RAVEL-ALUNA [END]

By zulfalinda

1.1M 127K 14.7K

Aluna Rafa gadis cantik dengan mata indah, semasa hidupnya Aluna tak pernah keluar rumah, sekolahpun tidak. A... More

penjelasan
prolog
01. RAVEL-ALUNA
02.RAVEL-ALUNA
03.RAVEL-ALUNA
04.RAVEL-ALUNA
05.RAVEL-ALUNA
06.RAVEL-ALUNA
07.RAVEL-ALUNA
08.RAVEL-ALUNA
09.RAVEL-ALUNA
10.RAVEL-ALUNA
11.RAVEL-ALUNA
12.RAVEL-ALUNA
13. RAVEL-ALUNA
14. RAVEL-ALUNA
15.RAVEL-ALUNA
16.RAVEL-ALUNA
17. RAVEL-ALUNA
18.RAVEL-ALUNA
19.RAVEL- ALUNA
20.RAVEL-ALUNA
21.RAVEL-ALUNA
22.RAVEL-ALUNA
23.RAVEL-ALUNA
24.RAVEL-ALUNA
25.RAVEL-ALUNA
26.RAVEL-ALUNA
27.RAVEL-ALUNA
28.RAVEL-ALUNA
29.RAVEL-ALUNA
30.RAVEL-ALUNA
31.RAVEL-ALUNA
32.RAVEL-ALUNA
33.RAVEL-ALUNA
34. RAVEL-ALUNA
35.RAVEL-ALUNA
36.RAVEL-ALUNA
37. RAVEL-ALUNA
38. RAVEL-ALUNA
39. RAVEL-ALUNA
40.RAVEL-ALUNA
41. RAVEL-ALUNA
42. RAVEL-ALUNA
43. RAVEL-ALUNA
44. RAVEL-ALUNA
46.RAVEL-ALUNA
47. RAVEL-ALUNA
48. RAVEL-ALUNA
49. RAVEL-ALUNA
50. RAVEL-ALUNA
51.RAVEL-ALUNA
SQUEL

45. RAVEL-ALUNA

12K 1.5K 141
By zulfalinda

Hallo!

I hope you will enjoy with my stroy

Don't forget to clik stars n coment
Thank you

Happy reading all!

°🌳🌳🌳°

45. RAVEL-ALUNA

Ravel pulang dari ospek dengan baju yang sudah tidak benar lagi, yang tadi mengenakan kemeja putih sekarang mengenakan kaos hitam. Lelaki itu masuk dan mengucap salam.

"Assalamualaikum," salamnya sambil menggerakkan kepalanya ke kanan dan kiri.

"Bini gua mana nih," gumamnya.

Ravel berkeliling mencari gadisnya, lalu matanya berbinar melihat seorang gadis ada di halaman belakang dengan dress selutut.

"Sayang!" Panggil Ravel lalu memeluk Aluna dari belakang.

Tubuh itu sedikit menegang tapi berubah menjadi relax. "Ngagetin tau gak?" Tegur Aluna.

Ravel cengengesan lalu membawa Aluna kedalam, dia mendudukan Aluna dikursi ruang makan sedangkan dia menunduk menatap Aluna.

"Kenapa?" Tanya Aluna gugup.

"Kangen."

Aluna tersenyum lalu membawa Ravel kedalam pelukannya, Aluna mengelus pucuk kepala lelaki itu dengan sayang.

"Kan selalu ketemu?"

"Tadi pagi kamu marah."

Aluna tersenyum, senyum bahagianya setelah Atlas meninggal. Ravel mendongak menatap gadis cantik miliknya yang tengah tersenyum. "Cantik banget tunangan aku," puji lelaki itu

Aluna sontak langsung menunduk menatap Ravel yang juga menatapnya dengan polos. "Aaaaa gemes banget si kamu?" Ucap Aluna lalu mencium kening Ravel bertubi-tubi.

Senyum Ravel semakin lebar, dia mengeratkan pelukannya pada tubuh kecil Aluna. "Tadi ada kating nyebelin di kampus," adu Ravel lucu.

"Siapa?"

"Namanya Roy, dia nyebelin. Dia tadi pukul pundak aku kenceng, sakit," adunya dengan wajah sedih yang di buat-buat.

"Beneran? Mana si aku liat?" Ujar Aluna panik.

Ravel menggeleng lalu menggenggam tangan Aluna. "Gak usah."

