ZAKI ARMADA ( SUDAH TERBIT )

By _Kataindah

2.4M 368K 29.2K

❌ SUDAH TERSEDIA DI TBO SHOPEE ❌ ❗ NON RELIGI ❗ Zaki Armada adalah seorang ketua geng kedua setelah faqir... More

prolog
ketemu
apakah dia
bulan group
menemui zaki
nonton
cerita bulan
bertemu
kepedulian reno
rumah baru
keberadaan sanjaya
Esther
sama sama marah
Dea pingsan
elang
Dea terluka
sahabat kecil
kenangan yang harus dilupakan
masa lalu elang dan ellen
ikut kekantor
menemukan foto
membantu ingat
kerusuhan dirumah zaki
kepergian elang
spesial part Dea dan zaki
Fahmi kembali
kebetulan
Dea terluka lagi
Dea nangis
Ellen baru tau
Zaki pergi
persahabatan
berkumpul
selalu manja
keluar kota
balik
keadaan dea
ingat kembali
sakit
marah-marah
gagal
spesial part
menginap
sedekah
keadaan keduanya
mencari pendonor
Zaki sadar
Kenyataan pahit
kembali
perkara mie instan
aneh lagi
dugaan
kejutan
batu vs batu
kebahagiaan yang sesungguhnya
COMING SOON
VOTE COVERR DADDY BUCIN
LIST PAKET ZA
PROMO NATAL & AKHIR TAHUN 🔥

Baron lagi

34.4K 6.1K 623
By _Kataindah

WAJIB VOTE
SEBELUM MEMBACA
.
.
FOLLOW IG AUTHOR YA @wp_kataindah



🤍


Hari ini Ellen dan Dea sedang berada dicafe, Dea mengajak Ellen untuk jalan-jalan santai keluar, keduanya mengobrol santai dengan beberapa makanan yang sudah mereka pesan.
Dua jam lebih mereka menghabiskan waktu disana, tak lama ponsel Dea berdering.

"Bentar ya" izin Dea pada Ellen untuk menghentikan obrolan sebentar, Ellen mengangguk.

"Halo assalamu'alikum"

"Wa'alaikumussalam, aku udah didepan sayang" telefon itu dari Zaki suaminya.

"Ellen gimana?" Dea melirik perempuan itu

"Nanti ada Reno nyusul kok, kamu pulang duluan, nanti kecapean"

"Ok deh aku pamit sama Ellen dulu, tunggu didepan"

"Ok, bye sayang, assalamu'alikum"

Dea terkikik geli mendengar nada suara suaminya, "iya, Wa'alaikumussalam"

"El, gue pulang dulu sama Zaki, nanti Reno kesini buat jemput Lo" ucap Dea, waktu berangkat keduanya diantar Zaki.

"Yah sendirian dong gue, iya deh gapapa, tapi Lo hati-hati dijalan, gue gak mau ponakan gue kenapa-kenapa" peringat Ellen mengelus perut Dea sekilas.

"Siap tante cantik" jawab Dea menirukan suara anak kecil.

Ellen tertawa, "iya udah deh, sana pulang, ntar macan lo ngamuk gara-gara kelamaan"

"Iya deh, gue pulang duluan ya" Dea beranjak berdiri sembari melambaikan tangannya. Ellen mengangkat dua jempolnya pertanda Ok.

Sesampainya didepan Dea mengedarkan pandangannya mencari mobil Zaki diparkiran cafe, namun matanya tertuju pada Zaki yang digodai oleh dua perempuan dengan pakaian terbuka. Dengan suasana hati panas serta tak terima Dea mendekat.

"HEH" sentak Dea mendorongbbahu keduanya hingga terhuyung menjauh dari Zaki.

"Apa-apaan sih Lo" tak terimanya nyolot.

"GANJEN BANGET LO YA, INI LAKI GUE" Dea tak kalah nyolot.

"biasa aja dong, gak usah nyolot gitu" saut satunya ikut tak terima.

"PERGI GAK LO, GAK USAH GANJEN SAMA SUAMI ORANG" Dea mengangkat dagunya tinggi-tinggi. Zaki yang melihat perdebatan ketiganya pun ikut bingung melerai.

"Udah sayang, aku gak papa" ucap Zaki mengelus punggung Dea.

"GAK PAPA APA? GAK PAPA DIGODAIN MEREKA" semprot Dea ikut memarahi Zaki, padahal yang salah dua perempuan ganjen itu. Zaki kicep tak mau memperpanjang urusan.

