Gabrielle's [COMPLETED]

By StyllyRybell_

2.1M 143K 11.7K

WARNING THIS IS ADULT, DDLG, BDSM CONTENT! #1 in Sexy #1 in Rich #1 in Life #1 in Classics #1 in WIAIndonesia... More

Prologue
Chapter 1 : Stone
Chapter 2 : Drowned
Chapter 4 : Ashes
Chapter 5 : Godfather
Chapter 6 : Stanza Della Penitenza
Chapter 7 : Purity
Chapter 8 : Insane
Chapter 9 : Gabrielle's
Chapter 10 : Drunk
Chapter 11 : No
Chapter 12 : Different Guy
Chapter 13 : Stagione di Purificazione
Chapter 14 : Untouchable
Chapter 15 : Scent
Chapter 16 : Case
Chapter 17 : Warn
Chapter 18 : Scenario
Chapter 19 : World Spin Around Us
Chapter 20 : Lose Me
Chapter 21 : Dejected
Chapter 22 : Fiend
Chapter 23 : Other
Chapter 24 : Fight
Chapter 25 : Break
Chapter 26 : Last Time
Chapter 27 : Region
Chapter 28 : Fearless
Chapter 29 : If You Can't be Mine
Chapter 30 : Lily's Betrayal
Chapter 31 : Gabrielle's Disappointment
Chapter 32 : Goddess
Chapter 33 : Blue Moon
Chapter 34 : Better Plan
Chapter 35 : Gabrielle
Chapter 36 : Dampen Emotions
Chapter 37 : Give Up
Chapter 38 : The Truth
Chapter 39 : Gabrielle's Love
Chapter 40 : Haunted
Chapter 41 : Treasure
Chapter 42 : Sweet Dream
Chapter 43 : Black Rose
Chapter 44 : 大圈仔
My Red Cinderella
Chapter 45 : Guilty
Sorry
Chapter 46 : Prey Eat Bait
Chapter 47 : Force Lily
Chapter 48 : Fake Angel
Chapter 49 : The Consequences
Chapter 50 : I Don't Need It
Hari ini Gak Update
Chapter 51 : Damn God
Trailer
Chapter 52 : Ecstasy
Chapter 53 : The Disobedient Girl
Chapter 54 : Mess
Chapter 55 : Force
Chapter 56 : Nightmare
Chapter 57 : End
Chapter 58 : Courage
Chapter 59 : You are the one
Epilogue
QUIZ BERHADIAH
Extra Part I
Extra Part II
Extra Part III
Extra Part IV
Extra Part V
Gabrielle's Season 2

Chapter 3 : Priority

61.4K 3.6K 144
By StyllyRybell_

La Righello Mansion | Turin, Italy
09.02 AM

Secercah sinar baskara mengintip di celah gorden, menyorot wajah cantik Letizia, membangunkan. Pagi itu musim panas cukup terasa, menghangatkan sebagian wajah Letizia yang terkena sinar. Bulu mata lentik gadis itu terangkat sebelum menatap teduh sosok pria di sampingnya, Gabrielle yang tampan.

Letizia menopang dagu, tersenyum kecil memandangi betapa indahnya sosok Gabrielle tertidur. Rahang tegas pria itu melambangkan kegagahannya, bibir tipis Gabrielle menunjukkan betapa singkat dan tajamnya ketika berucap, bulu mata panjangnya lurus nan teduh bagaikan malaikat kala tertidur. Deru napas tenang Gabrielle terpancar dari hidung nan terpahat sempurna. Tampan sekali. Dan pria itu adalah Daddy-nya. Pria yang paling ia sayangi sedunia.

Senyum Letizia mengendur lantaran alis tebal nan rapi Gabrielle terlihat hampir bertautan sebelum membuka netra bagaikan laut. Lagi, Letizia terpesona akan tatapan indah bola mata Gabrielle, seakan-akan seluruh keindahan samudera berada di dalam kebiruan lensa alami pria itu.

"Morning!" sapa Letizia.

Gabrielle hanya meliriknya sebelum bangkit dari kasur. Pria itu pun menyisir rambut dengan jemarinya sambil menatap jam, lalu pergi ke kamar mandi.

Letizia sudah terbiasa diabaikan oleh Gabrielle jadi ia tidak ambil pusing dan pergi ke balkon untuk menghirup udara segar. Namun, belum sampai ia menapaki sebelah kaki ke balkon, ketukan di pintu membuatnya mengurungkan niat. "Masuk," ucapnya.

Rupanya pelayan pribadi Letizia membawakan pakaian gadis itu dan seorang pelayan yang mengantarkan kopi. Setelah pelayan dapur itu meletakkan kopinya, Maria -pelayan pribadi Letizia- meletakkan pakaian Letizia ke atas sofa. "Nona, ini pakaian Anda."

