ATARONA [SUDAH TERBIT]

By exsuntry

421K 88.6K 67K

[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Atlas Harvino Kusuma, cowok ganteng dengan kisah cinta bertepuk sebelah tangan... More

PROLOG
1| DUNIA PERKULIAHAN
2| CEWEK BARBAR
3| IKAN CUPANG DAN BAWANG MERAH
4| RASA KHAWATIR
5| ARONA YANG KESAL
6| OMONG KOSONG DAN RASA KECEWA
7| ASING
8| ANGELIQUE
9| JADI BAHAN GOSIP
10| TUGAS KULIAH
11| BIMBANG
12| NASI GORENG BUAT ATLAS
13| SOAL BUCIN
14| ARONA BAPER?
15| JADIAN
16| PERASAAN ATLAS
17| CAMPUR ADUK
18| MABAR
19| PENOLAKAN
20| KUPU-KUPU
21| MEMBERI JARAK
22| TEMBOK PEMISAH
23| PDKT
24| HARAPAN PALSU?
25| ALORA MENJELASKAN
26| OFFICIAL
27|HOODIE, HATI DAN NAMA BELAKANG
28| BIOSKOP
29| ATLAS CEMBURU
30| SAHABAT SELAMANYA
31| GO PUBLIC
32| H-1
33| SUPPORT SYSTEM
35| KELUARGA GEMOY
36| YANG TERSEMBUNYI
37| MAKAN MALAM
38| PERTENGKARAN
39| KABAR MENGEJUTKAN
40| MOOD BOOSTER
41| TEMAN LAMA
42| SEBUAH TAWARAN
43| TEMPAT BERBAGI CERITA
44| PICK ME GIRL
45| CANTIK
46| SANG ANTAGONIS
47| BUKAN ARONA
48| CUMA ARONA
49| TAKUT KEHILANGAN
50| KECEWA
51| EGOIS
52| TIDAK PENTING?
53| MULAI TIDAK PEDULI
54| SELALU KALAH
55| RAHASIA
56| ARONA UNTUK ATLAS
57| INGIN SELAMANYA
58| OBSESI
59| HANCUR
60| HALAMAN TERAKHIR [ENDING]
EPILOG
EXTRA PART: MASIH YANG TERINDAH
What If: Daylight
INFO PENTING
VOTE COVER
OPEN PRE-ORDER

34| BABA BUCIN

7.7K 1.6K 2.9K
By exsuntry

Yok! Mana yang kangen sama cerita ini?

1070 vote dan 2800 komen buat next chpater yah.

Happy reading!

34| BABA BUCIN

Acara berakhir dengan baik, tidak ada hal-hal yang menganggu jalannya acara hingga selesai. Rasa bangga tidak dapat disembunyikan dari raut wajah para panitia acara dan juga para anggota HIMME. Kerja keras mereka tidak berakhir sia-sia, jadi untuk merayakan keberhasilan mereka, Johnny sebagai Ketua HIMME ingin mentraktir teman-temannya, makan-makan bersama begitu.

Seruan penuh kehebohan datang dari Reynald dan Cello yang terlihat paling bersemangat saat tahu akan ditraktir oleh Pak Ketua.

"Gue seneng nih yang kayak gini-gini," ujar Cello dengan wajah sumringah.

"Makan... makan uhuy," sahut Reynald sambil berjoget ria.

"Gue ajak cewek gue bisa kan?" tanya Atlas pada Johnny.

"Bisa banget bro," ujar Johnny memperbolehkan. Atlas mengangguk lalu berjalan menghampiri Arona yang tampak duduk di kursi dengan mata sibuk menatap ponsel.

"Bubu," panggil Atlas begitu dia sudah berdiri didekat Arona.

Gadis itu mendongak. "Udah selesai ba?" tanya Arona sambil memasukan ponselnya kedalam tas yang dia pakai.

Atlas mengangguk lalu mengulurkan tangannya. "Bang Johnny mau traktir makan. Ikut ya?" ujar Atlas begitu Arona sudah berdiri setelah meraih uluran tangan cowok itu.

Arona belum menjawab, gadis itu membawa pandangannya menuju teman-teman Atlas yang berdiri tidak jauh dari mereka, sebelum akhirnya kembali melempar tatap kepada sang pujaan hati. "Emang boleh?" tanya Arona.

"Boleh." Atlas menjawab dengan anggukan.

Pada akhirnya Arona mengangguk— setuju untuk ikut.

"Oh iya tadi aku lihat Gala udah balik duluan," celetuk Arona karena tadi Galateo sempat pamit padanya.

"Iya. Dia udah balik tadi," jawab Atlas. Keduanya bergerak melangkah mendekati teman-teman Atlas yang lain.

"Mau makan dimana?" tanya Johnny pada teman-temannya yang mungkin mempunyai saran tempat makan yang bagus.