"SINI MAJU LO" Dea menyingkat pergelangan bajunya hingga sikut, siap untuk berperang.

"Kok mau sih mas, punya istri kaya dia, Suka marah-marah" sindir satunya.

Dada Dea semakin menggebu, nafasnya memburu Mendengar ucapan perempuan Didepannya kini.

"MAKSUD LO APA HAH? NGOMONG SAMA GUE JANGAN SAMA LAKI GUE" emosinya

"Jadi perempuan itu yang kalem, bukan kek preman gitu, penampilan aja bergamis tapi sifatnya kaya preman" sahut satunya menambahi.

Ingin sekali rasanya Dea menerjang dua manusia itu, Dea mendekat ingin melayangkan pukulan pada mereka namun Zaki tahan.

"Masuk" titah Zaki dingin.

Dahi Dea berkerut, kenapa suaminya malah bersikap dingin padanya, bukan membela dirinya.

"Masuk Dea" ulang Zaki. Dengan sebal Dea masuk kedalam mobil.

Setelah masuk, Zaki mengalihkan pandangannya pada dua perempuan itu. Tatapannya tajam menusuk, dengan rahang mengeras hingga tercetak urat lehernya.

"Kalian berdua tidak ada hak buat menghina istri saya, apalagi soal penampilannya, jika kalian laki-laki sudah saya pastikan kalian berdua pulang dengan nama saat ini juga" ucap Zaki penuh penekanan.

"Pergi atau saya berubah pikiran" geram Zaki mengeratkan kepalan tangannya, dua perempuan tersebut pun pergi dengan tergesa-gesa.

Dua perempuan itu tadi berpura-pura menanyai alamat pada Zaki, namun kedua perempuan itu malah menggodanya hingga istrinya melihat dan berakhir perdebatan.

Zaki masuk kedalam mobil, ia melirik kearah Dea yang masih dengan wajah kesalnya. Zaki Tersenyum tipis, sifat istrinya tetap sama, bar-bar jika miliknya disentuh ataupun ia merasa terusik.

Zaki mendekatkan dirinya, lalu mengecup pipi Dea secara tiba-tiba, "udah jangan marah, mereka udah aku kasih pelajaran" ucap Zaki menenangkan.

Dea menoleh, "mereka ngeselin, udah godain kamu, mana pakaian mereka terbuka kaya gitu, pasti kamu juga liat dadanya kan" cerocos Dea frontal.

Zaki terkesiap sendiri Mendengarnya, ia memang melihat karna kedua wanita itu mepet-mepet kearahnya, apalagi dibagian dada itu memang sangat terbuka.

"Iy-iya mereka deket-deket sayang, aku mau ngehindar eh kamu datang"

"Tuh kan, harusnya kamu merem" semprot Dea marah.

"Kalo merem mereka bisa berbuat lebih"

Dea mencebik kesal, bibirnya semakin maju, Zaki semakin gemas Sendiri melihatnya, wajah itu semakin imut baginya ketika sedang  marah.

"Udah-udah, mending kita pulang. Udah dong cantik, ngambek Mulu" rayu Zaki menepuk kecil kepala istrinya. Tidak ada sahutan apapun dari Dea, perempuan itu mengalihkan pandangannya kearah samping, pertanda masih marah.

Sesampainya dirumah, Zaki membuat susu ibu hamil untuk Dea, perempuan itu duduk disofa dengan wajah yang masih ditekuk sebal.

"Ini diminum dulu, biar gak darah tinggi" Zaki menyodorkan susu tersebut, Dea menerima tanpa mengucapkan apapun.

Zaki duduk disamping, ia mengelus rambut Dea dengan sayang, perempuan itu diam saja sambil Asyik meminum susunya.
Dea menaruh gelas itu dimeja, melihat ada sisa susu diujung bibir istrinya, tangan Zaki terulur membersihkan lalu ia tempelkan dibibirnya.

"Gak jijik?" Dahi Dea berkerut.

"Ngapain jijik, orang sering langsung dari mulut ka--" Dea menyimpan mulut Zaki dengan jilbabnya, dengan menatap horor pada Zaki.

"Gak usah diperjelas bisa kan" kesalnya

"Lagian, tanyanya aneh-aneh" saut Zaki santai, lalu merebahkan tubuhnya dan berbantal paha Dea. Kepalanya mendongak menatap Dea.

"Mau anak 10" ucapnya dengan wajah imutnya, Dea melototkan matanya lebar, apa tadi? 10 anak? Ingin rasanya Dea menggampar laki-laki itu Sekarang.

