My Brother

By HwangFitri_

251K 12K 1.6K

[š“ššš¦ššš­] Alvaro Addison, seorang pria yang memiliki sikap dingin dan semena-mena. Sikap dingin dan sikap... More

Alasan Papa Di Apartemen
Papa Yang Ingkar Janji
Deian Suka Ice Girl
Kepulangan Kakak Laki-laki Rexi
Tawaran Menginap Untuk Al
Ice Menerima Kehadiran Bellina
Rasa Tak Terima Rexi
Hari Pernikahan Berlangsung
Sebuah Fakta Mengejutkan
Hanya Sekadar Kakak?
Pengakuan Suka Rexi
Mama Bellina
Pemandangan Membakar Hati
Sebenarnya, Bagaimana Perasaan Lo?
Surat Peringatan
Definisi Cinta Bagi Rexi
Sebuah Penolakan
Tentang Masa Lalu
Tawaran Si Ketua OSIS
Ancaman Dari Ice
Jangan Bermain Di Depan Umum
Sebuah Flashback Menyakitkan
Nina Di Pihak Renata
Sang Penyelamat
Mengikuti Permainan Al
Masih Awet
Mungkin, Aku Bisa Bercinta Dengan Kamu
Kekesalan Ice Karena Rexi
Kebahagiaan Bersama Sedarah
Sumber Rasa Sakit
Lo Transparan Dimata Dia
Sudah Cukup Bentakannya!
Kupu-kupu Malam?
Sebuah Amarah?
Begitu Lamakah Sampai Ice lupa?
Queen Of Drama
Sebuah Kebenaran Siapa Ibu Rexi
Seberapa Jauh Kalian Tanpa Rexi
Hari Ulang Tahun Rexi
Sebuah Rekaman
Pekerjaan Untuk Rexi
Jangan Bahas Hal Yang Lalu
Amarah Ice Yang Memuncak
Teka-teki Masalah
Dia Anggara Dolken
Skenario Tuhan
Tawaran Balikan Sama Mantan
Rexi Itu Kehidupan Papa
Mine, Mine, Mine And Mine
Ogah Sama Barang Bekas!
Berada Ditiga Pria Terkenal
And Just Mine
Ancaman Rexi
Our Baby
Simbiosis Mutualisme
Rexi Itu Mainan Al saja
Hancurnya Rexi Alexa
Jarak Antara Bintang
Rexi Adalah Yang Kedua
Jari Tengah Buat Lo
Tak Akan Pernah Menerima!
Apakah Benar Di Jam Dua Nanti
Bar Erimary
Dia Penyebab Stres Rexi
A Liar Is Always A Liar
Cara Murahan Dan Rendahan
Kesempatan Lagi
Flashback (Kiara - Ice)
Keputusan Dari Barack
Buku Bertemu Dengan Ruas
Bagaimana Sifatnya Nanti?
Anggara Dolken, Lagi?!
Amarah Yang Sudah Terlihat
Jangan Lupa Kalau Ada Kamera
Ini Adalah Pekerjaan
Ngidam Apa Doyan?!
Taktik Kuno
Anggara Lebih Berengsek Dibanding Al
Let's Play Rough
Saya Bukan Pembunuh!
Bernostalgia Sewaktu SMP
One Night Stand
Kenapa Harus Anggara?!
Cara Ampuh Membangunkan Rexi
Lihat Praktek Secara Langsung
Buat Dia Jatuh Cinta!
Empat Mangsa Dalam Sekali Gerak
Tontonan Drama Komedi
Ketakutan Alvaro Addison
Al Suka Gosok Sabun
Restu Tiba-tiba
Al Yang Mengidam Kali Ini
Al Lebih Tajam Dari Elang
Kata Sayang Cuma Bullshit
Jadilah Lebih Licik
Buah Nafsu Berujung Petaka
Ngidam Mau Makan Jengkol
Perubahan Sikap Ice Pada Kiara
Permintaan Maaf Kiara
Say Goodbye, Bitch
Syarat Untuk Sebuah Clue
Rencana [Pernikahan]
Rencana 2 [Pernikahan]
Rencana 3 [Pernikahan]
Pernikahan Impian [End]
See You In Season 2

Boleh Mengambil Secara Paksa?

