Married With Om Om

By a-zchen

184K 5.6K 244

[FOLLOW SEBELUM BACA] . Bagaimana jika ada orang yang mengatakan bahwa Arista menikah dengan seorang om om? T... More

prolog
1. First Impression
2. Nyebellin
3. Accident
Cast- Married With Om Om
4. Hadirnya Sang Mantan
5. Falling in Love?
6. Om Mesum
7. Main Bareng
8. With You
9. Akad
10. First Night
11. Sepupu Wisnu?
12. Bulan Madu
13. Bahagia
14. Cemas
15. Stay With Me
BALIK LAGI!!!
16. Dijebak
17. Bersama Mas Wisnu
18. Test Pack
20. Kembali Membaik
21. Sayang
22. Karena Siapa?
23. Pikiran Buruk
24. Kesalahan
25. Keputusan
26. Bimbang
27. Jika Kita Mencintai Lagi

19. Kenyataan Menyakitkan

1.8K 99 13
By a-zchen

"Sebelum baca, silahkan klik bintang dulu ya! Karena menghargai karya orang lain itu, sangat baik lho. Dan setelah membaca, silahkan koment ya! Karena mengomentari karya orang itu gak salah kok^^"
.
YUK SPAM KOMEN^^
.
SIAP KOMEN TIAP BARIS?
.
Happy Reading❤

●●●

WISNU:

Dengan kondisi Arista saat ini yang masih terbaring lemah, aku tak kunjung berhenti menggenggam tangannya dan terus menuturkan doa agar istriku baik-baik saja.

Setelah beberapa menit lalu dokter memeriksanya, rasanya aku ingin sekali berterimakasih pada istriku. Dan aku juga sangat berterimakasih pada Tuhan karena telah memberi kami kepercayaan sebesar ini.

Dokter berkata bahwa Arista sedang hamil! Dan kandungannya baru berusia satu minggu.

Saat mendengar berita itu, semua orang terkejut dan terlihat sangat senang. Papa, mama, dan si kembar pun tak henti-henti berucap syukur dan berharap Arista segera siuman agar bisa mendengar berita bahagia ini.

Tapi hal yang membuatku merasa bersalah adalah, aku tidak bisa menjaga Arista dengan baik. Sampai-sampai dia harus pingsan karena kekurangan nutrisi dan kelelahan. Dan mungkin saja, dia kelelahan karena terlalu sibuk melakukan persiapan dan memikirkan tentang kuliahnya.

Tapi aku janji, setelah ini aku tidak akan membiarkannya melakukan pekerjaan rumah ataupun pekerjaan lainnya sedikitpun. Dan aku berjanji akan menjadi suami siaga yang siap berada disisinya kapanpun. Aku ingin istri dan calon bayiku senantiasa sehat.

"Om Wisnu, kak Tata baik-baik aja kan? Kok gak bangun-bangun?" tanya Amanda dengan raut wajah khawatir.

"Kakak kamu pasti baik-baik aja, dia kan kuat" jawabku dengan pandangan yang tak kualihkan dari wajah cantik istriku.

"Iya sayang, kak Tata dan janinnya pasti baik-baik aja kok" mama Sarah membelai rambut Amanda berusaha meyakinkan.

Papa Niko dan mama Sarah beralih duduk di atas sofa yang tak jauh dari ranjang pasien, sedangkan Amanda dan Aninda meminta izin untuk membeli makanan di luar karena tadi keduanya belum sempat makan.

Aku yang terduduk tepat di samping ranjang, hanya bisa terus-menerus menggenggam jemari lentik milik istriku. Wajah cantiknya yang terlihat sangat pucat itu, membuatku sedikit khawatir jikalau dia tak kunjung sadarkan diri. Tangannya yang terasa dingin, membuatku ingin sekali mendekapnya agar dia merasakan kehangatan dari tubuhku.

Sudah dua jam dia terbaring lemah disini, tapi mengapa dia tak kunjung bangun?

Aku merasakan ada pergerakan pada benda yang sedang aku genggam saat ini. Arista memerjabkan matanya perlahan dan membuat kami merasa lega. Akhirnya, dia sadar!

•••

ARISTA:

Penglihatanku menangkap langit-langit ruangan yang terlihat sedikit berputar. Bau khas rumah sakit yang masuk ke indra penciumanku, membuatku langsung mengerti dimana aku berada saat ini.

Sebuah tangan menggenggam sebelah tanganku hingga membuatku merasakan kehangatan. Aku tersenyum saat mendapati mas Wisnu berada tepat di hadapanku.

