ZAKI ARMADA ( SUDAH TERBIT )

By _Kataindah

2.4M 368K 29.2K

❌ SUDAH TERSEDIA DI TBO SHOPEE ❌ ❗ NON RELIGI ❗ Zaki Armada adalah seorang ketua geng kedua setelah faqir... More

prolog
ketemu
apakah dia
bulan group
menemui zaki
nonton
cerita bulan
bertemu
kepedulian reno
rumah baru
keberadaan sanjaya
Esther
sama sama marah
Dea pingsan
elang
Dea terluka
sahabat kecil
kenangan yang harus dilupakan
masa lalu elang dan ellen
ikut kekantor
menemukan foto
membantu ingat
kerusuhan dirumah zaki
kepergian elang
spesial part Dea dan zaki
Fahmi kembali
kebetulan
Dea terluka lagi
Dea nangis
Ellen baru tau
Zaki pergi
persahabatan
berkumpul
selalu manja
keluar kota
balik
keadaan dea
ingat kembali
sakit
marah-marah
gagal
spesial part
menginap
sedekah
keadaan keduanya
mencari pendonor
Zaki sadar
Kenyataan pahit
kembali
perkara mie instan
aneh lagi
dugaan
kejutan
Baron lagi
kebahagiaan yang sesungguhnya
COMING SOON
VOTE COVERR DADDY BUCIN
LIST PAKET ZA
PROMO NATAL & AKHIR TAHUN 🔥

batu vs batu

33.1K 5.8K 332
By _Kataindah

WAJIB VOTE
SEBELUM MEMBACA

.
.
.

3 bulan kemudian

Semenjak kehamilan sang istri, Zaki menjadi laki-laki itu yang harus extra mengimbangi tingkah laku istrinya yang sangat random. Hormon kehamilan Dea membuat mood perempuan itu naik turun, sabar serta telinga panas yang setiap hari Zaki lakukan. Ya, setiap hari Dea lebih banyak mengomeli zaki bahkan perihal hal kecil sedikitpun.

"Sayang..." Panggil Dea

"Apa lagi?" Zaki menghela nafas panjang, baru saja punggungnya bersender kesofa, istrinya sudah memanggilnya lagi.

"Aku kan minta dibeliin siomay sayang, kenapa batagor sih" omel Dea yang sibuk membuka bungkusan makanan tersebut.

"Siomaynya habis sayang, jadi aku beliin batagor aja"

"Tapi aku mau siomay" Dea melengkungkan bibirnya kebawah dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Zaki menoleh, ini kelemahannya, ia tidak bisa melihat perempuan itu menangis.
Perubahan mood yang tiba-tiba.

"Iya sayang jangan nangis, aku pergi lagi ya, cariin kamu siomay. Tapi jangan nangis oke" Zaki menangkup kedua pipi Dea, berharap perempuan itu tidak akan menangis.

Dea mengangguk, "pedesin" Cicitnya manja.

"Iya Oke, tapi jangan nangis" Dea mengangguk patuh.

Zaki beranjak dari duduknya, memakai kembali jaket kulit yang baru beberapa menit lalu ia pakai, dengan langkah lunglai Zaki pergi untuk mencari kemauan istrinya.
Digarasi mobil Zaki menggaruk kepalanya yang tak gatal, ia bingung harus mencari kemana siomay sialan itu, tadi saja ia sudah seperti Dora yang mencari peta alamat siomay, namun siomay yang ia cari tak kunjung ditemukan, sekalipun dapat justru Zaki kehabisan.

Zaki masuk kedalam mobil, sebelum pergi ia merogoh ponselnya hendak menghubungi seseorang.

"Halo bar.." ucap Zaki

"Apa lagi, gue baru duduk ya dirumah" semprot baron dari seberang sana.

"CK, gue minta bantuan lagi"

"Apa? Siomay lagi? Gak, gak ada" ngegas Baron.