4.2K 158 9
By HwangFitri_

"Lo dari mana? Bahkan, sampai jam pulang. Lo enggak masuk kelas!" tanya Al tegas.

"Lo bisa buat enggak ngebentak, enggak?" tanya Rexi datar.

"Enggak bisa!" bentak Al.

"Lo dari mana?!" tanya Al lagi dengan keras.

"Cih!" Rexi mendecih sinis.

Perlahan Rexi membalikkan badannya dan berniat berjalan menjauhi Al, tetapi Al kembali menahannya dengan cara menarik pergelangan tangannya dengan begitu kasar.

"Apa-apaan, sih?!" tanya Rexi emosi.

Al tidak menggubris sikap protes Rexi. Dia malah lebih memilih untuk memaksa Rexi masuk mobilnya.

Rexi memberontak dengan keras dan berusaha untuk keluar dari dalam mobil Al, tetapi Al malah mengunci pintu mobilnya secara otomatis. Membuat Rexi tak dapat berkutik lagi.

Al menancap gas mobilnya dengan laju tinggi.

"Lo gila, Al!" teriak Rexi emosi dan pastinya tidak dipedulikan oleh Al.

Al melakukan mobilnya dengan cepat menuju apartemen keluarga mereka.

***

Al langsung berjalan masuk apartemen usai memarkirkan mobilnya di garasi apartemen.

Rexi menatap punggung Al dengan begitu nanar.

"Kenapa dia malah kelihatan beda banget?" tanya Rexi pelan.

"Kenapa kasar, Al?" tanya Rexi lagi dengan lemah.

Rexi perlahan menundukkan kepalanya dan kedua matanya bahkan mulai berkaca-kaca.

Seseorang tiba-tiba merangkul pundak Rexi dan hal itu berhasil membuat Rexi kaget bukan main.

Rexi mengangkat pandangannya untuk melihat, siapa yang baru saja merangkulnya secara tiba-tiba.

"Astaga! Deian!" pekik Rexi kesal karena ternyata pelakunya adalah Deian.

"Hehehe ... Hai!" sapa Deian sambil menyengir kuda.

"Ngapain lo datang ke sini?!" tanya Rexi dengan nada kesalnya karena dia masih kesal dengan Al yang membuatnya terkejut.

"Si Al minta gue ke sini buat temani dia main PS," jawab Deian.

"Jadi, gue datang ke sini deh," lanjut Deian.

"Dih ... Kurang kerjaan banget lo!" ledek Rexi.

"Biarin ajalah," kata Deian sambil terkekeh kecil.

"Ya udah deh. Masuk yuk," ajak Rexi.

"Hum ..." deham Deian.

Rexi dan Deian langsung melangkah kaki mereka untuk masuk ke apartemen.

Rexi dan Deian tersentak kaget karena Al yang terduduk di salah satu sofa yang ada di ruang tamu. Dia menatap Deian dan Rexi dengan tatapan tenangnya. Bahkan, amat terlihat sangat tenang.

"Udah baikan ternyata," kata Al santai saat melihat kedekatan Deian dan Rexi.

Rexi mengerutkan keningnya karena heran dengan ucapan Al.

"Ya, kan, kita berdua emang baikan. Emangnya, kapan gue sama Rexi enggak baikan?" tanya Deian.

"Iya enggak, Rex?" tanya Deian sambil melirik ke arah Rexi.

"I ... Iya ..." jawab Rexi sambil tersenyum kikuk.

Al tersenyum sinis melihat reaksi Rexi.

"Ah iya, Rex. Gue mau keluar dulu sama Rena. Mau jalan-jalan," kata Al tiba-tiba,.membuat Rexi dan Deian menatapnya dengan cepat.

"..."

Rexi bergeming sambil merasakan sesak pada dadanya karena permintaan Al.

"Diam berarti, iya," kata Al memutuskan saat melihat Rexi yang terdiam.

Al melirik ke arah Deian.

"Dei, jagain adik gue," kata Al.

