MINE [TAMAT]

By Sitinuratika07

29.7M 1.1M 62.5K

Sudah dibukukan❤️👅 tapi part masih lengkap karena isi di wattpad dan di buku sangat berbeda 🤭 ini cerita pe... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 14
Part 15 - Sean's POV
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19 - Chit Chat
Part 20 END \m/
After Wedding :)
SEQUEL- HAPPY ANNIVERSARY ( Repost )
SEQUEL ( Kelvin D. Franklin )
SEQUEL ( Deira D. Franklin )
SEQUEL ( Melvin D. Franklin )
SEQUEL: Special Melvin, kasih sayang Papa❤
SEQUEL: Sean jadi STALKER!?! (1)
SEQUEL: Sean jadi STALKER!?! (END)
SEQUEL: Abal-abal
SEQUEL - The Couple Goals
Sequel: Aku Padamu, Sean!
Sequel Lanjutan: Aku padamu, Sean!
Sequel lanjutan: Aku padamu, Sean! (versi dua)
Sequel Lanjutan - Aku padamu, Sean! (versi ketiga)
Pengumuman pemenang give away!
Juara 1 - Mine by Octya Celline
Juara 2 - Peleburan Hati by Oksytawulandari
Juara 3 - Oh my God by Syarah
Juara 4 - Jeaolus by Adinda Farah Anisya
Juara 5 - Lingerie by Raudhatul Janah
Juara 6 - Day Dream by Raisa Pujia
Juara 8 - The Grand final Konspirasi by Cassandra June
Juara 9 - Heaven of Culinary by FilipiPhoebe
Juara 10 - Happy Birthday my Lovely Husband by Widya Safira W.
MINE READY STOK ❤️

Part 13

852K 39.7K 1.4K
By Sitinuratika07

Pria itu Sean !!!
Astaga, Ya Tuhan !!

Aduh bagaimana ini? Buru-buru aku menutupi wajahku dengan buku. Aku sedikit terkecoh karena gaya rambutnya berubah dan dicat menjadi warna kecoklatan tua, tetapi wajahnya itu benar-benar Sean ! Aku tak mungkin salah kan. Tamatlah riwayatku..

"Hai, aku Daniel. Mohon bantuannya semua."

Teman-teman sekelasku langsung bersorak ria menjawab ucapan Sean barusan. Apalagi para gadis-gadis dibelakangku. Mereka selalu memuji ketampanan Sean. Bahkan ada yang bilang Sean itu so hot. Lagi-lagi aku bertanya dalam hati, memangnya dia cabai !?

Mengapa Sean sampai menyamar nama? Padahal nama dia cukup keren bagiku, eh lupakan. Kenapa aku membahas namanya sekarang? Atau.. Apakah dia orang lain bukan Sean? Atau aku hanya parno saja karena semalam bermimpi aneh tentang Sean? I don't know.

"Daniel, kamu duduk dibelakang kursi Annie, gadis baju biru itu. Annie angkat tanganmu." suruh ibu Dosen itu dan langsung direspon Annie dengan mengangkat tangannya semangat.
Annie.. Sikapnya berbeda. Dia seakan lupa kalau pria didepan kelas ini adalah pria yang bersamaku saat di mall waktu itu.

Daniel berjalan melewatiku tanpa melihat ke arahku dan bergegas menuju kursinya. Berarti tempat duduk kami berdekatan dong.

"Buka halaman 121." Ibu dosen itu mulai menerangkan materi pelajarannya panjang lebar.

Aku mendengar sayup-sayup, Daniel eh Sean berbicara dengan Annie.
"Hai, Ann. Salam kenal ya." ujar pria itu lembut.

"Iya, salam kenal juga." Annie pun menjawab dengan senang hati. Sepertinya Annie suka dengan Sean yang menyamar jadi Daniel. Tapi aku masih bingung, dia Sean atau bukan sih?

