ZAKI ARMADA ( SUDAH TERBIT )

By _Kataindah

2.4M 368K 29.2K

❌ SUDAH TERSEDIA DI TBO SHOPEE ❌ ❗ NON RELIGI ❗ Zaki Armada adalah seorang ketua geng kedua setelah faqir... More

prolog
ketemu
apakah dia
bulan group
menemui zaki
nonton
cerita bulan
bertemu
kepedulian reno
rumah baru
keberadaan sanjaya
Esther
sama sama marah
Dea pingsan
elang
Dea terluka
sahabat kecil
kenangan yang harus dilupakan
masa lalu elang dan ellen
ikut kekantor
menemukan foto
membantu ingat
kerusuhan dirumah zaki
kepergian elang
spesial part Dea dan zaki
Fahmi kembali
kebetulan
Dea terluka lagi
Dea nangis
Ellen baru tau
Zaki pergi
persahabatan
berkumpul
selalu manja
keluar kota
balik
keadaan dea
ingat kembali
sakit
marah-marah
gagal
menginap
sedekah
keadaan keduanya
mencari pendonor
Zaki sadar
Kenyataan pahit
kembali
perkara mie instan
aneh lagi
dugaan
kejutan
batu vs batu
Baron lagi
kebahagiaan yang sesungguhnya
COMING SOON
VOTE COVERR DADDY BUCIN
LIST PAKET ZA
PROMO NATAL & AKHIR TAHUN 🔥

spesial part

31.6K 6K 475
By _Kataindah

WAJIB VOTE DAN COMENT
SPESIAL PART NIIH
.
SEDIAKAN GULING DAN BANTAL SEBELUM MEMBACA
.

"Dea.."

Mendengar suara Zaki, Dea mengangkat kepalanya.

"Dea..." Racau Zaki lagi

"Zaki, bangun" Dea menggoyang badan suaminya agar tersadar.

"Jangan marah de"

Dengan menggeleng, "aku gak marah, aku gak pernah marah sama kamu zak"

"Maaf de, maafin aku kalo bikin kamu kesel kemarin"

"Jangan cuekin aku de" racau Zaki terus menerus dengan pelan, suara laki-laki itu sangat lirih jika saja Dea tidak sedekat itu maka bisa dipastikan ia tidak akan mendengar racauan laki-laki itu.

"Maaf zak, ini salah aku. Harusnya aku gak perlu bikin kamu kesel, pasti kamu gak akan mabuk kaya gini hiks, maaf Zaki" Dea memeluk Zaki dengan rasa bersalah.

"Jangan gini, aku khawatir hikks"

"Jangan marah de"

"Enggak, aku gak marah" jawab Dea. "Bangun Zaki, jangan bikin aku khawatir"

Dea memegang tangan Zaki ia tempelkan tangan dingin itu kepipinya, dengan sesenggukan Dea menatap Zaki berharap agar laki-laki itu cepat bangun.

"Bangun zak.." lirih Dea pelan.

Dea menatap sendu kearah Zaki, laki-laki itu sudah tidak lagi bergerak, berhenti dari racauannya. Dea naik keatas mengambil selimut juga bantal sebelum itu ia melepas jilbab juga gamisnya yang hanya sebagai luaran, ia masih menggunakan dres yang didalamnya.

Dea turun dengan satu bantal dan selimut ditangannya, dengan telaten Dea mengangkat kepala Zaki juga menyelimuti.
Dea duduk dibawah beralaskan karpet lembut, ia menyenderkan kepalanya diperut Zaki dengan Lamat memandangi wajah suaminya.

Perlahan tangan Dea menyentuh pipi, hidung, serta bibir laki-laki itu "Kalo diluar galak,dingin, tapi kalo lagi berdua kaya anak kecil" gumam Dea sambil terkekeh kecil mengingat tingkah suaminya tadi pagi.

"Maaf yaa" ucap Dea lagi.

Dea memejamkan matanya, ikut menyusul tidur, sekaligus terjaga untuk menemani laki-laki itu.

🌻

Dea menggeliat kecil, matanya masih menutup rapat, Dea merasakan sesuatu yang hangat dalam pelukannya, dibawah alam sadarnya Dea mengeratkan pelukannya.
Namun sedetik kemudian Dea sadar, pelukan?
Seketika Dea membuka matanya, damn bola mata Dea melotot sempurna dengan apa yang ia lihat.

Dea berada dipekukan suaminya, namun yang aneh adalah laki-laki itu tidak memakai baju, Dea melirik kearahnya sendiri, ia masih memakai baju.

"Kok bisa? trus gue kok bisa satu sofa? Dan.. Zaki kenapa gak pakai baju?" Bingung Dea sendiri.

Zaki menggeliat mengeratkan pelukannya hingga Dea merasa kesusahan untuk bernafas, Dea menepuk bahu Zaki agar laki-laki itu bangun.

"Emhh " dehem Zaki merasa terusik namun matanya masih terpejam.

"Bangun, aku gak bisa nafas" ucap Dea, namun bukannya melepaskan Zaki mengunci Dea dengan kedua kakinya, benar-benar dianggap guling.

