Vad [END]

By fleujoi

648K 54.8K 4.1K

Penyesalan terindah Lee Haechan adalah bersedia menjadi budak dari seorang iblis yang bernama Mark Jung. ⚠️ M... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
29
30
-extrapart
-extrapart 2.0

28

15.5K 1.5K 118
By fleujoi

Baru saja mobil yang ditumpangi oleh Haechan dan Jaemin keluar dari wilayah mansion nya, Mark mendapatkan pesan dari Eric yang mengatakan kalau Kris mencurigakan. Hal itu membuat Mark termenung di tempatnya dan berpikir sesuatu.

"Sial."

"Kenapa?" tanya Jeno penasaran sebab Mark seperti orang khawatir dan panik. Ini bukan seperti Mark yang biasanya tenang seperti air.

Mark meraih kunci mobilnya. Dan mengambil sebuah koper kecil di lemari kecil dekat meja kerjanya. Benda yang belum pernah Mark pakai sebelumnya.

"Kris." hanya dengan menyebutkan nama, Jeno mengangguk paham.

Jeno merebut kunci mobil dari tangan Mark. Ia tidak bisa membiarkan Mark untuk mengemudikan mobil. Bisa-bisa Mark akan menggunakan kecepatan penuh dan mengacaukan para pengendara di jalanan.

Meski Mark dan Jeno seorang yang berpengaruh di Seoul sekalipun, jalanan adalah tempat umum. Mereka harus tetap memperhatikan keselamatan orang lain. Karena kita tidak tahu isi mobil kendaraan lain mungkin saja seseorang yang ditunggu-tunggu kedatangannya oleh keluarganya, atau di dalamnya ada wanita hamil bahkan anak kecil. Maka dari itu, janganlah bersikap egois dan arogan saat berkendara.

Jeno membuka ponselnya dan melihat posisi Jaemin. Di sebuah apotek dekat dengan kedai odeng yang tadi mereka lewati. Langsung saja setir mobilnya ia arahkan ke tempat tersebut.

"Mereka di apotek."

Di sampingnya, Mark tengah merakit sebuah pistol. Jeno tidak bodoh. Itu sebuah pistol langka yang hanya ada di perang dunia kedua. Kecepatan pistol itu tidak main-main. Pistol tersebut juga menghasilkan peluru yang sangat panas. Setelah semuanya selesai, Jeno akan menanyakan dimana Mark bisa mendapatkannya. Tentu saja Jeno menginginkannya juga.

Mobil mereka sudah dekat dengan apotek yang dituju. Baik Jeno dan Mark bisa melihat seseorang yang menggunakan serba hitam mengeluarkan sebuah pistol di balik kantongnya. Kemudian pistol tersebut di arahkan ke sebuah apotek.

"Pindah mobil ke jalur kanan." perintah Mark yang langsung dilaksanakan oleh Jeno.

Melihat jalanan yang lenggang, Mark membuka kaca jendela miliknya.

"Sebelum pelurumu menyentuh wanita ku, peluruku terlebih dulu yang menyentuhmu, sialan."

DOR!

PRANG!

Di waktu yang bersamaan, kedua pria yang memegang pistol menembakkan pelurunya. Hanya saja Mark menembaknya tepat sasaran di lengan pria itu. Sehingga tembakan pria itu meleset dan menghancurkan kaca jendela apotek yang besar. Beruntung tidak ada orang yang ada di dalam apotek menjadi tidak ada yang terluka.

Jeno menepikan mobilnya. Lalu turun dari mobil bersama Mark. Pria itu tengah berlutut sembari memegang lengannya yang terasa sangat sakit. Timah panas tersebut masih bersarang di lengannya. Pistol yang dipegangnya pun sudah tergeletak di aspal.

Dengan cepat Jeno mengambil pistol tersebut dan mengantonginya. Menghindari pria itu melakukan hal yang sama untuk kedua kalinya.

Mark berdiri dengan arogan di hadapan Kris yang berlutut. Matanya menatap dingin pria paruh baya itu.

"Sebelum kau menyentuh milikku. Aku yang akan lebih dulu menyentuhmu, sialan. Detik ini kalau aku mau pun kau sudah ku kirim ke neraka. Tapi aku masih memiliki hati yang baik." ucap Mark.

Nafas Kris memburu. Ia tidak bisa fokus lagi karena yang hanya dipikirannya saat ini bagaimana menghilangkan rasa sakit akibat tembakan ini.

"Panggil ambulance, Jen."

"Kau tidak ingin membunuhnya?"

"Biarkan Uncle Jo dan Hendery yang memutuskan untuk diapakan bedebah ini." ucap Mark final.

Mark membuka ponselnya dan menghubungi seseorang. Saat panggilannya terhubung, tanpa berbasa-basi Mark memberitahukan perintahnya. "Eric, datanglah ke apotek daerah Namdaemun dan bawa beberapa pengawal. Bereskan kekacauan di sini. Lebih dari 10 menit, ku potong dua kakimu yang lamban tak berguna."

