ZAKI ARMADA ( SUDAH TERBIT )

By _Kataindah

2.4M 368K 29.2K

❌ SUDAH TERSEDIA DI TBO SHOPEE ❌ ❗ NON RELIGI ❗ Zaki Armada adalah seorang ketua geng kedua setelah faqir... More

prolog
ketemu
apakah dia
bulan group
menemui zaki
nonton
cerita bulan
bertemu
kepedulian reno
rumah baru
keberadaan sanjaya
Esther
sama sama marah
Dea pingsan
elang
Dea terluka
sahabat kecil
kenangan yang harus dilupakan
masa lalu elang dan ellen
ikut kekantor
menemukan foto
membantu ingat
kerusuhan dirumah zaki
kepergian elang
spesial part Dea dan zaki
Fahmi kembali
kebetulan
Dea terluka lagi
Dea nangis
Ellen baru tau
Zaki pergi
persahabatan
berkumpul
selalu manja
keluar kota
balik
keadaan dea
ingat kembali
sakit
marah-marah
gagal
spesial part
menginap
sedekah
keadaan keduanya
mencari pendonor
Kenyataan pahit
kembali
perkara mie instan
aneh lagi
dugaan
kejutan
batu vs batu
Baron lagi
kebahagiaan yang sesungguhnya
COMING SOON
VOTE COVERR DADDY BUCIN
LIST PAKET ZA
PROMO NATAL & AKHIR TAHUN 🔥

Zaki sadar

25.9K 5.5K 425
By _Kataindah

WAJIB VOTE SEBELUM MEMBACA
HAPPY READING
.
MAAF KALO BANYAK TYPO, BELUM REVISI 💯

.

tiga hari setelah tranfusi darah kondisi kesehatan Zaki sudah lebih baik, laki-laki itu sudah dipindahkan diruang IGD, para inti armada, Arumi,Kesya dan Ellen sangat berlega hati ketika mendapat kabar jika kesehatan Zaki sudah lebih baik dari sebelumnya.
Berbeda dengan Dea, perempuan itu sudah melewati masa kritisnya namun belum ada kemajuan apapun soal keadaannya.

Setiap harinya, para inti armada bergantian untuk menjaga Zaki dirumah sakit, karna tidak mungkin Kesya terus menerus menemani, maka dari itu inti armada meringankan Kesya untuk menjaga Zaki secara bergantian. Sedangkan Dea dijaga oleh Ellen,Arumi dan Kesya secara bergantian pula.

Disisi lain soal perusahaan sementara diurus oleh edwad juga Reno, bicara soal Edward laki-laki itu sudah kembali saat mendengar Zaki  masuk rumah sakit.

"Zak, kapan sih Lo bangun, gak cape tidur terus? Tidur Lo kelamaan anjir" ucap Baron sendiri seolah-olah laki-laki itu mendengar ocehannya.

"Gue kangen ngecengin Lo zak, bangun Napa sih"

"Lo tau gak, gue tuh heran sama kalian berdua, demen banget bikin kita jantungan. Uwu-uwu bareng, kenapa pas sekarat juga bareng? Harus ya bareng gitu" Baron tertawa sumbang.

"Tau gak zak, baru kali ini gue rasain rasa takut, setakut-takutnya Kaya gini, gue takut Lo pergi waktu itu, gue dan armada gak bisa kehilangan ketua sedingin,dan se care kaya Lo" nada bicara Baron semakin merendah, hari ini memang hari ia mendapatkan giliran untuk menjaga Zaki, dan ini waktunya Baron meluapkan semua kekhawatirannya.

"Apalagi Dea, gue gak tau lagi zak, gimana sedihnya Dea pas bangun" Baron menghela nafas sebentar "zak.. Lo harus bangun demi Dea, Dea gak bisa jalan zak" Baron menatap sendu laki-laki didepannya itu.

"Dia butuh Lo sekarang" imbuh Baron dengan tatapan pilu.

"Kalo Lo gak mau bangun, gue ambil Dea dari Lo, mau ?" Baron terkekeh sendiri "gak mau kan? Makanya kalo gak mau gue ambil, Lo bangun sekarang"

"Banyak yang nunggu Lo buka mata, cepet bangun, biar gue bisa buat Lo kesel lagi sama gue" Baron tersenyum getir, harapannya begitu besar agar Zaki bisa bangun secepatnya.

"Kalo gak buat kita, setidaknya buat Dea dan mama Kesya zak" imbuh Baron lagi.

Baron mengendarkan pandangannya, matanya tertuju pada bunga yang sengaja diganti setiap hari oleh Ellen, atau Kesya. Baron tersenyum tipis, "bahkan mereka begitu sayang sama Lo zak, kalo Lo gak bangun, Lo akan menyakiti banyak orang" batin Baron Kembali menatap kearah Zaki.

