Mr. Angkasa (18++)

By Chcovanilate

459K 15K 713

Angkasa terus saja memperhatikan Rana. Wajah gadis itu makin merah saat Angkasa berusaha makin masuk kedalam... More

Part 01. ohhh Shit
02. sekolah
3. Petaka Rumah Gemoy
4. dia kembali
5. Kemal Saga
06. Ga good looking
07. Sinta
08. Hy Geovano
09. sisi gelap
10. Hujan
11. Gosong
12. Brooot
13.Hmmm
14.Dah lah males
15. Curhatan Geovano
16. baku hantam
17.dogy
18. Pahit
19.Hmmm
20. Jengjeng
21
22.hotel
23. ga tau mo kasih judul apa wkwk
24. gang sempit
25. Greco
26. Markas? done
27.Lalu siapa?
28. apa sih ege
29. anjay 29 part
30.
31. gali sumur
32. salah paham
33. jangan sentuh
34. ngundurin diri?
35. Kenapa ga ditembak sih?
36. Mampus
37. di tembak?
38. Geovano mau pindah gaes
40. Tamat
Angkasa season 2???
finally Angkasa S2

39. good bye Geovano

5K 314 34
By Chcovanilate

Hari ini Minggu,
Rana tengah menyapu halaman setelah pagi-pagi buta udah selesai membuat sarapan dan berbenah.

Papanya aja belum bangun, tapi Rana udah selesai sama pekerjaan Rumah.

"Drtttt" Ponsel Rana bergetar dari dalam saku.

Ia segera mengeluarkan ponsel tersebut dari dalam saku kantong baju tidurnya. melihat panggilan masuk dari Angkasa, Rana cepat-cepat meletakan sapu dan sodonya.
"Halo.. " Ucap Rana dengan nada suara di manis-maniskan.

"Umm... Pagi, " Sahut Angkasa dengan nada suara khas baru bangun.

Rana menggigit bibir bawahnya sambil menahan senyum. Dadanya terasa meledak-ledak saat mendengar suara Angkasa di seberang sana.

"Pagi, " Jawab Rana yang udah ga bisa ngerangkai kalimat lagi. Jantungnya keburu deg-degan dan otaknya penuh dengan emot lope-lope.

"Huahemmm, " Angkasa menguap dan Rana yang mendengar itu meloncat kegirangan. " Cantiku... Aku Kangen, "

DORRRR....

Jantung Rana seakan di tembak pakai tank amfibi buatan bekasi ( emang ada?)

"Hmmm... " Rana hanya berdeham dan dengan senyum merekah ia masih tak percaya hari ini Angkasa menelpon dengan suara manja begini.

"Kamu ga kangen aku? " Angkasa berbicara dengan nada ngambek. Ish gemeush.

Rana cepat-cepat menjawab, " Kangen sayang... " Kata Rana dengan tangan gemetar.

Angkasa yang mendengar jawaban Rana tersenyum lebar dan penuh dengan perasaan berbunga-bunga di seberang sana, " Cium.. " Kata Angkasa dengan jahilnya.

"Ishh maluu... " Tolak Rana sambil memainkan ujung bajunya.

Sesekali ia clingak-clinguk memastikan keadaan aman. Tak ada ayahnya.

"Yaudah kalo kamu ga mau nyium aku, biar aku aja yang nyium kamu, " Jawab Angkasa enteng. " Muachh... Muachhhh... Muachhh, " Terdengar suara kecupan bibir Angkasa dari seberang sana.

Rana menutup bibirnya dengan telapak tangan, ga tahan buat senyum kegiragan. Ia bahkan sampai-sampai menggoyangkan tubuhnya lalu berlari masuk kedalam rumah sambil melompat-lompat.

"Sayang... Aku mau mandi yah, " Izin Angkasa.

Rana mendaratkan bokongnya di sofa, " Ikuttt... " Jawab Rana sekedar iseng.

Angkasa berdecak, " Ga boleh. Nanti mandi bareng di rumah aku aja ya cantikku sayang"

Rana tertawa kecil, " Ujung-ujungnya bukan mandi... "

Angkasa juga terkekeh geli di sana, " Tuh kamu tau " Lalu terdengar suara hembusan napas berat, " Jadi kangen mimi, " Ucap Angkasa dengan nada mengeluh.

Rana mengerutkan dahi, heran siapa mimi, " Mimi? " Tanya Rana.

"Iya sayang, gumpalan lemak kesayangan aku. Namanya mimi"

Rana diam sejenak, lalu tertawa setelah paham maksud Angkasa. Mimi adalah tete Rana:')

"Iya nih, kangen di elus lagi" Jawab Rana masih dengan tawa yang belum usai.

