August.

Mobil mereka membelah padatnya kota Ningxia. Kota ini berada di kaki gunung. Cuacanya terlalu terik dan kering menjadi lokasi yang tepat untuk perkebunan anggur. Ini menjadi alasan mengapa banyak sekali petani anggur di sini dan alasan mengapa wilayah ini menjadi pemasok anggur terbesar. Tempat di mana kartel bersembunyi di balik perekonomian rakyat.

"Mereka membuka sebagian wilayah untuk rekreasi edukasi 'kan?" tanya Alpha memastikan.

August mengangguk membenarkan. "Memudahkan kita masuk."

"Mungkin mudah, tapi Alain mungkin mengalami kesulitan di sana."

August mengangguk lagi.

Sora Minato adalah pemilik perkebunan dan pabrik anggur, menjadi tangan kanan Trinity. Berdasarkan infromasi yang mereka dapatkan, Minato menyumbang hampir separuh penghasilannya untuk membangun beberapa fasilitas di kota. Akibatnya, dia menjadi penggerak pusat dari pemerintahan kota, menunjuk orang pilihannya untuk menjadi walikota dan mengakuisisi semua tatanan. Semuanya, tepat di bawah kaki Trinity.

Tidak ada yang tidak mengenal Minato. Seorang pria miskin yang sekarat di satu petak kebun anggur miliknya. Kemudian seseorang datang bagai malaikat, mengulurkan tangannya dan membuatnya berdiri tegap dengan setelan mewah dan sepatu mengkilap seperti sekarang. Kisah Minato dipelintir dan dijadikan sebagai kisah motivasi oleh para petani anggur, mengikis kenyataan di balik itu semua dan menyembunyikan fakta kejam yang sejatinya mencekik para masyarakat.

"Antar kami ke Minato," pinta Archer dengan rahang mengeras. Dia menoleh pada Freya hendak mengatakan jika wanita itu tidak perlu ikut bersamanya dan menempuh penerbangan dua jam. Tapi sepertinya Freya sudah lebih dulu mengerti apa maksudnya.

"Kita masih bisa mengatasinya. Aku lebih baik ikut denganmu."

Yua mengangguk dan menunjukkan jalan pada mereka. Baik, sepertinya ini Tuan Minato menemui takdir buruk hari ini.

Menurut dugaan Archer, jika mereka berhasil menangkap Eamon maka kunci paling dekat yang bisa dibuka adalah Minato dan kebun anggurnya. Mengingat Eamon adalah pengacara di antara mereka, laki-laki itu pasti akan membuka jalan yang terjauh bagi IMF untuk menemukan Trinity dan Minato adalah pilihannya.

"Sza menelepon," ucap Freya usai mereka turun dari pesawat dan berjalan cepat menuju mobil limosin mewah yang sudah menanti.

Tentu saja wanita itu pasti akan menghubungi mereka. Archer mengangguk dan mempersilakan Freya masuk lebih dulu, kemudian dia menyusul.

"Kami akan pikirkan cara membebaskan Eamon. Aku menitipkan Minato padamu dan Archer. Setelah itu lekas kembali. Jaga dirimu." Singkat dan jelas, hanya itu yang diucapkan Sza lantas panggilan ditutup sepihak.

"Apa yang akan kau lakukan pada Minato?" tanya Freya selagi menatap Archer.

"Tugasnya sudah selesai. Bukankah begitu, Yua?" Archer menatap Yua yang duduk di samping kemudi dari kaca mobil.

Yua mengangguk. "Proses perijinan distribusi wine sudah disetujui oleh pihak pemerintahan Prancis. Sahamnya sudah dibeli dan disepakati, jadi Tuan Minato hanya sebagai pengawas saja. Setelah ini, kita bisa melakukan ekspor impor tanpa melewati embargo Tiongkok."

"Pihak Prancis aman?" Laki-laki itu harus memastikan banyak hal sebelum benar-benar sampai di kebun dan menemui Minato.

Sekali lagi Yua mengangguk. "Setelah pindah tangan ke pihak Prancis, kita lepas tangan. Tidak ada sangkut pautnya lagi."

Ini rencana Trinity sejak satu tahun lalu, pengalihan saham guna menutup jejak. Satu saham dijual oleh pihak acak yang menguntungkan. Beberapa tahun kemudian, Trinity akan membeli keseluruhan saham itu. Konsepnya sederhana, menitipkan sesuatu dengan jangka waktu yang belum ditentukan. Sesuatu yang bisa mendorong siapa saja ke bibir jurang kapan saja.