Eh sepertinya ada yang menusuk dikepalaku. Aku menoleh kebelakang, Sean eh Daniel itu tengah melihatku tajam. Dia mengerutkan dahinya dan bibirnya menggeram kesal. Aku segera berbalik dan membuka buku seperti tidak terjadi apapun barusan. Aku sangat ketakutan, ekspresi wajahnya itu sangat tidak asing bagiku. Dia sangat sangat marah. Ya Tuhan, besok aku tak mau kuliah lagi.

1 jam kemudian..

Tak terasa waktunya istirahat. Mendadak banyak gadis mendekati Daniel eh Sean itu, tak terkecuali Annie. Sedangkan aku? Aku tidak bisa bergerak karena aku merasakan tubuhku kaku ketakutan.

"Tika, ayo ke kantin." Aku menoleh ke atas, ternyata Roby. Hatiku mulai tenang sekarang. "Ayo." Roby pun menggandeng tanganku. Tidak sengaja aku menoleh ke arah Sean. Waduuhhhh, wajahnya sangat menyeramkan. Apa dia marah aku bersama Roby? Ahh aku tidak peduli.

"Kita duduk disini saja. Sebentar aku mau ambil makanan."

"Iya." Aku duduk sesuai tempat yang ditentukan oleh Roby tadi.

"Tika, hai!!" ucap Annie mengagetkanku dari belakang. Dia menepuk pundakku keras. Annie bersama Sean dan sedang berada didekatku saat ini. Please Annie, jangan duduk disini. Aduh bagaimana ini?

"Mana Roby?" tanya Annie sambil mendaratkan pantatnya untuk duduk didepanku. Alhasil, pria disampingnya pun ikut duduk. Skak mat.

"Sedang mengambil makanan." jawabku sok tenang. Padahal jantungku mulai tak karuan sekarang.

"Hai namamu siapa?"

Aku terdiam sebentar saat pria didepanku ini mengulurkan tangannya. Dia berpura-pura atau dia memang bukan Sean?

Aku mengacuhkannya dan melihat kesekeliling kantin, gunanya untuk menghindari tatapan matanya itu.

"Hey, Tika. Daniel mau berkenalan denganmu tuh.." ucap Annie menarik tangan kananku dan memaksaku untuk berjabatan dengan Daniel.

"Hemm, Tika." Aku bicara tanpa melihat ke arah wajahnya.

"Aku mau ambil makanan dulu ya, Niel."

Annie beranjak dari kursi dan berjalan meninggalkan kami. Annie dasar bodoh kau! Jangan tinggalkan kami hey! Lihat, tanganku saja belum dilepasnya. Aduh Roby mengapa kau lama sekali sih!?

"Tolong lepaskan tanganku, Daniel." Aku berusaha melepaskan genggaman tangannya itu, tetapi dia malah mencengkramnya lebih kuat sampai membuatku meringis kesakitan.

"Akan aku bawa kau kembali kerumah."

Setelah bicara seperti itu, dia melepaskan tanganku. Sean, aku benci padamu ! Sangat sangat benci !

Tak beberapa lama, Roby kembali dengan membawa dua nampan makanan. Dia kembali bersama Annie. Annie juga membawakan makanan untuk Sean.

Roby menaruh nampan makanan itu kedepanku, "Ini makanannya." dan setelah itu dia duduk disampingku.

"Kamu siapa?" tanya Roby lembut. Dia baru menyadari kalau ada seseorang yang asing diantara kami.

"Aku Daniel, salam kenal." Sean menjawab sambil mengulurkan tangannya. Roby pun ikut membalas tangan Sean. Dasar Roby, kau tidak tahu? Dia lah yang menyiksa pacarmu ini !

"Aku Roby. Salam kenal juga."

"Siapanya Tika?" tanya Sean lagi.

"Aku pacarnya." Roby tersenyum lalu menoleh ke arahku. Aku melirik Sean dan secara bersamaan, Sean juga sedang melirik mataku. Mengapa dia berekspresi seperti itu?