"Siap deh!" balas Deian antusias.

"Gue bakalan jagain calon istri gue pastinya," lanjut Deian sambil berbisik pada telinga kanan Al.

Al tersenyum kecut saat mendengarkan penuturan dari Deian, lalu kemudian berjalan keluar apartemen meninggalkan Rexi dan Deian berdua.

***

Al kini duduk di kursi kemudi mobilnya. Kedua matanya menatap apartemen keluarganya dengan tatapan nanar.

Senyuman kecut itu kembali muncul pada bibirnya.

Ting!

Ting!

Ting!

Notifikasi pesan berkali-kali masuk ke dalam ponsel Al. Al melirik ke arah ponselnya untuk melihat, siapa yang sudah spam chat pada nomornya.

Message From Rexi Alexa :
Jangan pulang terlalu malam.

Message From Rexi Alexa :
Gue takut di apart tanpa lo.

Message From Rexi Alexa :
Cepat pulangnya, Al.

Al hanya membaca pesan Rexi dan tak ada sedikitpun niat untuk membalas pesan adik tirinya itu.

Sedangkan, di sisi lain.

Rexi menatap layar ponselnya dengan nanar karena dia melihat kalau Al hanya membaca pesannya tanpa ada balasan sedikitpun.

"Hah! Beneran dia jalan sama Renata?!" tanya Rexi di dalam hatinya tak percaya.

Rexi menundukkan kepalanya dengan sedih, tetapi dia kembali mengangkat pandangannya saat Deian tiba-tiba menyentuh pundaknya.

"Heh! Ngapain lo nunduk? Bengong kayak gitu pula," tanya Deian keheranan.

"Ah ... Enggak apa-apa, kok," jawab Rexi berbohong sambil tersenyum kecil.

"Ah ... Ya udah deh kalau gitu," gumam Deian sambil tersenyum kecil.

Deian menatap Rexi dengan pandangannya yang penuh rasa kagum pada wanita yang sudah berhasil merebut hatinya itu.

"Ah ... Akhirnya gue bisa berduaan sama Rexi!" batin Deian sambil tersenyum dengan begitu lebar.

***

Al berjalan memasuki apartemen keluarganya.

"Rexi! Lo di mana?!" teriak Al sambil mencari-cari keberadaan Rexi.

Seketika mata Al tertuju pada pintu kamar Rexi dan segera mengetuk pintu kamar Rexi

Tok! Tok! Tok!

Tak ada jawaban.

Tok! Tok! Tok!

Sekali lagi, tak ada jawaban dari sang pemilik kamar. Akhirnya Al lebih memilih untuk masuk saja ke kamar adik tirinya itu.

"Anjir ! Coba aja dari tadi gue tahu kalau nih pintu enggak dikunci. Dari tadi aja gue buka!" batin Alvaro kesal terhadap dirinya sendiri, lalu memasuki kamar Rexi dengan pelan

***

Di dalam kamar, terlihat Rexi yang sedang duduk menghadap jendela dengan balutan selimut di semua tubuhnya. Al yang kebingungan mendekati Rexi, lalu duduk di samping Rexi

"Rex, lo kenapa?" tanya Al ragu.

Rexi tidak megubris Al dan masih fokus menatap pemandangan di luar jendela kamarnya

"Tumben banget nih anak enggak cerewet. Enggak biasanya," batin Al kebingungan, lalu menyentuh pundak Rexi dari belakang.

Seketika Rexi menurunkan tangan Al dari pundaknya tanpa mengubah posisinya. Hal itu semakin membuat Al keheranan.

"Lo kenapa, sih, Rex?!" tanya Al yang sudah mulai kesal kepada Rexi.

"Mending lo keluar aja deh ..." kata Rexi lirih.

"Mood gue jadi tambah hancur kalau lo di sini," lanjut Rexi lagi dengan nada lirih dan masih dalam posisi yang sama dan membuat Al semakin kebingungan.

"Lo ken-"

"KELUAR, AL!" bentak Rexi usai memotong ucapan Al.

Al yang mendapat bentakan itu hanya tersenyum sinis.

