RAVEL-ALUNA [END]

By zulfalinda

1.1M 127K 14.7K

Aluna Rafa gadis cantik dengan mata indah, semasa hidupnya Aluna tak pernah keluar rumah, sekolahpun tidak. A... More

penjelasan
prolog
01. RAVEL-ALUNA
02.RAVEL-ALUNA
03.RAVEL-ALUNA
04.RAVEL-ALUNA
05.RAVEL-ALUNA
06.RAVEL-ALUNA
07.RAVEL-ALUNA
08.RAVEL-ALUNA
09.RAVEL-ALUNA
10.RAVEL-ALUNA
11.RAVEL-ALUNA
12.RAVEL-ALUNA
13. RAVEL-ALUNA
14. RAVEL-ALUNA
15.RAVEL-ALUNA
17. RAVEL-ALUNA
18.RAVEL-ALUNA
19.RAVEL- ALUNA
20.RAVEL-ALUNA
21.RAVEL-ALUNA
22.RAVEL-ALUNA
23.RAVEL-ALUNA
24.RAVEL-ALUNA
25.RAVEL-ALUNA
26.RAVEL-ALUNA
27.RAVEL-ALUNA
28.RAVEL-ALUNA
29.RAVEL-ALUNA
30.RAVEL-ALUNA
31.RAVEL-ALUNA
32.RAVEL-ALUNA
33.RAVEL-ALUNA
34. RAVEL-ALUNA
35.RAVEL-ALUNA
36.RAVEL-ALUNA
37. RAVEL-ALUNA
38. RAVEL-ALUNA
39. RAVEL-ALUNA
40.RAVEL-ALUNA
41. RAVEL-ALUNA
42. RAVEL-ALUNA
43. RAVEL-ALUNA
44. RAVEL-ALUNA
45. RAVEL-ALUNA
46.RAVEL-ALUNA
47. RAVEL-ALUNA
48. RAVEL-ALUNA
49. RAVEL-ALUNA
50. RAVEL-ALUNA
51.RAVEL-ALUNA
SQUEL

16.RAVEL-ALUNA

25K 2.8K 525
By zulfalinda

🌳🥑 H A P P Y R E A D I N G 🥑🌳

I hope you will enjoy with my stroy

Don't forget to clik stars n coment
Thank you

•••

16.RAVEL-ALUNA

Ravel menangkap kedua pipi Aluna dia mengecup berkali-kali bibir gadis itu lalu melumatnya sebentar.

"Cantiknya Avel," gumam lelaki itu.

"Iya Avel, awas dulu aku mau buat cookies," ujar Aluna.

"Emang kamu bisa?" Tanya Ravel heran.

"Ya bisa dong! Nanti minta bantuan bibi," jawabnya lucu.

Ravel tertawa lalu memeluk erat gadis itu. Ravel menurunkan Aluna dari atas pantry dia memanggil maid agar membantu Aluna membuat cookies dan Ravel juga ikut, ikut merecoki.

Aluna menyiapkan bahan-bahan lalu meletakkannya diatas meja, bibi mulai memasukkan bahan-bahan dengan jahil Ravel mengambil tepung lalu mencoleknya dipipi Aluna.

Dia tertawa melihat ada noda putih dipipi gadis itu.

"AVEL JAHAT!" dengan kesal Aluna mengambil segenggam tepung lalu melemparkannya kepada Ravel, Ravel tertawa saat dia berhasil menghindar.

Aluna berlari mengejar Ravel membuat tawa Ravel semakin pecah. Aluna itu lucu dan manis.

Ravel berhenti dia menunduk menumpukan tangannya pada lutut lalu Aluna melompat kepunggung Ravel lalu memberikan banyak tepung diwajah lelaki itu.

"KENA!" serunya senang.

"ALU CURANG!" teriak Ravel kesal tapi tak urung dia berlari sambil membawa Aluna digendong belakang.

Mereka berlari dari depan kebelakang lalu berhenti ditaman, Ravel mendudukan Aluna diatas rumput lalu dia mengambil selang air dan menyemprotkannya pada Aluna.

Ravel kembali tertawa melihat wajah lugu gadis itu saat disiram. Aluna belum connect.

"RAVEL!" teriak Aluna.

Dia mengejar Ravel lalu mengambil selang air yang lain, dia menyiram kepada Ravel dengan wajah bahagia. Ravel juga ikut menyiram Aluna dan ya mereka bermain air tanpa ingat umur.

•••

Setelah selesai bermain tadi Aluna mengeluh dingin jadilah sekarang gadis itu berada dibawah selimut tebal yang membungkus tubuh kecil itu, hanya sisa kepalanya saja.

