Freak Couple : Nikah SMA [TAM...

By anahstasya

627K 40.9K 11.1K

Hanya sebuah kisah klasik yang menceritakan bagaimana kehidupan Kevin dan Kayra setelah menikah di umur yang... More

πŸ““PROLOG
πŸ““PERKENALAN
πŸ““[1] Kenaikan Kelas
πŸ““[2] Seranjang
πŸ““[3] Semalam ... 🌚
πŸ““[4] Apel Pagi
πŸ““[5] Lapangan
πŸ““[6] Karena Pesona
πŸ““[7] Cinta?
πŸ““[8] Perihal Rasa
πŸ““[9] Telat
πŸ““[10] Hukuman
πŸ““[11] Bahan Ghibah
πŸ““[12] Produksi Anak
πŸ““[13] Gara-Gara Balon
πŸ““[14] Cowok Rese
πŸ““[15] Keluar Darah
πŸ““[16] Malmingan di Kasur
πŸ““[17] Panas!!!
πŸ““[18] Cuek-Cuekan
πŸ““[19] Tithid
πŸ““[20] Dalam Kamar
πŸ““[21] Rumah Bunda
πŸ““[22] Mata-Mata
πŸ““[23] Ciuman Tertunda
πŸ““[24] Absen
πŸ““[25] He's Back
πŸ““[26] Angry
πŸ““[27] Bertengkar & Kehilangan
πŸ““[28] Always Love
πŸ““[29] Rekreasi
πŸ““[30] Di Bawah Pohon
πŸ““[31] Marahnya Kevin
πŸ““[32] Kapal Kayla
πŸ““[33] Mimpi Buruk
πŸ““[34] Kenyataan
πŸ““[35] "By, begadang yuk!"
πŸ““[36] Morning Routine
πŸ““[37] Mual + Ngidam = Hamil? I
πŸ““[38] Mual + Ngidam = Hamil? II
πŸ““[39] Happy News
πŸ““[40] Si Bayi Banyak Tingkah
πŸ““[41] Acara Perpisahan
πŸ““[42] Welcome Baby Girl
πŸ““EPILOG
SEQUEL πŸ˜‡

πŸ““[43] Nama Dari Someone

13K 793 166
By anahstasya

[43] KIARA LATUSYA
(Nama dari Someone)

Jangan lupa vote and komen 🙂

🍁

Suasana ruang inap Kayra cukup ramai. Setelah persalinan tadi, Kayra langsung dipindahkan ke ruang inap VIP. Kevin tengah menimang-nimang bayinya itu.

"Gimana Kayra pas lahiran, Vin?" tanya Dian selaku ibu dari Kayra. Dirinya baru saja datang bersama suami serta orang tua Kevin.

Kevin beralih melihat mertuanya, pikirannya kembali lagi di saat istrinya kesakitan mengeluarkan baby-nya itu. "Walaupun Kevin gak ngerasain, tapi pasti sakit banget, Mah. Kevin aja ngilu liatnya."

Dian dan Vina tersenyum haru, mereka berdua tahu betul apa yang dirasakan Kayra beberapa jam yang lalu. Mereka berdua telah melewati masa-masa menegangkan itu dahulu.

"Sekarang kewajiban kamu bertambah, Vin. Kamu banyak-banyakin waktu untuk keluarga kecil kamu. Bantu Kayra selagi kamu bisa, jangan biarin istrimu kerja berat-berat dulu. Nanti Ayah cariin pembantu buat kerja lagi di rumahmu," ujar Mirza, Ayah Kevin.

Kevin melirik Kayra yang terbaring di brangkar rumah sakit. Perempuan itu tersenyum samar dan mengangguk pelan menyetujui ucapan mertuanya.

"Iya, Yah," jawab Kevin.

"Assalamualikum!"

"Permisi!"

"Waalaikumsalam." Mereka yang ada di ruang inap Kayra langsung mengalihkan pandangan ke pintu terbuka yang menampakkan teman-teman Kayra dan Kevin.

Ria, Viona, Raka, Dirga, dan Arthit memasuki ruangan itu. Kedua perempuan itu langsung berhambur memeluk Kayra. "Ra, gimana keadaan, lo?" tanya Ria dengan mata berkaca-kaca.

"Maaf, kita gak ada nemenin lo lahiran," ujar Viona di sela-sela pelukannya. Mereka berlima memang baru saja pulang dari kampus. Saat mendengar kabar bahwa Kayra melahirkan, mereka langsung saja menuju rumah sakit untuk melihat ponakannya.