Angkasa terdiam sejenak, " Hmmm sepulang dari rumah Geovano... "

"Ga mau ah... Gue ga ada mood Angkasaaa! " Tolak Rana tanpa menunggu Angkasa menyelesaikan kalimatnya.

"Ga mau apaan? " Angkasa sedikit ngegas.

Rana memutar bola matanya kesal lalu mendekatkan ponselnya ke bibirnya, " Gue ga mau ngewee" Ujarnya dengan nada berbisik tapi penuh penekanan. Sedangkan bola matanya terus memantau sekeliling. Masih aman ayahnya belum nongol.

Terdengar suara decihan di seberang sana, " Otak lo ya.. " Nada suara yang awalnya tinggi perlahan mereda, " Otak kamu, " Ralat Angkasa.

Rana baru aja sadar kalo dia ngelanggar peraturan, " Maaf.. " Kata Rana sambil cengengesan.

Angkasa hanya berdeham.

"Ishhh ngambek? " Tanya Rana dengan wajah jahil.

"Engga sayang" Jawab Angkasa pelan.

Rana mengerucutkan bibir dan nampak berpikir. " Kalo lo ga pengen ngewe, trus sepulang rumah Geovano lo mau ngapain? "

"Lo? " Nada suara Angkasa terdengar tinggi. Lalu ia menghela napas panjang.

Rana cengengesan , " Maaf Kebiasaan gantengnya Rana"

Jleb.

Napas Angkasa tercekat mendengar kalimat yang Rana ucapkan.

"Yaudah cinta... Rana mau mandi dulu ya, inget sebentar lagi kita ke rumah Geovano... " Rana lalu segera menutup panggilan dengan perasaan ketar ketir ga karuan.

Angkasa tersenyum dan menghantamkan bantal ke wajahnya.

"Gantengnya Rana katanya, " Ia menggeliat heboh di kasur.

Gildan yang keberadaanya di ambang pintu dan tak di sadari Angkasa hanya bisa bergidik jijik melihat kelakuan Angkasa sekarang.

___***___

Rana mematut diri di cermin besar kamarnya, dia ngerasa cantik banget pagi ini dengan setelan jeans denim dan atasan putih dengan motif maple, tak luput sepatu putih sudah ia kenakan.

"Tok.. Tok.. " Pintu kamar Rana di ketuk.

"Masuk pa, " Jawab Rana singkat sambil membenahi rambut yang sengaja ia uraikan.

"Ini." Papanya lalu menyodorkan jaket hitam milik Rana yang baru saja di setrika papanya.

Rana menghampiri papanya dan mengambil jaket yang di sodorkan papanya, " Makasih papa ganteng, " Katanya dengan cengiran.

Rana kembali ke cermin saat ia selesai memakai jaket itu, " Beuh cantik banget gue!!! " Rana heboh sendiri saat melihat bayangan dirinya sendiri.

Papanya turun kelantai bawah sambil menggeleng heran  dengan kelakuan anaknya pagi ini. Rumah bersih, sarapan beres, dan Rana udah dandan pagi-pagi buta.

"Ranaaaa.... " Teriak papanya dari lantai bawah.

Rana tersentak kaget lalu berdecak kesal, padahal ia lagi memuji ciptaan tuhan paling cantik di dunia yaitu bayangannya sendiri.

"Apa paaa? "

" Ini ada temen kamu dateng... "

Rana tersentak kegirangan, ia lalu mengambil tas hitam yang ada di nakas dan berlari turun. " Gantengnya Raanaa, aku dataang! "

Ia tiba-tiba berhenti saat melihat Angkasa tengah mengobrol dengan papanya di ambang pintu. Gila Angkasa ganteng banget, rambut yang mulai panjang di sisir ke samping. Jaket kulit hitam dan kaos putih polos serta jeans hitam serta sepatu berwarna putih.  Dan wajahnya? Ga usah di tanyain lagi... Orang rabun kalo ngeliat muka Angkasa auto sembuh ini mah.

Njir warna outfit mereka couple padahal ga janjian. Emang jodoh ini mah.

" Ini om, " Angkasa menyerahkan sekantung tas belanjaan berukuran besar. Nampaknya itu berisi berbagai cemilan yang di beli di indomart cukuplah buat kebutuhan hidup seminggu.

"Ini apa? " Tanya papanya dengan tatapan mengintimidasi Angkasa.

"Cemilan kesukaannya Rana om, " Ucapnya dengan tenang.