"Kemana aja deh, intinya makan," timpal Dexa. Cowok itu seperti sudah tidak sabar untuk mengisi perutnya.

"Yaudah, ke restaurant langganan aku aja," sahut Alora. Dia tahu tempat dengan makanan yang enak.

"Boleh tuh," setuju Rendra. Lagipula mereka tidak punya waktu lagi untuk berdebat soal tempat makan.

"Emang masih buka jam segini?" tanya Kenzie sambil melihat jam yang melingkar pada pergelangan tangannya. Waktu sudah menunjukan pukul 11 malam sekarang.

Alora mengangguk. "Masih, buka 24 jam soalnya,"

"Gaskan lah!" seru Reynald.

"Oke kalau gitu," timpal Johnny.

"Yang bawa mobil ada gue, Atlas, sama Dexa. Terserah mau ikut mobil siapa," ujar Johnny lagi.

"Gue sama Johnny aja deh," kata Reynald dengan cepat.

"Gue sama bang Dexa aja," ujar Cello.

"Gue juga sama Dexa," ujar Rendra.

"Sama," timpal Kenzie.

"Kenapa pada di mobil gue sih? Atlas kek," ujar Dexa.

"Mental gue gak kuat liat orang pacaran," ujar Cello yang langsung mendapat anggukan setuju sari Rendra dan Kenzie.

"Aelah, kalau gitu setidaknya mobilnya Johnny." Dexa masih protes.

"Terima aja nasib lo nampung batangan semua. Gak ada betina yang mau deket-deket sama buaya muara kayak lo," ujar Reynald membuat Dexa mengerang jengkel.

"Kurang-kurangin ngemil cabe Rey," ujar Alana dengan ringisannya. Dexa yang dikatain tapi Alana yang merasa ngeri.

Arona hanya bisa menyimak tanpa mengatakan apa-apa.

"Oke. Jadi Yura, Alora, Alana sama Reynald ikut mobil gue," putus Johnny pada akhirnya.

Atlas yang sedari tadi menyimak bersama Alora akhirnya bersuara. "Makasih buat pengertiannya. Gue emang mau berdua sama Arona," ujar cowok itu yang langsung mendapat respon berupa teriakan hura dari teman-temannya dan cubitan dari Arona. Gadis itu tersenyum canggung.

"Bucin banget bajingan," ujar Dexa geleng-geleng.

"Dunia milik berdua udah. Kita cuma ngekos,"

"Aduh, pengen jadi pelakor deh," timpal Rey.

"Sadar! Lo batang," ujar Rendra.

"Guk guk lo!" seru Reynald.

Setelah selesai berdebat, mereka akhirnya bergerak memasuki mobil sesuai dengan pilihan masing-masing tadi sebelum akhirnya berangkat menuju restaurant yang Alora maksud.

Mobil Johnny memimpin, diikuti oleh mobil Dexa kemudian Atlas yang paling terakhir.

Selama di dalam mobil, mulut Atlas tidak henti-hentinya memuji penampilan Arona, mulai dari kostum gadis itu, make up nya, hingga ekspresi Arona diatas panggung.

Gadis itu sampai tertawa berulang kali lantaran Atlas terus meniru ekspresinya.

"Sama itu yang dibagian ending, yang kedip mata," ujar cowok itu bersemangat. Tidak terasa mereka sudah sampai diparkiran restaurant.

Setelah menaikan tuas rem tangan ketika mobil sudah terparkir dengan rapi, Atlas menoleh pada Arona.

"Kayak gini kan?" ujarnya sambil mengedipkan mata sebelah kiri. Arona tertawa lalu menggeleng. "Bukan begitu," ujar gadis itu.

"Iyakah? terus gimana?" ujar Atlas dengan wajah serius, seperti anak kecil yang ingin tahu sesuatu.

"Gini," ujar Arona lalu mengedipkan matanya. Atlas sontak memegang dadanya seolah baru saja ditembak tepat di dada.

"Aduh, serangan jantung mendadak," ujar cowok.

Arona kembali tertawa."Baba ih!" seru gadis itu sambil mencubit pinggang Atlas.

Cowok itu hanya tersenyum lebar sambil mengusap rambut Arona. "Bubu keren banget hari ini," pujinya— lagi. Arona tidak tahu sudah berapa ratus pujian yang dia dengar dari mulut Atlas hari ini.

Cowok itu membuat Arona bahagia dengan setiap tindakan kecilnya. Mood Arona benar-benar berada dititik paling tinggi karena Atlas.

"Iya, aku emang keren. Baru tau yah?" ujar gadis itu narsis, dia mengibaskan rambutnya sembari memasang wajah sombong.

"Udah tau dari lama," celetuk Atlas.

"Cuma kerennya ketutup sama tingkah random kamu," lanjutnya sambil mengingat Arona yang begitu random dulu.