"Bagaimana dengan walikota Ningxia?" tanya Archer lagi.

"Masa baktinya habis dua bulan lagi, sekarang sedang masa kampanye. Kita bisa tutup buku saat ini juga jika Mr. Archer menginginkan itu. Aku akan mengalihkan semua catatan tindakan Tuan Minato pada walikota saat ini untuk menutupi jejak," terang Yua sembari membaca catatannya di tablet.

"Kau yakin?" tanya Freya sekali lagi. Tutup buku sama saja dengan menyudahi permainan di sini karena punya permainan lain yang lebih menarik.

"Bagaimana denganmu?" Archer balik bertanya.

"Lebih cepat lebih baik."











Mobil limosin itu membelah puluhan petak tanaman anggur. Tampak beberapa petani yang sedang bekerja, memeriksa saluran air, memastikan pestisida tersebar merata dan memeriksa buah-buah yang busuk di pohon. Ini masih terlalu pagi untuk huru hara berdarah. Freya memandang jauh pada gundukan-gundukan gurun Gobi yang membentang jauh di sisi barat. Tampak begitu panas dan membuat dahaga meski dilihat dari kejauhan saja.

"Bukankah ini tanah yang benar-benar potensial?" celetuk Archer yang juga ikut menatap keluar jendela.

Freya mengangguk. "Tapi cuacanya terlalu ekstrem saat pergantian musim."

Sepuluh pria bersetelan rapi menyambut mereka. Berdiri tegap di pelataran bangunan yang lebih kecil dari bangunan pabrik pengolahan di sisi utara mereka. Kesepuluh pria itu membungkuk begitu Archer dan Freya turun dari mobil.

"Antar kami ke tempat Tuan Minato," pinta Yua pada salah satu dari mereka.

Yua berjalan lebih dulu, disusul Archer dan Freya. Bangunan khas negeri bambu dengan cat berwarna merah yang dominan. Simbol keberuntungan, keselamatan dan kesejahteraan. Meski dari luar tampak tradisional, dalamnya menyajikan pemandangan lain. Mereka melewati selasar panjang yang menghadap taman dengan kolam sebagai pusatnya. Airnya mengalir tampak alami dari bambu hijau yang dikerucutkan, menimbulkan bunyi gemericik yang menenangkan. Ada dua ikan koi raksasa saling berenang dan mengejar. Jika Freya punya kesempatan datang ke sini tanpa ada urusan bisnis, dia ingin duduk di salah satu bangku kayu di sana untuk waktu yang lama.

Mereka tiba pada sebuah ruangan luas dengan furniture yang lebih modern meski tidak menghilangan identitas Tionghoa. Di sana, Minato sudah menunggu. Dia bersujud begitu Freya dan Archer masuk.

"Sebuah kehormatan bagiku bisa bertemu dengan putra putri Tuan Rhou," ucapnya. Dia mengangkat kepala dan mempersilakan mereka duduk.

"Anda datang dari jauh, biarkan saya menjamu Anda. Maaf jika saya hanya menyiapkan jamuan seadanya." Minato memberi isyarat pada pria bersetelan di sampingnya.

Setelah itu pramusaji silih berganti masuk dengan membawa piring berisi berbagai makanan khas Tiongkok yang tidak Freya tahu namanya. Yakin, pasti makanan ini akan menjadi saksi bisu pertumpahan darah di pagi hari yang cerah.

Archer mencondongkan tubuhnya pada Freya dan berbisik, "Makan dulu saja. Melihat makanan ini membuatku ingat Jepang."

Jika suasana mendukung, Freya pasti akan tertawa. Archer sudah mirip bocah.

"Silakan." Minato menunjuk beberapa makanan yang harus lebih dulu mereka makan, dibantu pramusaji yang menyediakannya untuk mereka.

Freya tidak pernah makan makanan China, kecuali mi dan dimsum.

Archer pandai menggunakan sumpit. Dia mencomot beberapa makanan dan melahapnya dengan tenang. Sesekali bergumam jika rasanya enak. Membunuh 'kan juga perlu makan, pikirnya.

Sembari mengunyah, dia melirik Yua. Peka pada Tuannya, wanita itu mulai membuka suara.

"Perkebunan dan pabrik ini sudah diambil alih oleh Prancis. Sudah menerima kabarnya semalam?" tanya Yua.

Wanita itu tidak menyentuh makanannya sedikit pun. Berbeda dengan Freya yang selalu bertanya pada Archer dan pramusaji di sampingnya tentang makanan yang akan dia masukkan dalam mulut.