"Ma, Pa, Arista udah sadar" ucapnya sambil menoleh ke arah belakang.

Mama, Papa, dan si kembar terlihat sangat lega saat melihatku baik-baik saja. Dan setelah aku berhasil mendapatkan kesadaranku sepenuhnya, aku meminta bantuan mas Wisnu untuk mengambil posisi duduk.

"Eh, tiduran aja sayang" Mama berusaha mencegahku.

"Tata gak papa kok ma" aku tersenyum.

"Kenapa kak Tata bilang kalo cuma masuk angin biasa sih? Kan kita jadi khawatir liat kak Tata tiba-tiba pingsan" Aninda bersuara dengan ciri khasnya yang terus saja menyerocos.

"Kan kakak juga gak tau kalo bakalan pingsan" aku tertawa kecil.

"Ninda udah, jangan marahin kakak kamu kayak gitu ah" Papa mengeluarkan satu kalimat jitunya hingga membuat Aninda terdiam.

Aku tertawa di dalam hati, saat melihat raut wajah Aninda yang langsung berubah drastis. Lucu sekali rasanya melihat Aninda dimarahi seperti ini.

"Intinya sekarang, mama sangat berterimakasih banget sama kamu!" Mama berjalan ke arahku dan membelai rambutku lembut.

"Terimakasih karena apa ma?" tanyaku bingung.

Semua orang tersenyum, menatapku intens dengan wajah yang sumringah. Jujur saja, aku tidak mengerti mengapa semua orang nampak sangat bahagia disaat aku sedang terbaring lemah disini.

"Makasih ya sayang, karena udah ngasih mama sama papa cucu" ucap Mama yang diangguki oleh semua orang.

"Iya kak! Bentar lagi, Ninda sama Manda bakal punya keponakan. Pasti asik banget main bareng, iyakan Man?" ucap Aninda yang diangguki antusias oleh Amanda.

Deg!

Hah? Apa ini? Cucu? Keponakan?

Aku berusaha menelan ludah dengan susah payah, menyerap kembali kalimat-kalimat yang baru saja kudengar, dan menatap satu persatu manik mata semua orang secara bergantian.

"Maksudnya apa?" tanyaku memastikan.

"Kamu hamil sayang!" jawab Mas Wisnu pada akhirnya.

Aku tertegun, menatap semua orang dengan pandangan kosong.

Mengapa semua kenyataannya terbalik?

Tidak, tidak, ini pasti ada kesalahan!

Aku tidak mungkin hamil!

Ini pasti hanya lelucon!

Seketika tubuhku langsung terasa lemas, pikiranku mulai berkeliaran, dan kedua mataku yang terasa memanas. Mendengar kenyataan ini, aku merasa bahwa duniaku sudah berhenti dan berpindah jalur. Jadi, aku tidak mungkin bisa merasakan menjadi mahasiswa baru dan belajar layaknya seorang mahasiswa sungguhan.

Takdirku sudah berubah dalam hitungan detik saja. Apa ini adalah kejutan yang engkau peruntukkan untukku? Tapi kenapa harus sekarang? Ini bukan waktu yang tepat! Jadi tolong, segera sadarkan aku dari mimpi ini.

Aku menyandarkan tubuhku ke sandaran ranjang dengan keputus-asaan. Semua orang yang berada disana seolah tidak mengerti dengan ekspresi yang aku tunjukkan saat ini. Mereka sama sekali tidak menangkap kebahagiaan sedikitpun dari wajahku.

"Ma, Pa, saya akan bicara berdua sama Tata" ucap mas Wisnu.

Seketika itu juga, papa, mama, dan si kembar langsung mengangguk dan beralih untuk keluar ruangan.

Mas Wisnu beralih duduk di atas ranjang tepat di depanku, membelai rambutku, dan menggenggam tanganku dengan tangan kirinya.

Seolah merasakan apa yang aku rasakan saat ini, mas Wisnu berusaha menyalurkan ketenangan  tersendiri untukku.

Sedangkan aku yang sejak tadi berusaha menahan air mata agar tidak tumpah, langsung meluapkannya di dalam pelukan suamiku.

Aku belum siap!

Dan aku takut!

Aku terus saja menangis tanpa berkata apapun. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Dan untuk sekarang, aku hanya bisa menangis seperti layaknya seorang anak kecil.

"Ma-ma-maafin Ta-ta" ucapku ditengah-tengah tangisan ku.

Mas Wisnu tak menjawab, melainkan terus mengusap-usap kepala dan punggungku. Sesekali dia juga mengecup puncak kepalaku.

