ZAKI ARMADA ( SUDAH TERBIT )

By _Kataindah

2.4M 368K 29.2K

❌ SUDAH TERSEDIA DI TBO SHOPEE ❌ ❗ NON RELIGI ❗ Zaki Armada adalah seorang ketua geng kedua setelah faqir... More

prolog
ketemu
apakah dia
bulan group
menemui zaki
nonton
cerita bulan
bertemu
kepedulian reno
rumah baru
keberadaan sanjaya
Esther
sama sama marah
Dea pingsan
elang
Dea terluka
sahabat kecil
kenangan yang harus dilupakan
masa lalu elang dan ellen
ikut kekantor
menemukan foto
membantu ingat
kerusuhan dirumah zaki
kepergian elang
spesial part Dea dan zaki
Fahmi kembali
kebetulan
Dea terluka lagi
Dea nangis
Ellen baru tau
Zaki pergi
persahabatan
berkumpul
selalu manja
keluar kota
balik
keadaan dea
ingat kembali
sakit
marah-marah
gagal
spesial part
menginap
sedekah
keadaan keduanya
mencari pendonor
Zaki sadar
Kenyataan pahit
kembali
perkara mie instan
aneh lagi
kejutan
batu vs batu
Baron lagi
kebahagiaan yang sesungguhnya
COMING SOON
VOTE COVERR DADDY BUCIN
LIST PAKET ZA
PROMO NATAL & AKHIR TAHUN 🔥

dugaan

31.8K 6.1K 840
By _Kataindah

WAJIB VOTE SEBELUM MEMBACA
HAPPY READING
.

.
MAAF KALO BANYAK TYPO BELUM REVISI 💯

.

Zaki memandang manusia Didepannya kini dengan tatapan membunuh, siapa lagi jika bukan Baron. Satu jam yang lalu ia harus berdebat perihal keinginan aneh istrinya yang ingin memeluk Baron, sudah pasti ia menolak mentah-mentah permintaan itu, namun bukan Dea jika menurut. Alhasil cape berdebat dengan berat hati Zaki mengiyakan, dan parahnya lagi Dea istrinya meminta Baron untuk datang kerumahnya. Bukankah sangat halal untuk dilempar dari bumi?

Zaki bersedekah dada menatap intens kearah Baron, sedangkan baron hanya diam saja gelisah, hatinya sudah ketar-ketir melihat tatapan ketua gengnya tersebut. Baron dihubungi oleh Zaki beberapa menit lalu untuk datang kerumahnya, dan mengatakan jika Dea ingin memeluk dirinya. Baron yang mendengarnya pun syok, bendera perang akan dimulai lagi.

Dea turun dari kamarnya membuat atensi zaki dan Baron mengarah padanya, dengan santainya Dea duduk disamping Baron bukan Zaki suaminya, melihat itu hati Zaki semakin mendidih tak karuan.

"De, Lo kalo gak punya masalah, dan mau bikin masalah, bisa gak jangan ikutin gue" ucap Baron sedikit berbisik.

"Siapa yang cari masalah?" Balas Dea santai.

"Lo lah, siapa lagi" gemas Baron. "Lo ngapain sih pengen meluk gue? Cari bencana aja" sungutnya.

"Pengen aja" jawab Dea kelewat santai, ditambah wajah polos Dea seperti anak TK yang tak mengerti apapun soal batasan.

Baron melihat wajah itu pun, ingin sekali mencakar bahkan mencekik Dea saat ini juga. "CK, bukan itu masalahnya, Lo tau kan kita apa?"

"Temen kan"

"Lo masuk pesantren lewat jalur apaan sih, gini nih kalo ceramah ditinggal tidur" kesal Baron sendiri, padahal yang ia maksud adalah batasan antara laki-laki dan perempuan.

"Enak aja, gue gak tidur ya"

"Ya jangan bego diwaktu yang salah" ngegas Baron yang sudah geram sendiri. "Aah Lo bikin gue frustasi tau gak"

"Gue mau peluk Lo, bukan bunuh Lo" Dea ikut ngegas.

"Serah deh" pasrah Baron menyenderkan punggungnya kesofa.

Zaki yang melihat perdebatan keduanya pun berdehem, Dea melirik "Boleh peluk?" Tanya Dea dengan santai. Tapi tidak untuk Baron yang langsung bangun dari senderannya.

"Mampus, sumpah gue pengen ngilang dari bumi" batin Baron menatap horor kearah Dea.

"Gak ada peluk, cukup liatin aja" saut Zaki ngegas.

"Satu detik aja gapapa kok" tawar Dea memelas.

"Gak ada, liat aja, itupun cuma dua detik gak boleh lebih"

"Tapi--"

"Atau baron gue lempar" potong Zaki.

"Yah kok gue sih, kan bininya yang salah" batin Baron bingung sendiri.

"Aiish ngeselin, pokoknya mau peluk" kekeh Dea yang sudah merentangkan kedua tangannya ingin memeluk, namun secepat kilat Baron menghindar.

"Pliis de, Lo jangan cari masalah, Lo aneh sumpah. Kita bukan mahram" pekik Baron semakin frustasi. Dea mencebikkan bibirnya.

