ZAKI ARMADA ( SUDAH TERBIT )

By _Kataindah

2.4M 367K 29.2K

❌ SUDAH TERSEDIA DI TBO SHOPEE ❌ ❗ NON RELIGI ❗ Zaki Armada adalah seorang ketua geng kedua setelah faqir... More

prolog
apakah dia
bulan group
menemui zaki
nonton
cerita bulan
bertemu
kepedulian reno
rumah baru
keberadaan sanjaya
Esther
sama sama marah
Dea pingsan
elang
Dea terluka
sahabat kecil
kenangan yang harus dilupakan
masa lalu elang dan ellen
ikut kekantor
menemukan foto
membantu ingat
kerusuhan dirumah zaki
kepergian elang
spesial part Dea dan zaki
Fahmi kembali
kebetulan
Dea terluka lagi
Dea nangis
Ellen baru tau
Zaki pergi
persahabatan
berkumpul
selalu manja
keluar kota
balik
keadaan dea
ingat kembali
sakit
marah-marah
gagal
spesial part
menginap
sedekah
keadaan keduanya
mencari pendonor
Zaki sadar
Kenyataan pahit
kembali
perkara mie instan
aneh lagi
dugaan
kejutan
batu vs batu
Baron lagi
kebahagiaan yang sesungguhnya
COMING SOON
VOTE COVERR DADDY BUCIN
LIST PAKET ZA
PROMO NATAL & AKHIR TAHUN 🔥

ketemu

62.5K 8.8K 669
By _Kataindah

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh.

Selamat membaca karya kedua author ya, semoga ceritanya gak kalah menarik juga, dan terima kasih atas kesetiaan kalian 🥰🥰
sedikit klarifikasi, ini bukan genre ISLAMI ya 🙏
.

.
.
.
"Zak, zakiii" teriak Alena mengejar segerombolan anak Armada, gadis itu kekeh mengejar padahal beberapa menit lalu ia sudah diacuhkan oleh Zaki.

"Zaki" kesal gadis itu berhenti tepat didepan Zaki dengan memasang wajah sok imutnya.

"Apa?" Suara berat itu terdengar, Alena tersenyum "Gue kangen sama Lo" mendengar itu Zaki hanya memandang datar kearah Alena.

Alena Cahya Kamila, teman kecil Zaki saat berumur 10 tahun. Keduanya bertemu saat mama Kesya mengajaknya pergi ke acara ulang tahun Alena, saat itulah keduanya berkenalan hingga saat ini. Alena sendiri gadis konglomerat  bisa dikatakan 11,12 dengan Zaki.

"Udah?" tanya Zaki, Alena mengangguk. Zakipun melenggang pergi dari hadapan Alena diikuti Reno juga Vano.

"Kenapa sih zak, udah bertahun-tahun tapi hati Lo susah banget mencair" kesal Alena.

Drrttt,drrrt
Merasakan ponselnya bergetar Zaki berhenti sejenak, terdapat sebuah pesan dari mamanya.

"Lang, hari ini ada meeting"

"Kalian duluan, gue pergi dulu" ucap Zaki

"Mau kemana Lo zak" tanya Reno

"Gue ada urusan pribadi, gue absen hari ini" jawabnya langsung pergi begitu saja.

"Tap-tapi zak, Zaki" teriak Reno namun tak diindahkan oleh Zaki.

"Kebiasaan" gumam Vano, sedangkan Reno menatap Zaki dengan wajah serius, pasti ada sesuatu.

Setibanya di perusahaan Zaki langsung menuju ruangannya menggunakan lift khusus Presdir.

"Selamat siang tuan muda" sapa Edward sekertaris zaki yang merupakan saudara sepupunya.

"Ya" balas Zaki lalu melenggang masuk kedalam untuk mengganti baju, Edward ikut masuk.

"Kenapa harus saya? Biasanya juga mama" tanya Zaki pada Edward dengan sibuk memasang kancing kemejanya.

"Meeting hari ini sangat penting tuan muda, itu kenapa harus tuan sendiri yang harus turun tangan" saut Edward dengan sopan.

"Ayo" Zaki melenggang keluar ruangan menuju ruang meeting.

🖤🤍

"Keuntungan apa jika saya menyetujui tawaran ini" ucap Zaki yang duduk ditengah-tengah, wajah tegas dan dingin itu lebih seram jika Zaki sedang dalam mode serius.

"Seperti yang saya jelaskan tadi pak, 60% keuntungan jika tuan muda mau menyetujui ini" ucap pak Sanjaya dengan mantap. Zaki tersenyum tipis.