"Bangun makan dulu yuk," ajak Ravel.

Aluna bangun dengan mata sayu dia meletakkan kepalanya di bahu Ravel. Lalu memeluk pria itu dari samping.

"Ini punya Aluna."

"Gak boleh diambil."

"Nanti yang ambil gak dapat jodoh."

"Avel ganteng tapi gantengan mang Asep."

"Heh! Enak aja aku disamain sama mang Asep!" Ujar Ravel kesal, hei wajah tampan rupawan ini disamakan sama supir dimansion Wiratama ya memang mang Asep tampan tapi kan dia lebih.

"Tapi bener mang Asep lebih ganteng dari kamu, jadi mau sama mang Asep," racau Aluna.

Ravel melepas paksa pelukan Aluna lalu mendorong gadis itu hingga berbaring, dia menindih tubuh Aluna lalu berucap didepan wajah gadis itu.

"Kamu boleh sama mang Asep tapi jangan salahin aku kalau kamu hamil!" Bisik Ravel.

PLAK

"Aku pergi mati kamu!" Ketus Aluna.

"Heh yang ngajarin gitu siapa?" Tanya Ravel sinis.

"Kamu lah siapa lagi?"

"Kok nakal banget sekarang?" Heran Ravel.

"Iyalah nakal kan tinggal sama kamu, kamu kan nakal!"

"Aku nakal kalau sama kamu."

"Yayayayayayaya," ujar Aluna.

"Mau makan."

"Bangun makanya."

"Ya gimana mau bangun kamu diatas aku Avel! Ih gemes banget pen nabok," kesal Aluna.

Ravel cengengesan lalu beranjak dari atas tubuh Aluna. Dia mengecup sekilas dahi gadis itu lalu mengambil bubur yang tadi dibuat sama bibi.

"Cookies nya mana?" Tanya Aluna.

"Ada dibawah, makan bubur dulu nanti aku kasih cookies nya."

Aluna menurut lalu memakan bubur itu hingga abis. Setelah makan bubur Aluna langsung mengikuti Ravel kebawah dia menuju dapur dan mengambil toples yang berisi cookies.

Aluna membawa toples itu menuju ruang tv dia duduk sambil menonton film kartun, Ravel datang lalu merebut cookies yang ada ditangan Aluna.

"Ih balikin," ujar Aluna kesal.

"Bagi dua."

"No! Ada yang itu," katanya sambil menunjuk cookies berwarna coklat.

"Gak mau, mau matcha."

"Avel, balikin cookies nya ya?" Bujuk Aluna.

"Enggak mau," ujar Ravel lucu.

"Sayang bagi dua ya?"

"Enggak mau Avel."

"Luna cantik cookies nya bagi dua ya?"

"Enggak mau Avel ganteng."

"Ish, gak boleh jahat sama calon suami."

Aluna menggeleng lalu merebut cookies matcha itu.

"Luna sayang."

"Alu cookies matcha nya bagi dua ya?"

"Aluna sayang."

"HUAAAAAA mau cookies nya," tangis Ravel.

Lelaki itu menangis sambil menyembunyikan wajahnya di lengan Aluna.

"Mau cookies matcha."

"Hikss...mau cookies matcha," Isak Ravel.

Aluna terdiam lalu menatap Ravel yang menangis, dia menarik Ravel kedalam pelukannya.

"Cookies, Avel mau cookies Alu."

"Cookies Alu cookies," isaknya.

Aluna mengangguk lalu memberikan cookies kepada Ravel, hanya satu.

Ravel diam setelah di beri cookies tapi saat sadar hanya satu Ravel kembali nangis.

"MAU COOKIES LAGI LUNA!"

Dengan cemberut dia memberikan lagi cookies kepada Ravel dengan senang hati lelaki itu memakannya meski masih segukan.

"Jangan di abisin," ujar Aluna.

"Gak janji."

Aluna cemberut lalu meraup cookies itu dan memakannya dengan kesal. Ravel menatap Aluna sekilas dia memeluk cookies itu dengan erat.

"Avel jahat," gumam Aluna pelan matanya berkaca-kaca padahal dia sangat ingin makan cookies.

"Nangis?" Tanya Ravel.

Dia terkekeh lalu mencium sekilas pipi Aluna, "Becanda sayang," ujar Ravel sambil memberikan cookies.

Dia terkekeh lalu membawa Aluna kedalam pelukannya, mencium dahi gadis itu lama.

"Jangan nangis,aku cuma becanda sayang."