"Gak papa, gue baik-baik aja. Ponakan kalian juga sehat." Ria dan Viona melepaskan pelukan itu, senyum bahagia mengiringi mereka saat mendengar kata ponakan.

"Ponakan gue mana?" tanya Ria dan Viona bersamaan.

"Sama Kevin," jawab Kayra.

Ria dan Viona beralih mendekati Kevin yang tengah menggendong bayinya. Mereka tersenyum gemas melihat bayi itu sangatlah lucu dan kecil.

"Cewek atau cowok, Vin?" tanya Dirga yang juga telah mendekat.

"Cewek."

"Cakep banget, kayak gue," ujar Ria dengan mata berbinar.

"Ponakan, cantik! Kalau besar mau jadi apa?" Viona mengajak bayi itu berbicara yang anteng di gendongan Papanya.

"Mau jadi playgirl, Aunty," sahut Arthit menirukan suara anak kecil. Mereka yang ada di ruangan itu melotot tajam melihat Arthit termasuk Dian, Vina, Arsen, dan Mirza.

"Jangan ngada-ngada, lo!" Kevin melototi Arthit dengan tajam.

Oeek ...! Oeekk ...! Oeekk ...!

Mereka semua terlonjak kaget mendengar suara tangisan anak Kayra dan Kevin yang sangat keras. Persis dengan Mama Papanya dahulu. Jika kalian ingat-ingat, Kayra dan Kevin dulu sangatlah bar-bar, mungkin anak mereka nanti mewarisi sikap Mama Papanya itu.

"Mungkin dia haus, Vin. Kasih dulu ke Mamanya," ujar Vina kepada Kevin.

Kevin berjalan menghampiri Kayra, lalu meletakkan bayinya di samping Kayra. "Heh! Jangan liat!" tukas Kevin kepada teman-teman cowoknya. Jangan sampai, mereka melihat sesuatu milik istrinya.

Dirga, Arthit, dan Raka memilih duduk di sofa dan seberusaha mungkin tak melirik ke arah brangkar. Sementara Ria dan Viona memilih mendekat, menghalangi arah pandangan mereka ke arah Kayra.

"Gemes banget, pipinya." Ria mencolek pelan pipi bayi itu yang tengah menyusu.

Kevin membiarkan mereka yang menutupi Kayra yang tengah menyusui. Cowok itu beralih duduk di sofa yang terdapat teman-temannya juga. Dian, Vina, Mirza, dan Arsen pamit keluar ruangan dulu. Mungkin pergi mengisi perut di kantin rumah sakit.

"Anak lo cakep juga, bolehlah buat gue," celetuk Arthit dengan ekspresi konyolnya.

"Dih! Mauan lo!" tukas Dirga.

"Lagian anak gue ntar masih SMA, lo udah ubanan!" tambah Kevin merasa kesal.

"Yaelah, cuma beda delapan belas tahun. Lagian gue yakin, anak lo bakal tertarik kalau ngeliat gue," balas Arthit tak tahu malu.

"Jangan ngarep!" kesal Kevin.

"Liat aja nanti." Arthit tersenyum penuh keyakinan. Pikirannya memang kadang melambung terlalu jauh.

***

"Delluna!"

"Kaykev, Ri!"

"Kekey, aja!"

"Kekey Rahmawati!" seru Dirga.

"Rambo!" sarkas Arthit.

"Apaan! Dia cewek kalau lo lupa!" tukas Viona menatap jengkel Arthit.

"Rosi!" Dirga kembali berucap.

"Moli, lucu," ujar Ria.

"Mpok Alpa!"

Kayra dan Kevin menghela napas kasar menyaksikan teman-temannya yang berdebat mengusulkan nama untuk anak mereka. Raka hanya ikut menyimak tanpa ada niatan mengusulkan nama.

"Diem!" Suara lantang Kevin membuat mereka semua terdiam. Keributan yang mereka buat bisa saja membangunkan baby baru lahir itu.

"Mending kalian semua pulang, udah malem. Minggu depan acara aqiqah anak gue, dan kalian semua bakal tau namanya minggu depan. Jadi, kalian gak perlu capek-capek berdebat gini, okey? Hus-hus, sana pulang!" Kayra mengusir mereka layaknya sedang mengusir ayam.

Mereka menghela napas kasar, lalu beranjak pergi dari sana. Hari juga semakin larut, mereka mengerti Kayra dan Kevin butuh istirahat. Apalagi mereka pasti tak banyak tidur semenjak kelahiran baby-nya.

Tinggallah Kayra dan Kevin berdua di rumah itu, mereka beranjak menaiki lantai atas di mana anak mereka berada. Kayra menghampiri bayinya yang tengah tidur di tengah-tengah ranjang.