"Kamu kenapa bisa sampai dipukul gitu? Kamu buat masalah ya?" Tanya Aluna.

"Enggak! Enak aja!" Sembur Ravel tidak terima.

Aluna meringis lalu kembali bertanya. "Ya terus kenapa? Gak mungkin dong kamu di pukul tanpa alasan?"

"Aku makan bekal kamu tadi pas gurunya pidato," ucap Ravel santai.

Mata Aluna terbelalak lalu menggeplak pundak Ravel, tepat di tempat pukulan Roy.

"Awsh....sakit yang!" Ringis Ravel.

"Ya lagian kamu ada-ada aja! Orang kalo lagi bicara di depan itu di dengerin bukan malah makan! Wajar aja kalau kamu di pukul!"

Ravel mendengus lalu berdiri. "Tau ah, aku ngambek sama kamu!"

Ravel langsung pergi meninggalkan Aluna yang bingung.

"BUNDAAA."

Astagfirullah Ravel — batin Aluna.

"BUNDA KE INDONESIA!"

"AKU PANGGIL BUNDA BUKAN KAMU!"

"TERSERAH KAMU LAH!"

Aluna beranjak dari duduknya lalu naik ke atas untuk mengistirahatkan tubuhnya

•••

"Aluna sayang?"

"Gimana kabarnya?"

"Kamu, Avel dan bunda Nia baik kan?"

Aluna mengerjapkan matanya pelan mendengar suara bisikan itu, dia melirik ke sekitar kamar lalu bertemu dengan sosok putih yang tengah tersenyum.

"Ini bunda Calista sama ayah," jawab cahaya itu seakan mengerti kebingungan Aluna.

Wajah Aluna berubah sumringah, dia berjalan menghampiri cahaya putih itu. "Aluna kangen!" Serunya senang.

Senyum diwajah Calista terbit dengan cantik, dia mengucap Surai anaknya. "Aluna belum jawab pertanyaan bunda loh, gimana kabar kalian?"

"Baik kok bunda! Bunda Nia udah gak sedih lagi."

Calista tersenyum dia menunduk menyamakan tingginya dengan sang putri. "Nanti Aluna susul bunda sama ayah ya?"

Aluna mengangguk antusias.

"Kapan bunda?" Tanyanya gak sabar.

"Nanti."

Setelah itu cahaya putih itu menghilang dari pandangan. "Loh?"

•••

Dilain tempat, Nia menatap hamparan putih langit matanya menerawang jauh. Sekelebat bayangan saat pertama kali dia ke luar negeri bersama Atlas dan Ravel terlintas di otaknya. Bayangan yang begitu indah, dia yang takut akan ketinggian berani menaiki pesawat sendirian.

"Kamu yang buat aku berani mas," gumam Nia.

"Apa kabar kamu?"

"Kamu bahagia di sana?"

Nia menunduk membiarkan air matanya jatuh. Lantas dia kembali menatap hamparan langit dan tersenyum sendu.

"Bahagia disana, jemput kebahagian kamu disana. Aku disini bakal jaga anak-anak sampai kita punya cucu dan akan aku kenalkan kalian ke mereka bahwasanya mereka mempunyai kakek dan nenek yang hebat!"

"I love u mas."

•••

Ravel berada di kamarnya lelaki itu berdiam diri tidak melalukan apapun otaknya juga tidak berfikir jadi dia hanya diam seperti patung tanpa melalukan apapun. Ravel menoleh ke arah pintu lalu kembali lagi menatap ke depan seperti itu terus sampai dia lelah karena duduk.

"Gila ni gua," gumamnya

Ravel merebahkan tubuhnya menatap langit-langit kamar dengan biasa saja. "Aluna lagi ngapain ya? Kekamar dia aja deh."

Ravel bangkit dan menuju kamar tunangannya, dia bersenandung menyanyikan lagu balonku ada lima.

"Tok...tok... Paket... Calon jodoh sudah datang..."

Tak ada jawaban Ravel langsung masuk dan merebahkan tubuhnya di atas kasur Aluna. Dia berguling ke kanan dan kiri lalu bangkit dan mengubrak-abrik kamar Aluna. Entahlah dia hanya bosan dan ingin memberantakkan sesuatu.

"Nyenye," gumamnya.

"Woh ada coklat."

"Weh cakep ni, pasti gua ini."