"Tenangkan mereka, Mark. Aku yang akan menjaganya sampai Eric tiba." ucap Jeno.

Mark berjalan menghampiri kedua wanita yang masih terlihat sangat terkejut dengan kejadian tadi. Bagaimana tidak tidak kalau ada dua tembakan di lepaskan secara bersamaan sehingga menimbulkan suara ledakan yang keras.

•••

"HAECHAN-IE!!!" pekik Jaemin yang ketakutan.

Jaemin berlari ke arah Haechan sampai lupa rasanya jika dirinya sedang mengandung. Dipikirannya saat ini adalah Haechan yang tidak apa-apa.

Mendengar bunyi tembakan membuat Haechan terkejut setengah mati. Terlebih kaca jendela apotek pecah hingga beberapa serpihan kaca jendela tersebut menggores lengan Haechan namun tidak terlalu parah.

Haechan berdiri kaku dengan kantong plastik yang telah jatuh. Pandangannya kosong dan tidak fokus sebab terlalu syok.

Sampai Haechan merasa dirinya di rengkuh oleh seseorang pemilik tempat ternyamannya.

"Hei, tak apa. Aku ada disini." bisikan berat dari seseorang itu membuat Haechan tersadar lalu membalas pelukannya. Ya, orang itu adalah Mark.

Kedua tangannya meremat kemeja yang dipakai Mark. Haechan semakin memasukkan kepalanya ke dada Mark dan tangisnya pecah disana. Seumur hidupnya baru kali ini Haechan melihat secara langsung adegan penembakan dan tak disangka bahwa dirinya lah sebagai sasaran.

"Sst, calm down honey calm down. Don't worry okay? I'm here." ucap Mark menenangkan Haechan. Ia tahu betul bagaimana perasaan Haechan saat ini.

Jaemin menghembuskan nafas lega saat mengetahui Haechan baik-baik saja. Syukurlah Mark datang tepat waktu. Dan juga, Jeno. Ia dapat melihat Jeno tengah menatapnya dari kejauhan dengan datar. Walau begitu, Jaemin tahu pasti Jeno mengkhawatirkannya.

Jaemin membalas tatapam datar itu dengan mengelus perutnya lalu memberikan isyarat 'I'm okay' melalu tangannya.

Haechan masih belum mau melepaskan pelukan Mark. Menuntaskan rasa takutnya kepada pria itu.

Mark melepaskan salah satu tangannya yang melingkupi tubuh Haechan. Hendak melayangkan ke puncak kepala Jaemin untuk mengusapnya dan mengurangi rasa keterkejutan wanita itu, namun Jaemin lebih dulu menghindar.

"Kau mau apa?!" Jaemin bertanya sedikit nyalang.

"Ck. Niatku baik untuk menenangkanmu." jelas Mark. Tapi Jaemin dengan cepat menggeleng.

"Tidak perlu. Jangan berani menyentuhku, Mark! Aku tak mau sifat menyebalkanmu menular ke anakku."

•••

Eric datang dengan 5 anak buah Mark sebelum 10 menit. Nafas pria itu memburu karena takut terlambat datang. Ingat, ia tadi berada di tempat Kris yang mana lebih jauh. Bahkan bisa memakan waktu 20 menit. Tapi tuan muda nya itu yang terkadang tidak memiliki otak menyuruhnya untuk datang tidak lebih dari 10 menit.

"Apa yang terjadi, Tuan?" tanya Eric kepada Jeno.

"Dia membuat ulah. Aku sudah menghubungi ambulance. Bawa dia ke rumah sakit. Itu perintah Mark." Jeno melepaskan pegangannya di tubuh Kris. Bergantian dengan anak buah Mark. Pria paruh baya itu terlihat tak berdaya. Setelahnya Jeno menyusul Mark dan menghampiri Jaemin yang sudah siap dipeluk olehnya.

Eric berlutut di hadapan Kris. Wajah pucat pria itu menyapa penglihatan Eric. Astaga, Eric saat ini ingin sekali tertawa. Belum lama Eric menyapa pria itu dengan kostum palsunya, kini ia kembali menyapanya dengan identitas asli.

"Bos, bos. Sudah ku katakan dari awal, Jung itu sangat berbahaya. Ini belum seberapa tapi kau sudah tumbang. Ck, payah. Bisa-bisanya aku diperintah untuk menjadi mata-mata keledai bodoh ini."


















emg siapa sie yg mau sad ending? joya mah gak mau

tbc.

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 81.5K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi 🔞🔞 Homophobic? Nagajusey...
84.9K 8.1K 23
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
151K 15.7K 40
Mark dan Donghyuck bertemu lagi, tapi segalanya benar-benar berubah. Sequel to Match Made in Hell (by: minniemism) -2021-
499K 37.2K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.