ATARONA [SUDAH TERBIT]

By exsuntry

421K 88.6K 67K

[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Atlas Harvino Kusuma, cowok ganteng dengan kisah cinta bertepuk sebelah tangan... More

PROLOG
1| DUNIA PERKULIAHAN
2| CEWEK BARBAR
3| IKAN CUPANG DAN BAWANG MERAH
4| RASA KHAWATIR
5| ARONA YANG KESAL
6| OMONG KOSONG DAN RASA KECEWA
7| ASING
8| ANGELIQUE
9| JADI BAHAN GOSIP
10| TUGAS KULIAH
11| BIMBANG
12| NASI GORENG BUAT ATLAS
13| SOAL BUCIN
14| ARONA BAPER?
15| JADIAN
16| PERASAAN ATLAS
17| CAMPUR ADUK
18| MABAR
19| PENOLAKAN
20| KUPU-KUPU
21| MEMBERI JARAK
22| TEMBOK PEMISAH
23| PDKT
24| HARAPAN PALSU?
25| ALORA MENJELASKAN
26| OFFICIAL
27|HOODIE, HATI DAN NAMA BELAKANG
28| BIOSKOP
30| SAHABAT SELAMANYA
31| GO PUBLIC
32| H-1
33| SUPPORT SYSTEM
34| BABA BUCIN
35| KELUARGA GEMOY
36| YANG TERSEMBUNYI
37| MAKAN MALAM
38| PERTENGKARAN
39| KABAR MENGEJUTKAN
40| MOOD BOOSTER
41| TEMAN LAMA
42| SEBUAH TAWARAN
43| TEMPAT BERBAGI CERITA
44| PICK ME GIRL
45| CANTIK
46| SANG ANTAGONIS
47| BUKAN ARONA
48| CUMA ARONA
49| TAKUT KEHILANGAN
50| KECEWA
51| EGOIS
52| TIDAK PENTING?
53| MULAI TIDAK PEDULI
54| SELALU KALAH
55| RAHASIA
56| ARONA UNTUK ATLAS
57| INGIN SELAMANYA
58| OBSESI
59| HANCUR
60| HALAMAN TERAKHIR [ENDING]
EPILOG
EXTRA PART: MASIH YANG TERINDAH
What If: Daylight
INFO PENTING
VOTE COVER
OPEN PRE-ORDER

29| ATLAS CEMBURU

8.1K 1.8K 2.7K
By exsuntry

Happy 100k views Sunbies

Mana suaranya yang udah kangen sama cerita ini?

1000 vote+2500 komen buat next chapter

Happy reading!

29| ATLAS CEMBURU

Langit malam terlihat kelabu tanpa adanya bintang yang menyinari, seolah tertutup oleh awan tebal.

Arona menatap ponselnya, melihat perkiraan cuaca yang mengatakan bahwa malam ini kemungkinan hujan lebat akan turun. Dia duduk diatas sofa dengan kaki yang disilangkan. Arona meletakkan ponselnya dan kembali memfokuskan diri pada layar televisi didepannya.

Gadis itu tengah menonton para kumpulan domba yang dijaga oleh seekora anjing kecil. Arona meletakkan dagunya diatas kepala Buba— dia duduk sambil memeluk boneka pinguin itu.

Arsena tidak ada di rumah. Kedua orangtuanya juga masih berada diluar negeri jadi sekarang Arona hanya sendirian, Bibi Nilam juga sudah pulang karena anaknya sedang sakit.

"Buba, gue gabut." Arona bersuara pada boneka yang berada dipelukannya. Walaupun dia tahu boneka itu tidak akan merespon, Arona tetap berbicara pada boneka itu.

"Apa kita tidur aja yah?" ujar Arona pada Buba yang berada dalam dekapannya.

"Ngomongin apa?" Arona menoleh cepat, jantungnya berpacu kuat ketika ada suara lain yang menyahutinya, namun ketika melihat sosok Atlas yang berdiri dengan kantung plastik ditangannya, Arona bergegas menutup mata dan menghembuskan nafasnya.

Dia kaget. Siapa yang tidak kaget ketika jelas-jelas tahu bahwa hanya sendirian dirumah namun tiba-tiba ada suara orang lain. Kalau bukan hantu yah maling.

"Ngagetin tau gak ba!" sentak Arona kesal. Atlas tidak menanggapi, cowok itu berjalan mendekati Arona lalu duduk disebelah gadis itu. Cowok itu bergegas menarik Buba dari Arona dan memeluk boneka itu.

"Apaan sih! kok bubanya diambil," protes Arona sambil bergerak ingin mengambil buba kembali namun Atlas menjauhkan boneka pinguin itu dari jangkauan Arona.

"Kan gue kangen sama buba," jawab Atlas tanpa berniat mengembalikan buba pada Arona.

"Dih, buba kan punya gue," balas gadis itu dengan tampang sangar yang dibuat-buat.

"Ya emang," ujar Atlas.

"Punya gue kan bubu," lanjut cowok itu. Hal kecil yang berhasil membuat Arona salah tingkah.

