RAVEL-ALUNA [END]

By zulfalinda

1.1M 127K 14.7K

Aluna Rafa gadis cantik dengan mata indah, semasa hidupnya Aluna tak pernah keluar rumah, sekolahpun tidak. A... More

penjelasan
prolog
01. RAVEL-ALUNA
02.RAVEL-ALUNA
03.RAVEL-ALUNA
04.RAVEL-ALUNA
05.RAVEL-ALUNA
06.RAVEL-ALUNA
07.RAVEL-ALUNA
08.RAVEL-ALUNA
09.RAVEL-ALUNA
10.RAVEL-ALUNA
11.RAVEL-ALUNA
12.RAVEL-ALUNA
13. RAVEL-ALUNA
14. RAVEL-ALUNA
15.RAVEL-ALUNA
16.RAVEL-ALUNA
17. RAVEL-ALUNA
18.RAVEL-ALUNA
19.RAVEL- ALUNA
20.RAVEL-ALUNA
21.RAVEL-ALUNA
22.RAVEL-ALUNA
23.RAVEL-ALUNA
24.RAVEL-ALUNA
25.RAVEL-ALUNA
26.RAVEL-ALUNA
27.RAVEL-ALUNA
29.RAVEL-ALUNA
30.RAVEL-ALUNA
31.RAVEL-ALUNA
32.RAVEL-ALUNA
33.RAVEL-ALUNA
34. RAVEL-ALUNA
35.RAVEL-ALUNA
36.RAVEL-ALUNA
37. RAVEL-ALUNA
38. RAVEL-ALUNA
39. RAVEL-ALUNA
40.RAVEL-ALUNA
41. RAVEL-ALUNA
42. RAVEL-ALUNA
43. RAVEL-ALUNA
44. RAVEL-ALUNA
45. RAVEL-ALUNA
46.RAVEL-ALUNA
47. RAVEL-ALUNA
48. RAVEL-ALUNA
49. RAVEL-ALUNA
50. RAVEL-ALUNA
51.RAVEL-ALUNA
SQUEL

28.RAVEL-ALUNA

18.6K 2.2K 164
By zulfalinda

I hope you will enjoy with my stroy

Don't forget to clik stars n coment
Thank you

•••

Mereka kan latarnya luar negeri jadi pergaulannya juga ngikut luar ya, jangan di tiru.

H A P P Y R E A D I N G

28.RAVEL-ALUNA

Malam harinya, Ravel dan Aluna mendatangi kantor Ravel untuk acara menjawab pertanyaan para wartawan tentang hubungan mereka.

Ravel mengenakan tuxedo hitam dan Aluna mengenakan dress sederhana selutut. Kedua pasangan itu tampak serasi dengan Ravel yang merangkul pinggang Aluna dengan mesra.

Ravel menarik kursi mempersilahkan Aluna duduk.

Pukul 20.00 acara dimulai, wartawan sudah menyiapkan banyak pertanyaan untuk pasangan ini.

"Tuan, sudah berapa lama anda menjalin hubungan dengan nona Aluna?"

"Sekitar enam bulan yang lalu," jawab Ravel santai.

"Apa yang membuat anda yakin untuk mengikat nona Aluna?"

"Entah lah, saya merasa bahwa dia adalah jodoh saya."

"Nona dimana pertama kali anda bertemu dengan tuan Ravel?"

Aluna diam tidak menjawab.

"Di mansion Wiratama," jawab Ravel.

"Apakah nona Aluna berasal dari keluarga terpandang juga?"

Ravel mengetatkan rahangnya kenapa semua pertanyaan wartawan seperti ingin menguak latar belakang gadisnya?

"Untuk itu saya dan Aluna tidak akan menjawab karena itu adalah privasi gadis saya. Dan untuk kalian jika ingin bertanya berilah pertanyaan yang berbobot dan bermoral. Wawancara malam ini saya tutup."

Ravel tidak suka jika ada seseorang yang mencari tahu latar belakang Aluna. Karena menurutnya itu tidak sopan.