"Gue gak dapet anj-- ditempat yang Lo saranin, malah dapet batagor, Dea nangis gak mau" jelas Zaki frustasi sembari menyugar rambutnya kebelakang.

"Ya udah, gue cuma tau itu doang. Dah gue cape, yang punya istri siapa yang direpotin siapa" gerutu Baron disana.

"Lo mau gue keluarin dari armada" ancam zaki.

"Serah, mau Lo keluarin dari bumi, gak peduli gue" Baron mematikan panggilannya langsung.

"Bang--" umpat Zaki terpotong saat pangggilannya sudah terputus. "Emang anak Anj--" kesalnya memukul setir mobilnya.

"Gue cari kemana coba?" Bingungnya Sendiri.

Dua jam kemudian.

Zaki datang dengan wajah lesu sambil menenteng sesuatu ditangannya, diruang tamu Zaki melihat Dea menonton tv dengan santai, Zaki Tersenyum tipis, walau badannya cape harus menuruti segala kemauan perempuan hamil itu, Zaki tak pernah sekalipun mengatakan tidak, ia selalu melakukan selama ia mampu, ya walau terkadang ia kebingungan sendiri.

Zaki mendekat kearah Dea,mengusap lembut rambut itu. Dea mendongak saat merasakan sentuhan dikepalanya.

"Udah nih" Zaki memberikan siomay itu.

Dengan semangat Dea menerima dan langsung membukanya, sebelumnya ia sudah menyiapkan sendok dan piring dimeja. Zaki duduk disamping Dea, menyenderkan punggungnya kesofa dengan mata terpejam, tubuhnya cukup lelah mutar-mutar mencari siomay.

Mata Dea berbinar saat melihat siomay yang begitu menggoda dimatanya, tak menunggu lama Dea menyuapkan siomay itu kemulutnya. Namun... Siomay itu hambar, bisa dibilang tidak pedas sama sekali. Dea hendak memprotes namun ia menoleh kearah Zaki yang terlihat begitu lelah. Terpaksa Dea memakan siomay itu , tidak mungkin ia terus menerus menyiksa suaminya.

Setelah selesai makan, Dea menoleh lagi pada suaminya, ternyata Zaki tertidur. Dea tersenyum sambil mengelus rambut suaminya.

"Maaf ya, kalo aku selalu ngerepotin kamu" gumam Dea pelan.

🌻

"Berangkat sendiri boleh yaa" Dea merengek ingin berangkat kekampus menggunakan taksi. Namun tetap saja Zaki tidak mengizinkan.

"Gak boleh" tukas Zaki sedikit meninggi. Setiap hari istrinya merengek ingin berangkat sendiri, Zaki yang takut terjadi sesuatu terhadap keduanya menolak mentah-mentah keinginan Dea.

"Aku gak enak sama mereka, setiap hari kamu selalu minta bantuan Baron,Reno,Fahmi buat jemput aku setiap kekampus" balas Dea tak kalah ngegas.

"Kamu gak tahu gimana perasaan aku" imbuhnya. Zaki menghela nafas panjang, selalu seperti ini.

"Sayang, aku gak mau kamu kenapa-kenapa, makanya aku minta tolong mereka buat jemput kamu setiap hari, kamu juga, aku kasih supir pribadi malah gak mau malah naik taksi" balas Zaki memberi pengertian.

"KAMU JUGA GAK PIKIRIN AKU, aku khawatir sayang sama kamu juga baby kita, KALO ADA KENAPA-KENAPA GIMANA? KAMU MAU?" Zaki meninggikan suaranya didepan Dea. Ia sedikit cape dengan sifat keras kepala istrinya, dan semakin batu ketika mengandung.

Dea sedikit tersentak dengan suara keras milik suaminya, ia memang keras, namun Dea berani bertaruh perempuan manapun tidak akan kuat jika diteriaki seperti itu.
Dea memejamkan matanya sejenak mengatur deru emosi yang sudah tersulut, hatinya sedikit tercubit, dengan kemampuannya Dea mencoba menahan agar tidak menangis detik itu juga.