"Tapi gapapa, itu yang bikin suka." Atlas sepertinya memang selalu mempunyai cara membuat Arona berubah jadi jelly. Gadis itu bertekat untuk meminum pil anti mleyot sebelum bertemu Atlas. Itupun kalau pil itu ada.

Setelah selesai dengan sesi membuat Arona mleyot setengah mati, Atlas bergerak melepas seatbelt milik Arona kemudian mengajak gadis itu turun dari mobil dan menghampiri teman-temannya yang lain untuk segera masuk ke dalam restaurant.

🌏

Alora tengah berjalan menyusuri lorong yang membawanya menuju toilet ketika matanya menangkap sosok Johnny yang berdiri bersama Yura dekat pintu toilet. Gadis itu menghentikan langkahnya dan menyandarkan punggungnya pada tembok sebelum belokan menuju toilet.

Alora tahu, dia tidak sopan karena menguping pembicaraan orang, tapi dia berhak tau apa yang mereka bicarakan.

"Sampai kapan mau gini terus?" suara Yura terdengar. Meskipun Alora tidak melihat wajah gadis itu, namun nada lelah dalam suaranya terlihat begitu jelas.

"Ra..."

"Masih belum siap? Oke." Yura kini terdengar pasrah. Dia berusaha mengerti keadaan Johnny yang sampai sekarang belum mau meresmikan hubungan mereka. Sudah hampir dua tahun dan mereka masih HTS alias hubungan tanpa status.

Johnny terlihat tidak enak hati, cowok itu bergerak memegang tangan Yura. "Kamu masih bisa nunggu?" tanya Johnny.

"Sampai kapan?" jujur Yura sudah capek dengan alasan Johnny.

"Sampai masa jabatan kita selesai," ujarnya. Selama ini Johnny bilang bahwa dia belum mau menjalin hubungan dengan Yura karena takut mengganggu profesionalitas mereka dalam organisasi. Yura kerap kali meyakinkan Johnny bahwa gadis itu bisa menghandle masalah pribadi tanpa menganggu organisasi, namun Johnny tetap tidak mau.

Hembusan nafas Yura terdengar. "Oke," ujar gadis itu pada akhirnya. Johnny tersenyum, mau tidak mau Yura juga ikut tersenyum sebelum akhirnya melangkah pergi duluan. Gadis itu tidak melihat Alora yang tengah terdiam dibalik tembok dengan pikiran-pikiran dikepalanya. Dia menatap kepergian Yura dengan tatapan yang tidak bisa diartikan, sebelum akhirnya melangkah keluar dari persembunyian, membuat manik mata Johnny melebar sempurna kala melihat sosok Alora yang kini sudah berdiri dihadapannya.

Tidak ada kata yang keluar dari mulut Johnny, begitu juga dengan Alora yang hanya menatap Johnny dengan mulut terkatup rapat.

"Really, Johnny?" dari sekian banyak kalimat yang ada didalam kepalanya, Alora hanya mengucapkan hal itu dengan alis terangkat, sementara Johnny hanya diam tanpa membalas.

"Aku gak nyangka kamu bakalan ngelakuin hal ini," ujar Alora sebelum akhirnya menggeleng dan melangkah pergi sementara Johnny masih seperti orang bodoh yang hanya bisa diam.

Cowok itu menghembuskan nafasnya kasar sambil memijat pangkal hidungnya. Rumit sekali.

🌏

Meja kembali lengkap ketika Alora kembali dari toilet diikuti oleh Johnny. Kedatangan mereka berdua membuat Atlas dan Arona saling melirik sebelum akhirnya melempar pandangan masing-masing begitu pelayan mengantar pesanan mereka.

Cello dan Reynald paling terlihat bersemangat melihat makanan yang tersaji dihadapan mereka.

"Selamat makan," ujar Kenzie yang ditanggapi oleh kalimat yang sama oleh orang-orang disekitarnya.

Atlas sendiri sudah mengiris potongan steak lalu menukar piringnya dengan milik Arona yang masih utuh belum dipotong.

"Makasih baba," ujar Arona pelan, terkesan berbisik.

"Sama-sama bubu," balas cowok itu.

Alana yang melihat hal itu spontan berkata. "Arona emang manja gitu yah?" ujarnya. Nada suara gadis itu membuat semua orang menatapnya. Terlihat heran.

Menyadari tatapan orang-orang yang tertuju padanya, Alana tidak mengatakan apa-apa, dia hanya balas menatap teman-temannya satu persatu.

"Arona gak manja." Atlas memilih bersuara.

Alana mengangkat alisnya. "Masa sih? itu dagingnya aja harus dipotongin," komentar gadis itu.

Kenzie dan Dexa hanya bisa melempar tatap satu sama lain, sementara Johnny tampak menatap Atlas yang kini mengangkat alisnya.