"Ck! Gue peduli sama lo. Tapi, sikap lo malah enggak baik sama gue," ucap Al sinis, lalu mendecih.

BRAK!

Al menutup pintu kamar Rexi dengan begitu kasar, lalu masuk ke kamarnya yang berada di samping kamar Rexi.

Seketika rexi membalikkan tubuhnya, lalu membuang asal selimutnya dan mengunci pintu kamarnya.

Rexi berjalan memasuki kamar mandi pribadinya, lalu menyalakan shower.

Rexi berdiri tepat dibawah aliran shower yang membasahi tubuhnya

"Hiks ... Hiks ... Hiks ..."

Rexi menangis sambil mengadahkan mukanya ke atas hingga terkena aliran shower. Ia memegang rambutnya dan sesekali menjambak rambutnya sendiri.

***

Satu jam lebih sudah berlalu, Rexi berjalan keluar dari kamar mandinya, lalu berjalan menuju meja hiasnya.

Rexi memerhatikan wajahnya pada pantulan cermin dan sesekali mengelus pipinya.

Tes!

Tes!

Tes!

Tes!

Air mata Rexi kembali menetes untuk yang kesekian kalinya.

Rexi menunduk sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Tok! Tok! Tok!

Seseorang mengetuk pintu kamar Rexi.

"Siapa?" tanya rexi dengan nada suara yang terdengar sedikit serak.

"Gue, Ice!" jawab Ice sedikit berteriak dari luar kamar Rexi

"Kenapa?" tanya Rexi lagi.

"Lo lihat Al, enggak?" tanya Ice.

"..."

Bukannya menjawab pertanyaan sang kakak, Rexi malah bergeming di tempatnya dan tidak menjawab pertanyaan Ice sedikitpun. Mood-nya kembali hancur karena mendengar nama Al.

"Lo lihat enggak, sih, Rex?!" tanya ice kesal karena tak mendapatkan respon.

"Enggak!" jawab Rexi.

"Bilang daritadi kek!" ucap Ice dengan nada suara yang begitu kesal.

"..."

Rexi kembali terdiam dan tak menjawab ucapan Ice.

***

Pagi hari telah tiba.

Rexi berjalan santai di koridor sekolah, dia berjalan menuju kelasnya.

Seketika pandangan Rexi tertuju pada dua orang yang sedang bermesraan di koridor sekolahnya. Rexi langsung menundukkan kepalanya dan berjalan melewati dua orang itu.

***

Rexi memasuki kelasnya, lalu menyandarkan kepalanya di dinding

Perlahan Rexi menutup matanya sambil berusaha untuk mengatur napasnya.

Nina dan Kiara berjalan memasuki kelas dan duduk di kursi masing masing.

"Gila banget, sih, si Renata sama Al! Mesra-mesraan di koridor sekolah!" seru Nina tak habis pikir.

"Dan parahnya, mereka kissing lagi!" lanjut Kiara.

Seketika Rexi membuka matanya dan menatap Kiara dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.

"Mana pangku-pangkuan segala lagi," lanjut Kiara sambil menggelengkan kepalanya dengan pelan.

"Ho'oh! So sweet banget!" sambung Nina.

Kiara mengalihkan pandangannya untuk melirik ke arah Rexi yang sedari tadi hanya diam saja.

"Tumben lo enggak komentarin kita," ucap Kiara yang membuat Rexi heran.

Kiara memutar kedua bola matanya malas.

"Kan, biasanya lo komentar sama kita berdua," kata Kiara.

"Lo baru datang juga. Eh, langsung gosip saja," lanjut Kiara sambil menirukan gaya bicara Rexi.

"Enggak penting!" kata Rexi ketus, lalu kembali menyandarkan kepalanya pada tembok dan kembali memejamkan matanya.

Nina menatap Kiara dengan heran, begitupun dengan kiara yang menatap Nina seraya bertanya dengan menggunakan kode.

"Si rexi kenapa itu?" tanya Nina dengan menggunakan kode matanya.

Kiara mengangkat kedua pundaknya sebagai respon.

"Gue enggak tahu. Mungkin dia lagi ada masalah," jawab Kiara lewat kode matanya.