"Ok" ucap Dea dengan suara bergetar, ia beranjak dari duduknya memilih menghindari Zaki.

Dea pergi kekamarnya, mengunci pintu, air matanya luruh tak tertahan, Suara tinggi suaminya terngiang-ngiang di telinganya. Dea duduk didepan meja rias menelungkupkan kepalanya. Hatinya sesak bukan main, baru kali ini Dea merasakan sakit karna suara tinggi, biasanya ia terbiasa dengan bentakan, namun kali ini rasanya berbeda, terasa pedih dihatinya.

Dea meraih ponsel yang berada disampingnya, dengan air mata yang masih setia turun Dea menghubungi Vano agar tidak menjemputnya, Dea berasalan perutnya sakit.
Setelah mengirim pesan, dea kembali menelungkupkan kepalanya.

"Daddy kamu jahat" gumam Dea mengelus perutnya. "Hikks, jahat" racaunya.

Tak lama kemudian, suara kedoran pintu terdengar membuat Dea mengangkat kepalanya.

"Sayang, kamu kenapa? Vano bilang perut kamu sakit, buka sayang, kenapa dikunci" teriak Zaki dari luar dengan suara paniknya.

"Buka, kenapa dikunci?" Teriak Zaki

"Kamu buka atau aku hancurin pintu ini" teriak Zaki lagi dengan nada serius.

Dea masih belum bergeming, ia bisa saja membuka pintu itu, namun hatinya terlanjur sakit akibat suaminya.

"Dea, denger aku kan ! Kalo kamu gak buka aku hancurin pintu ini" ulang Zaki.

"DEAAA" Zaki terus berteriak.

Zaki yang tak mendapatkan respon apapun dari dalam, ia menendang pintu itu dengan keras hingga terbuka Sempurna, tatapan dinginnya menusuk, ia khawatir setengah mati saat Vano menelfon jika Dea membatalkan dengan alasan perutnya sakit. Hal itu membuat Zaki cemas dan Langsung menyusul Dea keatas.

Didalam Zaki melihat Dea terkejut dengan hantaman pintu, ia mendekat kearah Dea.

"Kamu kenapa?" Tanya zaki dingin, tatapannya menusuk kearah Dea.

Dea sesenggukan dengan sisa tangisnya tak mampu menjawab pertanyaan suaminya, Dea sedikit takut melihat sorot mata zaki. detik selanjutnya sorot mata Zaki berubah sendu saat menyadari air mata istrinya. Ia dekap tubuh itu dalam pelukannya.

"Maaf" lirih Zaki, "maaf udah bikin kamu takut" imbuhnya.

"Hikks, takut, aku takut" Dea kembali menangis sesenggukan dipelukan zaki.

"Iya sayang maaf, aku terlalu khawatir sama kamu" Zaki melepaskan pelukannya mengusap lembut air mata itu.

"Maaf udah bentak kamu tadi dibawah, maaf" Zaki terus berucap maaf, hatinya merasa sangat bersalah, harusnya ia bisa mengontrol emosinya.

"Apanya yang sakit sayang, kata Vano perut kamu sakit" dengan Sorot mata sendu, Zaki menundukkan kepalanya mengusap perut Dea yang sudah sedikit membuncit.

"Baby, maafin Daddy" Zaki berjongkok di depan Dea, mencium perut itu dengan perasaan bersalah. "Maafin Daddy" lirihnya.

Zaki mendongak menatap pada Dea, perempuan itu masih setia menangis. "Maaf sayang"

"Ja-jangan gitu lagi, ak-aku takut" ucap Dea sesenggukan. "Maaf kalo buat kamu kesel terus, janji bakalan nurut" imbuh Dea.