"Ta-tata ta-takut. Ta-ta be-belum siap"

Ya! Mungkin hanya itulah yang bisa aku ucapkan untuk saat ini. Dan aku berharap bahwa mas Wisnu bisa mengerti apa yang aku rasakan, sehingga dia tidak akan merasa kecewa padaku.

Aku menghentikan tangisan ku setelah merasa lega. Aku melepaskan pelukan mas Wisnu dan kembali menunduk tak berani menatap wajah suamiku itu.

Mas Wisnu mengulurkan sebelah tangannya untuk mengusap sisa-sisa air mataku yang masih tertinggal. Sedangkan aku masih berusaha menormalkan tatanan nafasku yang sedikit tersendat.

Aku beralih menatap mas Wisnu dengan tatapan kosong. Ku dorong tubuh kekar itu agar menjauh dariku. Sedangkan mas Wisnu yang mendapatkan perlakuan seperti itu, masih tetap terdiam di tempatnya.

"Tata pengen sendiri" ucapku dengan intonasi datar.

"Tapi saya ha..-_"

"Tata bilang, Tata pengen sendiri!!" ucapku dengan sedikit berteriak.

Mas Wisnu yang terkejut karena aku meneriakinya, segera memenuhi permintaan ku untuk meninggalkan ku sendirian.

Di tengah kesendirian ku di dalam ruangan yang hening, semakin membuatku merasa bersalah dan menyesal. Seharusnya dari awal aku tidak menyetujui perjodohan ini! Dan seharusnya dari awal aku tidak bertemu dengan mas Wisnu dan jatuh cinta kepadanya!

Dan jika aku mencegah pernikahan ini, aku pasti tidak akan berada pada tahap seperti sekarang. Aku tidak mungkin menikah muda bersama om-om! Dan aku tidak mungkin merasakan hamil di usia muda dan merelakan masa-masa mudaku yang berharga. Apa aku sungguh menyesalinya?

Ingin rasanya aku berteriak dan menghilang dari dunia ini, seakan-akan dunia ini begitu kejam kepadaku. Mengapa hanya aku yang tidak diberi kesempatan untuk meraih semua keinginanku? Bagaimana mungkin aku bisa meraih mimpiku dengan kondisiku yang sekarang?

Aku menyentuh perutku yang masih terlihat rata dengan tangan yang gemetar. "Dan bahkan sekarang, ada kehidupan di dalam sini"

Aku harus bagaimana?

Aku berhasil meneteskan air mata, lagi dan lagi. Tubuhku gemetar hebat saat membayangkan bahwa seorang bayi akan lahir dari rahimku. Apa aku harus senang atau sedih?

Aku menjambak rambutku dengan frustasi. Bayangan bayangan terhadap apapun yang aku bayangkan sebelumnya itu muncul lagi, padahal aku sudah berhasil membuangnya beberapa waktu yang lalu.

"Aku tidak menginginkan bayi ini!" aku menangis tanpa khawatir ada siapapun yang mendengarnya.

Rasanya, hatiku sakit sekali saat berusaha untuk menerima kenyataan ini. Aku memang bukanlah istri yang baik. Istri mana yang akan merasa sedih saat dirinya dinyatakan hamil? Ya! Hanya aku.

Entah apa yang akan kuperbuat setelah ini. Apa aku harus menggugurkan bayi ini? Apa aku harus merelakan kesempatan ku untuk kuliah? Jujur saja, aku tak bisa melakukan semuanya.

Tapi, aku harus bisa memilih salah satu dari kedua pilihan itu. Aku tidak mau semua mimipiku direnggut begitu saja. Dan tidak ada satupun yang bisa menghalangi ku untuk meraih  semua mimpiku itu.

Aku harus menggugurkan bayi ini

•••

PART 19 SELESAI...
.
PLIS KOMEN DONG, GIMANA REAKSI KALIAN PAS BACA PART INI? APA KALIAN NGERASA KESEL SAMA ARISTA?
.
TERUS, KALIAN TIM MANA? TIM YANG NGEDUKUNG ARISTA JADI IBU HAMIL APA TIM YANG NGEDUKUNG ARISTA KULIAH?
.
KALO MAU CEPET UPDATE, SILAHKAN SPAM KOMEN YA DEAR

Continue Reading

You'll Also Like

2.8M 141K 61
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞
1.2M 5K 15
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...
2.3M 22.4K 27
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
550K 40K 39
Adhitama Malik Pasya pernah menikah dengan gadis belia. Satu bulan pernikahan, lelaki itu terpaksa bercerai dari istrinya. Tujuh tahun berlalu, ia t...