Seketika kode-kodean Kiara dan Nina buyar saat Renata memasuki kelas dengan wajah cerianya, lalu duduk disamping Nina.

"Yang udah ngapel mah beda! Bawaannya senang mulu!" seru Nina menyindir.

"Masih pagi. Tapi, langsung dapat morning kiss aja sama Doi!" lanjut Kiara.

"Iya dong!" jawab Renata sombong.

"Makanya, cari Doi cepat!" lanjut Renata berbangga diri, lalu melirik Rexi sekilas.

"Oh iya! Kan, si Kiara sama Jason. Nina sama Josh. Lo sama siapa, Rex?" tanya renata remeh kepada Rexi

Seketika Rexi membuka matanya sambil menatap Renata dengan santai.

"Tenang aja. Gue lagi mau on the way official sama Deian," jawab Rexi santai.

Seketika Nina, Kiara dan Renata kaget saat mendengar pernyataan Rexi yang begitu santai kepada mereka.

"L ... Lo serius, Rex?" tanya Renata speechless.

Rexi hanya berdeham dan menatap santai Renata.

"Sialan!" batin Renata sambil menatap kesal Rexi.

Rexi masih bersikap santai.

"Beneran, Rex?" tanya Nina yang masih tidak percaya.

"Sejauh apa yang pernah lo lakuin sama Deian?!" tanya Kiara heboh.

"Uhm ... Hubungan gue sama Deian belum cukup jauh jauh juga, sih," jawab Rexi.

"Deian biasanya ke rumah gue. Bawa makanan, Main bareng sama gue. Kadang juga kita tidur bareng," lanjut Rexi enteng sambil menatap ketiga temannya dengan santai.

"Ti ... Tidur bareng?!" tanya Renata shock, lalu dijawab anggukan kepala oleh Rexi.

"Heol! Daebak!" seru Kiara heboh.

"Tapi, lo enggak macam-macam, kan?" tanya nina dengan polosnya kepada Rexi.

"Enggak, kok. Kita cuma tidur bareng ..." jawab Rexi.

"Mungkin, cuma pelukan," lanjutnya, lalu menatap Renata yang terlihat speechless.

"Sialan si Deian! Enteng banget dia sama si Rexi! Tidur bareng pula!" seru Renata tak terima di dalam hatinya.

"Gue aja yang nyerahin tubuh gue ke dia secara cuma-cuma malah ditolak! Mana mentah-mentah lagi!" lanjutnya di dalam hati.

Renata mengepalkan tangannya dengan emosi.

"Rexi gila! Sejak kapan si Deian ngunjungi lo berkali kali?!" tanya Rexi di dalam hatinya.

"Iya, sih, pernah. Si Deian pernah jumpa sama gue. Itupun kita jumpa enggak sengaja!" serunya lagi di dalam hati.

"Dan sejak kapan gue tidur sama Deian?! Mana bilang peluk-pelukan lagi! Gila!" batin Rexi mencaci maki dirinya.

"Kayaknya pemikiran gue buat bohong terlalu ekstrim," lanjutnya dengan lemas di dalam hati.

"Gila, sih, si Rexi!" seru Nina.

"Gila abis!" seru Nina lagi karena tak percaya.

"Kalau lo, Ren. Udah sejauh mana hubungan lo sama si Al?" tanya Nina sambil menatap Renata.

"Ouh! Gue sama Al memang PDKT-nya lama, terus jadiannya baru kemarin," jawab Renata.

"Hubungan gue sama Al belum jauh-jauh amat. Belum jauh kalau belum merasakan nikmat dunia," lanjut Renata dengan nada sombongnya.

Rexi hanya menyimak.

"Nikmat dunia?" tanya kiara heran.

"Uhm ... Nikmat dunia," Renata membenarkan.

"Ketika gue sama Al perang ngeluarin banyak keringat," lanjutnya.

"Perang?" tanya Rexi heran.

"Hum ... Perang di atas ranjang buat ngelihat, siapa yang paling kuat dalam melakukan hal intim," jawab Renata sambil berbisik pada Nina, Rexi dan Kiara.