"Gombal mulu monyet," ujar gadis itu sambil mencubit pinggang Atlas.

Atlas menatap Arona tidak percaya. "Itu mulutnya lama-lama minta ditampol yah," ujar Atlas. Bukannya takut, Arona malah menatap Atlas dengan tatapan menantang sambil mengangkat dagunya.

"Coba aja kalau berani," tantangnya.

Atlas menatap Arona lalu cowok itu mencondongkan tubuhnya.

CUP

Mata Arona membulat sempurna kala Atlas mengecup bibirnya cepat.

"A... apaan coba!" serunya salah tingkah. Dia langsung menjauhkan tubuhnya dari Atlas yang kini memasang senyum miring.

"Tuh, gue bawain makan," ujar cowok itu. Arona menelan ludahnya sebelum menoleh pada kantunh plastik diatas meja. Dia membuka lalu melihat isinya.

Spontan, Arona berkata, "Ih Gala suka banget sama ini," ujar Arona ketika melihat sate taichan yang dibawa oleh Atlas.

Atlas menoleh. "Cieee yang ingat mantan gebetan," goda cowok itu jahil. Arona menoleh dan menatap Atlas dengan aneh sebelum kembali menggeledah isi kantung plastik.

"Kok minumnya ini? gua gak suka," ujar Arona sambil mengangkat botol teh melati kehadapan wajahnya.

"Kirain suka. Soalnya Kak Alora suka itu terus katanya semua cewek pasti suka," jawab cowok itu.

Arona senyum-senyum. "Acieeee tau minuman kesukaannya senior kesayangan." Arona balik menggoda. Atlas melirik gadis itu.

Keduanya malah saling ganggu satu sama lain.

"Kak Alora tau kalau gue gak suka wangi vanilla,"

"Gala tuh tau banget kalau gue gak bisa nonton film horor,"

"Kak Alora biasanya beliin gue mint choco karena tau gue suka itu,"

"Tiap gue datang bulan terus minta tolong Gala, dia pasti tau gue pake pembalut yang mana,"

Seketika Atlas bungkam mendengar penuturan Arona. Bisa-bisanya Galateo tau hal seperti itu. Apa Arona dan Galateo sedekat itu? sampai hal yang terbilang privacy bagi seorang cewek saja Galateo tau.

Wajah Atlas berubah tidak enak. Cowok itu mengembalikan buba pada Arona. "Deket banget lo kayaknya sama dia," celetuk cowok itu dengan nada dingin.

"Hooh. Kan temenan dari kecil," ujar Arona enteng. Tampak tidak memperdulikan raut wajah Atlas yang mulai kesal. Padahal tadi dia yang mulai duluan tapi dia juga yang kesal.

"Biasanya setiap weekend Gala selalu ngajak gue jalan-jalan." Arona terus berceloteh tanpa memperhatikan raut wajah Atlas yang tampak bete.

"Gala tuh set..."

"Terus," ujar Atlas. "Ngomongin Galateo aja terus," lanjutnya.

Arona menahan raut wajahnya agar tetap terlihat santai. Tidak boleh tertawa. "Gala..."

"Arona udah dong," pinta Atlas. Lama-lama telinganya panas karena mendengar Arona terus berceloteh soal Galateo. Gala ini lah! itu lah!

"Hahahahahhahaha." pada akhirnya tawa Arona pecah, gadis itu terpingkal ditempatnya. Wajah pundung Atlas terlihat sangat lucu baginya.

Mengabaikan Arona yang menertawainya, Atlas bergerak mengambil satu tusuk sate dan memakannya dengan kasar.

"Pacaran aja sama Galateo," ujar Atlas lagi. Arona berhenti tertawa, dia kembali memposisikan diri dengan baik.

"Kalau Gala mau yaudah gas," lanjutnya santai. Atlas menoleh cepat, menatap Arona dengan mata melotot. "Terus lo mau ninggalin gue?" tanyanya tidak percaya.

"Lah? tadi nyuruh pacaran sama Gala. Gimana sih," lanjut Arona dengan kekehannya.

"Kan gue gak serius bu!" marah Atlas.

"Santai bosku! " ujar Arona. Atlas terlihat benar-benar kesal.

Atlas mencebik. Dia badmood sekarang. Arona berdehem. "Jangan ngambek dong ba," ujar Arona sambil mencolek lengan kiri Atlas namun cowok itu berdecak lalu mengusap lengannya seolah menghapus bekas colekan Arona.

"Idih ngambekan!" ujar Arona lagi. Kali ini dia mencolek dagu Atlas.

Merasa bahwa rayuannya tidak berhasil, Arona menarik buba lalu berbicara pada boneka pinguin itu.

"Buba, liat noh! Si baba ngambek," adu Arona pada buba.

"Baba gemes yah kalau ngambek," ujar Arona pada buba. Atlas melirik Arona yang kini sudah menatapnya.

"Jangan ngambek dong ba," bujuk Arona.

"Yang soal pembalut gue boong aelah," lanjut gadis itu. Dia tidak pernah meminta tolong Galateo untuk membeli pembalut untuknya. Gila saja.