Papa Rana menautkan alis, " Ini buat Rana kenapa kamu kasih saya? Kamu pikir saya babu di rumah ini? "

Rana menggigit kuku jarinya khawatir kalo papanya ga suka sama Angkasa, ia kemudian melihat Angkasa dan ayahnya silih berganti.

Gila adrenalin Angkasa kini di tantang, ia tetap berusaha tenang tapi nyatanya tak bisa. Gestur tubuhnya menunjukan ia sedikit grogi. Ia lalu menarik napas dalam-dalam dan menghembuskan perlaha,yaps dengan cepat ia bisa kembali memegang kendali" Saya ga tau kesukaan om apa, saya pikir selera om sama kaya Rana. " Angkasa tersenyum percaya diri, " Kecuali kalo om bukan ayah biologisnya Rana hahahah"

Mata Rana melotot mendengar jawaban Angkasa, duh kenapa Angkasa jawabnya ga sopan gini sih.

Papa Rana terkekeh mendengar jawaban Angkasa "hehehehe Bener juga ya kamu... Yaudah deh makasih kalo gitu"

Mata Rana makin melotot mendengar respon yang tak kalah mengejutkan dari papanya, " Hehehe? "

Angkasa menoleh Rana sambil menaikan satu alisnya dan tersenyum kepedean.

Rana menggeleng heran,lalu cepat-cepat menarik tas belanjaan pemberian Angkasa yang sedang di buka oleh papanya.

"Apa sih Ran? Itu ada wafer rasa duren" Keluh papanya sambil menunjuk dengan mupeng Saat Rana menarik kantong belanjaan tadi.

Rana lalu mencubit papanya kesal, " Jangan ngadi-ngadi deh pa.. " Rana lalu menarik Angkasa emosi, Angkasa bingung kenapa Rana ganas gini padahal ia lagi seneng triks jokes bapak-bapaknya berhasil

" Ini Angkasa pacar aku" Rana menunjuk Angkasa dengan telapak tangannya, "Sa ini papa aku" Ia lalu menunjuk papanya.

Dua orang itu lalu berjabatan tangan.

"Kita mau jalan sekarang" Kata Rana dengan tampang kesal.

Papanya berdeham lalu melirik Angkasa, " Jadi kamu tukar anak saya sama ini? " Ia mengangkat kantong belanja yang di jinjing Rana.

Angkasa menggeleng cepat, " Ga om, nanti saya tukar Rana pake mahar aja gimana? " Angkasa menaik turunkan alisnya dan tersenyum jahil.

Papanya lalu tertawa keras, " Hahahhaha " Ia menepuk-nepuk bahu Angkasa, " Calon mantu the best emang ini... Yaudah sana. Kalian mau jalan kan? Hati-hati ya! "

"Hah? " Mulut Rana ternganga, ia menggeleng tak percaya " Udah gitu doang? " Rana pikir papanya bakalan marah atau begimana tapi malah respon tak terduga yang ia berikan.

Tanpa basa-basi dengan senyum lebar Angkasa lalu meraih tangan papanya Rana dan menciumnya. " Makasih ya om, om emang calon mertua sempurna"

Papanya mengangguk dan menepuk bahu Angkasa, " Jaga anak saya ya! " Ucapnya dengan senyum yang belum luntur.

Rana lalu mencium tangan papanya dan masih dengan perasaan tak percaya melihat respon papanya barusan, " Yaudah kita pergi dulu" Izin Rana.

Papanya terkekeh " Iya hati-hati"

Angkasa pun menautkan jarinya di jari-jari tangan Rana saat mereka berjalan ke gerbang, " Hebatkan aku? " Tanya Angkasa sambil menepuk dadanya angkuh.

Rana memutar bola mata malas, kemudian ia membuka pintu gerbang.

Alangkah kagetnya Rana melihat banyak motor sport parkir di depan gerbangnya tak luput para pengendara yang berpakaian serba hitam.

Ga salah, ini BUMANTARA. Tapi kenapa mereka ada sini?

"Mereka mau bantu Geovano beres-beres juga" Jawab Angkasa enteng.

"Woy Ran.. Cepet kita panes nihhh! " Seru Gemoy yang lagi di bonceng Gildan.

Di dekat Gemoy juga ada mobil Lembayung yang tentunya ada si Vino.
---***---

Rana mengusap pangkal lengannya tak enak hati saat melihat mamanya Geovano sibuk menata tumpukan piring untuk menyantap ikan bakar di halaman belakang malam ini.