Sementara Kevin memeriksa ponselnya yang menyala, di sana terdapat pesan yang masuk baru-baru saja. Cowok itu membaca deretan pesan tersebut, sehingga kedua sudut bibirnya tertarik menciptakan senyum tipis.

***

Tibalah di mana hari aqiqah untuk bayi Kayra dan Kevin. Banner besar sudah terpajang jelas di ruang utama rumah mereka. Setelah membicarakan nama yang cocok untuk anak mereka, akhirnya sebuah nama kini sudah sah menjadi nama putri mereka.

Seminggu yang lalu, seseorang mengirimkan Kevin pesan berisikan nama yang sangat cocok untuk bayi perempuannya.

ARS 🖕
|KIARA LATUSYA
| Nama buat anak lo

Setelah mendapat pesan itu, Kevin segera mengusulkannya kepada Kayra. Perempuan itu pun setuju, nama itu sangatlah cocok untuk bayi perempuan mereka.

Dian tengah duduk di sofa sambil menimang-nimang cucunya. Sesekali mencium lembut pipi gembulnya. "Cucu Oma, siapa namanya?"

"Kiara, Oma," jawab Kayra yang kini duduk di samping mommy-nya.

"Kiara? Cantik ya namanya, secantik orangnya." Dian tersenyum hangat melihat cucunya itu bereaksi seperti tahu apa yang dibilangnya.

"Liat dulu dong Mamanya, siapa dulu?" Dian melirik julid anaknya itu, tapi tak lama.

"Suamimu mana?" tanya Arsen.

"Baru mandi kali, Pi."

"Samperin sana, bentar lagi tamu-tamu datang." Kayra beranjak menuju kamar. Dia mendapati Kevin yang berdiri shirtlees di depan lemari, mungkin mencari pakaian.

"Cepetan, bentar lagi tamu-tamu datang," kata Kayra tanpa ekspresi.

Kevin segera memakai bajunya dengan asal-asalan, Kayra yang melihat itu menggelengkan kepalanya. Perempuan itu mendekat, merapikan kerah baju Kevin yang berantakan.

Kevin menarik senyum simpul lalu melingkarkan tangannya di pinggang ramping istrinya. Kayra jika dilihat lebih dekat, jadi terlihat semakin cantik.

"Cantik banget, sih, kamu," kata Kevin mengerling nakal.

"Gak usah genit! Udah bapak-bapak, juga!" ketus Kayra.

Bukannya marah atau kesal, Kevin semakin melebarkan senyumnya. "Gak papa, dong. Walaupun udah punya anak satu, tapi aku masih muda."

Kayra melemparkan senyum terpaksanya. Suaminya itu memang sangat narsis, dan mungkin narsisnya tak akan hilang sampai dia benar-benar tua.

"Udah gak sakit, By?"

"Apanya?"

"Yang kata kamu sakit banget waktu malam pertama kita." Kayra semakin melebarkan senyum penuh keterpaksaannya, mulut Kevin memang sangat lemes.

"Udah nggak, tapi kadang masih ngilu." Kayra mengeringkan rambut Kevin yang masih basah dengan handuk.

"Udah bisa dong, ya, buat adik lagi untuk Kiara?" ujar Kevin tersenyum menggoda.

"Gak usah ngadi-ngadi! Kiara masih kecil, juga!" ketus ibu baru itu.

Kevin terkekeh pelan lalu mengusap puncuk kepala Kayra dengan gemas. "Bercanda, tunggu Kiara dua tahun dulu baru buatin adik." Kayra mengangguk menyetujui.

"Aku mau laki-laki," kata Kayra.

"Perempuan aja!"

"Ih, aku maunya cowok! Kan udah ada perempuan," rengek Kayra.

"Tapi aku gak suka cowok!"

"Gimana kalau dikasihnya cowok?"

Kevin mengangkat bahunya acuh. "Kiara mana?" tanyanya mengalihkan pembicaraan.

"Lagi sama Mommy."

Tok ... tok ... tok ....

"Kevin, Kayra! Buruan turun!" teriak Dian dari balik pintu.

Kevin dan Kayra menolehkan kepalanya ke arah pintu kamar. "Ayo turun, udah banyak tamu kayaknya yang dateng," kata Kayra. Kevin merapikan rambutnya sejenak, lalu menggandeng tangan Kayra menuju lantai bawah.

Sesampainya mereka berdua di bawah, Dian langsung mencerca mereka dengan pertanyaan. "Ngapain aja di kamar?"

"Bikinin adik buat Kiara!" ketus Kayra. Dian memutar bola matanya malas.

"Kiara mana, Mah?" tanya Kevin.