Aluna cemberut lalu memeluk Ravel erat, Ravel yang gemas langsung saja meraup bibir gadis itu, dia melumatnya.

Ravel melepaskan lumatannya dia memeluk Aluna dengan sayang.

"Ini punya Ravel."

"Cewek ini punya Avel."

"Gak boleh diambil ya."

Aluna tersenyum dia membalas pelukan Ravel.

"Ini juga punya Aluna."

"Punya Aluna."

"Iya Avel punya Luna."

"Alu, ayok kita nikah."

•••

Aluna terdiam menatap punggung Ravel, mereka kini sedang berada didalam kamar, Ravel sedang merajuk karena tadi Aluna menolak ajakan nikah dari Ravel.

"Diajak nikah gak mau," gumam Ravel.

Aluna terkekeh lalu memeluk punggung Ravel dan mengelus perut kotak-kotak lelaki itu.

"Jangan ngambek."

Ravel berbalik lalu melingkarkan tangannya dipinggang Aluna. "Heem."

Ravel menyembunyikan wajahnya dicekuk leher Aluna lalu mengecupnya pelan.


"Ravel," panggil Aluna.

"Kenapa?"

"Jangan ngambek."

"Enggak."

Cup

Aluna mengecup sekilas bibir Ravel lalu tersenyum manis.

"Jangan ngambek lagi," ujar Aluna.

"Enggak kok, kan udah dicium sama Aluna," jawab Ravel polos.

Aluna tertawa lalu berlari menuju tempat tidur dan menyembunyikan wajahnya disana dia malu karena dengan berani mencium Ravel.

Ravel berjalan santai menuju kasur dengan kondisi tetap Shirtless, dia memeluk tubuh Aluna yang terbungkus selimut lalu mengecup sekilas pipi gadis itu.

Aluna menatap Ravel dengan wajah merahnya lalu Ravel mengecup sekilas hidung mancung itu. "Bobo gih," suruh Ravel.

Aluna mengangguk dia memejamkan matanya sambil kepala dielus oleh Ravel.

•••

Ravel berada diruang kerjanya dia sedang mencari siapa orang tua kandung Aluna, meski sudah tau siapa tapi Ravel tidak ingin salah dia masih berusaha untuk mencari tentang kebenarannya.

Tidak mungkinkan Aluna adiknya?

Kalau benar bagaimana rasa sayangnya?

"Sial,Aluna pasti bukan adik gua," gumam Ravel berusaha meyakinkan diri.

Dia mencari biodata papanya yang lama dan benar disana terdapat bahwa Atlas pernah menikah dengan perempuan dan mempunyai anak perempuan bernama Aluna. Aluna Anindira.

Ravel menelpon papanya, rasa panik, cemas, semuanya bercampur menjadi satu. Ravel takut kalau memang benar adiknya adalah Aluna yang sekarang menjadi pacarnya bagaimana?

"Halo kenapa?"

"Papa punya anak perempuan namanya Aluna Anindira?" Tanya Ravel to the point.

Atlas diam.

"Iya, dia putri ayah. Anak dari pernikahan ayah yang pertama sebelum sama bunda kamu."

Jantung Ravel berdegup kencang, tangannya keringat dingin dengan wajah hampir pucat.

"Ravel kirim foto seseorang di WhatsApp ayah," ujar Ravel.

Atlas membuka room chat dia dan putranya, tubuhnya kaku dengan jantung yang berdetak kencang. Wanita itu sangat mirip dengan almarhum istri pertamanya, mama Aluna Anindira.

"I-itu?"

"Itu Aluna Rafa pacar Ravel," jawab Ravel pelan.

Atlas terdiam.

"D-dia mirip bunda Nita," ujar Atlas.

Ravel tersenyum kecut jadi?

Aluna benar adiknya?

•••

Vote and coment:)
Hi!
See u next chptr!

More info : ig : @wpstory.zulfa
                               @joelpa._
          Tiktok :  @cappucicooo

01 Juli 2021
📍 Bumi

Continue Reading

You'll Also Like

3M 255K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
32.3K 2.4K 38
"Atharya, ayo pacaran!" "Boleh," balas Atharya seraya menatap lurus ke arah cewek di depannya itu dengan senyuman tipis. "Hah?" "Tapi ada satu sya...
635K 43K 40
"Enak ya jadi Gibran, apa-apa selalu disiapin sama Istri nya" "Aku ngerasa jadi babu harus ngelakuin apa yang di suruh sama ketua kamu itu! Dan inget...
4.9K 365 49
End✔ "Cewek baik-baik kok ngajak pacaran!"