"Sayang," panggil Ravel kepada Aluna.

"Iya kenapa?"

"Jangan sedih."

"Gak papa kok, lagian aku juga anak ayah jadi gak papa. Ayah ngelakuin itu semua buat keselamatan aku jadi gak masalah," jawab Aluna santai.

Ravel membawa Aluna kedalam pelukannya mengusap lembut rambut gadis yang akan menjadi istrinya nanti.

"Ayok ikut aku, kita jalan lagi berdua," ajak Ravel.

"Kita dari pagi udah bareng loh? Kok masih mau pergi lagi?" Tanya Aluna.

"Besok kamu udah tinggal sama ayah dan bunda. Dan aku cuma ada waktu dua hari dalam satu minggu untuk bareng kamu. Jadi aku mau habisin waktu aku sama kamu sebelum kamu di monopoli oleh ayah dan bunda."

Aluna mengangguk, dia setuju apa yang dikatakan Ravel nantinya dia akan jarang bertemu Ravel, Aluna akan sibuk dengan sekolah dan Ravel sibuk dengan kuliah dan kantor.

Ravel membawa Aluna ketaman, sudah malam jadi sepi hanya ada mereka disana ditemani oleh terangnya lampu tangan dan cantiknya langit yang bertabur bintang.

Ravel menatap Aluna dari samping, cantik. Aluna selalu cantik dan selalu bisa membuat Ravel jatuh cinta berkali-kali. Gadis itu punya daya tarik tersendiri.

"Aku punya hadiah untuk kamu," ujar Ravel.

"Apa?" Tanya Aluna.

Ravel mengambil gitar yang ternyata sudah disiapkan disamping kursi tempat mereka duduk. Ravel memetik gitar menyanyikan lagu yang sedang viral.

Teringat lagi hal yang buat hatiku
Jatuh cinta dengan hebatnya padamu
Hingga kini ku belum mampu percaya
Kau milikku s'lamanya

Ku temukan arti cinta
Di waktu hidup denganmu yang tak terduga
Seperti nadimu yang s'lalu denyutkan setia
Aku bahagia menjadi miliknya
Bagaimana bisa aku jatuh cinta
Berulang kali, berulang kali pada orang yang sama?

Terima kasih kau tetap di sampingku
Di tengah kencang badai hidup menerpa
Saat dunia memaksamu 'tuk pergi
Kau tetap setia

Ku temukan arti cinta
Di waktu hidup denganmu yang tak terduga
Bila waktu izinkan kita menua bersama
Di mataku indahmu tetaplah sama

Bagaimana bisa aku jatuh cinta
Berulang kali, berulang kali pada orang yang sama?
Hoo-oh, huu-uh-uuh

Ku temukan arti cinta
Di waktu hidup denganmu yang tak terduga
Seperti nadimu yang s'lalu denyutkan setia
Aku bahagia menjadi miliknya

Bagaimana bisa kau titipkan cinta
Pada aku yang jauh dari sempurna?
Bila waktu izinkan kita menua bersama
Di mataku indahmu tetaplah sama

Bagaimana bisa aku jatuh cinta
Berulang kali, berulang kali
Berulang kali pada orang yang sama?

-virgoun, orang yang sama-

Aluna tersenyum dengan mata berkaca-kaca. Dia memeluk Ravel dengan erat menyembunyikan wajahnya dicekuk leher tunangannya.

"Jangan nangis queen," ujar Ravel pelan.

"Aku bahagia Avel, thank you."

"Apapun bakal aku lakuin demi kebahagian kamu, semuanya untuk kamu. Jangan nangis."

Aluna mengangguk dia menarik wajahnya dan menatap Ravel dengan senyum manisnya.

"Terimakasih sudah membuat aku jatuh, jatuh, jatuh sedalam-dalamnya sama kamu. Terimakasih sudah mengizinkan aku masuk kedalam hati kamu."

"A-avel," gumam Aluna.

Ravel tersenyum manis, menarik Aluna untuk berdiri. Dia membawa Aluna ketengah-tengah taman Ravel menggendong Aluna membawa gadis itu berputar-putar dengan tawa yang menghias.