Baron beranjak dari duduknya, ia keluar sebentar untuk menenangkan hati juga pikirannya, setibanya diluar ruangan baron disambut oleh Ellen yang juga keluar dari ruangan Dea.

"Lo" kaget Baron.

"Iya gue, giliran Lo ya" tanya Ellen mendekat kearah Baron.

"Iya" jawabnya, "gimana keadaan Dea?" Tambah Baron.

"Masih lama, belum ada kemajuan" saut Ellen dengan wajah cemas.

"Gue yakin Dea akan membaik" ucap Baron memenangkan, "cari makan yuk, laper gue" ajaknya merangkul Ellen.

"Boleh, ayo"

Akhirnya keduanya pergi kecafe yang tidak jauh dari rumah sakiy Tersebut, untuk sementara waktu Dea dan Zaki dipantau oleh suster.

"Kenapa sih liatin gue gitu?" Baron menaikkan satu alisnya menatap heran kearah Ellen, perempuan itu sedari tadi tak mau lepas melihat kearahnya.

"Gue ngerasa sama orang yang berbeda aja beberapa hari ini" saut Ellen sambil memakan kentang gorengnya.

"Maksud Lo apa?" Baron membenarkan posisi duduknya.

"Ya, beda gitu. Biasanya gue liat Lo itu tuakng nyebelin,konyol,heboh, Suka bikin rusuh. Beberapa hari ini semejak kejadian Zaki, gue liat sisi lain dari Lo bar" jelas Ellen mengeluarkan unek-uneknya.

Baron Tersenyum simpul, "karena baru kali ini gue takut kehilangan seseorang yang benar-benar gak ada hubungan darah sama gue" jawab Baron menatap Ellen, "dan itu Zaki" imbuhnya.

"Posisi Lo sama kaya gue" imbuh Ellen, "gue juga baru kali ini takut dan sekhawatir ini sama Dea, orang yang sama sekali gak ada hubungan apapun sama gue selain sahabat" jelas Ellen.

"Gue harap mereka bisa kembali kaya dulu" tambah Baron yang diangguki Ellen.

"Gue mikir beberapa hari ini, cinta mereka itu sejati banget, seneng bareng bahkan berjuang bareng kaya gini"

"Gue juga mikir gitu, mereka itu definisi pasangan yang selalu bersama baik duka ataupun suka" tambah Baron.

"Salut sama ketulusan mereka, gue" imbuh Ellen membenarkan.

🌻

Malamnya semua para inti armada berkumpul dirumah sakit, mereka sengaja melihat Zaki secara bersamaan, Vano dan Fahmi berada didalam mendapat giliran untuk menjenguk Zaki, sedangkan Reno dan Baron berada diluar.

"Gimana keadaan Zaki bar?" Tanya Reno, ia baru sekarang sempat pergi kerumah sakit setelah tranfusi darah tiga hari yang lalu. Reno benar-benar disibukkan oleh pekerjaan kantor, jika biasanya semua di handle oleh Zaki, kali ini Reno dan Edward dibuat kewalahan sendiri.

"Cukup baik, tinggal nunggu Zaki sadar" saut Baron. Reno menganggukkan kepalanya, "Lo sendiri gimana soal kantor?"

"Sedikit kacau, gue sama Edward kewalahan, tapi Alhamdulillah udah stabil Sekarang" jawab Reno.

"Syukurlah"

Didalam, Vano dan Fahmi duduk disisi kana kiri samping Zaki, keduanya menatap sendu kearah laki-laki yang menjabat sebagai ketua geng motor itu.

"Kapan bangun Lo" ucap Vano seakan tak terima, setiap datang Vano selalu melihat mata itu masih saja setia terpejam, "bosen gue zak, setiap gue kesini Lo merem Mulu" imbuhnya.

"Gak cape tidur terus" kini Fahmi bersuara.

"Kita kangen bareng Lo lagi" Mata Vano tak sengaja melihat pergerakan tangan Zaki disampingnya.

"Mi, tangan zaki gerak mi" antara senang juga panik, Vano heboh didalam sana. Fahmi beranjak dari duduknya, mencoba melihat, dan benar saja tangan Zaki Bergerak secara perlahan.

Fahmi dan Vano melihat wajah Zaki, mata itu bergerak seperti ingin terbuka, "Zaki sadar" ucap Vano tersenyum dengan wajah bahagianya.

Tak lama kemudian Zaki membuka matanya secara perlahan, setelah sempurna Zaki memandang lurus kedepan mengumpulkan kesadarannya, Fahmi dan Vano pun tersenyum haru melihatnya.

