🌳🥑 H A P P Y R E A D I N G 🥑🌳
•••
I hope you will enjoy with my stroy
Don't forget to clik stars n coment
Thank you
•••
12.RAVEL-ALUNA
•••
Ravel kini sudah siap dengan jas mahalnya dia ada pertemuan antar petinggi perusahaan hari ini, dan dia ingin Aluna ikut. Ravel juga sudah mempersiapkan pakaian Aluna. Lelaki itu tinggal menunggu Aluna yang masih menggunakan make up.
Beberapa hari terakhir Aluna sering belajar menggunakan make up, dan Ravel tidak masalah untuk itu. Tapi dia hanya menyuruh Aluna menggunakan make up untuk acara-acara saja jika tidak Aluna tidak boleh menggunakan maks up, bahkan menggunakan lipstik atau liptin pun tidak boleh.
"Ayok," ujar Aluna tiba-tiba.
Ravel terdiam kaku, Aluna tampak cantik dan natural dengan wajah yang di poles make up tipis. Baju berwarna putih dengan motif bintang-bintang warna-warni membuat gadis itu cantik. Terlihat cocok di warna kulitnya.
"Cantik banget," kagum Ravel.
"Terimakasih," jawab perempuan itu malu-malu.
Ravel terkekeh lalu menarik Aluna untuk pergi, mereka akan menuju salah satu restoran yang tidak jauh dari mansion Ravel. Hanya butuh waktu dua puluh menit untuk mencapai kesana.
Sebenarnya ini bukan acara yang benar-benar formal hanya pertemuan antara petinggi perusahaan. Ravel melingkarkan tangannya di pinggang ramping Aluna dia menatap dingin kepada lelaki yang menatap Aluna tertarik.
Dalam hati Ravel menggerutu tak jelas karena gadisnya ditatap seperti itu, hei ingat Aluna punya Ravel!
"Jangan senyum, nanti cantik kamu buat semua orang pangling aku gak suka," dengus Ravel.
Aluna hanya mengangguk menurut saja meski dia ingin senyum menyapa banyak orang.
"Hallo mr.Marrison," sapa salah satu rekan kerja Ravel.
"Halo, mr.stmith."
"Siapa gadis disamping mu?" Tanya Mr.smith karena ini pertama kali Ravel membawa Aluna ke acara petinggi perusahaan waktu itu Ravel pernah membawa Aluna meeting.
"Istri saya," jawab Ravel lugas.
"Seperti itu, baiklah. Selamat atas pernikahan kalian. Kalau begitu saya permisi." Setelah mr.smith pamit Ravel membawa Aluna menuju salah satu tempat duduk yang sudah disediakan.
Disana ada Hayden, Agam dan Alkar tidak ada Ara.
"Yo what's up guys? Kangen gua kan Lo semua?" Tanya Ravel sambil menggoda teman-temannya itu.
"Gak tu," jawab Agam acuh.
Ravel menatap Agam sinis lalu menyuruh Aluna duduk disampingnya. "Kenapa Lo gak ke mansion lagi?" Tanya Alkar.
"Gua tinggal dimansion gua sama Aluna," jawab Ravel santai.
"Ara kangen sama Lo."
"Nanti gua ke mansion Wiratama tenang aja, gak mungkin gua ngurung Aluna terus."
"Bagus kalo otak Lo masih berjalan," celetuk Hayden.
"Kampret!"
"Hai," sapa salah satu rekan bisnis Agam.
Dia menatap menarik kepada Ravel yang sedang memainkan jemari Aluna. "boleh gabung?" Tanya perempuan itu.
"Soalnya tempat lain udah penuh."
"Gak," jawab keempat lelaki itu kompak.
"Kenapa gak boleh?kan disini masih ada dua bangku," ujarnya sedikit kesal.
"Untuk seseorang," sahut Hayden.
Tak lama Farhan datang bersama dengan Ara tanpa mengucapkan apapun Farhan dan Ara langsung duduk di bangku itu bahkan Farhan tidak menatap perempuan yang sedang mengincar bangku disamping Ravel.
"Kamu duduk disini aja," ujar Aluna tiba-tiba sambil berdiri.
Mereka semua kompak melihat kearah Aluna dengan pandangan bertanya sedangkan Ravel menatap Aluna tajam. Perempuan tadi dengan senang hati langsung duduk. Lalu Aluna berjalan menuju sisi kanan Ravel lalu mendudukan dirinya dipangkuan lelaki itu.
Aluna melingkarkan tangannya dileher lelaki itu lalu memejamkan matanya. Ravel tersenyum tipis melihat tingkah Aluna. Malu?jelas tidak. Dengan cepat Ravel melingkarkan tangannya di pinggang ramping Aluna sesekali mengelus punggung gadis itu.
Perempuan tadi menatap tak percaya kepada Aluna sedangkan Aluna membalas dengan menjulurkan lidahnya kepada perempuan itu. Salah sendiri mau deketin Ravel padahal udah liat ada pawang di sampingnya.
"Kenapa hm?" Tanya Ravel lembut.
"Gak papa," jawab Aluna pelan.
"Kenapa?bilang sama aku," tutur Ravel pelan.
"Ngantuk," bisik Aluna.
Ravel terkekeh dia melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul delapan malam wajar saja itu jam tidur Aluna.
"Tahan sebentar ya?"
"Heem."