"Hey, Roby. Kau senang kan pacarmu sudah kembali, hahaha." kata Annie bercanda. Roby pun hanya ketawa-ketawa saja sambil memakan sandwich nya.

Tiba-tiba Roby memegang jari manisku.
"Tika, mana cincinmu?" tanya dia spontan. Oh my! Aku lupa perihal masalah cincin ini.

"Maaf, By. Aku menjatuhkannya kedalam toilet.. Maaf.." sesalku.

"Kau ini ceroboh sekali. Itukan cincin pertama kita."

"Maaf ya sekali lagi maaf.." ucapku lembut penuh penyesalan. Annie hanya tertawa kecil melihat kami berdua, sedangkan Sean wajahya seperti cemburu melihat Roby.

"Ini cincin siapa?" Roby menunjuk cincin dijari manisku. Ini cincin 'pernikahan' ku dengan Sean. Aku lupa melepasnya. Sean juga memakai cincin yang sama denganku sekarang. Semoga Roby dan Annie tak menyadarinya.

"Aku beli sendiri untuk pengganti cincin kita. Kan modelnya sama, By." jawabku. Maaf Sean, aku tak terpikir alasan lain.

"Lepaskan itu, aku benci melihatnya. Seolah kau punya pria lain saja." suruh Roby kepadaku. Lantas aku pun segera melepas cincin itu dan menyimpannya disaku jeans-ku.

Tiba-tiba Sean menghembuskan nafas panjang. Tangannya tegang dan mengepal. Kurasa dia marah.

"Tika, nomor handphone-mu berapa?"
Untung Annie mencairkan suasana.

"Oh ya ya. Handphone mu kemana? Aku hubungi kemarin2 tetapi tidak aktif?" sambung Roby semakin menyudutkanku.

"Maaf, Roby, Annie. Hp-ku hilang dibusway." jawabku bohong. Handphone-ku sekarang pasti disita oleh Sean.

"Oh ya sudah. Apa boleh buat deh." Annie meneruskan makanannya. Aku pun juga sesekali menyeruput jus jeruk didepanku. Sean daritadi hanya diam saja dan sesekali mata kami bertemu.

"Nanti sehabis pulang kuliah, kita beli hp baru ya." kata Roby sambil memegang tanganku.

"Aduh tidak usah, By. Aku nanti beli sendiri.."

"Tidak apa-apa. Kan ada tabungan kita." jawabnya.

"Oh ya Tika. Roby kan menabung terus saat kamu tidak ada." cerocos Annie berbicara tanpa disaring dulu. Hari ini dia begitu menyebalkan !
Aku pun menanggapinya dengan ketawa kaku saja.

"Memangnya untuk apa tabungan kalian? Ayo beritahu aku dong." ucap Annie mendesak Roby. Please jangan memperburuk suasana.

"Untuk pernikahan aku dan Tika nanti."

DEG!

Mendadak si Daniel itu beranjak dari tempat duduknya dengan gusar dan pergi meninggalkan kami tanpa berbicara apa-apa.

"Kenapa dia?" tanya Roby dan Annie bersamaan. Aku hanya berpura-pura menaikkan bahuku.

"Aneh, sepertinya dia cemburu melihat kalian." timpal Annie sambil menunjuk ke arah kami berdua. Fix sekali, dia lupa dengan Sean. Apa dia menghilangkan ingatan Annie ya?

"Kamu kenal dengannya, Tika?" tanya Roby serius.

"Eh tidak kenal kok. Baru bertemu hari ini.."

"Jangan terlalu dekat dengan dia ya." ucap Roby. Dia bicara denganku sambik mengusap kepalaku. Tidak kau suruh pun aku pasti menjauhinya.

******

Sean's POV

"Bagaimana kalau Tuan masuk kuliah dengan jurusan yang sama seperti Tika?"

"Memangnya bisa?" tanyaku. Sepertinya itu tidak mungkin.

"Bisa. Kalau Tuan mau nanti saya saja yang memasukkan Tuan kesana. Itu mudah."