"Zaki, arrhghh, aku sesek, Zaki" Dea menggeliat mencoba mengurangi pelukan suaminya.

"Zak.. bangun ih" merasa tak dipedulikan Dea menggigit dada telanjang itu.

"Aargh" pekik Zaki langsung membuka matanya, dengan samar-samar ia memandangi wajah Dea.

Dea mengerjap-ngerjapkan mata kearah Zaki menunggu respon laki-laki itu, dan ya tanpa mengatakan apapun zaki memeluk Dea lagi namun tidak se-erat pertama.

"Pagi sayaang" ucap zaki dengan suara seraknya. Dea tersenyum salah tingkah, suara bangun tidur milik suaminya adalah kesukaan Dea.

"Pagi" balas Dea mengecup hidung suaminya, "bangun sayang" imbuh Dea. Namun Zaki menggeleng, mata itu masih menutup.

"Gini dulu, aku kangen" Dea diam membiarkan Zaki berbuat semaunya.

"Kenapa gak pake baju?" Tanya Dea menyentuh dada Zaki lalu mendongak kembali.
Dea akan menjadi sangat mungil ketika berada dipekukan suaminya, bahkan kepalanya hanya sebatas dada.

"Gerah"

"Kapan bukanya? Trus aku kok bisa diatas? Kamu bangun?" Tanya Dea beruntun.

"Jadi..." Zaki menceritakan soal semalam.

Pukul 2 dini hari Zaki terbangun merasa panas entah akibat banyak minum atau bagaimana, saat ia ingin bangun, perutnya seperti tertindih sesuatu, Zaki melirik kearah perutnya.

"Dea" kagetnya, Zaki mengedarkan pandangannya sebentar, "gue udah dirumah?" Gumamnya sendiri.

"Aarrgh, kepala gue pusing banget, panas lagi" dengan perlahan Zaki bangun dengan menyangga kepala Dea agar tidak terbangun.

Zaki melepaskan kemeja kantornya, setelah itu ia mengangkat tubuh Dea keatas sofa, "kangen sayang, jangan cuek lagi" ucap Zaki mengecup kening Dea.

Zaki ikut berbaring disofa yang lumayan cukup untuk berdua, Zaki memeluk tubuh perempuan itu dan menyelimuti dirinya juga dea.

"Maaf" ucap Dea pelan, setelah mendengar cerita suaminya. "Maaf udah bikin kamu kesel, andai aku gak cuekin kamu kemarin kamu gak bakal mabuk kaya semalem zak" jelas Dea.

"Gapapa sayang, akunya aja yang lemah kalo tentang kamu" jawab Zaki Dengan tersenyum menatap Dea.

"Aku sengaja buat kamu kesel kemarin" tutur Dea jujur.

Zaki mengerutkan keningnya, "jadi sengaja?" Kagetnya, dengan lucu Dea mengangguk.

"Iya, aku mau buat kejutan buat kamu, tapi semua gagal. Dan malah buat kamu mabuk gara-gara aku"

"Kamu ulang tahun sayang" imbuh Dea dengan tersenyum manis. Zaki diam sebentar, ia mengingat tanggal berapa  kemarin.

"Aku udah hias kamar, aku udah dandan, pake drees, tapi gagal" ucap dea sedih.

"Maaf ya, aku gak inget sama sekali soal itu, kamu cuekin aku kemarin, bener-bener buat aku bingung sayang"

"Maaf, semua salah aku. Jangan mabuk lagi" Dea menyembunyikan wajahnya didada Zaki.

"Jadi itu alasan kamu sekarang pake dress" tanya Zaki yang sadar dari semalam dengan penampilan perempuan itu.

"Iyaa" jawab Dea.

"Maaf ya, aku gak tahu" Zaki mengelus punggung perempuan itu. "Makasih udah inget sayang" Zaki mengecup kening Dea dengan senyum tulus.

"Sama-sama" jawab Dea mendongak lagi.

"Ayoo bangun, aku mau tunjukkin kamar kita" ajak Dea

"Ok, ayo"

Dengan semangat Dea bangun yang diikuti oleh Zaki, Dea menarik tangan Zaki dengan menurut laki-laki itu mengekor dibelakang Dea.
Sesampainya dikamar, Dea membuka pintunya, Zaki terperangah melihat hiasan yang begitu romantis.

Dea menarik tangan Zaki agar masuk, "maaf telat, sekali lagi, selamat ulang tahun sayang" Zaki menatap kearah Dea, dengan sigap Zaki memeluk Dea lagi.

"Terima kasih sayang" balas Zaki dengan terharu, selama ini ia tidak pernah merayakan ulang tahun, ia tidak suka semenjak kehilangan bulan namun sekarang justru bulan dalam wujud Dea yang menghadirkan rasa suka itu kembali.

Zaki melepaskan pelukannya memandang lekat kedua mata istrinya, "terimakasih" ulang Zaki mengecup bibir Dea dengan lembut, Dea memejamkan matanya merasakan sentuhan dari suaminya.

"Karna kamu aku suka soal ulang tahun" ucap Zaki menangkup kedua pipi Dea.