Dari tadi pagi mereka bantuin Geovano berkemas ( ya meski cuma 15 menitan dan sisanya mereka ngobrol) kini mereka ngadain bakar-bakar.

Terlihat Gemoy sibuk mengarahkan Yusa dan Gildan memotong bawang.

Daniel menyiapkan es jeruk peras bareng Danis.

Vino sama lembayung lagi keluar beli cemilan.

Aksa dan Andin lagi mojok pacaran.

Dan yang lainnya duduk di rerumputan manggang ikan sambil main gitar.

"Aku ga tau kalo Angkasa malah bawa temen-temennya tante, " Ucap Rana dengan tampang malu sambil membantu mengeringkan gelas.

Mamanya Geovano tersenyum maklum, " Ga papa lah, anggep aja sekarang itu perayaan perpisahan Geovano " Ia lalu menyerahkan napan besar. " Ini ambil trus kasih mereka, " Ia menunjuk kumpulan orang di perapian "buat naro ikan kalo udah mateng, " Tambahnya.

Rana hanya mengangguk dan melakukan apa yang di suruh.

Rana mendekat ke kumpulan anak BUMANTARA yang lagi bakar ikan sambil nyanyi girang di atas rumput.

Terlihat Geovano dan Angkasa duduk bersebelahan. Mereka sibuk ngobrol sambil ketawa-ketawa ,mereka keliatan akrab banget ga kaya biasanya yang udah macem musuh tujuh turunan.

Angkasa menoleh kedatangan Rana lalu tersenyum dan menepuk tempat di sebelahnya.

Rana mengangguk canggung dan duduk di sebelah Angkasa.

Geovano mengangkat satu ujung bibirnya dan memalingkan pandangannya. "Sabar Van, ini ga akan lama. Lo bakal nemu yang lebih baik di Bali" Guman Geovano.

"Ini... " Rana menyerahkan napan itu pada Angkasa.

Angkasa menerimanya dengan senyuman tak kunjung pudar.

"Maaf ya Van, gue jadi ngerepotin lo! " Ucap Rana dengan perasaan yang benar-benar tak enak hati.

Geovano tersadar dari lamunannya dan melihat Rana, ia kemudian tersenyum tipis, " Perasaan, ini kali ketiga lo minta maaf"

Rana cengengesan, " Habis gue jadi ga enak... "

"Ga enak kenapa? " Angkasa memotong pembicaraan Rana, Wajah yang hangat itu berubah menjadi dingin, senyum manis yang awalnya terukir sempurna kini menghilang yang ada hanya tatapan datar, " Temen aku, berarti temen Geovano juga! " Ucap Angkasa dengan mimik serius.

Entah kenapa dari tadi ia melihat tingkah Rana seolah malu karena ia membawa BUMANTARA ke rumah Geovano. Angkasa ga marah tapi sedikit kesal aja.

Rana menelan ludahnya, ia hanya bisa mengangguk lalu menunduk.

Geovano menghela napas, ia ga tau harus bilang apa.

Angkasa lalu memegang tangan Rana dan menautkan jarinya. Rana dengan jelas bisa merasakan tangan Angkasa dingin, tapi perlahan terasa hangat.

" Asal kamu tau aja ya sayang, BUMANTARA udah nganggep Geovano bagian dari BUMANTARA juga. " Kata Angkasa dengan suara yang masih datar." Apa itu salah kalo BUMANTARA ikut bantuin Geovano sekaligus ngucapin kalimat perpisahan? "

Rana hanya menunduk.

Angkasa menghembuskan napas berat"Maaf udah bikin kamu ga nyaman barusan, " Kata Angkasa lalu mengecup tangan Rana.

Gildan yang lagi ngulek sambel berdecih melihat kebucinan Angkasa, apalagi orang yang duduk di sebelah Angkasa si Geovano yang dari tadi berusaha mengalihkan perhatiannya.

"Woy ikannya noh hangus! " Vino datang membawa dua kantong belanjaan besar, di belakannya ada Lembayung yang membawa krat bir bintang.

----****----

"Hati-hati ya van... " Rana hendak memeluk Geovano sambil setengah menangis.

Angkasa menarik baju seragam Rana dengan sigap.

"Hmmm... " Angkasa berdeham dengan tampang datarnya ia melirik Rana sinis.

Rana berdecak, " Yang terakhir lo sayang, masa ga boleh? " Ia mengerucutkan bibirnya kaya anak kecil.

"Sekali enggak ya enggak, " Kata Angkasa intolerant.