"Oke. Baiklah kalau itu cara untuk membawa Tika kesini. Aku mau." jawabku. Aku tidak sabar untuk membawa dia kerumahku lagi.

"Tapi tuan ingat satu hal. Tahan emosi Tuan."

Itulah ucapan Raka saat kami berada di rumahku waktu itu. Aku sudah tahu hal ini akan terjadi, tetapi aku tidak tahu kalau cemburu itu sesakit inikah. Aku tidak tahan. Rasanya aku ingin sekali membunuh Roby sialan itu. Pacaran saja sudah sombong, huh. Aku ini suaminya !!

Erghhh geram sekali aku melihatnya !! Tika juga kenapa sekarang jadi tidak takut padaku?!

"Daniel !!"

Tiba-tiba aku dikagetkan oleh temannya Tika yang centil itu. Si Annie, siapa lagi. Cuma ku gigit sekali saja kenapa dia selalu menempel padaku, padahal aku menggigitnya supaya dia lupa padaku.

"Kenapa, Ann?"

"Kenapa kau langsung pergi begitu saja tadi dari kantin?"

"Tadi perutku mulas, jadi aku ke toilet. Maaf ya." jawabku seadanya. Sebenarnya aku malas berhubungan dengan gadis ini. Tapi mau bagaimana lagi, hanya Annie yang dekat dengan Tika.

"Oh ya sudah tak apa. Aku kira kau cemburu sama Roby." katanya meledekku. Memang benar sih.

"Tidak lah. Memangnya aku siapanya Tika? Kenal saja baru hari ini."

"Oh begitu. Sehabis ini kita praktek dilapangan. Ayo kekelas sekarang."

Aku dan Annie pun kembali kekelas bersama. Seiring aku berjalan ketempat dudukku, aku terus memperhatikan Tika. Dia merebahkan kepalanya diatas meja, seperti tertidur. Apakah dia sakit? Raut wajahnya juga tadi sedikit pucat.

"Tika, kau kenapa?" tanya Annie padanya. Tika sedikit memiringkan kepalanya untuk melihat Annie. Saat itu juga, aku melihat wajah sendunya. Ku akui wajahnya memang cantik.

"Aku tidak apa-apa, Ann. Hehe.." jawabnya sambil menaikkan kepalanya ke atas. Huh selalu bilang 'Tidak ada apa-apa' padahal 'ada apa-apa pikirku'.

"Apa kau yakin mau ikut praktek? Ikat saja rambutmu nanti panas lho. Sini aku ikatkan."

"Eh eh jangan. Biarkan saja, Ann." tegas Tika menolak kebaikan Annie. Kenapa dia? Apa semalam saja tidak ada asupan darahku, dia jadi begitu? Aku hanya bertanya dalam hati. Tika kembali merebahkan kepalanya ke atas meja dan kembali tertidur.

"ANNIE, AYO!"

Teman sekelasku menarik tangan Annie untuk pergi kelapangan, satu per satu mereka pun meninggalkan aku dan Tika berdua dikelas. Untung saja Annie sudah pergi, jadi aku bisa mendekati Tika kali ini. Dia juga sepertinya tidak sadar kalau ada aku dibelakangnya.

"Aduh kenapa aku tertidur sih?! Ditinggal nih."

Tiba-tiba Tika beranjak dari kursinya. Dengan cepat aku menarik tangan kanannya dan dia refleks berbalik ke belakang.

"Sean!!"

Sepertinya dia sangat terkejut. Maafkan aku, Tika kalau aku tidak bisa lembut padamu.

"Coba aku lihat lehermu."

"Jangan ! Tolong jangan disini.." ucapnya menghindariku. Aku tidak mempedulikan ucapannya barusan. Aku pun menyibakkan rambut hitam panjangnya itu.

Aku melihat bekas gigitan ku terakhir kalinya saat dia tidur dikamar Nate waktu itu. Memang belum parah tetapi warnanya sudah berubah biru kehijauan.