"Tapi mau bar.." jurus Dea dikeluarkan, perempuan itu merengek dengan wajah semelas mungkin didepan Baron.

Baron melirik kearah Zaki, tatapan laki-laki itu semakin intens dan tajam. "Gue sih dipeluk boleh-boleh aja, masalahnya lu udah jadi bini orang, coba Lo belum nikah, dengan senang hati gue terima keinginan Lo" batin Baron.

"Jangan de, PLIIIS. Nurut" pinta Baron. Dea semakin memelas seperti anak kecil.

Zaki yang tak kuasa melihat keinginan istrinya pun memilih pergi dari sana, melarangpun rasanya juga tidak tega, perempuan itu akan menangis nantinya jika tidak dituruti. Daripada panas melihat Dea memeluk Baron, Zaki memilih pergi. Baron yang melihat kepergian Zaki pun memilih menyusul membiarkan Dea sendiri disana.

"Zak..."

"Apalagi?" Ngegasnya, mereka berada dipinggir kolam.

"Biasa aja dong, santai"

"Lo gak punya istri, jadi Lo gak tahu gimana rasanya istri Lo meluk cowok lain" sentak Zaki marah.

"Ok, ok , gue faham soal itu" Baron terkekeh, Zaki secemburu itu ternyata. "Gue juga tau batasan kok zak, gak mungkin gue nurutin kemauan aneh Dea" imbuh Baron.

"Trus ngapain Lo kesini?"

"Gue mau bicara sesuatu sama Lo, gue rasa ini ada hubungannya sama Dea"

"Cepet"

"Lo inget soal Ning aisyah yang pernah manggil gue kerumahnya?"

"Hubungan apa sama Dea?" Ngegasnya, Zaki enggan bertele-tele.

"Sabar, dengerin gue dulu. Ngegas Mulu kek knalpot" gerutu Baron.

"Ya udah cepet, jangan muter-muter"

"Gue rasa Dea hamil" ucap Baron, seketika Zaki menoleh cepat kearah Baron dengan wajah syoknya.

"Maksud Lo? Dea hamil? Lo dokter emangnya?"

"Gue bukan dokter emang, tapi setelah gue jadi korban Ning Aisyah, gue tau tanda-tanda orang hamil" Baron menjeda, "gue udah ngira itu semua dari awal pas Dea minta Reno suruh beli ice cream, Lo sadar kan? Itu bukan sifat Dea" Zaki diam sebentar lalu mengangguk membenarkan.

"Kedua, perubahan mood Dea yang gak bisa ditebak, Lo inget pas kita makan bareng kemarin?" Zaki mengangguk.

"Dia marah-marah, setelah itu moodnya berubah kek anak kecil sama Lo soal permintaan anehnya yang minta naik kuda" lanjut Baron.

"Dan sekarang terakhir gue yang kena imbasnya" tambahnya.

"Kenapa Lo bisa berfikir kesana?"

"Ya karna sifat Dea itu sama waktu Ning Aisyah hamil, jadi aneh. Kalo Ning Aisyah makin manja, Dea main mood, gak bisa ketebak" jelas Baron mantap.

"Gue saranin, mending kalian berdua cek deh" usul Baron.

"Kalo enggak?"

"Ya belum rezeki, gue kan cuma melihat apa yang pernah gue liat"

"Kalo beneran?"

"Ya berarti cebong Lo gercep anying" geram Baron dengan kebegoan Zaki.

"Sekarang gue mau pulang sebelum Dea aneh-aneh lagi sama gue, gak usah cemburu, gue gak bakalan nurutin kemauan istri Lo, ya kalo Lo izinin dengan senang hati gue terima" ucap Baron cekikikan.

"BANGSAT Lo" umpat Zaki kesal.

"Ya udah gue pamit, saran gue bawa Dea buat cek" ucap Baron lagi.

"Gampang, nanti gue bawa dia" jawab Zaki menepuk bahu Baron.

"Gue cabut"

"Ok, hati-hati dijalan" Zaki dan Baron kembali kedepan, bahkan saat melewati Dea Baron pura-pura seakan tak melihat keberadaan perempuan itu. Setel buta ya bar.

"Bar.. Baron.." panggil Dea.

"Sayang..." Pangggil Zaki mendekat.

"Baron pulang" sedih Dea melengkungkan bibirnya kebawah.

"Uuuuu tayang, gemes banget sih kaya anak kecil aja dari kemarin, udah ya, Baron pulang karna ada urusan, dia tadi pamit ke aku" Zaki memeluk perempuan itu.

"Peluk kamu aja deh" Dea mengeratkan pelukannya pada Zaki.

Zaki naik duduk bersila diatas sofa, lalu mengangkat tubuh Dea agar duduk dipangkuannya, setelah itu ia kembali memeluk perempuan itu. Dengan patuh Dea menyenderkan kepalanya dibahu Zaki.

"Kalo dugaan Baron bener, gue bahagia banget " batin Zaki sambil mengelus punggung Dea.

"Lepas dulu jilbabnya" Zaki merenggangkan pelukannya lalu melepas jilbabnya.