"Saya tidak setuju" ucap Zaki membuat semuanya melongo akan keputusannya termasuk pak Sanjaya sendiri, padahal bukankah ini sangat menguntungkan bagi perusahaannya.

"Tapi tuan muda, kenapa anda menolak tawaran saya? Jelas-jelas ini sangat menguntungkan perusahaan tuan muda?" Tanya pak Sanjaya lagi.

"Saya tolak" ucap Zaki lagi "kalo begitu saya permisi" Zaki melenggang pergi tanpa kejelasan apapun, Edward masih setia mengikutinya dari belakang.

"Kerja bagus Edward" ucap Zaki saat keduanya sudah cukup jauh dari ruang meeting.

"Jika bukan tuan muda yang turun tangan sudah dipastikan nyonya Kesya akan menyetujui ini" saut edward.

"Kamu benar, mereka akan terus mencari celah untuk masuk dalam perusahaan ini" Edward mengangguk "kalo begitu saya pergi dulu, tolong urus dan terus selidiki mereka" titah Zaki

"Baik tuan muda"

"Saya permisi"

"Baik pak, silahkan"

Zaki pergi tanpa mengganti baju kerjanya menuju mobil yang ia bawa, pria itu memilih pulang saja.

"Assalamu'alaikum maa"

"Wa'alaikumussalam Lang" Kesya menerima uluran tangan putranya.

"Bagaimana?" Tanya Kesya

"Sesuai permintaan mama" saut Zaki

"Bagus" Kesya tersenyum "terus pantau mereka Lang, pak Sanjaya merupakan rekan bisnis papa yang berbahaya", Zaki mengangguk

"siap ma, mama gak perlu khawatir" saut Zaki menenangkan
"Zaki kekamar dulu" Kesya mengangguk

"ya udah sana"

Dikamar Zaki Menganti menggulung lengan kemejanya sampai siku, lalu duduk dikursi yang langsung menghadap kearah jendela kaca.
Siang ini udara begitu panas namun langit terlihat mendung. Zaki memandang foto gadis cantik dan manis diatas nakas dekat ranjangnya, senyum gadis itu merekah dengan tangan menggenggam erat tangan pria disampingnya. Ya foto bulan juga dirinya,

"Gue kangen bulan, kapan kita ketemu" gumam Zaki.

Drrttt
Drrrt
Ponsel Zaki kembali bergetar, ternyata dari Reno.

"Lo dimana?" Tanya Reno dari seberang sana

"Dirumah"

"Kekampus sekarang"

"Ada apa?"

"Penting" saut Reno, Zaki berdecak baru saja ia ingin menikmati ketenangan Reno sudah menghubungi dirinya.

"Ok" tak mau berlama-lama Zaki segera pergi tanpa mengganti kemejanya. Hanya menemui Reno, setelahnya ia akan kembali kerumah.

🖤🤍

"Ada apa?" Kini Zaki dan Reno berada ditaman belakang kampus.

"Ada masalah" saut Reno dengan memandang lurus kedepan.

"Soal?"

"Sanjaya" Reno beralih menatap Zaki dengan wajah seriusnya.

Zaki mengangguk,"gue tau, baru saja gue dari kantor dan seperti biasa" Reno yang faham mengangguk faham.
"Lo tau darimana?" Imbuh Zaki

"Gue telfon asisten Lo Edward tadi, dia bilang Lo meeting sama Sanjaya"

"Soryy, gue buru-buru tadi" Zaki menepuk bahu Reno pelan. "Thanks kerja samanya" tambah Zaki. Reno hanya mengulas senyum tipis.

"Keadaan mama Kesya gimana?" Tanya Reno

"Mama sehat dan baik juga"

"Gue kangen" raut wajah Reno terlihat sendu, ada sirat kerinduan disana.

"Lo kerumah, gak usah malu" Zaki menepuk kembali bahu Reno.

"Gue takut" saut reno disertai tertawa kecil

"Kaki Lo dibuat patah sama anak Venus aja Lo kuat, masa ketemu mama Lo takut" ledek Zaki.

"Beda keadaan" timpal Reno.

Zaki menghela nafas, "Lo bisa" tidak ada sahutan lagi, keduanya sama-sama sibuk dengan keadaan masing-masing.

🖤🤍

Perempuan cantik bergamis Milo dengan pashima syar'i serta blezeer panjang selutut warna hitam melangkah santai memasuki tempat kuliah barunya, senyumnya mengembang sempurna, akhirnya ia bisa berkuliah ditempat favorit yang ia idam-idamkan selama menjadii santri dibandung podhok nurul Huda. Dea Rahma.

"Baru yaa" sapa salah satu mahasiswi,

Dea menoleh melihat kearahnya "iyaa" balas Dea dengan tersenyum.

Cantik,serta lesung pipi disalah satu pipinya menambah kesan manis tak lupa rambut digelung asal keatas dengan sedikit juntaian anak rambut dikedua sisi telinga, sempurna. Itulah yang Dea lihat.

"Kenalin gue ellen, Lo bisa panggil gue el" elen menjulurkan tangannya kearah Dea

"Gue Dea" dengan tersenyum membalas uluran tangan ellen.

"Salam toleransi" ucap Ellen membuat dahi Dea bergelombang "gue Kristen, senang bisa kenalan sama Lo" tambah Ellen.

"Gue juga, semogaa berteman baik" Ellen mengangguk. "Gue baru disini, jurusan hukum"

"Kebetulan banget, gue juga"

"Kalo gitu minta tolong anter dimana kelasnya boleh? Gue gak tau soalnya" pinta Dea.

"Dengan senang hati ayoo" Ellen langsung menarik tangan Dea dengan semangat.

🖤🤍

Zaki sudah kembali kerumah, melihat ada Kesya diruang tamu Zaki memilih menghampirinya.

"Assalamu'alaikum maa" salam Zaki

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi"

"Lang mau bicara?" Ucap Zaki dengan nada serius tanpa basa-basi.

"To the point sekali" cibir Kesya dengan anak semata wayangnya, tak salah jika dijuluki simuka triplek oleh temannya.

"Reno" satu kata dari Zaki mampu membuat Kesya menatap kearah Zaki dengan cepat.

"Kenapa?" Raut Kesya kini terlihat berubah

"Kapan ma?" Lirih Zaki

"Mama butuh waktu Lang"

Zaki mengelus punggung Kesya agar lebih tenang "Zaki gak paksain mama untuk terima Reno, Lang akan support semua keputusan mama"

Kesya tersenyum "Terima kasih sayang"

"Sama-sama maaa" balas Zaki, bagaimanapun ia tidak bisa memaksa kan keduanya.

🖤🤍

Ditaman Dea dan Ellen sedang sibuk membaca Dan memahami materi yang beberapa jam lalu disampaikan.

"Ngerti gak?" Tanya Ellen melihat wajah serius Dea, bahu Dea merosot mendengar pertanyaan Ellen dengan wajah lesunya.
"Gue juga" kesal Ellen.

"ZAKIIII" teriakk Ellen tiba-tiba saat melihat gerombolan armada lewat yang tak jauh dari darinya, Merasa dipanggil Zaki menoleh.
Netranya terkunci bukan pada Ellen melainkan pada perempuan disebelah Ellen, Dea pun sama matanya sedikit melebar ketika melihat siapa yang dipanggil oleh Ellen.

"Hay Ellen" sapa Baron mendekati keduanya, mata Ellen memutar malas.

"Gue gak manggil Lo, gue manggil Zaki" sarkas ellen yang sudah terlihat muak.

"Santai doonk, mas Baron aja santai masa lu pake urat sih"

"Darah tinggi gue kalo liat Lo"

"Ganteng ya gue, sampe Lo darah tinggi" goda Baron sampai menaik turunkan alisnya.

"Jijik" cibir Ellen membuang muka.
Zaki tak mengindahkan keduanya, matanya tetap fokus melirik kearah Dea.

"Kenapa dia disini" batin Zaki

"Dia kan temennya Gus Farhan, cowok nyebelin itu" batin Dea memandang lekat kearah Zaki.

"Eheem" Zaki berdehem menetralkan wajahnya lalu menatap Ellen.
"Ada apa?" Wajah datar itu kembali.

Ellen menyengir. "Gue but--"

"Gue sibuk" potong Zaki, Ellen mencebik kesal selalu saja seperti itu.

"PLIIIS kali ini gue serius" Ellen mengangkat tangannya "peace"

"Lo kan pinter, meski dosen gak kasih penjelasan ke Lo tapi Lo udah tau duluan. Nah sekarang gue butuh penjelasan lagi. Gue gak ngerti serius" ucap Ellen panjang lebar namun Zaki hanya memandang datar kearah Ellen.

"PLIIIS kali ini aja, kita kan sekelas zak" tambah Ellen, Dea melongo mendengar ucapan terakhir Ellen. Sekelas? Tapi kemarin?