Geovano tertawa melihat kelakuan mereka, ga ada mendung ga ada ujan tiba-tiba Angkasa dan Rana datang berkunjung pagi-pagi sebelum berangkat sekolah untuk mengcupakan perpisahan untuk Geovano. Untung aja mereka datengnya pas banget, Geovano baru aja selesai masukin koper ke dalem mobil.

"Lo jangan lupa chat gue! " Kata Rana dengan mata berkaca-kaca. " Gue ga akan bisa lupain jasa lo, kebaikan lo, kegantengan lo"

Angkasa membuang muka, " Lebih ganteng gue! " Katanya datar.

Rana mengangguk polos, " Iya sayang. Lebih gede punya kamu juga, "

"Enak aja, gedean punya gue! " Seru Geovano.

Angkasa mengerutkan dahi, " Berarti pernah liat punya nya Geo dong? " Ia menatap Rana curiga.

Rana menggeleng cepat, " Belom sih. Tapi kalo Geovano mau nunjukin sekarang sih ga papa, "

"Pletaaak..." Jidat Rana terasa panas usai mendapat jitakan api cemburu dari Angkasa.

Melihat itu, Geovano tertawa ya meski ada rasa iri sih hihihi.

"Van... Hayu" Mama Geovano keluar dari gerbang dengan menggunakan rok hitam dan atasan berwarna merah dan terbuat dari satin. " Eh ada kalian, " Ia tersenyum melihat Rana dan Angkasa yang juga menatap balik ke arahnya.

"Yaudah deh, makasih ya. Gue berangkat dulu, " Pamit Geovano.

Rana meneteskan air mata, " Sekali lagi makasih ya Van... Gue ga akan bisa ngelupain lo"  Ia mulai menangis.

Angkasa menarik napas dalam-dalam,
" Gue juga ga akan bisa ngelupain kebaikan lo. Terlebih lagi apa yang udah lo perbuat demi Rana. " Ia menghembuskan napas berat dan memegang pundak Geovano, " Kalo lo perlu bantuan apapun gue dan BUMANTARA siap nolong lo. Lo ga usah sungkan"

Angkasa lalu memeluk Geovano. Mereka berpelukan seperti dulu, sahabat masa kecil yang kini tersatukan lagi.

Rana yang ga bisa nahan sedih langsung ikut nimbrung pelukan. Mereka bertiga akhirnya berpelukan sambil menangis bersama kaya teletubbies.

"Pokoknya gue ga mau tau, lo harus jagain Rana sebaik mungkin! " Ujar Geovano di tengah pelukan itu.

Mama Geovano merasa tersentuh tak sangka dua sahabat itu bisa kembali akur, ia lalu mengabadikan momen itu menggunakan kamera ponselnya.

"Yuk sayang, nanti kita ketinggalan pesawat. "

Geovano melepas pelukan itu, dan menatap Rana dan Angkasa silih berganti, "Pokoknya gue ga mau tau, lo harus jagain Rana sebaik mungkin! " Ujar Geovano sambil tersenyum lalu berjalan masuk kedalam mobil.

"Bye Geovano... "  Kata Rana sambil terisak.

Angkasa hanya bisa menepuk pundak Rana.

Mobil pun berjalan perlahan meninggalkan mereka berdua.

___***___

Huyy huyy huyyy
Apa kabar semua? Sehat kan? Amiiiin!

Mon maap ya, kemarin itu part 39 di unpublish karena belum selesai malah terpublish secara ga sengaja.
Jadi mohon permaklumannya yaah..

Maaaf banget soalnya sibuk magang sampe-sampe ga sempet buka wattpad.

Boleh minta votenya kan? Anggep aja tombol vote itu upah buat author yaaaa!









Continue Reading

You'll Also Like

6.2M 25.2K 3
Dewasa21+ "Gak usah pura-pura tersiksa. Gue tau cewek kayak lo gimana. Sekarang bilang berapa harga tubuh lo satu malam? Gue bakal bayar berapapun it...
7.5K 1.2K 17
Menikahi seseorang yang tidak dicintai itu memang berat, apalagi jika Alvaro masih bersama dengan pacar kesayangannya. Semakin lama, pernikahan yang...
1.1K 87 15
"Hai, Gama!" Sapaan dengan senyum khas dari bibir Gaisha Putri Damalian itu jelas tidak akan digubris oleh Gamarka Aksara yang terbukti nyata melengg...
1.1M 40.8K 62
"Gue benci sama lo!" "Yakin lo benci sama gue?" "Pliss deh lo berhenti gangguin gue! gue cape tau ga?" "Ya bagus dong, gue suka liat lo sengsara" ~~~...