"Baru sehari saja kau pisah denganku. Tubuhmu sudah seperti ini."

"Ini tidak ada hubungannya denganmu!" balasnya sambil berusaha melepaskan cengkraman tanganku dilengannya.

"Bodoh, kalau dibiarkan saja. Kau bisa mati, Tika!"

"Jadi apa yang harus aku lakukan? Ayo gigit saja aku kalau itu memang lebih baik!" ujarnya.

Tika memiringkan kepalanya dan seolah memberikan lehernya untuk aku gigit. Aku diam sejenak. Memang aku juga tidak tahan akan aroma dan rasa manis dari darahnya itu tetapi tujuanku saat ini hanya ingin membawanya kembali ke rumahku.

"Ayo cepat Sean!!"

"Aku tidak mau!" Tika terkejut mendengar ucapanku barusan. "Akan aku sembuhkan tetapi kau harus pulang bersamaku." lanjutku. Dia kembali berontak dan berusaha melepaskan tanganku.

"Aku tidak mau pulang, lepaskan!!"

'Cleck'

Tiba-tiba pintu kelas terbuka.

"Roby !" teriak Tika. Refleks aku melepaskan tangannya.

"Ada apa ini?" tanya si brengsek itu curiga. Cih rasanya aku ingin segera memusnahkan makhluk sialan ini sekarang juga!

"Kau urus saja pacarmu itu, dia sakit. Aku ingin kembali ke lapangan." kataku berusaha tenang walau rasa ingin membunuh pria itu sangat kuat. Tidak mu pedulikan lagi mereka berdua, aku pun berjalan keluar kelas.

******

Tika's POV

"Ada apa, Tika? Kau sakit hmm?" tanya Roby khawatir seraya memegang dahiku.

"Tidak kok."

"Sepertinya kau sudah lama kenal dengan dia. Jujur saja." desak Roby menyebutkan kata 'dia' yang artinya itu Sean.

"Aku sudah jujur, By. Dia melihatku sakit jadi ingin membawa ku ke ruang kesehatan." jelasku padanya yang seakan tak percaya.

"Ya sudah. Kau sakit? Ayo kita ke ruang kesehatan sekarang."

"Eh tidak usah, aku tidak sakit, By. Aku mau praktek. Dahh !!" Aku berlari kecil meninggalkan dia. Memang sih aku sedikit pusing apu tak apa-apalah.

Syukurlah hari ini kuliahku selesai. Rencananya sehabis pulang kuliah ini, aku ingin bicara dengan ibuku, kalau aku mau pindah ke Indonesia saja dan tinggal bersama dengan nenekku. Boleh tidak ya??

"TIKA !!!"

Annie berteriak dibelakangku saat aku berjalan keluar dari area kampus. Astaga, dia bersama Sean didalam mobil. Mobil Sean juga sudah dicat ulang. Mereka berhenti tepat disampingku.

"Mau ikut kami?" tawar Annie tersenyum padaku.

"Ahh tidak usah." Aku terus berjalan dan mobil Sean mengikutiku.

"Mana Roby? Tidak mengantarmu?"

"Dia lagi sibuk dengan organisasinya, Ann." jawabku malas.

"Stop dulu, Niel." ucap Annie pada Sean untuk berhenti. Sean pun menurut. Annie segera keluar dari mobil dan memaksaku untuk ikut dengannya.

"Ayolah, Tika. Kami antar kamu pulang." paksa Annie menarik tanganku untuk masuk kedalam mobil Sean. Aku menyerah dan terpaksa masuk kedalamnya.

Mobil Sean melaju dengan santai. Rumahku tak terlalu jauh dari kampus. Annie dan Sean mengobrol seperti biasa didepan. Sedangkan aku hanya diam dan sesekali melirik kaca mobil Sean. Terkadang mata kami bertemu.

Annie menunjukkan arah kerumahku. Entah kenapa Sean menurut saja. Akhirnya sampai juga.

"Terima kasih, Annie... Daniel.." kataku dan langsung turun dari mobil itu.