Melihat Maria terus menunduk dan terburu-buru ingin pergi, Letizia menghadang, "Tetap di sini, aku ingin bercerita, Maria."

Maria menatap Letizia memohon. "Nona." Maria melirik kamar mandi takut, sebelum kembali menetapkan netranya ke arah Letizia. "Tuan Ace bilang jika saya mengejek Nona lagi, maka Tuan Gabrielle akan menjahit mulut saya."

Letizia tertawa kecil mendengar hal itu. "Kau tidak perlu khawatir, aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Aku malah berterima kasih kau mau jujur padaku."

Maria menatap ragu, lalu teringat sesuatu. "Dan Nona, soal wanita yang mencaci Tuan Gabrielle itu, dia benar-benar jatuh miskin persis seperti kemauan Nona."

Letizia tersenyum senang. "Bagus, sekarang bakar dia sampai jadi abu dan jangan biarkan ada yang tahu jika aku campur tangan."

"Baik, Nona." Di saat Letizia hampir melontarkan kata-kata lagi, pintu kamar mandi terbuka, menampilkan Gabrielle yang hanya dibalut handuk bagian pinggulnya. Sontak Maria buru-buru pergi.

Gabrielle mengangkat sebelah alis melihat kepergian pelayan Letizia, sebelum menatap gadis itu yang melempar senyum padanya.

"Maria mengantar pakaianku," beri tahu Letizia. Melihat Gabrielle tidak peduli dan memakai pakaiannya, Letizia membuka suara lagi, "Aku suka Maria." Gabrielle masih diam, Letizia mendelik. "Kudengar Ace ingin menjahit mulutnya."

Pergerakan Gabrielle mencari pakaiannya berhenti sesaat. "Aku benci seseorang yang mengotori pikiranmu, Lily," ucap Gabrielle memakai celananya.

Letizia menghela napas kasar. Selalu seperti ini, Gabrielle menganggapnya sebagai putri kecil berumur balita. "Aku bukan anak kecil! Aku sudah dewasa!"

Terdengar helaan napas yang seperti tertawa singkat dari Gabrielle, mengejek. "Dewasa?" ulangnya mengangkat sebelah alis, meremehkan. Ia melirik Letizia dari atas sampai bawah. "Dada rata, bokong tidak punya, dan berciuman seperti anak TK."

Letizia mengembungkan pipi. "Aku tidak sekurus itu!" bantahnya kesal.

Lagi-lagi Gabrielle terkekeh pelan, mengejek. Pria itu merapikan kerahnya sebelum membalikkan tubuh, menatap Letizia. "Buka bajumu," tantang Gabrielle menaikkan sebelah alis meremehkan. Melihat Letizia terdiam dengan napas memburu, Gabrielle kembali berbalik ke arah cermin dengan tatapan tajamnya. "Cepat bersiap atau kau kutinggal."

***

La Elemento d'Edificio | Turin, Italy
11.30 AM.

"Luar biasa! Itu safety system terbaik yang pernah ada!" puji seorang pria tua pada Gabrielle disertai salaman selamat.

Ya, malam ini adalah peluncuran safety system milik Gabrielle yang berinovasi dari safety system milik ayahnya, Luke Danzi Stone. Peluncuran itu menyebabkan sepupu-sepupunya diundang ke Italia dan mengajak Gabrielle balapan liar tadi malam sebagai perayaan.

Letizia ikut tersenyum bangga pada Gabrielle yang begitu sukses di dunia bisnis. Pria itu penggila kerja seperti ayahnya, hingga pencapaiannya terus meningkat. Entah sebagai pewaris tunggal perusahaan atau pewaris tunggal bisnis gelap. La Elemento -perusahaan terbesar di Italia- dan La Righello -kelompok mafia terbesar di dunia- memang telah jatuh sepenuhnya ke tangan Gabrielle, namun hal itu belum membuat pria itu puas. Gabrielle terus mengembangkan apa yang sudah besar dan begitu ambisius sehingga kekayaannya tidak terhitung jumlahnya. Meski Gabrielle tidak membangun istana seperti ayahnya, Gabrielle tengah membangun sebuah kompleks untuk menandingi Stone Residence City -kota independen milik sepupunya yang telah berdiri jauh sebelum mereka semua lahir- yang ada di New York.

Letizia mengedarkan pandangan, mendapati kekasih Gabrielle berlari kecil ke arah pria itu sebelum mereka berciuman. Letizia memutar mata kesal. Ya, Letizia tidak menyukainya, ia merasakan ada yang tidak beres dengan perempuan itu. Bagaimana tidak? Wanita itu selalu meminta uang pada Daddy-nya! Hanya Letizia yang boleh menghabiskan uang Daddy-nya, huh!