"Ini apa?" tanya Freya yang ketiga kali.

"Bisa tidak makan saja dan cicipi sendiri," gerutu Archer.

Minato terkekeh untuk Freya dan Archer sebelum menjawab pertanyaan Yua. Pria itu mengangguk. "Benar, saya sudah mendengarnya. Meskipun sedikit disayangkan karena saya harus lepas tangan pada usaha ini."

Dia harus berani berkata jika dia sebenarnya keberatan kebun ini diambil alih Prancis. Namun dia hanya anjing di sini, hanya berjalan saat diperintah. Sekalipun dia harus turun jabatan menjadi petani, demi Tuan Rhou yang pernah menyelamatkan hidupnya, dia rela.

"Selama ini kerjamu sudah sangat bagus. Kau membawa kami pada kemenangan berturut-turut. Itu alasan kami mengalihkan usaha ini, untukmu. Kehilangan kebun anggurmu itu lebih baik daripada kau harus terjengkang di jurang," komentar Archer.

"Apa ada yang saya tidak tahu?" tanya Minato sedikit ragu.

"Hari ini kebunmu di inspeksi," jawab Yua.

"Inspeksi?" Seingatnya, pihak pemerintah baru memeriksa kebunnya dua bulan lalu.

"Lebih tepatnya digeledah," terang Freya.

"Mr. Eamon berhasil ditangkap IMF dua hari lalu. Cepat atau lambat mereka akan mendatangi tempat ini." Yua kembali angkat bicara.

Wajah Minato tampak panik. Karena tanpa diberitahu pun, dia tahu akan ada dua kemungkinan, kesempatan untuk kabur dan menutupi banyak hal atau cukup mengubur dirinya seorang. Dia mungkin masih bisa terima soal usahanya yang dialihkan, tapi jika dia harus menemui ajalnya hari ini itu agaknya perlu dipikirkan ulang. Ada istri dan anak yang menunggunya di rumah. Minato mulai gusar dalam duduknya saat Freya menyelesaikan makan lebih cepat dan memainkan sebilah pisau makan.

Archer menyapukan tisu untuk membesut mulutnya dari sisa makanan. "Terima kasih untuk jamuannya Tuan Minato. Aku tidak akan melupakan jamuan ini."

Minato mengangguk dan mengusahakan senyum guna membalas pujian dari Archer. "Dengan senang hati dapat menjamu Anda, Tuan. Lalu, ...." Dia menatap Archer lekat-lekat. "Apa yang harus saya lakukan saat ini?"

Dengan isyarat tangan di bawah meja, Minato menyuruh orang kepercayaan yang berdiri di sampingnya untuk siaga. Tandan yang segera dimengerti dan disampaikan melalui kilat mata oleh penjaga lain yang berdiri di sekitar ruangan. Minato pastikan dia aman dari incaran Archer, Freya dan Yua. Sepuluh lawan tiga, tidak mungkin dia kalah.

"Tentu saja seperti yang sudah Anda pikirkan," ucap Yua sembari berdiri dan menodongkan pistol pada Minato.

Secepat itu pula kesepuluh penjaga Minato balik menodongkan senapan laras panjang pada mereka bertiga.

Minato terkekeh. "Tentu saja aku tahu Nona Yua. Tapi apa kau tidak memikirkan bahwa aku lebih diuntungkan di sini?"

"Wah!" seru Archer. "Kau mengajakku olahraga pagi setelah sarapan rupanya." Archer hanya berdiri tanpa senjata apapun, menghadap Minato sambil berkacak pinggang. Sedangkan Freya sudah siap dengan dua pisau makan di kedua tangannya.

"Kau pikir bisa selamat hanya dengan pisau makan itu, Nona Freya?" ledeknya.

"Setidaknya pisau ini bisa mencongkel bola matamu. Kanan kiri."

Minato semakin tertawa. "Aku bisa terima jika aku harus kehilangan kebunku. Bagaimana pun Tuan Rhou sudah menyelamatkanku dan memberiku banyak hal. Aku bersedia menjadi pesuruh kalian karena aku berhutang budi pada beliau. Tapi tidakkah kalian berpikir jika aku sudah berkorban terlalu banyak? Tidakkah kalian memikirkan keluargaku? Istri dan anakku?"

"Kau menjalankan judi illegal di Macau tanpa sepengetahuan kami," sergah Yua geram. "Mengambil keuntungannya untukmu sendiri dan keluar masuk hotel dengan wanita setiap malam. Kau masih menyebut keluarga setelah semua yang kau lakukan?"