Zaki menggeleng cepat, "enggak sayang, aku yang minta maaf udah gak mikirin kamu gimana"

"Enggak, kamu bener, kamu khawatir sama aku juga baby, tapi aku yang keras kepala, gak mau nurut apa kata suami. Maaf" Dea mengusap kasar air matanya, "janji bakal nurut, dan gak bakalan minta aneh-aneh lagi"

Zaki menggeleng lagi, "gak sayang, aku seneng kalo kamu mau ngidam, jangan gitu ya, aku gak pernah merasa direpotkan, sama sekali enggak. Udah ya jangan dipikirin"

"Tapi--"

"Katanya mau nurut" potong Zaki cepat. Dea mengangguk mengiyakan. "Jangan dipikirin" tambahnya.

Zaki beranjak berdiri, ia menyelipkan kedua tangannya diketiak Dea, mengangkat perempuan itu agar duduk dimeja riasnya. Kini posisi keduanya sudah sejajar. Zaki mengukung Dea dengan tangannya dikanan kiri.

"Pintunya rusak" cicit Dea dengan polosnya, sembari melihat kearah pintu.

"Bisa dibenerin" balas Zaki terus menatap intens kearah Dea.

"Nanti malem gimana tidurnya" Dea beralih menatap kearah Zaki.

"Banyak kamar, kita pindah sementara"

"Mau disini" rengeknya.

"Iya nanti aku suruh orang buat benerin"
Dea menundukkan kepalanya, ia baru sadar kalau dirinya ditatap seintens itu oleh suaminya.

"Liat sini" Zaki mengangkat dagu Dea, kedua manik mata mereka bertemu, tangis Dea sudah mereda sedari tadi, Zaki mengecup kedua kelopak mata istrinya.

"Nanti aku usahain buat Antar kamu kekampus, kalo jamnya nabrak sama jadwal meeting baru kamu dijemput anak-anak armada ya" Dea mengangguk faham.

"Iyaa, tapi kamu usahain buat Antar aku, aku gak enak sama anak-anak, mau sama kamu aja, kalo sama supir aku takut, lebih baik aku naik taksi aja" cerocos Dea yang langsung kembali dengan kebawelannya.

Zaki terkekeh gemas, secepat itukah hormon ibu hamil. " Iya sayang, aku usahain ya"

"Peluuk" Dea merentangkan kedua tangannya mengarah pada Zaki, dengan senang hati Zaki merengkuh tubuh perempuan itu dalam dekapannya.

"Sayang banget sama kamu, baik-baik sama baby yaa" ucap Zaki sembari mengecupi pucuk kepala Dea.

Semenjak kehamilan dea menginjak dua bulan, Zaki sudah tidak masuk kuliah lagi, laki-laki itu memilih fokus dengan pekerjaan kantornya.
Dan semenjak itu pula Zaki setiap pagi harus berangkat kekantor, jadwal jam yang sering bertabrakan membuat Zaki tidak bisa mengantar Dea, itu kenapa ia meminta tolong anak armada untuk menjemput istrinya.

Zaki sendiri sudah menawarkan untuk menggunakan jasa supir pribadi namun Dea menolak dan beralasan takut, walau sedikit aneh zaki memilih menuruti saja, padahal taksi lebih cenderung berbahaya menurutnya.

"Beneran gak jadi kekampus?" Tanya Zaki, dalam pelukannya Dea menggeleng. "Ok, one day with you" bisik zaki dengan suara menggoda. Mendengar itu membuat pipi Dea memanas.

🌻

SEDIKIT INFO SOAL GRUB ZAKI ARMADA, KALIAN BISA LEWAT LINK DIBIO INTAGRAM AUTHOR 👇
@Indahsari5468
GC Via telegram ya.
Klik aja dibio

Continue Reading

You'll Also Like

374K 20.6K 70
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
6.2M 265K 58
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
2.4M 143K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

894K 48.2K 52
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...