"Zak..." Lirih Fahmi mencoba menyadarkan Zaki.

Zaki menoleh perlahan kearah Fahmi, "gu-gue dimana?"

"Lo dirumah sakit, gimana keadaan Lo?" Zaki terdiam tak menyahuti, tatapannya kembali lurus kedepan.

"Dea.." lirih Zaki pelan, membuat Fahmi dan Vano menegang ditempat dengan saling menatap.

"Dimana Dea?" Tanya Zaki melihat kearah Fahmi dan Vano secara bergantian.

"De-dea baik-baik aja kok, mending Lo jangan mikir apapun dulu, Lo baru--"

"Istri gue dimana?" Potong Zaki. Fahmi dan Vano kicep, mereka bingung harus menjawab apa.

"Keadaan Lo gimana? Gue pangggilin dokter dulu ya buat periksa keadaannya Lo" ucap Fahmi mengalihkan pembicaraan.

"Gak perlu" jawab Zaki, "gue mau tau dimana Dea" imbuhnya.

"Dea baik-baik aja zak, Lo gak perlu khawatir" saut Vano geram, baru sadar sudah keras kepala kembali. "Lo baru sadar, biar dokter periksa Lo dulu" imbuh Vano

"Gue baik, gue mau Dea" Seketika rasa khawatir dan cemas terhadap Zaki hilang begitu saja, jika tidak sakit mungkin Vano akan mencekik leher Zaki saat ini juga, laki-laki itu tidak pernah memikirkan kondisi dirinya sendiri.

Zaki bangun dengan perlahan, dengan sigap Vano dan Fahmi menghalangi.

"mau kemana, Lo baru sadar zak, jangan keras kepala" tukas Fahmi memegangi lengan Zaki.

"Gue mau cari Dea, di kecelakaan kan" tebak Zaki. ya, sebelum Zaki tak sadarkan diri ia sempat melihat Dea yang dihantam oleh mobil.

"Gue mau tau keadaan istri gue, apa itu salah? Dea pasti butuh gue sekarang, gue gapapa, jadi jangan halangin gue"

"Tapi zak--"

"Gue pergi sendiri, kalo kalian berdua gak mau anter gue" zaki hendak turun dari brankar.

"Dea disebelah ruangan ini, dia belum sadar" ucap Vano membuat Zaki terdiam dengan posisi duduk dibrankar.

"Dea lumpuh" tambah Vano, Fahmi menatap tajam kearah Vano mengkode untuk tidak memberi tahu keadaan yang sebenarnya.

"Lebih cepat lebih baik" ucap Vano pada Fahmi.
Zaki menegang ditempatnya, kebenaran apa lagi ini? Istrinya lumpuh?

"Gak mungkin, pasti kalian bercanda kan? Istri gue gak mungkin lumpuh" tukas Zaki dengan marah.

"Kita serius zak, kaki Dea mengalami patah" jawab Vano dengan berat, sesungguhnya ia sendiri tidak tega menjawab pertanyaan itu.

"GAK, GAK MUNGKIN, GUE HARUS KETEMU DEA" Zaki turun dari brankar namun ditahan oleh Vano juga Fahmi.

"Percuma, Dea belum sadar, Lo harus fokus sama diri Lo sendiri sekarang, lo baru sadar zak" ucap Fahmi

"DEA BUTUH GUE, GUE GAK PEDULI DIRI GUE, MINGGIR KALIAN, LEPAS" dengan tenaga yang tersisa Zaki mencoba melepaskan pegangan Vano juga Fahmi.

"Nanti zak, jangan keras kepala" Fahmi mencoba menahan tubuh Zaki agar tidak turun dari brankar.

Reno dan baron yang mendengar perdebatan didalam segera masuk dengan terburu.

"Zak, Lo sadar?" Kaget Baron yang diam diambang pintu.

"Lepas, gue mau ketemu Dea, dia butuh gue sekarang" zaki mendorong tubuh Fahmi namun percuma tenaga Zaki belum sepenuhnya baik.

"Dea baik-baik aja zak, keadaan Lo belum sembuh sepenuhnya" ucap Vano

"Dea, Dea butuh gue" lirih Zaki terisak, rasa cemas meliputi hatinya. "Istri gue gak mungkin lumpuh kan?" Zaki menatap mereka satu persatu.

"Jawab gue, pasti kalian becanda sama gue kan" Zaki menyelam air matanya kasar, "jawab ini semua bercanda, Dea gak mungkin lumpuh" Zaki berteriak dengan perasaan pilu.

"Bener zak, Dea lumpuh" saut Reno dengan berat. Zaki menggeleng cepat, seakan tidak mau menerima kebenaran yang ada.