"Maaf, aku terlambat," pinta wanita itu dengan tatapan memohon. Gabrielle hanya mengangguk sebagai respons. Ia pun menoleh pada Letizia, membuat Letizia terpaksa senyum. "Hai! Lama tidak berjumpa!"

"Senang bertemu denganmu, Vanessa." Letizia terpaksa menerima pelukan wanita itu.

Vanessa terlihat berbincang lama dengan Gabrielle. Letizia berusaha sesekali menimpali, tapi sama sekali tidak dianggap oleh kedua insan itu. Ah, apa memang semua sepasang kekasih akan seperti itu? Mengabaikan semesta jika keduanya bertemu? Letizia mendengus sebal, sehingga ia memilih menjauh dari mereka. Kesal rasanya diabaikan. Namun beberapa detik selanjutnya, senyum Letizia mengembang begitu sepupu-sepupu Gabrielle menghampirinya.

"Ada apa? Daddy-mu terlalu asyik dengan calon Mommy barumu?" sindir Frank tertawa kecil yang dibalas dengusan oleh Letizia.

Ansell ikut tertawa karena ucapan Frank. "Kau punya kami, Lily. Jika kau dibuang oleh ibu tiri, kami siap menampung."

Letizia menepuk kesal bahu Ansell yang tertawa lagi karena wajah kesal gadis itu. Sementara Carlson mengangguk setuju lalu berucap, "Aku akan menampungmu menjadi istriku. Ah, itu berarti Gabrielle akan jadi ayah mertuaku? Cih, benar-benar rumit."

Frank mendengus. "Enak saja! Lily, akan menderita bersamamu! Lebih baik Lily menjadi istriku saja, akan kumanjakan lebih dari L memanjakanmu!" goda Frank mengedipkan sebelah mata.

Anver memutar kedua bola matanya, sebelum terkekeh pelan. "Frank, kau ingin membuat perselisihan kembali antara Stone dan Carltons?"

Mereka pun tertawa bersama, namun menit selanjutnya sosok yang sempat mereka bicarakan datang menghampiri. Gabrielle seorang diri, entah ke mana Vanessa tadi. Gabrielle terlihat mengerutkan dahi tidak suka seakan-akan mengatakan, enyahlah kalian!

"L," panggil Frank membuat pria itu melirik ke arahnya. "Bagaimana jika kau menjodohkanku dengan Lily? Aku ketua kelompok X dan Lily mawar hitam La Righello, perpaduan yang bagus, bukan?" usul Frank mengedipkan sebelah mata ke arah Letizia yang tertawa geli.

"Go fuck yourself," umpat Gabrielle menarik Letizia agar menjauh dari sepupu-sepupu sialannya. Setelah mereka cukup jauh, Gabrielle menatap tajam Letizia yang celingak-celinguk. Ia mengangkat sebelah alis heran. "Apa yang kau cari?"

"Aku lupa di mana toiletnya."

Gabrielle memutar mata sambil menunjuk sisi ruangan, di mana terdapat toilet. Letizia terlihat tertawa renyah dan pergi ke arah toilet, diikuti pelayan pribadinya. "Ace," panggil Gabrielle tanpa mengalihkan pandangan dari gadis itu. "Keep your eyes on her." Gabrielle menatap Ace sebentar. "She is your priority from now on." Pria itu berbalik untuk pergi, sebelum berdesis tajam, "Even if she bites her own lip, I'll blame you for it."

Di sisi lain, Letizia memasuki toilet dan tidak sengaja mendengar percakapan Vanessa dengan seorang wanita yang ia duga sebagai temannya. Letizia sontak bersembunyi, menguping pembicaraan wanita satu tahun lebih tua dari Daddy-nya itu. Ya, sudah dua bulan Daddy-nya menjalin hubungan dengan Vanessa dan selama itu pula Letizia tidak mempercayai Vanessa.

"Apa aku terlihat semakin gemuk? Ah, apa aku harus sedot lemak lagi?" dengus Vanessa sebal.

"Sedot lemak tidak semurah itu, Vanessa. Berhentilah untuk memeras Gabrielle, lama-kelamaan dia akan menyadari bahwa kau hanya memanfaatkannya."

"Karen, L hanya menyukai tubuhku, jika aku tidak lagi menarik, dia sudah pasti meninggalkanku! Aku tidak mau ditinggal pria tampan dan kaya raya sepertinya! Aku bisa melarat!"

"Gabrielle sudah menghidupimu dan keluargamu, apa pantas kau terus-terusan meminta uang padanya seperti itu?" sanggah wanita bernama Karen itu.

"Karen, kau tidak tahu seberapa kaya L itu, bahkan tidak mustahil dia mau membelikanku sebuah pesawat pribadi! Itu tidak ada apa-apanya!"

"Lebih baik kau menjaga perasaannya ketimbang melakukan sedot lemak lagi."