"Salah jika aku menjalankan usahaku sendiri?" tanya Minato tidak terima.

"Salah. Karena uangnya kau gunakan untuk mengkhianati keluargamu," tukas Archer.

"Kalian! Tunggu apalagi! Cepat bunuh mereka!" teriak Minato berang.











Alpha dan August berbaur dengan beberapa pengunjung, menikmati suguhan dan penjelasan salah satu pemandu yang membawa mereka mengelilingi kebun dan menceritakan sejarah kebun ini. Meski begitu, pandangan mereka menggeledah seisi kompleks perkebunan ini.

"Yang di sana," bisik August sembari menatap rumah bergaya China tradisional yang berdiri di sisi selatan kebun. Di sekeliling rumah itu terdapat beberapa penjaga dan sebuah mobil limosin terparkir di sana.

Saat dirasa pemandu wisata tersebut tidak memperhatikan mereka, August dan Alpha berlari menyebrangi berpetak-petak kebun untuk sampai pada rumah itu. Pandangannya mengedar, mencari celah di mana mereka tidak akan tertangkap oleh CCTV.

"Kita bisa masuk lewat koridor itu," tunjuk Alpha pada sebuah koridor panjang yang menghubungkan rumah dengan bangunan pabrik. August mengangguk kemudian mereka berlari.

DOORR!!

Mereka hampir mencapai tembok saat tiba-tiba terdengar suara tembakan yang begitu keras. Suaranya menyebabkan seluruh penjaga yang mengelilingi rumah itu berlari ke dalam.

Dari suaranya, itu bukan senjata biasa.

"Trinity ada di sini. Mereka mendahului kita," tebak August dengan wajah merah padam menahan emosi.

[]





Lambaikan tangan ke kamera dong, Eamon.









Hayooohhh, kaget nggak tuh, Freya sama Alpha di satu tempat yang sama?

Niat hati mau lanjutin bagian di makan-makan waktu mau bunuh Minato. Tapi nanti jadinya kepanjangan banget, yaudah gajadi, dipotong. Eh, tapi kepikiran, nanti kalian nggak tau gimana duo maut Freya sama Archer mengeksekusi musuhnya, xixixi.

Ada tebakan dari kalian? Ada pertanyaan dari kalian? Eamon udah buka kartu, dia pengacara, berarti ada peran-peran lain di Trinity.

Semalem itu aku lagi baca-baca, terus ada pertanyaan yang intinya gini sih, apa poin menarik dari pekerjaanmu. Tapi di aku lebih punya arti, apa poin menarik dari ceritaku. Jujurly, aku diem sambil mikir, apa poin menarik yang bisa bikin pembaca tertarik dari Fly By Night. Terus jawabanku, nggak ada. Rasanya nggak ada, soalnya aku nulis ini buat aku seneng-seneng sama genre action. Kalo kupikir-pikir, FBN nggak nyeritain mantan banget meskipun di awal mereka mantan sedangkan di sini mereka belum jadian. (Loh? Kok kalo dipikir mereka kasian juga🤣) Terus kalo soal life meaning, ini isinya kejar-kejaran, tinju-tinjuan, banyak kata2 sensornya, life meaningnya sebelah mana. Ya gini, definisi penulis sadar diri.

So, ini memunculkan tanda tanya besar di kepalaku, apa yang buat kalian tertarik sama FBN selain karena visualnya. Yuk, isi yuk, siapa tau bikin FBN cepet update lagi.

Beside, itu bisa jadi masukan saran dan kritik membangun buat aku ke depannya. Siapa tau FBN sampe berseason-season, nyeritain Alpha Freya putus nyambung, bunuh Sebastian, ketemu Trinity lagi, kejar-kejaran lagi. Plisss jangan sampe, nanti PR-ku nambah.

Aku mau ucapin makasih karena kalian udah bantu jawab big questionku. Makasih karena masih pay attention sama aku dan FBN. Makasih untuk dukungan vote dan komennya. Nanti semua komentarnya bakal kuresapi dan jadi pembenahan diri. Tengkyu all, my bestie.

Lav yu 💜 Jangan lupa bahagia.





Ada salam dari Freya dan Archer.







Oct 5, 2021

Continue Reading

You'll Also Like

1.8M 142K 30
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
5.3M 286K 55
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...
651K 42.7K 61
Dokter Rony Mahendra Nainggolan tidak pernah tahu jalan hidupnya. Bisa saja hari ini ia punya kekasih kemudian besok ia menikah dengan yang lain. Set...
2.2M 103K 53
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