Ravel mengecup dahi Aluna pelan dia tidak perduli dengan tatapan berbagai orang terhadapnya dan Aluna, yang penting mereka tau kalau Aluna punya Ravel dan Ravel punya Aluna.
"Saya datang ke sini bukan untuk melihat acara mesra mesraan," sahut Farhan.
"Sirik aja tua," ceplos Ravel.
Farhan menatap Ravel sinis, hei dia punya istri dirumah ya kenapa harus sirik?toh dia duluan yang bisa mesra-mesraan.
"Kalo belom halal gak usah dipamerin dosa," celetuk Farhan lagi.
"Sialan ni tua!"
"Mulutnya ih," kesal Aluna.
"Maaf sayang," ujar Ravel.
°🌳🌳🌳°
Ravel menatap Aluna yang tertidur, dia menyentuh dahi gadis itu, hangat. Setelah pulang dari acara tadi Aluna mengeluh panas pada nafas dan suhu tubuhnya dan saat di chek pakai tremometer suhu perempuan itu 38 derajat.
Ravel kalang kabut, ditambah Aluna terus merengek karena tubuhnya panas dibawa kerumah sakit gak mau takut di suntik.
"Cepet sembuh ya."
Aluna menggeliat dalam tidurnya rasa tidak nyaman menghampiri perempuan itu bagaimana tidak bajunya cukup tebal ditambah selimut.
"Jangan di bukak, gak papa panas biar keringatnya keluar," ujar Ravel.
"Panas," rengek Aluna dengan mata berkaca-kaca.
"Iya sayang, gak papa ya? Biar cepat sembuh."
Akhirnya Aluna pasrah dia kembali terlelap lagi.
Ravel menatap Aluna dengan kasihan, dari tadi perempuan itu mengatakan bahwa suhu tubuhnya panas, nafasnya panas dan matanya perih. Rasanya biar Ravel saja yang sakit.
"Cepet sembuh ya. Aku sayang kamu."
Pagi ini kondisi Aluna sudah lumayan membaik meski tengah malam kondisi perempuan itu drop dan harus dilarikan kerumah sakit. Aluna terkena DBD.
Dia merasa dingin tapi juga hangat, selama beberapa hari kedepan Aluna harus dirawat dirumah sakit meski dia tidak mau.
"Mau pulang," lirihnya.
"Gak boleh, nanti ya."
"Bisa rawat dirumah kok, kan uang kamu banyak," bujuk Aluna dia tidak suka rumah sakit. Aluna setiap sakit selalu dirawat dirumah sama ibu dulu karena mereka yang tidak punya biaya dan rumah sakit cukup jauh.
"Gak Alu, tetep dirumah sakit."
Aluna menatap Ravel sinis dia membalikkan tubuhnya dan memunggungi Ravel tidak perduli lelaki itu akan marah nantinya.
Ravel menghela nafas pelan, dia naik keatas brankar yang lumayan luas cukup untuk dua orang.
"Jangan ngambek, aku cuma gak mau kamu drop seperti semalam. Aku panik Alu, ngeliat kamu nangis, ngeluh badannya anget itu buat aku kepikiran terus. Aku cuma mau yang terbaik buat kamu tolong untuk kali ini kamu nurut ya?aku tau kamu gak suka rumah sakit tapi ini untuk kamu sayang. Maaf ya." Bisik Ravel.
Setelah itu dia keluar dari Rungan Aluna dia ingin pulang dan memarahi beberapa maid kenapa sampai Aluna terkena DBD padahal semua kebersihan mansion itu terjaga. Setahu Ravel.
Ravel menelpon beberapa bodyguard untuk menjaga pintu ruangan Aluna, dia tidak ingin terjadi sesuatu kepada gadisnya. Setelah menyuruh beberapa bodyguard Ravel akhirnya menuju mansion miliknya.
Ravel turun dengan langkah tegas dia menyuruh bodyguard untuk mengumpulkan semua maid diruang tamu.
Ravel menatap ada sekitar 200 orang maid yang sedang menunduk takut. "Kenapa bisa Aluna terkena DBD?!" Bentak Ravel langsung.
"Saya sudah bilang untuk menjaga kebersihan mansion ini!"
"Apa kalian tidak membersihkan setiap sudut mansion ini hah?!"
"Jawab!"
Mereka diam tidak berani menjawab.
"M-maaf kan kami t-tuan, kami sudah m-membersihkan setiap sudut mansion ini," jelas kepala maid terbata-bata.
Ravel tersenyum sinis,"Membersihkan?kalau sudah kenapa Aluna bisa terkena DBD?! Selama ini dia baik-baik saja!"
"Saya tidak mau tau, bersihkan mansion ini sampai bersih! Kalau perlu semprot kan semua desifektan di seluruh mansion ini!"
Setelah mengatakan itu Ravel pergi kembali menuju rumah sakit.
"Punya maid banyak kenapa Alu masih bisa kena DBD! Salah pilih maid ini gua, kalau ganti takutnya Alu gak nyaman." Gerutu Ravel.
"ARGHHH, terserah lah!" Kesal Ravel.
°🌳🌳🌳°
🥑Siapa tokoh favorit kalian di cerita ini?
🥑 Siapa tokoh yang gak kalian suka di cerita ini?
Jangan lupa follow ig aing dan rp yaw!
Vote and coment:)
Hi!
See u next chptr!
More info : ig : @wattpad._zulfa
@itsmezulfa._
Tiktok : @cappucicooo
22 Juni 2021
📍 Bumi