Langit, bulan, bintang serta pesawat yang melintasi udara menjadi saksi betapa mereka sangat mencintai dan menyayangi.

Ravel menurunkan Aluna, menatap gadisnya dengan tatapan cinta tatapan yang jarang Ravel berikan.

"Ayo kita check in."

•••

Dan disinilah mereka didalam kamar hotel, Ravel benar-benar mengajaknya check in, tenang saja otak Ravel masih waras.

"Kenapa gak di apartemen kamu? Kan disini ngabisin duit!" Kesal Aluna.

"Kalau di apartemen nanti di ganggu ayah! Kamu bisa di ambil nanti. Makanya aku ajak kesini, lagi pula uang aku gak bakal habis cuma buat sewa kamar hotel ini satu malam."

Aluna mendengus tapi tak urung dia memeluk Ravel.

"Tapi kan boros."

"Gak papa boros asal sama kamu."

"Ih, apa si."

"Dih dih dih dalam hati juga seneng," ujar Ravel tepat sasaran.

"Sana tidur udah lewat jam kamu tidur," lanjut Ravel.

"Kamu belum mau tidur?"

"Nanti, aku mau check email dulu, sini peluk biar cepet tidur."

Aluna beringsut memasuki pelukan Ravel, menghirup aroma Ravel yang membuatnya tenang. Tangan Aluna memainkan ujung lengan baju Ravel membuat lelaki itu terkikik.

Ravel menarik tangan Aluna yang memainkan lengan bajunya, mencium jari-jari kecil itu dan menggenggamnya.

"Dah, tidur gih."

Aluna tersenyum dengan mata tertutup tak lama gadis itu terlelap didalam dunia mimpinya.

"Sweet dream."

•••

Paginya kedua orang itu belum pulang, semua pakaian mereka juga sudah berganti dan ternyata Ravel membooking kamar ini dari satu bulan yang lalu.

"Sayang, cepet mandinya udah itu ikut aku kekantor!" Teriak Ravel.

"Iya."

Ravel menunggu Aluna entah kenapa gadis itu sangat lama padahal biasanya tidak selama ini.

Tak lama Aluna keluar dari kamar mandi, Ravel shock bagaimana tidak Aluna mengenakan make up simple tapi bisa membuat orang jatuh cinta dengan gadisnya.

"Hapus make up nya!" Tegas Ravel.

Wajah lelaki itu terlihat panik dan marah.

"Kenapa?" Tanya Aluna sebal.

"Kamu terlalu cantik! Cepet hapus Aluna! Astaga nanti banyak yang suka sama kamu!" Ujar Ravel kalang kabut.

"Enggak mau! Aku dandan hampir satu jam kamu malah suruh apus make up nya!"

"Sayang apus ya? Kamu belajar make up dari siapa si?"

"Dari bunda," jawabnya lugu.

Kenapa Ravel tidak suka Aluna mengenakan make up.

1. Karena gadis itu terlihat cantik dan dewasa.
2.Pasti akan banyak lelaki yang melirik gadisnya.
3.Ravel tidak bisa melihat pipi merah Aluna secara jelas karena adanya blush on.

Dan Ravel tidak suka itu semua!

"Apus make up nya Aluna sayang!"

"Gak mau Avel!"

"Okay kalau gak mau, tapi kamu keluar harus pakai masker!" Tegas Ravel.

Aluna mengerjakan matanya, apa tadi? Pakai masker? Terus make up nya tertutup?

"GAK MAU!"

"Ck, yaudah gak usah keluar dari sini."

"Yaudah, aku bisa keluar sendiri.*

"Kok bandel si?" Tanya Ravel.

"Kok ngeselin?"

"Aluna!"

"Ravel!"

"Sayang!"

"Enggak!"

"Aluna Anindira Arafa!"

"Apa tuan Ravel Morrison yang terhormat?"

"Hapus make up kamu! Cepet! Aku ada meeting!"