Dian menunjuk Kiara yang tengah digendong oleh Arthit. Kevin melirik ke arah sana, detik itu juga matanya membulat sempurna.

Kevin berjalan cepat ke arah Arthit, lalu merebut Kiara dari gendongan cowok itu. Jantung Kayra sempat berhenti sejenak, bukan karena apa-apa, Kevin langsung merebut anaknya itu tanpa berhati-hati.

"Gak usah genit sama anak gue!" ketus Kevin sambil melirik sinis Arthit.

"Lah, anjir! Senajis itu gue di mata lo?!" Arthit mendengkus sebal dibuatnya.

"Lagian, Kiara anteng-anteng aja tuh di gendongan gue. Tanya aja sama si Dirga," sambungnya. Dirga mengangguk menyakinkan, lagipula memang benar apa yang dikatakan Arthit. Bayi perempuan Kevin sangat anteng dengan Arthit.

"Gak percaya gue sama omong kosong, lo!" Arthit berdecak sebal. Dari dulu, dirinya memang selalu dinistakan oleh Kevin.

"Jauh-jauh dari anak gue! Yang ada nanti otak Kiara tercemar gara-gara kalian!" cetus Kevin.

"Mati aja, lo! Gak inget, siapa yang selalu lo susahin waktu Kayra ngidam?" sembur Dirga sinis.

"Nye nye nye!" Kevin meninggalkan mereka berdua menuju Kayra yang tengah menyambut para tamu.

***

Jam sudah menunjukkan pukul 05.00. Keadaan rumah Kevin sudah sepi, semua anggota keluarga dan teman-teman Kevin dan Kayra sudah pulang satu jam yang lalu.

Kini, sepasang suami istri anak satu itu sedang berbaring di kasur. Sementara Kiara, bayi perempuan itu sudah tertidur di box bayi.

Kevin merapikan anak rambut Kayra yang berjatuhan di wajah mulus istrinya. Wanitanya sedang baringan di sampingnya, mereka saling menatap seakan-akan menunjukkan tidak ingin berjauhan sedikitpun.

Kevin melihat wajah Kayra yang sedikit lesu tapi tetap cantik. Tamu-tamu yang datang siang tadi cukup banyak, sehingga membuat mereka sedikit kewalahan menyambut.

"Capek?" tanya Kevin seraya mengelus lembut pipi Kayra.

Perempuan itu mengangguk lemas, seluruh badannya memang terasa pegal-pegal. Kevin semakin mendekat, memberikan kecupan singkat di kening Kayra. Bukan hanya di sana, melainkan merambat ke mana-mana.

"By?" Kayra menaikkan alisnya sebagai respond. "Kamu cantik," sambung Kevin.

Kedua sudut bibir Kayra tertarik. Dirinya yakin, pipinya saat ini pasti sudah memerah. Kevin memang sering kali memujinya di saat-saat hening seperti ini, dan Kayra sangat menyukai itu.

Perempuan itu mengelus rahang Kevin, seiring dengan tatapan mendalamnya yang membuat Kevin terasa hanyut dalam lautan luas di dalam mata Kayra.

Tak ada yang menyadari, posisi kepala mereka semakin mendekat satu sama lain. Kevin mengangkat kepalanya lebih tinggi, menyambut ciuman hangat istrinya yang sangat memabukkan. Kedua mata mereka terpejam, menikmati penyatuan saliva di sore hari menjelang malam.

Suara decapan kedua bibir itu memenuhi ruangan kamar mereka yang sunyi. Kedua tangan Kayra memegang rahang Kevin. Perlahan bibir Kevin merambat di leher putih Kayra. Memberikan kecupan dan isapan lembut di sana, beberapa hickey sudah tercetak jelas.

Tangan Kevin meremas pelan pinggang kiri Kayra, ia mendekatkan wajahnya kembali di bibir mungil istrinya itu. Beberapa kali, ia memiringkan kepalanya ke sisi kanan terus kiri untuk memudahkan ciuman mereka. Kayra mendongak membuat ciuman mereka semakin dalam.

Pergulatan mereka semakin panas, bahkan Kevin sudah menindih tubuh istrinya itu. Tak bisa lagi dipungkiri, kegiatan itu akan berlanjut sampai jauh. Terbukti saat tangan Kayra sudah bergelut dengan kancing kemeja Kevin, sebentar lagi baju malang itu akan raup dari tempatnya.

Sementara itu, tangan kiri Kevin bergeriya di paha dalam Kayra. Menelusuri dan memberikan rangsangan di setiap titik sensitif istrinya. Kevin sangat menyukai suara erangan Kayra yang terdengar begitu menggoda.