Seketika Rexi, Nina dan Kiara kaget saat mendengarkan maksud 'Perang' yang dikatakan oleh Renata.

"I ... Intim?!" tanya Nina kaget.

Renata hanya berdeham.

"Maaf nih ya. Gue enggak ada maksud buat ngenyakitin hati lo," kata Kiara tiba-tiba sambil menatap Renata.

"Tapi, yang lo omongin barusan kayak bilangin diri lo sendiri murahan," lanjut Kiara.

"Ck! Gue mah B aja. Asalkan gue ngelakuinnya sama Al," kata Renata.

"Kalaupun gue bunting. Al bakalan tanggung jawab sama bayi gue. Toh, Al ganteng! Pasti hasil gue sama Al bakalan ganteng atau cantik, kan?!" ucap Renata menyombongkan diri dan bangga.

"Kalau Deian yang minta tubuh lo. Apa yang bakalan lo lakuin?" tanya Rexi.

"Ya, tergantung," jawab Renata.

Rexi, Nina dan kiara bingung dengan jawaban Renata.

"Kalau anu-nya besar, pasti mantap," bisik Renata kepada Rexi, Nina dan Kiara

***

Jam menunjukkan waktu pukul dua belas siang yang artinya waktunya istirahat.

Kini semua siswa maupu siswi sedang berada di kantin.

Nina, Renata dan Kiara menikmati makanan mereka dengan begitu santai.

Entah ada angin apa, tiba-tiba saja Al menghampiri mereka bertiga

Al duduk di samping Nina.

"L ... Loh, Al?!" ucap Renata gugup

Al hanya tersenyum kecil.

"Tumbenan kalian cuma bertiga. Si Rexi mana?" tanya Al.

"Aelah si Al mah! Berani banget lo bahas cewek lain di depan ce--"

"Rexi lagi dikelas!" ucap Renata memotong ucapan Kiara.

"Enggak ke kantin. Bad mood katanya," lanjut Renata lagi.

Al hanya tersenyum lalu berdiri.

"Mau ke mana lo, Al?" tanya Nina kepada Al.

"Mau nyamperin Rexi," jawab Al.

"Al! Deian kayaknya nyariin lo tuh!" kata Renata sambil menunjuk ke arah Deain.

Al mengangguk lalu kemudian menghampiri Deian.

Al menepuk pundak Deian dan membuat Deian menoleh sambil menatapnya dengan sebelah alis yang terangkat.

"Kenapa lo nepuk-nepuk pundak gue?" tanya Deian.

"Loh! Bukannya lo nyariin gue?!" tanya Al kesal kepada Deian

"Ya kali gila!" seru Deian ogah.

"Enggak guna banget gue nyariin lo," lanjutnya lagi dengan santai sambil memutar kedua bola matanya malas

"Loh! Jadi, lo nyari siapa?!" tanya Al kesal kepada Deian.

"Rexi," jawab Deian santai sambil tersenyum tipis.

Al yang mendengarnya hanya bisa menggertakkan giginya dan mengeraskan rahangnya untuk menahan emosi.

"Kenapa lo nyariin dia?" tanya Al dingin kepada Deian.

"Buat ngehibur dia dari cowok brengsek di dunia ini," jawab Deian santai sambil mengeluarkan senyum meremehkan andalannya.

"Maksud lo?" tanya Al bingung.

Deian hanya tersenyum menyeringai, lalu menjawab.

"Boleh enggak, gue ngambil barang berharga lo secara paksa?" tanya Deian. Sedangkan Alvaro bergeming di tempatnya.

Continue Reading

You'll Also Like

6.1M 222K 40
WARNING : MATURE 21+, VULGAR, ROMANCE Annatasha Margaretha hanya ingin hidup dengan tenang di masa kuliahnya menjalani hari-hari kehidupan kuliah sep...
39.6K 797 10
Dari ketidaksengajaan berujung pada ketertarikan Alexander kepada Felicia. Perasaan benci Felicia perlahan runtuh dengan setiap kata-kata romantis ya...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

939K 51.1K 51
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
969K 93.8K 51
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...