"Kau bicara apa? Dia itu tidak punya perasaan! Dia hanya peduli dengan pekerjaannya! Aku memang mencintainya dulu, tapi karena sikap dinginnya itu membuatku muak. Jika dia memang mencintaiku, tidak mungkin dia bersikap begitu dingin!"

Letizia tidak dapat membendung rasa kesalnya. Ia pun keluar dari tempat persembunyian. "Vanessa!" bentak Letizia kesal. Wanita itu terlihat melolot dan panik, seakan takut jika Letizia mengadu. "Jika kau masih berada di sekitar Daddy-ku, akan kupastikan tanganku sendiri yang memutilasi tubuhmu!"

Vanessa tersenyum canggung. "Lily, aku hanya-" ucapan Vanessa tertahan lantaran Letizia telah menampar wajahnya tertoleh ke samping. "Berani-beraninya kau!" Vanessa langsung menjambak rambut Letizia, namun gadis itu tidak tinggal diam, menarik balik rambut gelombang Vanessa tidak kalah keras.

Letizia mencekik Vanessa, namun Vanessa menampar wajahnya juga mencakar wajah Letizia. Letizia yang geram mengatupkan kepala Vanessa ke kaca, sementara Karen berusaha memisahkan mereka berdua. Namun, karena kebrutalan Letizia, Karen malah terbentur ke dinding, membuat wanita itu geram. Karen menendang perut Letizia hingga gadis itu menunduk, begitu mereka ingin melayangkan pukulan kembali, Letizia menendang heels Vanessa hingga terjatuh dan menyikut wajah Karen.

Mungkin karena Letizia terlalu lama di dalam toilet, sehingga Maria masuk ke kamar mandi dan memekik melihat nonanya dengan keadaan kacau. Maria langsung memanggil bodyguard Letizia yang berjaga di pintu dan membantu Letizia keluar dari sana, namun Letizia seakan belum puas memukuli Vanessa meronta-ronta hingga berteriak, mengumpat keras.

"Come on, Bitches!"

Letizia dibawa ke sebuah ruangan khusus dan diobati oleh Maria. Sudut bibir Letizia terluka karena Vanessa mencakarnya, rambut gadis itu berantakan karena dijambak oleh Vanessa. Napas Letizia memburu mengingat percakapan Vanessa tadi, ia kesal. Bisa-bisanya wanita itu hanya memanfaatkan Daddy-nya, ia tidak terima. Bahkan, Maria yang terus bertanya padanya saja ia abaikan.

Kret,

Letizia menoleh pada pintu, di mana Gabrielle menatap dirinya. Pria itu tidak masuk, hanya menatapnya. Kecewa, kesal, marah itulah yang dilihat Letizia di netra dingin Gabrielle. Tentu saja pria itu marah. Hari ini adalah hari besar Gabrielle yang gila kerja, tapi Letizia menghancurkannya. Gabrielle mengalihkan pandangan, beranjak pergi. Sontak Letizia berlari menghampiri pria itu. "Daddy, wanita itu hanya memanfaatkan uangmu!" Melihat Gabrielle seakan tidak peduli padanya, Letizia semakin kesal. "Dia tidak mencintaimu!"

Gabrielle berhenti melangkah, membuat Letizia ketar-ketir menahan takut, pria itu bisa melakukan apa saja padanya sekarang, bahkan lebih dari sekedar memukulkan ikat pinggangnya ke bokong Letizia. Gadis itu bergetar, memain-mainkan tangannya gelisah, memerhatikan Gabrielle yang berbalik menatap dingin dirinya. Benar-benar dingin, seakan Letizia telah terpisah jauh dari pria itu.

"Lalu apa hubungannya denganmu?"



#To be Continue...

Maapkeun karena lagi-lagi khilaf so sorry ini aku ngetik udah lama dan tabungan terakhir di Gabrielle's huhu soalnya gk enak kan gk ada update hari ini wkwk Author lagi sibuk buat materi seminar jangan lupa tinggalkan jejak bintang 🌟 untuk men-support cerita ini yaaa

180621 -Stylly Rybell-
Instagram @maulida_cy & @styllyrybell

Continue Reading

You'll Also Like

52K 170 6
Akan ku pastikan kau menjadi milkku
19K 2K 41
Sang panglima tempur dengan kemenangan selalu berada ditangannya, bak sang garuda mencengkeram mangsanya. Dikaruniai wajah nan elok, si panjang akal...
1.8M 118K 42
BUKU PERTAMA DARI TRILOGI OBSESSION. Adult romance 18+ (mengandung kata kata kasar dan beberapa adegan dewasa seperti killing scene dan kekerasan, ta...
1.7M 89.9K 39
Gale, dia yang tergila-gila pada Aeris. -Gale's Dark Side- Demi mencari tahu dalang pelecehan yang menyebabkan kematian sahabatnya. Aeris terpaksa ke...