"Mau bobo?" Dea mengangguk patuh. Zaki menyingkirkan anak rambut diwajah Dea.

"Ya udah bobo ya" Dea kembali menyenderkan kepalanya dibahu Zaki, lalu memejamkan matanya.

"Semoga dugaan Baron benar" batin Zaki lagi yang sudah tak sabar menanti malaikat kecil ditengah-tengah mereka.


Malamnya, Tak cukup dibaron, Dea merengek hebat kepada Zaki untuk mengajaknya keluar.

"Ayo sayang" rengek Dea menarik paksa tangan Zaki, padahal laki-laki itu sedang mengerjakan pekerjaannya.

"Lagi kerja sayang, sebentar ya. Sehabis ini pergi" jawab Zaki lembut, tangannya sibuk mengotak Atik laptopnya, sedangkan yang satu ditarik oleh bayi besarnya.

"Mau sekarang" rengek Dea lagi.

"Sini duduk dulu, diem dan anteng" Zaki menarik Dea dalam pangkuannya, Dea ikut menatap layar laptop itu. Dengan Zaki menaruh dagunya dibahu Dea.

"Masih lama?"

"Lumayan, aku gak bisa ninggalin karna besok ada meeting penting"

"Besok kan weekend"

"Edward sayang"

"Oh kirain kamu" gumam Dea yang lupa dengan keinginannya.

Satu jam berlalu, Dea menghela nafas berat, punggungnya pegal sebagai tumpuan dagu suaminya.

"Kenapa sayang?"

"Bahu aku pegel" cicit Dea. Seketika Zaki tersadar.

"Aduh maaf" ucap Zaki bersalah, bisa-bisanya ia lupa.

"Keenakan jadi lupa" dengus Dea cemberut.

Zaki terkekeh membenarkan, "nyaman banget sayang, pengen nempel teyuus"

"Bucin"

"Sama istri juga, pahala" sautnya tak mau kalah.

🌻

"Sayang..." Zaki mengelus lembut pipi Dea yang tengah menggeliat kecil dipelukannya, keduanya enggan untuk bangun pagi, hari weekend yang akan mereka habiskan untuk leyeh-leyeh.

"Hmm" dehem Dea enggan membuka matanya.

"Bangun.."

"Gak mau, mau peluk" Dea mengeratkan pelukannya mendusel-duselkan wajahnya didada Zaki.

"Manja banget sih, ayo bangun"

"Gak mau"

"Kalo gitu tium dulu" pintanya, dengan patuh Dea membuka matanya lalu mencium pipi Zaki, lalu kembali menyamankan diri didekapan Zaki.

"Kamu bulan ini datang bulan gak sayang?" Tanya Zaki.

"Gak tahu, kayanya udah, tapi kayaknya juga telat" jawab Dea seperti orang malas.

"Serius sayang"

"Lupa sayang, kenapa sih? Kamu mau beliin aku pembalut"

Mendengar itu Zaki menjitak kepala istrinya, "bukan gitu, siapa tau kamu telat datang bulan, dan ada bany disini" jawab Zaki sambil mengelus perut Dea.

"Tapi aku gak ada mual, kalo hamil kan biasanya mual" Dea mendongak menatap Zaki.

Zaki berfikir sejenak,yang dikatakan Dea juga ada benarnya. "Tapi kamu aneh beberapa hari ini, apalagi soal meluk Baron. Aneh banget"

"Kita periksa ya" imbuh Zaki.

"Tapi kalo belum ada?" Dea sedikit pesimis.

"Sabar lagi, usaha lagi sayang"

Dea Tersenyum, "boleh"

Zaki memeluk Dea lagi, "mau ada atau tidak nanti, aku tetep terima sayang. Jangan takut ya"

"Iyaa Daddy" saut Dea cekikikan.

"Nakal ya, manggilnya Daddy" Zaki menarik gemas hidung istrinya, sedangkan Dea tertawa geli sendiri.

"Nanti kalo babynya ada, manggil kamu Daddy, biar jadi hot Daddy" ucap Dea.

"Aku maunya Abi"

"Emang Gus farhan sama Ning aisyah, pake Abi umi"

"Iya udah deh, Daddy and mommy" jawab Zaki mengecup hidung Dea gemas.

Dea tak menyahut lagi, perempuan itu sibuk menggambar abstrak didada bidang suaminya. Sesekali menekan-nekan dada itu. Zaki sendiri hanya memperhatikan apa yang dilakukan istrinya.

"Ngapain sih?" Tanya Zaki melihat Dea yang kesenangan Sendiri.

"Gak tahu" cengirnya tak jelas.

"Makin aneh aja" gumam Zaki pelan membiarkan Dea berbuat semaunya.

🌻

TOEL-TOEL DADA YA DE 💔😌

Continue Reading

You'll Also Like

180K 17.3K 25
[JANGAN LUPA FOLLOW] Bulan seorang gadis yang harus menerima kenyataan pedih tentang nasib hidupnya, namun semuanya berubah ketika sebuah musibah me...
2.5M 122K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...
386K 29.7K 26
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gu...
311K 23.2K 34
Namanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka...