Derita Istri Siri

By Prof_Yenni

572K 20.3K 2.2K

Judul di Novelt*on (TUAN SUAMI YANG KEJAM) Javier Alex Maulana, suami sah dari wanita cantik berusia 34 tahun... More

Awal Mula
Status Baru
Pemuas Nafsu
Karmakah?
Kehilangan yang sesungguhnya
Menemukanmu
Mencuri makan
Hukuman or Candu?
Rasa bersalah
kelinci Kecil
keguguran
janin 7 minggu
Dokter Anjani
Bercinta
Surat perjanjian
Penawaran atau Trik?
Sarapan Berdua
kepulangan Elana
mulai terungkap
kabar adik tiri
Susu apa?
anak orang
lelah
Selingkuhan Elana
Kelakuan tak senonoh Ayah&Anak
bukti nyata
membuat proyek dirumah
sekertaris baru pria mesum
Hadiah kepulangan Elana
Cemburu buta
Berpisah

Ketahuan Maura

11.3K 773 179
By Prof_Yenni

Mohon maaf sebelumnya ada kekeliruan. Autornya tidak fokus.

Oke, lanjut
2082 word nih

======

Langkah kakinya berat, ia gugup, mungkin karna perasaan bersalah tengah dipikulnya. Tapi demi memastikan kabar dari sang asisten,  Alex tetap melanjutkan langkahnya memasuki rumahnya

Ceklek

Tujuan utamanya adalah kamar Maura. Ia bisa melihat wanita itu sedikit terkejut dari pembaringan saat Alex membuka pintu kamar

"tetap pada poisisimu" titah Alex yang melihat Maura hendak menyingkap selimut

Maura yang memang masih butuh istirahat menurut saja, toh ia malas juga dengan kehadiran pria pendusta itu

"bagaimana keadaanmu?" lirih Alex bertanya setelah terdiam cukup lama

Mendengus pelan mendengar pertanyaan basa basi Alex, Maura rasanya pengen muntah saat ini juga

"saya sangat baik dan sehat tuan" sahut Maura berusaha menampilkan senyumnya

"ada apa tuan kemari? Bukannya nyonya Elana masih di rumah sakit? sebaiknya tuan kembali ke rumah sakit, beliau pasti membutuhkan tuan saat ini" tambah Maura dengan tenang

Alex mendesah mendengar ucapan Maura. Entah mengapa ia merasa tersentil. Ia belum bisa menerapkan sikap adilnya pada kedua istrinya karna trauma yang membuatnya tak bisa berfikir jernih.

perasaan bersalah kembali menghantui pikirannya kala melihat Elana berdarah dan tak sadarkan diri.  Alex pikir Elana lebih butuh pertolongannya dari pada Maura.

Dan ia baru muncul dihadapan Maura kala Elana sudah sadar dan ada yang menjaganya di rumah sakit saat ini, jadi Alex bergegas ke rumah untuk memastikan kabar dari wahyu bahwa istri mudanya ini telah diperbolehkan pulang oleh dokter puskesmas.

"ma--maksud saya, apa tidak ada yang sakit setelah terjatuh dari tangga?" ujar Alex kembali menyusun kosa katanya agar wanita muda di balik selimut itu paham arah kekhawatirannya

Bukannya kaget atau terharu karna Alex pertama kali menanyai keadaanya, Maura malah menahan tawanya menahan geli. Apa-apaan peryanyaan aneh yang Alex lemparkan. Kesurupan kah?

"apa ada yang sakit?" desak Alex menuntut jawaban kala Maura malah terdiam

"tidak ada tuan. Saya tidak merasakan perasaan semacam itu. Anda tahu sendiri bagaimana kuatnya fisik dan batin saya, bukan?"

skak mat !

Ucapan Maura berhasil menampar Alex. Meski wanita itu berucap santai tapi berhasil menancapkan semacam belati tak kasat mata pada jantung Alex

Ia tentu tahu bagaimana kuatnya fisik Maura saat ia dengan tak manusianya memperlakukan istri mudanya lebih kejam dari hewan. Menampar, menjambak, menendang bahkan membating tubuh ringkih itu, dan menggaulinya kasar bak binat4ng

Bolehkah ingatan itu pergi jauh-jauh dari memori otaknya, ia sungguh menyesal akan kelakuannya dulu, penyesalan yang membuatnya merasa menjadi pria paling brengsek.

"maaf" tutur Alex tanpa sadar

Sontak bola mata Maura bergerak melirik pria yang berdiri di depan ranjangnya

*maaf?*beo Maura dalam hati

Apa pendengarannya cedera setelah terjatuh dari tangga? Tapi kata dokter ia baik-baik baik saja. terjatuh di undakan tangga ke 8 nyatanya tak membuatnya lemah. Lalu bagaimana bisa telinganya menangkap suara aneh barusan?

"istirahat lah, saya keluar" sahut Alex karna maafnya tak tertanggapi. Ia maklum, istrinya pasti butuh istirahat saat ini. Pria itu kemudian langsung berbalik menuju pintu

*keluarlah, saya tidak butuh Kehadiran anda disini* batin Maura menanggapi

Setelah pintu tertutup, Maura mendesah panjang. Ia sudah tak sanggup bertahan, tapi ada hal yang harus ia pastikan kebenarannya sebelum pergi dari genggaman Alex

Sebuah rahasia yang bisa meruntuhkan dunia seorang pria kejam macam Alex. Dan saat itu tiba ia bisa pergi dengan bebas jika Alex tengah lengah

Sedang diluar kamar, Alex menatap nanar pintu kamar Maura. Ia tahu Maura pasti kecewa padanya. Tapi terlepas dari Kekecewaan Maura, Alex hanya perlu memastikan agar wanita muda itu tetap bertahan disisinya. Ia tak akan melepas Maura, istrinya yang begitu candu.

"maaf karna telah melibatkanmu di duniaku" monolong Alex kemudian berbalik hendak pergi

Pergerakannya terhenti, satu alis bulu tebalnya terangkat melihat bik Imah yang seperti menunggunya di ruang tamu dengan sebuah tas di dekat kaki wanita tua itu

"sudah mau pergi?" tanya Alex setelah mengikis jarak, ia berucap dengan nada dingin

Jujur sebenarnya ia tak tega dengan wanita tua yang sudah sangat berjas baginya beberapa tahun belakangan, tapi mengingat kejadian bagaimana kedua istrinya celaka,  Alex harus tegas mengambil keputusan

"terimakasih telah bersedia menerima saya kerja hampir 8 tahun ini tuan, dan mohon ampuni saya jika saya memiliki banyak kesalahan" ujar Bik Imah tenang yang ditanggapi masam oleh Alex

"saya pamit tuan, jaga baik-baik apa yang perlu dijaga, penyesalan tidak akan datang di depan, ia selalu datang di akhir saat semua tak lagi sama dan tak lagi bisa di jangkau" pesan terakhir bik Imah entah kenapa membuat Alex meradang

"halo nyah, saya sudah di pecat" lapor Imah setelah seseorang di balik telpon menjawab panggilanya. Kini wanita baya itu tengah berada di stasiun kota hendak pulang kampung

'ke Sumbawa lah bik, pintu rumah saya selalu terbuka' sahut wanita di seberang telpon

"terimakasih nyah, bibik juga sudah merindukan tempat kerja bibik yang lama" ujar bik Imah. Kini tugasnya mengabdi sekaligus sebagai mata-msta pada putra sulung majikannya kini selesai.

======

Sedang di dalam sebuah ruangan yang khas bau faramasi itu, pria dan wanita yang berseragam pasien tengah bermesraan layaknya pasangan suami istri, dibutakan hawa nafsu, mereka tetap melakukan adengan saling meraba dengan bibir saling menyesap di atas ranjang pesakitan. Suara decapan dan leguhan sesekali memenuhi ruangan VIP itu.

Memang tak bermoral,  pasalnya mereka bukan pasangan halal sebab beberapa waktu lalu suami sah wanita itu menitipkan istrinya pada pria itu untuk di temani semantara saat dirinya berpamitan ke luar sebentar

Laki laki itu memang menjalankan amanat menemani si wanita, tapi menemani menyalurkan nafsu gila mereka. Bahkan mereka tak segan-segan mengunci pintu ruang rawat

Bukannya ongkang-ongkang kaki karna kini ia tak lagi diperlakukan sebagai asisten rumah tangga di rumah suaminya sendiri, tapi wanita muda itu malah terlihat tak semangat menjalani harinya

Nyatanya kehidupannya sebagai penebus hutang 5 bulan ini menjadi pelajaran sendiri baginya. Roda berputar, tak semua kejayaan terus memihak pada seseorang, begitu juga dengan kebahagiaan yang tak harus berlanjut bahagia. Maka jangan sombong dan lupa diri. Setidaknya kakak ipar tuan Daniel itu bisa sedikit memahami arti roda kehidupan yang sebenarnya

"Hhah!" mendesah kasar untuk mengurai beban hati dan pikirannya

Maura beranjak untuk mengisi perutnya yang lapar. Memang hari kini beranjak siang

Ceklek

Bersamaan dengan pintu kamar terbuka, ia mengeryit kala melihat istri tua suaminya tengah berada di depan kamarnya sedang mengudarakan tangannya yang terkepal, seolah hendak mengetuk pintu ruang privasinya

"mau kemana kamu?" tanya sinis langsung Elana tanyakan setelah mengembalikan tangannya di sisi kursi rodanya

"mau isi perut, nyah" jawab Maura enteng

"huh! Benalu. Taunya makan tapi nggak kerja" maki Elana

*benalu teriak benalu* batin Maura geli

"khem, saya kerja kok, nih buktinya" ujar Maura menunjukan leher putihnya  yang dihiasi bayak bekas kiss mark. Kepala Maura bahkan sengaja didongakan agar madunya bisa melihat perbuatan suami mereka yang ganas padanya. Tak puas hanya menunjukan lehernya, Maura bahkan menyingkap baju bagian atasnya untuk memperlihatkan jika dadanya penuh bekas hisapan mulut kurang ajar Alex

"saya kerja kok, tapi hanya bisa dilihat dan dinikmati oleh suami kita seorang di sebuah ruangan yang tertutup sebab saya kerja sambil menemani tuan bermain sampai puas" lanjut Maura tenang, wanita muda berdaster mustrad itu tak peduli akan reaksi madunya yang tengah mengepalkan tangan dengan wajahnya yang sudah merah padam.

Maura masa bodoh dan ia tak takut dengan wanita yang seminggu lalu baru keluar dari rumah sakit setelah mendapat perawatan selama 3 hari akibat insiden tangga. Toh jika Elana menghajarnya, ia bisa melawan wanita cacat itu. Apalagi mereka hanya berdua di rumah ini, mengingat Alex tengah berada diluar kota  dan sesuai perkataan suaminya itu sebelum berangkat tadi pagi bahwa pria itu akan mengurus tender yang dimenangkannya beberapa hari kedepan. Maura tak tahu berapa lama tapi kata calon ayah dari janinnya itu sekitaran semingguan lebih,  makanya semalam pria dengan jagoan binal itu memakan Maura habis-habisan.

"bangga kamu memuaskan suami saya?" tanya Elana dengan rahang mengeras, kalimatnya penuh dengan cemoohan

"suami yang nyonya bilang itu adalah suami siri madumu ini kalau anda lupa" balas Maura tersenyum menang

"si4lan kamu! Dasar wanita murahan!" desis Elana marah, wajahnya sudah memerah hendak meledak. Sadar diri tak bisa memberi pelajaran pada madunya ini, Elana mengiring kursi rodanya menjauh dari hadapan Maura. Saking emosinya ia bahkan melupakan niat awalnya ke kamar Maura.

"mama tiri lo, noh, kasian baget lo dapat mama tiri bentukan gitu, mendingan juga gue kemana-mana, ye nggak?" ujar Maura mengelus perutnya, ia menatap punggung Elana dan perutnya bergantian. Dalam lubuk hatinya semoga saja janinnya tak mendengar kalimat terakhir Elana

"tenang aja, gue akan usaha-in bisa keluar dari sini sebelum keberadaan lo ketahuan, lo sudikan ikut sama gue?" tanya Maura pada makhluk baru di perutnya

"sudi nggak sudi lo harus ikut sama gue, karna gue nggak iklas lo hidup sama mama tiri. Mama tiri itu jahat tahu! Liat aja ibu gue sama adik tiri gue, nggak dimanusiakan kalau bukan darah daging sendiri" lanjut Maura seolah bernegoisasi sama calon anaknya. Tak lupa kehidupannya sebelum jadi budak menjadi pelajaran baginya.

Bunyi peringatan lambungnya mengalihkan atensi Maura dari perbincangan satu arahnya dengan perut di balik dasternya

"nyatanya makanan buatan bik Imah tak ada tandingannya" ujar Maura masih belum bisa melupakan masakan bik Imah yang sudah minggat seminggu lalu. Tukang masak kali ini masakannya tak terlalu sesuai dengan lidahnya

"apa wanita hamil serakus diriku?" heran Maura pada dirinya, melihat isi piringnya sampai tandas 2 kali. Terus kenapa ia malah membanding-bandingkan masakan bik Imah dan Bik Siti jika semuanya bisa ia lahap dengan rakus

Mendengus geli akan kelakuanya sendiri sebelum beranjak menuju kamarnya, namun saat melewati ruang tamu, ia jadi teringat moment tadi pagi saat Alex berpamitan padanya

Berdecak kesal kala mengingat pesan Alex sebelum berangkat, jujur ia malas tapi tetap ia langkahkan kakinya menuju ruang kerja Alex

Mengedarkan pandangan mencari setumpuk berkas yang Alex maksud, rupanya itu berada di atas meja kerja Alex