"El ...," gumam Kayra di sela-sela ciumannya. Tangan Kevin semakin naik meraba di bagian tubuh atas Kayra.

Oek ...! Oeekk ...! Oeekk ...!

Kevin mengeram kesal, suara tangisan keras Kiara membuat Kayra mendorong tubuhnya. "Kiara bangun." Ciuman mereka terlepas, dengan segera Kayra menghampiri bayinya.

"Kiara!" geram Kevin menghentak kesal tangannya di kasur. Dirinya sudah turn on, tapi bayi mungil itu menghentikan aksinya. Sangat sial!

Kayra menggendong anaknya itu menuju kasur, lalu menyenderkan tubuhnya di badan Kevin yang duduk bersandar di kepala ranjang. Kayra terkekeh gemas melihat wajah Kevin yang menahan kesal.

"Jangan marah sama Kiara, Papa. Nanti dedek nangis," ujar Kayra dengan nada anak kecil. Kevin mengembuskan napas pelan, ia hanya bisa pasrah jika hari-hari berikutnya bakal terjadi lagi hal seperti ini.

"Papa gak marah, cuma kesel aja. Kamu ganggu Papa yang mau buatin adik," ujar Kevin menguyel-nguyel pipi gembul anaknya.

"Lain kali, jangan ganggu Papa lagi, ya. Anak Papa 'kan pinter," sambungnya.

Kayra tersenyum simpul, dirinya sangat bahagia sudah dikaruniai anak. Dirinya dan Kevin sudah dipercayakan Tuhan memiliki malaikat kecil. Keluarga kecil hasil perjodohan orang tua mereka itu berjalan sukses sampai sekarang. Kayra tidak menyangka masa depannya ternyata seperti ini. Jauh lebih bahagia dengan apa yang dipikirkannya dulu. Kayra hanya bisa berharap, dirinya dan Kevin bisa terus bersama sehidup sesurga. Dan jangan lupakan malaikat kecil mereka.

"Jaga kita berdua, Papa. Jangan tinggalin kita, kita berdua sayang Papa." Kevin memeluk erat kedua malaikatnya itu. Berharap dirinya bisa terus membimbing mereka sampai akhir hayat.

Ini masih bukan akhir dari segalanya, perjalanan mereka ke depan masih panjang. Dan tentunya tak ada kehidupan tanpa masalah. Hidup tak selamanya berjalan di permukaan yang datar, kadang badai terus menerjang, tapi itu bukanlah penghancur, anggap saja itu hanya untuk menguji, seberapa kokohnya tembok yang sudah kalian buat.

Inilah kisah Kevin dan Kayra, berawal dari dua insan yang tidak saling mengenal. Sampai di mana keduanya dipersatukan oleh takdir melalui kedua keluarga masing-masing.

Mengikat hubungan sakral, mengucapkan janji suci di hadapan Allah. Menjalani pahit-manisnya dalam mempertahankan hubungan. Hingga saat ini, mereka dipercayakan mempunyai malaikat kecil yang sangat cantik. Malaikat kecil sebagai pelengkap di keluarga kecil mereka.

Mereka sudah sampai di titik paling tinggi, menciptakan happy ending yang sangat membahagiakan. Tapi apa boleh buat? Kehidupan sesungguhnya bukanlah akhir yang bahagia, melainkan sebuah perpisahan yang menimbulkan luka.

•••TAMAT•••

Huft ... 🙂

🖇 Quotes of the day :

"Let's be happy!"

~~••~~

📍Cuma ingin memberitahu, di mana ada Prolog, di situ pasti ada Epilog. Jadi, tetap tunggu epilognya yaa, terima kasih.

~~••~~

Continue Reading

You'll Also Like

1.7M 61.9K 40
"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan." Tapi apa setelah perpisahan akan ada pertemuan kembali? ***** Ini cerita cinta. Namun bukan cerita yang bera...
52.3K 4.6K 15
Riyan Dyandra Mavaka, pemuda 20 tahun yang merupakan seorang yang sangat sangat jenius dan multitalenta,sebelum dirinya dibawa kesebuah rumah sakit j...
1.3M 103K 116
"You do not speak English?" (Kamu tidak bisa bahasa Inggris?) Tanya pria bule itu. "Ini dia bilang apa lagi??" Batin Ruby. "I...i...i...love you" uca...
2.1M 102K 44
β€’Obsession Seriesβ€’ Dave tidak bisa lepas dari Kana-nya Dave tidak bisa tanpa Kanara Dave bisa gila tanpa Kanara Dave tidak suka jika Kana-nya pergi ...