"Kok gak mirip gua? Siape ni? Kenapa dia simpan foto cowok?"

"ALUNA!"

Clek

"Kamu ngapain di kamar aku?" Tanya Aluna.

"Ini siapa? Kenapa dia lebih ganteng dari pada aku?" Tanya Ravel tak terima.

"Gak tau gak kenal, tapi kamu bener dia lebih ganteng dari kamu."

"Aku nikahin kamu sekarang ya!"

"Gak boleh! Kata bunda tunggu kamu udah lulus kuliah dulu."

"Awas aja nanti pas udah nikah, kamu gak boleh simpen foto cowok selain aku! Nanti kamu gak boleh punya anak cowok biar aku aja yang jadi cowok satu-satunya!" Cerocorsnya.

"Request juga ini orang."

"Biarin!"

"Emang bisa?" Ejek Aluna.

"Bisa lah! Nanti kalau anaknya cowok tinggal tuker aja sama anak orang yang cewek gak ribet kok!"

Aluna mendengus akal dan pikiran Ravel sepertinya sudah hilang dicuri orang. Dia sedikit heran kenapa bisa Ravel menjadi seorang CEO? Sedangkan otaknya saja hanya seperempat mungkin? Ah mungkin papanya sedang mengantuk waktu memilih Ravel menjadi CEO.

"Terserah kamu lah, aku diem aja nanti."

"Iyalah! Apa lagi pas buat! Kamu cuma terlentang dengan manis dan aku yang kerja rodi."

"RAVEL MULUT KAMU MINTA DI TABOK YA!" teriak Aluna.

"Minta cium bukan minta tabok," rengeknya manja.

"Aku totok juga ini kamu!" Ancam Aluna.

"Aaaaaa, Aluna jahat hiks..."

Mata Aluna terbelalak melihat Ravel yang terisak menangis bahkan air matanya keluar.

"Kok nangis?" Tanya Aluna heran.

"J-jahat!" Lirihnya.

Aluna menangkup kedua pipi Ravel lalu tertawa. "Gemes banget bayi aku!"

"Makanya jangan nakal! Kalau gak mau aku totok!" Tegas Aluna sambil menatap Ravel tajam.

Bukannya diam Ravel malah semakin menjadi-jadi lelaki itu menangis dengan meraung-raung  membuat Aluna kewalahan.

"JAHAT! ALU JAHAT!"

"ALU MAU TOTOK AVEL!"

"HIKSS..."

"BUNDAAAA."

Aluna panik lalu memeluk Ravel dengan sayang, mengusap rambut lelaki itu dan sesekali menciumnya. "Shutt, jangan nangis," bisik Aluna.

"Hikss ....jahat."

"Iya jahat Alu jahat."

"J-jangan totok Avel," lirihnya.

"Iya enggak di totok cuma di pukul."

"HUAAAAA HIKSSS BUNDAAA."

"eh? Kok makin kenceng nangis nya."

"HIKSSS jahat! Alu jahat! Avel gak suka!"

"Jangan nangis! Udah gede malu sama badan!"

Ravel menurut tapi masih terisak, sedangkan Aluna masih setia mengelus kepala Ravel.

"Mau Dodot," ucap Ravel pelan.

Aluna mengangguk dia mengambilkan Ravel dot berwarna biru yang sudah di isi susu, dia memberikannya kepada Ravel dan lelaki itu diam.

Ravel memang sering kali mengedot dan itu membuat Nia kesal karena Ravel sudah tua umurnya saja sudah 18 masuk 19 tahun dan masih mengedot. Badan L-MAN tingkah bayi!

Dasar Ravel!

°🌳🌳🌳°

Hellow!

Vote and coment:)
Hi!
See u next chptr!

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 69.9K 69
"Kamu itu, udah seperti pompa bagi kerja jantung aku. Kalau kamu menjauh, otomatis jantung aku melemah. Artinya apa?" Gadis polos itu menggeleng lugu...
3.6M 363K 53
[Sebagian chapter di privat, follow untuk membacanya] "Ada ribut apa-apa toh Unna?" "Dia pengen cari seseorang tapi ga tau nam-" "Nah ini dia yang g...
5.4K 716 33
[SELESAI]✔️ [Terdapat bagian 15+ di beberapa part dan juga beberapa kata kasar lainnya. Harap bijak dalam membaca!] [FOLLOW SEBELUM BACA!!] [JANGAN L...
3M 252K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...