"Jangan iri jangan iri, jangan iri dengki, " celetuk Reynald julit sambil memasukan potongan daging kedalam mulutnya.

"Gak iri. Gue cuma..."

"Cuma pengen digituin juga yah kak?" sanggah Arona dengan wajah datar. Dia memang menangkap nadas sinis dari suara Alana saat gadis itu mulai berkomentar tentang dirinya.

Atlas menoleh pada Arona. Kekasihnya terlihat tidak suka dengan komentar yang Alana berikan.

"Gue gak manja. Kak Atlas emang perlakuin gue kayak gitu kalau lo mau tau," ujar Arona lagi. Alora terlihat menahan senyum melihat Arona membalas Alana.

"Semoga dapet pacar yang bisa ngetreat kakak dengan baik yah, biar gak julit," tutup Arona yang kemudian fokus dengan makanannya.

Skakmat.

Alana hanya bisa diam dengan Cello yang menepuk bahunya, namun gadis itu cemberut sambil menepis tangan Cello.

Atlas bergerak makan sambil sesekali menatap Arona. Cowok itu menyempatkan diri mengambil ponselnya lalu mengetik sesuatu disana.

UNKNOWN

Atlas Harvino
Cewek gue nih boss! Senggol dong.


🌏

Setelah selesai dengan acara makan-makan mereka, Atlas langsung mengantar Arona kembali ke rumah mengingat sudah tengah malam, Arona juga terlihat lelah. Gadis itu bahkan sudah tertidur lelap dimobil bahkan hingga kendaraan itu memasuki halaman rumah keluarga Dirgantara.

Atlas tidak membangunkan Arona, dia memilih membuka pintu mobil kemudian menggendong kekasihnya dengan hati-hati lalu menutup pintu mobil menggunakan kakinya.

"Buset, pakai digendong segala kayak tuan putri," komentar Arsena ketika dia membuka pintu rumah.

"Bukan tuan putri," ralat Atlas.

"Terus apa dong?"

"Ratu," ujar Atlas.

"Nyenyenye bulol," ejek Arsena dengan wajah menyebalkan. Rasany Atlas ingin memukul wajah Arsena jika saja kedua tangannya tidak sibuk menggendong Arona.

"Bacot lo," desisnya sambil tetap melanjutakan langkah menuju kamar Arona. Arsena setia mengikuti dari belakang, cowok itu bergerak membuka pintur kamar Arona agar Atlas tidak kesusahan.

Sesudah membaringkan Arona diatas tempat tidur dan menyelimutinya, Atlas langsung mendorong Arsena untuk ikut keluar bersamanya. Cowok itu menutup pintu kamar Arona dengan hati-hati.

"Itu lo yakin ninggalin Arona tidur dengan make up kayak gitu?" ujar Arsena tidak yakin. Kalau Arona bangun besok pagi dan melihat masih ada make up yang menempel diwajahnya, bisa-bisa Arsena yang terkena amukan.

"Ya masa mau dibangunin sih? kasian. Dia kecapean," ujar Atlas yang tidak tega membangunkan Arona.

"Yaudah biarin aja. Nanti kalau dia kebangun pasti dibersihin," ujar Arsena. Dia yakin Arona tidak akan membiarkan make up bertahan diwajahnya selama semalaman.

"Gue balik," ujar Atlas.

"Atlas," panggil Arsena tiba-tiba, membuat Atlas menghentikan langkahnya dan menoleh pada Arsena.

"Jagain adek gue baik-baik. Jangan disakitin," ujar Arsena.

"Arona walaupun kadangan ngeselin, tapi dia anak baik kok. Lo harus percaya sama dia," lanjut Arsena.

Atlas mengangguk. "Pasti,"

bersambung...

Gimana part kali ini? ada kesel-keselnya gak?

Pada deg degan nungguin konflik yah? 😌

Jangan terlalu pikiran yah, nanti stres wkwk

Spam BABA

Spam BUBU

Spam ATARONA

Spam PUMA

See you gaes


Big Hug, Suk

Continue Reading

You'll Also Like

3.6M 289K 48
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
2.4M 128K 53
[PART MASIH LENGKAP] "Lihat saudaramu yang lain! Mereka berprestasi! Tidak buat onar! Membanggakan orang tua!" Baginya yang terbiasa dibandingkan den...
637K 43K 40
"Enak ya jadi Gibran, apa-apa selalu disiapin sama Istri nya" "Aku ngerasa jadi babu harus ngelakuin apa yang di suruh sama ketua kamu itu! Dan inget...
3.2K 1.5K 72
⚠️KATA-KATA KASAR DAN KEROMANTISAN YANG BUKAN MAHRAM DI SINI TIDAK UNTUK DITIRU! Ada satu insiden yang membuat Rea, si anak baru yang kelakuannya lum...