"Udah lah zak, bantu aja si Ellen" ucap Vano yang sedaritadi hanya menyaksikan keduanya.

"Sama gue aja, gue juga bisa El" tawar Baron

"O G A H, ogah" tola Ellen mentah-mentah

"Zaki sibuk, sama gue aja" kekeh Baron

"Apasiii, gue bogem Lo yaa" ancam Ellen yang kesal dengan Baron.

"Temen gue juga gak ngerti, jadi gue mohon, tolongin kita yaa" Ellen mengatupkan kedua tangannya didada dengan wajah memohon, Zaki melirik kearah Dea yang sedari tadi hanya bungkam.

"Temen Lo sama gue, Lo sama Reno". Tawar Zaki, Ellen hendak protes.

"Terima atau gak sama sekali" Ellen bingung, Dea masih baru terlebih lagi Dea baru mengenal Zaki.

"Tap-tapi zak, de--"

"Ok batal" potong Zaki lalu pergi begitu saja yang diikuti oleh Vano juga Baron.
Ellen merenggut kesal bukan main, wajahnya sudah memerah menahan kesal pada sepupunua tersebut.

"Gilaaa, bangsat, tembok, huuh" umpat Ellen dengan berkacak pinggang, "sepupu setan" imbuh Ellen yang masih emosi.

"Ap-apa tadi? Sepupu?" Tanya Dea

"Iya dia sepupu gue" saut Ellen, "jadi gimana ini de, gue pusing serius"

Dea tak menyahuti, ia sendiri bingung, bingung kenapa bisa satu kuliah dengan Zaki. Terlebih lagi lelaki itu memang datar bak tembok seperti pertama kali ia ketemu waktu dipondhok.

"Emangnya Lo mau diajarin Zaki?" Dea terlonjak kaget dengan pertanyaan Ellen.

"Gu-gue baru kenal el, gue gak mau. Kenapa gak berdua aja sii"

"Entahlah, aneh permintaannya. Biasanya juga bodo amat sama cewek baru" ucap Ellen.

Dea berfikir sejenak, apa Zaki ingin membalas dendam pada dirinya? Tapi sebentar, Dea sekarang ingat tadi Ellen memanggil dengan sebutan Zaki, tapi waktu itu dia memperkenalkan diri padanya dengan nama bintang? Dea semakin tidak mengerti.

"Lo kenapa diem aja sih" tanya Ellen yang melihat Dea hanya sibuk dengan pemikirannya.

"Ya gimana, gue juga bingung El" saut Dea

"Gimana kalo Lo mau diajarin Zaki, gue sama Reno"

"Hah, yang bener aja"

"Ayolah mau ya, kita kan butuh banget ini"

"Tap-"

"Apalagi Lo baru disini, Lo bakal dapet banyak ilmu dari Zaki, dia paling pinter dikelas sekaligus dikampus. Kepintarannya diatas rata-rata" ucap Ellen mencoba meyakinkan Dea.

"Tapi El, dalam Islam gak boleh cowok sama cewek berduaan"Dea mencoba memberi alasan namun juga benar adanya.

"Siapa juga yang nyuruh Lo cuma berdua, nanti kita barengan tapi Lo nanti diajarin Zaki dan gue sama Reno nanti juga anak Armada lainnya" Dea berfikir sejenak,

"Ok deal" ucap Ellen membuat Dea berenggut kesal, "gue belum bilang iya"

"Kelamaan Lo" ucap Ellen sambil menyengir tanpa dosa.


-----

18 Agustus 2021
_kataindah

Lilik Indah sari

Continue Reading

You'll Also Like

4.8M 258K 58
Dia, gadis culun yang dibully oleh salah satu teman seangkatannya sampai hamil karena sebuah taruhan. Keluarganya yang tahu pun langsung mengusirnya...
2.4M 128K 53
[PART MASIH LENGKAP] "Lihat saudaramu yang lain! Mereka berprestasi! Tidak buat onar! Membanggakan orang tua!" Baginya yang terbiasa dibandingkan den...
4.8M 366K 51
❗Part terbaru akan muncul kalau kalian sudah follow ❗ Hazel Auristela, perempuan cantik yang hobi membuat kue. Dia punya impian ingin memiliki toko k...
5.3M 357K 67
#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Kisah Arthur Renaldi Agatha sang malaikat berkedok iblis, Raja legendaris dalam mitologi Britania Raya. Berawal dari t...