"Da-da Tika !" Annie melambaikan tangannya riang dan mobil Sean pergi melesat dari rumahku. Fyuh..

"Mama.." Aku membuka pintu dengan biasa. Ibuku sedang menonton TV sendirian. Aku melepaskan sepatu dan kaoskaki ku didepan pintu dan langsung duduk disebelah ibuku.

"Ma, aku boleh tidak tinggal dengan nenek di Jakarta?" tanyaku spontan. Ibuku mendadak terkejut karena pertanyaanku barusan.

"Kenapa kamu mau ninggalin Mama sendirian ya disini?"

"Bukan begitu, Ma. Aku hanya kangen nenek." jawabku polos. Hehe tidak ada alasan lain. Padahal tujuanku ingin menghindari Sean.

"Tidak boleh, nanti saja kalau kamu sudah lulus kuliah terus Papa sudah selesai kontrak kerjanya disini, kita pulang ke Indonesia." jawab ibuku.

"Beneran, Ma? Yeyeyeyeyeyeeyeyeye!!" Aku pun terlonjak senang dan terus bersorak sampai kekamarku. Ibuku hanya ketawa ketiwi melihat tingkahku barusan. Aku lulus setahun lagi dan mungkin saja Papa pulang dari NYC sudah menyelesaikan kontrak kerjanya.

Aku terus bersorak ria karena tidak sabar untuk menanti kesempatan itu. Yihaaa tak sabar lulus kuliah. Hihi.

Aku pun membuka pakaianku dan berniat untuk mandi. Saat mandi, aku tak sengaja menyentuh bekas luka dileherku. Terasa nyeri dan sakit. Mengerikan memang memar ini. Pantas saja Sean cemas saat dikelas tadi. Tapi mau bagaimana lagi, aku lebih senang lepas dari psiokopat itu sih.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul setengah 8 malam. Aku hanya membaca-baca novel didalam kamar.

"Tika..!" panggil ibuku saat beliau membuka pintu secara mendadak.

"Ya ampun, Ma. Ngagetin aja sih. Ada apa, Ma?"

"Hehe, maaf. Ada temanmu datang." ujar ibuku riang. Beliau memang kadang bertingkah seperti anak-anak. Seperti masih gadis saja.

"Siapa, Ma?" Aku pun turun dari tempat tidur dan berjalan keluar kamar.

"Mama juga gak tahu, gak kenal. Tapi tampan. Mama suka. Mama bawakan teh dan kue ya." ujar ibuku ceria lalu berjalan ke dapur. Siapa ya?

Aku turun ke bawah dan berjalan ke arah ruang tamu.

Ya Tuhan, pria tampan, tinggi, putih, hidung mancung, dan tubuh sempurna itu.. Siapa lagi kalau bukan.. Sean!?

Tbc

Selamat pagi ;) have a nice day darling :) vomments nya jangan lupa ya guys.. Maafkan kalo ada typo :) ada saran gak buat lanjutin ni cerita hayoo :ppp

Continue Reading

You'll Also Like

173K 2.9K 6
[Cerita Completed] PLAGIAT dilarang mendekati area sekitar⚠⚠⚠ #25 werewolf /28-8-2018/ Percaya.satu kata yang sangat membuatku yakin akan adanya were...
Stay or Die By Gvdgvrl

Mystery / Thriller

120K 8.2K 87
[Perhatian!] Cerita privat acak. Follow untuk bagian lengkapnya. Hal yang tidak masuk di akal sehatmu, akan terjadi disini. Percayalah. Deagra Lucia...
132K 4.6K 32
Bagaimana jadinya seorang w erewolf membenci mate nya karena ia seorang manusia tapi ia juga mencintainya. Irina seorang gadis yang ramah juga pan...
1.6M 68.9K 14
Series #4 Fantasi [Sequel Mine - Melvin D.Franklin] Hai namaku Melvin. Anak kedua yang lahir dari perut Mama-ku tersayang setelah Kelvin dan sebelum...