"Jangan aneh-aneh, kamu kira hamil cuma ngeden doang" sungut Dea galak.

Zaki terkikik geli melihat wajah istrinya, padahal niatnya hanya bercanda. "Kalo aku minta segitu gimana? Gak boleh nolak"

"Gak setuju" tolak Dea, yang benar saja. "Kamu mah enak tinggal bikin doang, aku yang cape gendong dia kemana-mana" imbuh Dea.

"Karna enak aku mau bikin banyak" celetuk Zaki.

"ZAKIII" pekik Dea semakin kesal.

Zaki tertawa puas dipangkuan Dea, "iya sayang iya, maaf. Bercanda doang kok" Zaki menyembunyikan wajahnya diperut Dea, melingkarkan tangannya dipinggang, dengan suara tawa yang masih terdengar.

"Ngeselin" Dea menepuk pelan bahu laki-laki itu.

"Iya iya maaf, becanda kok. Tapi kalo mau, Gass lah" saut Zaki cekikikan.

🌻

P

agi ini giliran Baron yang menjemput Dea dirumahnya, namun yang harusnya jam kampus pukul sepuluh pagi, justru Dea meminta Baron untuk menjemputnya pukul tujuh pagi.
Dengan hati setengah iklhas Baron menjemput Dea dengan wajah masamnya, rencana bangun siangnya batal gara-gara bumil Tersebut.

Didepan rumah Zaki, Baron menyenderkan punggungnya disisi mobil menunggu kedatangan bumil yang sudah setengah abad ia tunggu yang tak kunjung keluar.

"Halo bar" sapa Dea tiba-tiba membuat Baron berjingkat kaget, hampir saja ponsel ditangannya itu terjatuh.

"Ayoo" ajaknya Santai lalu nyelonong masuk kedalam mobil.

"Emang ya tuh bumil, ngeselin banget" gerutu Baron lalu menyusul masuk.

"Ngapain sih harus sepagi ini minta jemput, kuliah kan jam sepuluh de" tanya Baron sambil fokus menyetir.

"Anterin gue ke toko baju" saut Dea santai.

Baron langsung menoleh kearah Dea sekilas, sumpah, rasanya Baron ingin mencekik perempuan itu saat ini juga. Kenapa ia seperti cosplay jadi seorang supir rasanya?

Baron Tersenyum paksa dengan menahan kesal didadanya, "istri bos Zaki yang cantik, gak ada tandingannya, gue bukan supir" ucap Baron dengan nada lembut yang dibuat-buat.

"Tapi Lo mau-mau aja" celetuk Dea kelewat santai.

"Kalo cekek orang gak dosa, gue pengen cekek Lo de, sumpah" greget Baron pelan, tangannya mengcengkram erat setir mobilnya. Penderitaannya lebih berkali lipat dibanding saat hamil Aisyah, Dea lebih menyebalkan.

"Anterin gue ke toko baju baby ya"

"APA??" histeris Baron, "anak Lo belum keliatan cowok apa cewek Lo udah beli baju aja" heran Baron, sudah tak tahu lagi jalur pikiran perempuan itu.

"Pengen aja" balas Dea.

"Ya Allah.. tolong hambamu ini" rengek Baron memukul setir mobilnya.

"Lo kenapa bar?" Dahi Dea mengernyit bingung saat Baron memukuli setir.

"STREES gue" pekik Baron.

"Baby, kalo udah besar jangan kaya Baron ya, nanti kamu stress" ucap Dea mengelus perutnya, Baron merinding dibuatnya.

"Sumpah stress gue" gumam Baron menyerah.

Sesampainya ditoko yang diinginkan Dea, Baron berdiri didepan enggan untuk masuk, ia tak mau ambil pusing jika ikut kedalam, sudah cukup, kepala masih pusing memikirkan hal tak berfaedah dikejadian dimobil.

Drrrt

Drrrt

Ponsel Baron bergetar, ia merogoh kantongnya, matanya menyipit melihat pangggilan Tersebut.

"Nah kan, lakinya nelfon gue" gerutu Baron, "halo, iya apa? Enggak kok, Dea aman, iya nanti gue anter Sampai rumah, sekalian sampe kamar" jawab Baron panjang kali lebar, laki-laki itu sudah hafal dengan pertanyaan yang akan Zaki lontarkan.

"Gue belum nanya bangsaat"

"Makanya sebelum Lo nanya, gue jawab duluan" pekik Baron setengah emosi.

"Dea mana?"

"Mati"

"Mulut Lo ya, mau gue robek Lo" emosi Zaki diseberang sana.