Dea tersenyum memegang pergelangan tangan Zaki, "whatever has been lost in the past, will come back slowly" jawab Dea.

Zaki mengangguk, "aku mengharapkan itu" balasnya.

Terkadang apa yang pernah hilang, tidak akan selamanya hilang. Terlebih jika itu semua tentang kenangan indah, jika kenangan buruk harus kita lupakan namun tidak dengan kenangan indah.

Kenangan, tak selama sakit, namun kenangan jugaa tak selama indah. Semua tergantung bagaimana kita pernah melewati masa itu.

Dea mendongak lagi dengan senyum merekah, ia bersyukur, sangat bersyukur rasanya.

"Gak mau mandi?" Tanya Dea

"Peluk dulu"

"Kan udah nih peluk"

"Kurang lama, kemarin seharian aku gak peluk kamu, jadi sekarang gantinya" jawab Zaki dengan nada posesif.

"Okey, asal kamu seneng" Dea menyenderkan kepalanya didada Zaki, membiarkan suaminya memeluk dirinya seberapa lama ia mau.

🌻

Dea sedang memasak untuk sarapan, sedangkan suaminya sudah duduk anteng dimeja makan memerhatikan dirinya.
Laki-laki itu duduk dengan wajah kesal, sebab Dea melarang Zaki untuk tidak memeluk dirinya saat sedang memasak. Alasannya agar cepat selesai. Keduanya juga sudah mandi.

"Masih lama?" Tanya Zaki tak sabaran

"Bentar" jawab Dea yang asik mengonseng

"Lama banget sih" cebiknya

"Mau makan mentah"

"Iya gak" saut Zaki dengan sebal

"Ya udah diem, jangan bawel"

"Aaa cepetin masaknya" rengeknya kumat, Dea menghela nafas, laki-laki itu sangat berubah 99 % ketika bersamanya, membuat Dea harus extra mengimbangi tingkah suaminya.

"Iya sayangku, sebentar ya" jawab Dea dengan sangat lembut, namun sebenarnya dongkol, acara masaknya menjadi tidak fokus akibat bayi besarnya.

"Diem, anteng disitu,Ok" dengan nada seperti memerintah anak-anak, Dea terkekeh sendiri.

"Ok mom" jawab Zaki ikut jahil.

"Pinternya anak mommy" saut Dea dengan tertawa kecil.

"Sure" jawab Zaki.

Dengan patuh Zaki diam tidak lagi mengganggu, ia memilih untuk mengecek ponselnya, ada pesan dari Reno.

"Mobil Lo ada dikantor, hp Lo ada digue"

"Pantes hp gue gak ada, ternyata dimobil semalem" Gumamnya Sendiri, sekarang Zaki menggunakan ponsel khusus untuk para klien penting atau investor, dan yang tertinggal adalah ponsel pribadi milik Zaki.

"Aku telfon semalem kenapa gak jawab?" Tanya Dea menaruh masakannya dimeja.

"Hp aku ketinggalan dimobil, aku gak bawa hp diclub"  sautnya

"Ya udah makan dulu, buka mulutnya" suruh Dea menyuapi Zaki, dengan patuh Zaki membuka mulutnya sedangkan matanya fokus pada layar ponselnya.

"Taruh dulu hpnya" suruh Dea dengan lembut

"Ada email masuk sayang" Dea tidak menyahuti lagi, ia memilih fokus untuk menyuapi suaminya dan sesekali ia ikut makan.

"Miyum" pinta Zaki dengan mulut penuh makanan, Dea terkekeh geli melihatnya.

"Iya, ambilin dulu sebentar" Dea beranjak mengambil air putih untuk bayi besarnya.

"Nih" Dea memberikan gelas tersebut lalu diterima oleh Zaki.

"Makasih sayang"

"Lagi gak makannya?"

Zaki menggeleng, "udah"

Dea beralih membersikan piring juga gelas tadi, "Eh--" kaget Dea saat melihat tangan melingkar diperutnya.

"Boleh kan, masaknya kan udah" bisik Zaki

"Manja terus sih" ucap Dea sibuk mengelap tangannya dengan tisue.

"Kangen tau" Zaki menaruh dagunya dibahu Dea.

"Iya iya" pasrah Dea yang sudah tidak tahu lagi dengan kemanjaan sang suami.


🌻

BAYI GEDE 💔

Continue Reading

You'll Also Like

5M 376K 52
❗Part terbaru akan muncul kalau kalian sudah follow ❗ Hazel Auristela, perempuan cantik yang hobi membuat kue. Dia punya impian ingin memiliki toko k...
386K 4.6K 21
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
472K 5.1K 6
JANGAN DISIMPAN, BACA AJA LANGSUNG. KARENA TAKUT NGILANG🤭 Transmigrasi ke buku ber-genre Thriller-harem. Lantas bagaimana cara Alin menghadapi kegi...
6.5M 190K 61
"Mau nenen," pinta Atlas manja. "Aku bukan mama kamu!" "Tapi lo budak gue. Sini cepetan!" Tidak akan ada yang pernah menduga ketua geng ZEE, doyan ne...