"kalau ini gue bocorkan bisa bangkrut tuh om-om. Lagian ngapain juga istri bayaran di suruh bereskan ini" dumel Maura sementara tangannya sibuk menyusun berkas-berkas itu

"atau gue robek aja kali yah, pasti pria mesum itu akan pusing dan akan stres terus gila terus dia tanpa sadar melepas gue" khayal Maura dengan segala otak piciknya

"gimana? Lo setuju nggak sama pikiran gue?" lagi-lagi Maura mengajak negoisasi si jabang bayi dengan mata melirik perutnya

"eh jangan deh, takut karma. Lo masih kecil nggak usah ngotak kotor kek gue" lanjutnya mengelus perutnya

Saat tumpukan berkas terakhir, Maura mendapati sebuah kotak beludru berwarna maroon

"untuk istriku" baca Maura pada secarik kertas di bawah kotak

"istri? Siapa? Akukah?"

"jangan ngarep kamu" peringat Maura dengan memukul kepalanya

"jadi aku disuruh untuk bersihkan ini semua hanya untuk dijadikan perantara antara suamiku dan istri tuanya? Malang sekali nasibmu Maura" tebak Maura setelah menghembuskan napas kasar

Klek

Karna penasaran apa isi kotak itu,  Maura membukanya

"jelek! Punya orang ini mah" ujar Maura. Bagaimana pun ia menyukai kalung berliontin itu tapi ia tak tetarik sebab bukan miliknya

Setelah membersihkan setumpuk berkas di meja Alex, walau dengan perasaan dongkol tapi Maura berusaha berbuat baik untuk membantu Alex memberikan hadiah pada istri tuanya itu. Maura melangkah menuju lantai atas guna memberikan kalung berliontin yang Maura tau bernilai puluhan juta itu pada sang pemilik.

Menaiki tangga dengan mulut terus mendumel, wanita hamil itu menyumpah sarapahi suaminya. setidaknya jika tak ingin memberikan hadiah padanya bisakah Alex memberikannya langsung pada Elana tanpa melibatkan dirinya? Apa Alex benar-benar tak mengerti perasaannya? Suami lucnak!

Dumelan Maura seketika berhenti kala telinganya menangkap suara aneh saat kakinya beberapa meter lagi berpijak dekat pintu kamar utama, ini kali pertama ia mendengar ada suara itu di kamar ini, biasanya hanya ada suara cekikikan dan tawa bahagia terdengar dari kamar majikannya yang memang tak kedap suara. Ia tahu suara itu, suara yang sering sekali ia keluarkan belakangan ini bersama Alex jika mereka sedang proses pembuatan bayi, atau lebih tepatnya sang ayah menemui calon anak rahasianya yang sedang berproses tumbuh di rahimnya.

Apa Alex tak jadi keluar kota?

Mungkinkah Alex dan Alena sedang? Tapi suara itu bukan suara suami sirinya, jelas bukan. Ia tahu bahkan sudah hapal bagaimana suara Alex ketika marah, kesal, emosi dan tentunya sangat hapal bagaimana suara erangan dan desahan Alex. Dan suara yang sedang bersahutan dengan suara erangan milik madunya bukanlah suara desahan suami mereka.

Ia memang kepo,  apalagi selama berintetaksi dengan bik Imah kekepo-an Maura jangan di tanyakan lagi.

Teringat akan dugaan bik Imah pada Elana yang sempat diberitahukan padanya di puskesmas sebelum bik Imah dipecat membuat Maura ingin memastikan.

Pelan tapi pasti Maura mendekat, dan dewi keberuntungan berpihak padanya,  pintu tidak tertutup rapat hingga ia bisa mengintip dari celah pintu

Dan ia melihat adengan itu, adengan terlarang yang berhasil membuatnya mematung dan seketika nafasnya seolah terhenti

"kasihan sekali bapak lo" monolog Maura mengelus perutnya

Bersambunggg...

400 vote + 100 komen= next

Jangan lupa follow autor, oke!

Continue Reading

You'll Also Like

463K 39.6K 60
jatuh cinta dengan single mother? tentu itu adalah sesuatu hal yang biasa saja, tak ada yang salah dari mencintai single mother. namun, bagaimana jad...
My sekretaris (21+) By L

General Fiction

193K 1.8K 16
Penghibur untuk boss sendiri! _ Sheerin Gabriella Gavin Mahendra
644K 6.3K 8
Jaeminxall🔞 Request? silahkan! ▪︎frontal ▪︎bdsm rank #1 jaeminxall || 4-9-23 #1 jaeminharem || 7-9-23
242K 1.6K 4
Akurnya pas urusan Kontol sama Memek doang..