"Iya ada didalam, lagi cari baju" jawab Baron sesekali memerhatikan Dea dari balik pintu kaca.

"Bawa Dea kemana Lo?"

"Toko baju bayi, tuh orangnya lagi pilih-pilih, cebongnya aja belum ketahuan lakik atau perempuan udah beli baju aja" cerocos Baron yang masih sedikit kesal.

"Beli apaan?"

"Mana gue tau, gue gak ngintilin bini Lo, gue diluar"

"Ya udah, kalo pulang anterin Dea yang bener, jangan sampe lecet sedikitpun, awas Lo"

"Iya komandan, pasukan anda siap melaksanakan" balas Baronz yang langsung mematikan pangggilannya.

"Suaminya siapa sih sebenarnya" gerutunya pelan, lalu kembali memerhatikan Dea dari bilik kaca. "Lama amat, nyari apaan sih" 

Didalam Dea tengah memilih beberapa baju yang menurutnya lucu, padahal ia sendiri juga tak tahu entah laki-laki atau perempuan nantinya. Setelah dapat beberapa Dea setel baju, Dea pergi membayar dan setelah itu pergi keluar menemui Baron.

"Udah?" Tanya Baron saat Dea berdiri didepannya. Dea lucu perempuan itu mengangguk seperti telah mendapatkan hadiah yang diinginkannya.

"Pulang atau kekantor suami Lo?"

"Kekantor aja, gue mau nunjukin ini sama Zaki"

"Ayo" Baron berjalan terlebih dahulu yang diikuti Dea dibelakangnya.

🌻

Dikantor.
Dengan senyum sumringah Dea menuju ruangan Zaki, sedangkan Baron sendiri memilih langsung pulang untuk melanjutkan tidurnya.
Sebelum masuk Dea mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Masuk" ucap Zaki dari dalam, Dea pun masuk.

"Sayang" kaget Zaki saat melihat Dea yang masuk. "Gak kekampus?" Zaki berdiri dari duduknya.

Dea menggeleng lalu memeluk Zaki sebentar, "aku dari toko baby, aku beli sesuatu" ucapnya dengan wajah senang, tak lupa mengangkat paper bag itu pada Zaki.

"Beli apa sih hmm" Zaki menepuk kecil kepala istrinya.

Dea menarik tangan Zaki untuk duduk disofa, dengan cekatan Dea membuka paper bag itu dan menunjukkan beberapa setel baju lucu dan gemoy.

"Bagus gak, lucu kan?"

"Lucu banget, kaya mommynya"

"Iih serius, bajunya sayang, bukan akunya" cebik Dea.

"Apapun yang kamu pilih, selama kamu suka, aku juga ikut Suka kok" jawab Zaki lembut.

Dea Tersenyum merekah, "aku gak kuliah yaa" rengek Dea memeluk lengan suaminya merayu.

"Kenapa hmm?" 

"Capek" adu Dea.

Zaki menarik gemas hidung itu, "Kan udah aku bilang, buat cuti kuliah selama kamu hamil baru nanti lanjut lagi, gini kan sekarang, kamu kecapean" Zaki menangkup wajah Dea.

"Cuti aja ya kuliahnya" imbuh Zaki, Dea mengangguk.

Awalnya Dea menolak karna takut ketinggalan, dan pastinya akan molor waktu lagi. Namun ternyata semakin dirinya tubuhnya mudah lelah selama hamil.

"Aku ngantuk" cicit Dea berkedip lucu.

"Masih jam sepuluh kurang, udah ngantuk?" Heran Zaki.

"Iya, ngantuk banget" Dea menelusup kan wajahnya didada Zaki yang terbalut jaz terbuka itu. Zaki gemas dibuatnya, perempuan itu kini persis anak kucing.
Zaki mengangkat tubuh Dea membawa perempuan itu diruangan pribadinya, setelahnya ia menina bobokan Dea hingga tertidur lelap.

"Cepet keluar sayang, Daddy gak sabar liat kamu nak" gumam Zaki mengelusi perut Dea.





🌻

Daddy 🔥🔥🔥

TINGGALKAN VOTE SEBELUM MINGGAT ☺️👍


Continue Reading

You'll Also Like

RAYDEN By onel

Teen Fiction

3.7M 226K 68
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...
4.5M 267K 62
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
380K 21.1K 71
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
8.8M 946K 65
[SUDAH TERBIT] Tersedia di Gramedia dan TBO + part lengkap Apakah kalian pernah menemukan seorang pemuda laki-laki yang rela membakar jari-jari tanga...