"Enggak mau tuan,ih tau gak si gak mau!"

"Enggak tau, pokoknya apus make up nya!"

"Enggak!"

"Apus!"

"Enggak!"

"Apus!"

"ENGGAK AVEL! ALUNA TELPON AYAH NI YA?!" ancam Aluna akhirnya.

Ravel mendengus, kalau sudah sama Atlas dia pasti kalah apa lagi jika Aluna yang mengadu.

"Yaudah," pasrah Ravel.

Aluna tersenyum senang, mengecup sekilas pipi Ravel dan tersenyum manis.

"Thank you!"

"Ya."

•••

Mereka sampai di kantor Ravel, Ravel menggandeng tangan Aluna, banyak pasang mata yang menatap kedua orang itu.

Ada yang menatap kagum, iri, sinis dan yang lainnya.

"Jangan dengerin kata orang selain kata aku, bunda dan ayah," pesan Ravel.

"Siap!"

Ravel masuk kedalam ruangannya diikuti Aluna.

"Aku mau meeting, jangan keluar tanpa izin aku! Dan jangan nakal!" Ravel sedikit was-was meninggalkan Aluna dikantor karena dia takut terjadi sesuatu seperti waktu itu, dia kira Aluna hilang tapi gadis itu malah makan seblak di kantin kantor.

"Iya Avel."

Ravel keluar dari ruangannya, dan tinggal Aluna sendirian disana gadis itu memasuki ruangan rahasia Ravel, kamar. Aluna merebahkan dirinya disana menatap langit-langit kamarnya.

"Kalau nanti tinggal disini lucu deh," gumamnya pelan.

Aluna bangun melihat-lihat isi laci yang ada di kamar itu, ada beberapa baju miliknya, foto dia dan Ravel serta beberapa origami yang pernah Aluna buat, Aluna mengambil kertas origami yang masih tersisa membawanya menuju tempat tidur, Aluna juga menyalakannya tv dan menonton tutorial dan film Disney.

Aluna merangkainya hingga menjadi buket bunga, Aluna meletakkannya diatas meja kerja Ravel, setelah itu dia kembali kekamar dan membereskan sampah-sampah yang berserakan.

Setelah selesai dia memilih merebahkan tubuhnya diatas kasur king size yang berada dikamar serba hitam itu, tak lama matanya terpejam.

•••

Ravel masuk kedalam ruangannya tiga jam rapat sangat menguras semua tenaga ditambah tadi ada kendala kecil yang membuat Ravel tidak bisa menahan emosinya.

Dia menatap heran pada buket bunga diatas mejanya, warna-warni ada tulisan disana.

"Semangat kerjanya, biar cepet nikah:)"
-alu cantik-

Ravel tersenyum lebar, melangkah menuju kamar pribadinya dan mengecup pipi Aluna dengan pelan.

"Gemes banget!"

"Iya aku kerjanya semangat biar cepet halalin kamu ya," gumam Ravel.

•••

Vote and coment:)
Hi!
See u next chptr!

More info : ig : @wpsory.zulfa
                               @joelpa._
          Tiktok :  @cappucicooo

26 Juli 2021
📍 Bumi

Continue Reading

You'll Also Like

300K 13.3K 54
Akibat suatu kejadian yang membuat satu batang coklat gepeng, Devano yang dingin dan cuek harus berurusan dengan Aletta, junior yang sifatnya bertola...
2.4M 84.5K 62
Seorang gadis bernama Grizelle Adlyn Queensha yang sejak kecil tidak pernah merasakan yang namanya kasih sayang, baik dari orangtua maupun saudaranya...
60.8K 2.7K 71
|||Follow Aku, buat baca ceritanya|||||| Next mau direvisi. Squelnya baca di Back For you Kehidupan Rara yang jauh dari kata mampu, memaksanya untuk...
1.1M 69.9K 69
"Kamu itu, udah seperti pompa bagi kerja jantung aku. Kalau kamu menjauh, otomatis jantung aku melemah. Artinya apa?" Gadis polos itu menggeleng lugu...