"Tapi yang lainnya bener?" tanya cowok itu. Yang dia maksudkan adalah kebiasaan Galateo yang selalu mengajak Arona nonton dan masih banyak hal lainnya.

Arona nyengir lalu mengangguk pelan.

"Tapi kan itu dulu ba," ujar Arona. "Lo cemburu ya ba?" tebak gadis itu dengan mata memincing. Atlas menoleh sebal. "Menurut lo?"

Arona mengetuk jagunya dengan jari telunjuk seolah tengah berpikir. "Enggak sih," ujar polos.

Atlas mengerang gemas. "Gue cemburu!" ujarnya terang-terangan.

"Cieeee,"

Arona tertawa. Tidak menyangka bahwa Atlas benar-benar cemburu. Ternyata cowok itu sangat menggemaskan ketika cemburu seperti ini. Arona tidak tahu kalau Atlas mempunyai sisi seperti ini.

"Jangan cemburu ba," ujar Arona pelan. "Kan sekarang gue sama lo," lanjut gadis itu sambil menatap Atlas.

Dia menarik dagu Atlas agar cowok itu menatapnya. "Sekarang cuma ada lo baba," lanjut Arona serius. Sisi yang jarang gadis itu tunjukan.

Atlas mengerjap pelan. Jadi salting karena sikap Arona, padahal biasanya dia yang selalu berhasil membuat Arona tersipu dan salah tingkah.

Keduanya saling bertatapan hingga Atlas bergerak memeluk Arona. "Jangan tinggalin gue bu," ujar cowok itu dengan tangan yang tengah mengelus rambut halus Arona. Cowok itu mengecup puncak kepala Arona dengan sayang.

"Lo gak boleh nyari baba lain buat buba," ujarnya. Arona mendongak lalu menatap wajah Atlas dari bawah. Atlas juga menunduk menatap Arona.

"I love you bubu," ujar cowok itu dengan nada rendah.

Arona tersenyum lebar. "I love you too baba,"

Atlas menarik senyum mendengar balasan Arona. Cowok itu mengelus pipi Arona dengan lembut.

Atlas Harvino sudah jatuh sedalam-dalamnya pada Arona Khansa. Dia bersyukur bisa memiliki Arona dalam hidupnya.

Hawa dingin membuat Arona bergerak memeluk Atlas dengan erat. Hujan perlahan mulai turun diluar sana. Gadis itu seolah enggan melepas pelukannya.

Atlas hanya mengusap rambut Arona terus menerus hingga perlahan gadis itu malah tertidur.

"Astaga, malah tidur," ujar Atlas. Cowok itu menggelang pelan namun dia bergerak menggendong Arona menuju kamar gadis itu.

Dia sedikit kesusahan membuka pintu kamar Arona dengan posisi tengah menggendong gadis itu, namun usahanya berhasil.

Atlas melangkah memasuki kamar Arona. Bergerak meletakkan Arona pelan-pelan keatas ranjang.

"Baba..." ujar Arona begitu tubuhnya menyentuh permukaan ranjang. Gadis itu malah terbangun. Matanya sayup-sayup menatap Atlas.

"Ssttt. Tidur yah," ujar Atlas lembut.

Mungkin Arona tengah bermimpi atau setengah sadar sehingga dia menahan tangan Atlas.

"Temenin," ujarnya.

Atlas mengerjap. "Hah?"

Dengan gerakan pelan Atlas naik keatas ranjang Arona. Cowok itu ikut berbaring sambil bergerak memeluk Arona. Gadis itu kembali terlelap kala Atlas mengelus kepalanya dengan lembut.

Hembusan nafasnya yang teratur membuat Atlas yakin kalau Arona sudah tidur.

Atlas bernafas dengan kasar.

Lo nguji iman gue banget bu. Ujar cowok itu dalam hati.

Keep it halal.

bersambung...

Gimana part kali ini? seneng?

BaBu couple semakin uwuw nih. Kalian kapan? awokawok

Spam BABUCOUPLE

Spam BUBA

Spam PUMA

Random question: Kalau ATARONA terbit, kalian bakal beli gak?

See you in another chapter!

Big Hug, Suk

Continue Reading

You'll Also Like

791K 47.2K 50
2018 #5 dalam senja #2 dalam Raina #6 dalam hujan 2020 #1 dalam fajar #3 dalam hujan #6 dalam angkasa #8 dalam senja Hujan tahu angkasa memiliki se...
Hardest By alliya

Teen Fiction

1.6M 110K 39
Flora, gadis periang yang terlalu polos dengan masalah percintaan, harus mengikhlaskan bahwa cowok pertama yang ia sukai merupakan sahabatnya sendiri...
27.7K 7.6K 84
Ketika tuhan mempertemukan dua manusia dengan karakter yang berbeda, Alula yang penuh luka yang di sembunyikannya, Dan Gara yang datang membawa cinta...
2.4M 127K 53
[PART MASIH LENGKAP] "Lihat saudaramu yang lain! Mereka berprestasi! Tidak buat onar! Membanggakan orang tua!" Baginya yang terbiasa dibandingkan den...