"Dea mengalami benturan dibagian kaki" jelas Reno lagi.

"Kenapa" lirih Zaki menunduk dalam, tangannya mengepal keras "KENAPA BUKAN GUE AJA YANG LUMPUH, KENAPA? KENAPA HARUS DEA" Zaki turun dari brankar dan melepas jarum  infus ditangannya dengan keras.

Dengan cepat Reno dan Baron menahan Zaki, "LEPAS, GUE MAU KETEMU DEA"

"Keadaan Lo belum stabil zak"

"Gak peduli, gue harus liat Dea" Zaki meronta melepaskan pegangan Reno juga Baron.

"Jangan keras kepala, Dea belum sadar, sebaiknya Lo stabilin keadaan Lo sendiri, biar bisa jaga Dea kedepannya, jangan egois zak" ucap Baron mencoba memberi pengertian.

"Gue tau Lo khawatir soal Dea, tapi Lo juga harus ngertiin kondisi diri Lo Sendiri, kita semua mau Lo sehat dulu zak" imbuh Baron.

Zaki terduduk lemas dilantai, hatinya hancur mendengar perihal keadaan Dea, istrinya lumpuh, Zaki tidak akan kuat rasanya jika perempuan itu mengetahui keadaannya setelah sadar nanti, Zaki tidak akan sanggup.

"Kenapa bukan gue aja yang lumpuh, kenapa harus Dea"

"Gue gak sanggup, gue gak bisa liat Dea tau semuanya, gue gak sanggup"

"Kenapa bukan gue, kenapa?"

"Udah cukup Dea kehilangan anak, dan-dan Sekarang, dia harus terima kenyataan baru?" Zaki tersenyum getir "haruskah seberat ini cobaan Dea? Kenapa bukan gue?"

"Ini terlalu berat buat dia" Zaki tertunduk dalam, hatinya benar-benar hancur saat ini. Ingin rasanya Zaki menukar posisinya dengan sang istri, sungguh ia tidak akan sanggup melihat reaksi istrinya nanti.

Baron,Reno,Fahmi dan Vano diam menatap Zaki yang terduduk, hati mereka ikut sedih dengan keadaan Dea, namun mau bagaimana lagi, semua sudah kehendak Tuhan, jika manusia boleh meminta, bukankah mereka akan meminta sesuatu yang baik? Jalan terbaik saat ini adalah ikhlas dengan apa yang sudah terjadi.

"Zak..." Panggil Reno menyentuh bahu Zaki.

"Dea ren.. gue gak sanggup" lirih Zaki penuh kepiluan. "Kenapa bukan gue?"

"Sabar zak, ini semua udah kehendak Tuhan, gue yakin Dea kuat, Dea akan terima semuanya dengan lapang dada" ucap Reno memenangkan.

"Tapi gue yang gak sanggup liat penderitaan dia ren, udah cukup Dea kehilangan bayinya dan Sekarang.." Zaki tak mampu melanjutkan perkataannya.

"Gue tau, kita berdoa semoga ada jalan, dan Dea bisa jalan lagi seperti dulu" balas Reno, "Sekarang waktunya Lo pulihin diri Lo sendiri buat jaga Dea kedepannya, Dea sangat butuh Lo pastinya"

"Bener apa yang dikatakan Reno, Lo fokus sama kesehatan Lo dulu sebelum Dea sadar" imbuh Baron.

"Dea lumpuh permanen?" Zaki mendongak menatap Reno.

Reno menggeleng, "enggak, tapi selama Dea mau berusaha, dokter bilang ada harapan buat Dea Kembali sembuh, walau harapan itu kecil" jelas Reno.

Zaki terdiam setelah mendengar kata kecil, sedikit itukah harapan Dea untuk kembali seperti semula. Zaki memejamkan matanya sejenak, tak pernah terbayangkan sebelumnya jika istri kesayangannya akan mengalami hal seberat ini.
Hatinya hancur, suami mana yang sanggup melihat istrinya mengalami ujian seberat Ini.

"Sayang..." Lirih Zaki dengan meremas dadanya sesak.

🌻

20 September 2021
-kataindah

Continue Reading

You'll Also Like

400K 42K 19
*Spin off Kiblat Cinta. Disarankan untuk membaca cerita Kiblat Cinta lebih dulu untuk mengetahui alur dan karakter tokoh di dalam cerita Muara Kibla...
780K 34.8K 48
selamat datang dilapak ceritaku. 🌻FOLLOW SEBELUM MEMBACA🌻 "Premannya udah pergi, sampai kapan mau gini terus?!" ujar Bintang pada gadis di hadapann...
1.1M 79.8K 39
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
2.5M 257K 61
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?